“Jadi, apa rencanamu sekarang? Mamaku tahu tentang kedatanganmu ke Cianter. Tapi, tenang saja, dia tidak akan melakukan apa pun padamu. Kira-kira adakah hal yang ingin kamu ketahui? Aku akan memberitahunya jika aku tahu. Tapi, aku juga nggak bisa berbuat apa-apa kalau aku nggak tahu tentang hal yang kamu tanyakan padaku,” ujar Felicia. Odelina menahan senyuman di wajahnya dan tampak serius selama beberapa saat lalu berkata, “Felicia, kita sudah beberapa kali bertemu dan aku merasa kalau kamu adalah orang yang sangat jujur dan lurus. Kamu juga teguh dengan prinsip yang kamu miliki. Tapi, bagaimanapun juga, kamu adalah anak ibumu. Kalian memiliki hubungan ibu dan anak, jadi kalian tidak bisa berdiri di kubu yang berbeda.”Senyuman di wajah Felicia perlahan menghilang lalu dia berkata, “Ya, aku adalah anak kandung ibuku. Aku memang mendapatkan banyak tekanan dengan berdiri di kubu yang berlawanan dengan ibuku. Aku harus memiliki keberanian yang sangat besar untuk melakukannya. Jadi, waja
Beberapa puluh tahun berlalu sudah, hukum mungkin tidak bisa membuat ibunya mendapatkan hukuman mati, tetapi setidaknya Felicia bisa mewariskan posisi kepala keluarga kepada keturunan tantenya.Setelah mendengar apa yang ibunya katakan tentang beberapa hal yang terjadi pada saat itu, Felicia menganggap ibunya sudah melakukan sesuatu yang sangat membahayakan. Tidak hanya haus akan kekuasaan, tetapi juga karena kebencian pribadi. Sekarang ibunya Felicia sudah berusia 70 tahun, sempat menikah dengan ayahnya selama puluhan tahun dan memiliki empat orang anak.“Ngomong panjang lebar juga nggak ada gunanya. Aku baal membuktikan dengan fakta kalau aku dan mamaku berbeda,” kata Felicia.“Kamu pas serius begitu keren banget, tapi tetap cantik. Kalau mama kamu lihat, dia pati bakal terintimidasi,” kata Odelina. “Sekarang keadaan di keluarga kamu gimana? Dengar-dengar papa kamu ketahuan selingkuh. Dua hari ini aku belum lihat muka papamu.”Odelina baru saja datang, tetapi dia juga sudah tahu apa
“Hubungan rumah tangga kalau sudah ada salah satu pihak yang selingkuh, pasti akan retak. Kalaupun nggak sampai bercerai, hidupnya bakal penuh dengan keributan. Jadi lebih baik cerai saja sekalian,” kata Odelina. “Waktu itu suamiku juga selingkuh dan melakukan KDRT. Sekarang dia sudah jadi mantan suamiku. Jangan berharap mereka bakal berubah. Bisa selingkuh sekali berarti pasti ada kedua kalinya. Toh cerai bukan berarti hidup kamu berakhir.”“Papaku nggak bakal cerai, aku yakin itu. Kalau cerai, dia nggak dapat apa-apa. Saudara-saudaranya juga nggak akan dapat apa-apa dari keluargaku lagi. Bisa saja semua yang mereka dapatkan dulu akan terbuang sia-sia.”Dengan kekejaman yang ibunya Felicia miliki, dia bisa saja melakukan itu.“Yang jelas dalam waktu dekat ini jangan harap keluargaku bisa hidup tenang. Aku merasa sebentar lagi bakal ada masalah besar yang datang.”Odelina tidak melanjutkan percakapan mereka lagi. Tantenya meminta dia untuk segera pergi ke Cianter untuk ekspansi bisnis.
