Kemudian Patricia berkata, “Mama benar-benar nggak mau makan. Kamu makan saja sana. Mama ingin bersantai dulu sebentar setelah itu baru Mama akan pulang. Mama janji kalau Mama nggak akan terus bersedih. Masalah kecil seperti ini hanya akan membuat Mama sedih paling lama selama dua hari. Setelah itu, Mama akan baik-baik saja. Besok, Mama janji akan kembali menjadi Mama yang kamu kenal.”“Mama nggak akan rela untuk mati hanya karena laki-laki tua itu. Oh iya, kita sudah banyak mengobrol sejak tadi, jadi Mama mau dengar apa yang akan kamu lakukan untuk menghadapi Odelina yang sudah datang ke Cianter sekarang?”“Mempertahankan apa yang kupunya,” jawab Felicia singkat. Patricia sempat tertegun sejenak setelah mendengar perkataan putrinya lalu dia tersenyum seraya berkata, “Oke, kamu memang putri kandungku.”“Mama sempat menemui keponakan tertua Mama ketika Mama di Mambera. Pertemuan kami terasa sangat emosional. Karena dia terus menganggap kalau Mama yang sudah membunuh kedua orang tuanya
Presidensial Suit Blanche Hotel.Odelina dan Rika sedang duduk sambil mengobrol di ruang tamu kamar hotel, sedangkan Ricky sedang menuangkan air serta memotong buah untuk kedua perempuan itu. mereka semua tampak sangat akrab satu sama lain. “Kak Odelina, kenapa Kakak nggak menginap di rumahku saja? Rumahku cukup besar dan aku juga tinggal sendirian di sana. Aku tidak akan kesepian lagi kalau Kakak menginap di sana,” ujar Rika ramah. Odelina langsung menoleh lalu berkata sambil tersenyum, “Pak Riko, reporter akan mengabarkan kalau hubunganmu dan Pak Ricky sudah berakhir jika aku tinggal di rumahmu. Mereka pasti juga akan mengatakan kalau Pak Ricky terlalu percaya diri. Padahal Pak Riko menyukai perempuan, bukan laki-laki.”Rika langsung tersentak. Dia ingat kalau dirinya masih berpenampilan seperti laki-laki. Kalau sampai Odelina pindah ke rumahnya, pasti hal itu akan menimbulkan kesalahpahaman serta masalah baru bagi mereka semua. Lagi pula, Odelina baru saja datang ke Cianter dan b
Rika menatap tajam ke arah Ricky. Tatapan Rika langsung membuat Ricky salah tingkah. Dia sepertinya sadar kalau yang dikatakannya tentang masakan Rika salah. Ricky langsung menyentuh hidungnya canggung lalu berkata, “Masakanmu enak juga, kok.”Kemudian Odelina memberikan ruang untuk pasangan itu agar bisa saling mengobrol dengan lebih leluasa. Dia pun kembali ke dalam kamarnya lalu duduk di atas sofa. Namun, pintu kamarnya tiba-tiba saja ada yang mengetuk ketika dia belum sempat membalas pesan dari Daniel. “Siapa, ya?” tanya Odelina dari dalam kamar lalu berdiri dan berjalan untuk membuka pintu. Ternyata orang yang mengetuk pintu adalah pelayan hotel. Pelayan itu tampak tersenyum ketika Odelina membuka pintu kamarnya. “Apa benar Ibu adalah Bu Odelina? Seseorang memintaku untuk membawakan surat ini kepada Ibu,” ujar si pelayan itu sopan lalu menyerahkan selembar amplop kepada Odelina. Odelina dengan cepat mengambil amplop itu lalu berterima kasih kepada si pelayan dan menutup pintu
Tidak lama kemudian, Odelina sudah keluar dari parkiran bawah tanah sambil mengendarai mobil yang disiapkan untuk pengawalnya. Dia mengatur navigasi menuju tempat tujuannya ketika Daniel menelepon ponselnya. “Daniel, aku sedang keluar untuk membeli sesuatu. Aku juga sedang menyetir, jadi aku akan meneleponmu lagi nanti, ya,”Daniel mengangguk lalu berkata dari balik telepon, “Oke, hati-hati di jalan.”“Oke,” pungkas Odelina lalu menutup telepon dari Daniel. Odelina bukanlah seorang pengemudi yang suka mengebut seperti adiknya. Untung saja, mereka tinggal di daerah perkotaan dengan lalu lintas yang padat, jadi Olivia tidak bisa mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Karena Olivia pastinya akan sering mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi kalau saja mereka tinggal di daerah pinggiran kota yang lalu lintasnya cenderung sepi. Stefan pastinya tidak pernah melihat bagaimana Olivia ketika menyetir. Jika tidak, dia pasti tidak akan mengizinkan Olivia untuk mengendarai mobil a