“Cuma pakai masker, kacamata hitam, sama ganti gaya rambut doang. Suruh yang lain buntuti Odelina. Bukan untuk memantau, tapi supaya mereka familier dengan sosoknya dia. Lain kali kalau dia pakai make-up pun, mereka bisa dengan segera mengenali yang mana orangnya. Setiap kali aku ngajak dia ketemuan, aku yang bertanggung jawab atas keselamatannya. Kalau sampai terjadi sesuatu sama Odelina, Olivia nggak akan mengampuni aku. Oh ya, kalau Odelina butuh bantuan selama dia di sini, kamu bantu dia secara diam-diam. Jangna sampai mamaku dan cowok yang bareng sama dia itu tahu.”Pria yan Felicia maksud itu tentu saja bukan ayahnya, tetapi asisten pribadi ibunya.“Siap, Non. Sekarang sudah larut malam, ayo pulang.”“Aku nggak mau pulang. Di rumah aku nggak merasakan adanya kehangatan keluarga sedikit pun, yang ada cuma orang-orang jahat.”Vandi tidak tahu bagaimana dia bisa menjawab ucapan Felicia. Dia sebagai asisten tidak berhak untuk ikut campur dengan urusan rumah tangga sang majikan. Dia t
“Lain kali kamu jangan begitu lagi, ya. Aku benar-benar nggak pernah ada niat untuk membenci kamu. Sama kayak waktu aku masih gendut dan jelek, kamu nggak pernah membenci aku sedikit pun.”“Kamu nggak jelek. Sedikit pun nggak. Bahkan dulu waktu kamu masih bulat pun nggak jelek. Justru kamu kelihatannya bawa hoki.”“Jelek, ya jelek. Aku waktu melihat diri sendiri di cermin saja jadi benci sama badan sendiri.”Cukup sekali saja Odelina membodohi diri sendiri, dia tidak akan mengulanginya untuk yang kedua kali. Kelak dia akan menyayangi tubuhnya sendiri dan tidak lagi makan terlalu banyak hingga berat badan menjadi tak terkendali. Sewaktu tubuhnya masih gemuk, kesehatan Odelina sangat mengkhawatirkan, dia mengidap penyakit perlemakan hati dan asam urat tinggi. Setelah berat badannya menurun, asam uratnya normal dan livernya juga membaik.“Odelina, kamu beliin Russel mainan dan baju baru, aku ada dibeliin apa?”“Kamu sudah punya semuanya. Russel kan masih kecil, tumbuhnya cepat. Setiap tah
“Iya, aku bakal rajin pergi rehabilitasi. Waktu kamu pulang nanti, mungkin aku sudah bisa jalan 2-3 meter. Oh ya, kamu berapa lama di sana?”Odelina terdiam sejenak, sebelum dia menjawab, “Ada kemungkinan sampai tahun baru.”“Lama banget. Russel gimana?”“Ada Olivia yang jagain dia. Kalau dia kangen, mungkin akhir pekan aku bakal pulang sebentar untuk menemani dia. Tapi kalau nggak ada waktu, mungkin aku minta tolong Stefan untuk ajak dia datang ke sini.”Ke depannya Odelina akan makin sibuk. Untuk sementara waktu mungkin dia tidak punya banyak waktu untuk menemani Russel.“Sejak Russel lahir, dia sudah sering dijagain sama Olivia, jadi dia sudah terbiasa. Sekarang juga nggak terlalu lama sampai tahun baru, nggak terasa sebentar lagi pasti lewat.”“Tapi aku yang kangen sama kamu!”Russel hanyalah pembuka, tetapi yang sebenarnya ingin Daniel katakan adalah bahwa dia sangat merindukan Odelina. Daniel bisa gila kalau harus menunggu selama itu. Berbicara melalui telepon dan video call tida
Keesokan harinya sudah hari Minggu. Russel yang sedang menikmati hari libur sudah bangun pagi-pagi sekali. Bangun-bangun dia langsung mengetuk pintu kamar Olivia, dan yang membukakan pintu adalah Stefan.“Om Stefan, Tante Olivia sudah bangun? Aku mau main sama Tante.”Stefan menarik napas dalam-dalam, mengingatkan dirinya sendiri untuk tidak marah kepada anak kecil. Dia berkata, “Russel, sekarang baru jam berapa kamu sudah bangun. Kenapa nggak tidur lagi saja sebentar? Biasanya kalau mau berangkat sekolah, dibangunin nggak bangun-bangun. Giliran nggak sekolah malah pagi-pagi sudah melek.”“Aku nggak bisa tidur lagi, Om Stefan. Nggak ada yang mau menemani aku main, jadi aku ngajak Tante Olivia.”Sekarang Russel menginap di vila pribadi milik Stefan yang berada di daerah perkotaan, bukan di Vila Permai. Di Vila Permai ada anak-anak lain yang bisa menemani Russel bermain, sehingga dia tidak perlu mengganggu Olivia.“Tante Olivia masih tidur, kamu main sama Om saja, ya. Kamu mau main apa?”
“Baguslah kalau begitu. Aku sudah di depan rumah kamu. Tadi aku lihat pelayan rumah kamu buka pintu, ada yang mau aku omongin,” kata Yose dan langsung mengakhiri panggilan.Russel mendongak menatap Stefan dan bertanya, “Om, ada apa?”“Ada orang yang sama kayak kamu. Pagi-pagi sudah datang.”Entah apa lagi yang terjadi, apa mungkin ada perubahan terkait pernikahan Jonas dan Amelia, lalu Yose ingin meminta Stefan untuk membantu dia mengobrol dengan para tamu? masalahnya Stefan tidak bisa, yang jago untuk itu adalah Olivia.Tak lama Yose pun membawa masuk mobil yang bisa digunakan oleh adiknya itu dan memarkirkannya di halaman depan. Yose bahkan belum turun dari mobil, pintu belakang sudah terbuka dan seseorang bertubuh kecil melompat keluar dan berlari ke arah Stefan.“Russel, Russel, aku datang.”Soso bertubuh kecil itu Liam rupanya.“Liam!” sahut Russel, dia langsung melepaskan tangannya dari Stefan dan berlari ke arah Liam. Mereka berdua langsung berpelukan seperti orang dewasa yang s
“Saya sudah tahu dari penjaga keamanan tadi.”Devina kembali berkata, “Sepertinya, Bu Katarina itu bukan orang biasa. Tapi, saya juga tidak tahu dia berasal dari mana. Bahkan dia tidak mau menjawab ketika Bu Amelia menanyakan dari perusahaan mana dan dari daerah mana dia berasal.”“Bu Amelia curiga kalau perempuan itu adalah saingan cinta Bu Olivia. Jadi, Bu Olivia harus mempersiapkan hati dan mental Ibu sebaik mungkin.”Olivia langsung kehilangan senyumannya lalu berkata, “Kenapa kalian semua berpikir kalau ada perempuan muda yang mencariku pastinya adalah saingan cintaku? Lagi pula, kenapa Amelia mengizinkan perempuan itu masuk kalau memang perempuan itu adalah saingan cintaku?”“Bu Amelia juga tidak tahu siapa dia. Pokoknya, Bu Olivia harus waspada karena perempuan itu sangat mencurigakan.”Stefan Adhitama adalah laki-laki yang luar biasa, jadi wajar saja kalau ada banyak saingan cinta Olivia yang muncul dari waktu ke waktu. Bahkan Olivia pernah mengatakan kalau dia kemungkinan masi
Namun, Daniel tidak segan untuk menggigit siapa pun yang menginjak ekornya. Mereka pastinya tidak akan melakukan hal buruk seperti itu jika mereka masih memiliki akal sehat. Semua orang yang melihat Daniel langsung menyapanya dengan sopan. Pegawai kantin juga sudah menyiapkan makanan untuk Daniel dan sudah menghidangkannya di atas meja. Kemudian Daniel duduk bersama beberapa petinggi perusahaan untuk makan bersama. Mereka makan sambil terus mengobrol dengan sangat akrab tanpa ada rasa canggung seakan mereka menganggap Daniel adalah teman mereka dan bukan bos mereka. Mereka tidak membicarakan pekerjaan di luar jam bekerja. Mereka terbiasa mengobrol tentang hal-hal konyol layaknya teman. Daniel sering mengatakan kalau mereka harus lebih bersantai setelah selesai bekerja agar tidak stres. Di saat yang bersamaan, Stefan sedang makan bersama istri tercintanya di Mambera Hotel. Mereka memutuskan untuk beristirahat di presidensial suit yang berada di lantai atas hotel setelah selesai makan