“Bu Felicia, tolong hati-hati dan perhatikan keselamatanmu. Ibu harus menghubungi saya secepat mungkin kalau terjadi masalah,” ujar Vandi cemas. Felicia langsung tersenyum lalu berkata, “Aku juga tidak bisa mengandalkanmu dalam segala hal. Tenang saja, semuanya pasti akan baik-baik saja.”Felicia bisa melindungi dirinya sendiri, sekalipun dia menghadapi ancaman pembunuhan di depan matanya. Dia pastinya tidak akan bisa tumbuh seperti sekarang ini jika dia tidak memiliki kemampuan untuk melindungi dirinya sendiri. Bagaimanapun juga, dia sudah dianiaya sampai hampir mati oleh keluarga angkatnya. Jadi, ilmu melindungi diri adalah hal yang wajib dimilikinya. Felicia bergegas berangkat menuju tempat pertemuannya dengan Odelina setelah menutup panggilan teleponnya dengan Vandi. Odelina sudah menunggunya ketika Felicia tiba di tempat yang Felicia sudah tentukan sebelumnya. Namun, Odelina juga tidak turun dari dalam mobilnya. Dia menunggu kedatangan Felicia di dalam mobil dan langsung membuk
“Jadi, apa rencanamu sekarang? Mamaku tahu tentang kedatanganmu ke Cianter. Tapi, tenang saja, dia tidak akan melakukan apa pun padamu. Kira-kira adakah hal yang ingin kamu ketahui? Aku akan memberitahunya jika aku tahu. Tapi, aku juga nggak bisa berbuat apa-apa kalau aku nggak tahu tentang hal yang kamu tanyakan padaku,” ujar Felicia. Odelina menahan senyuman di wajahnya dan tampak serius selama beberapa saat lalu berkata, “Felicia, kita sudah beberapa kali bertemu dan aku merasa kalau kamu adalah orang yang sangat jujur dan lurus. Kamu juga teguh dengan prinsip yang kamu miliki. Tapi, bagaimanapun juga, kamu adalah anak ibumu. Kalian memiliki hubungan ibu dan anak, jadi kalian tidak bisa berdiri di kubu yang berbeda.”Senyuman di wajah Felicia perlahan menghilang lalu dia berkata, “Ya, aku adalah anak kandung ibuku. Aku memang mendapatkan banyak tekanan dengan berdiri di kubu yang berlawanan dengan ibuku. Aku harus memiliki keberanian yang sangat besar untuk melakukannya. Jadi, waja
Beberapa puluh tahun berlalu sudah, hukum mungkin tidak bisa membuat ibunya mendapatkan hukuman mati, tetapi setidaknya Felicia bisa mewariskan posisi kepala keluarga kepada keturunan tantenya.Setelah mendengar apa yang ibunya katakan tentang beberapa hal yang terjadi pada saat itu, Felicia menganggap ibunya sudah melakukan sesuatu yang sangat membahayakan. Tidak hanya haus akan kekuasaan, tetapi juga karena kebencian pribadi. Sekarang ibunya Felicia sudah berusia 70 tahun, sempat menikah dengan ayahnya selama puluhan tahun dan memiliki empat orang anak.“Ngomong panjang lebar juga nggak ada gunanya. Aku baal membuktikan dengan fakta kalau aku dan mamaku berbeda,” kata Felicia.“Kamu pas serius begitu keren banget, tapi tetap cantik. Kalau mama kamu lihat, dia pati bakal terintimidasi,” kata Odelina. “Sekarang keadaan di keluarga kamu gimana? Dengar-dengar papa kamu ketahuan selingkuh. Dua hari ini aku belum lihat muka papamu.”Odelina baru saja datang, tetapi dia juga sudah tahu apa
“Hubungan rumah tangga kalau sudah ada salah satu pihak yang selingkuh, pasti akan retak. Kalaupun nggak sampai bercerai, hidupnya bakal penuh dengan keributan. Jadi lebih baik cerai saja sekalian,” kata Odelina. “Waktu itu suamiku juga selingkuh dan melakukan KDRT. Sekarang dia sudah jadi mantan suamiku. Jangan berharap mereka bakal berubah. Bisa selingkuh sekali berarti pasti ada kedua kalinya. Toh cerai bukan berarti hidup kamu berakhir.”“Papaku nggak bakal cerai, aku yakin itu. Kalau cerai, dia nggak dapat apa-apa. Saudara-saudaranya juga nggak akan dapat apa-apa dari keluargaku lagi. Bisa saja semua yang mereka dapatkan dulu akan terbuang sia-sia.”Dengan kekejaman yang ibunya Felicia miliki, dia bisa saja melakukan itu.“Yang jelas dalam waktu dekat ini jangan harap keluargaku bisa hidup tenang. Aku merasa sebentar lagi bakal ada masalah besar yang datang.”Odelina tidak melanjutkan percakapan mereka lagi. Tantenya meminta dia untuk segera pergi ke Cianter untuk ekspansi bisnis.