Si sekretaris mengangguk lalu kembali berkata, “Saya hanya ingin bilang kalau ada orang yang biasanya mengenakan pakaian kerja biasa lalu tiba-tiba dia mengubah penampilannya dengan mengenakan pakaian kasual yang sangat cantik. Apa yang dilakukannya pasti untuk menarik perhatian seseorang.”“Entah dia sedang jatuh cinta atau karena alasan lainnya. Tapi, perempuan terkenal senang menyenangkan diri mereka sendiri.”Daniel langsung menoleh ke arah sekretarisnya lalu berkata, “Kamu cukup mengerti tentang perempuan, ya.”“Pak Daniel, saya adalah ayah dari dua anak. Laki-laki yang sudah berkeluarga pastinya memahami perempuan. Pak Daniel bisa belajar dari saya jika ingin menyenangkan hati Bu Odelina.”“Andai saja, saya tahu sejak lama kalau kamu sangat memahami perempuan, pastinya saya sudah berhasil mendapatkan perempuan itu,” ujar Daniel bercanda. “Saya memang tidak terlalu mengerti hati perempuan. Tapi, saya tahu kalau dengan mencintai perempuan itu adalah hal yang lebih dari cukup untuk
Daniel bisa menyukai dan jatuh cinta kepada Odelina pasti karena mereka sering bertemu dan berkomunikasi satu sama lain. Daniel bukanlah laki-laki yang bisa jatuh cinta pada pandangan pertama. Daniel adalah laki-laki yang bisa jatuh cinta seiring berjalannya waktu. Raisa yakin, kalau dirinya pasti jauh lebih baik dari Odelina selama dia diberikan waktu yang cukup. Dia akan membuat Daniel melihat keunggulannya dan memilihnya. Waktu makan sudah tiba ketika mereka selesai membicarakan bisnis. Raisa langsung berinisiatif untuk mengajak Daniel makan malam bersama. Namun, Daniel menolaknya dengan berkata, “Saya belum bisa bergerak dengan leluasa. Saya tidak akan makan di luar dengan siapa pun, kecuali dengan orang-orang terdekat. Saya juga lebih suka makan di kantin perusahaan.”“Oke, saya akan mentraktir Pak Daniel setelah Pak Daniel pulih sepenuhnya.”Raisa tidak bisa memaksakan keinginannya kepada Daniel. Dia takut, sikap agresifnya justru akan membuat Daniel membencinya. Dia juga taku
Raisa selalu merasa senang dan santai setiap kali minum kopi ketika suaminya masih hidup. Namun sekarang, dia harus minum kopi agar bisa tetap segar ketika bekerja. Daniel meminta sekretarisnya untuk menyiapkan kopi bagi Raisa dengan berkata, “Siapkan kopi untuk Bu Raisa saja dan segelas air hangat untuk saya. Saya sudah minum kopi di kantornya Stefan.”Daniel terbiasa minum kopi di pagi hari. Dia jarang sekali minum kopi di sore hari karena dia takut tidak bisa tidur ketika malam hari dan akan membuat matanya kelelahan. “Pak Daniel pergi ke Adhitama Group tadi?” tanya Raisa dengan senyuman lembut di wajahnya. “Ya, ada urusan mendesak, makanya saya pergi ke sana untuk mendiskusikannya dengan Pak Stefan,” jawab Daniel seadanya. Raisa memutuskan untuk tidak menanyakan hal itu lebih lanjut setelah mendengar jawaban Daniel yang seakan tidak ingin membicarakannya secara detail. Semua masyarakat kelas atas Mambera mengetahui kalau Stefan, Daniel dan Reiki adalah sahabat yang sangat dekat
Raisa mengambil alih posisi berdiri sekretaris Daniel dan mulai mendorong kursi roda Daniel menuju ruang CEO. Kedua sekretaris mereka mengikuti dari belakang dalam diam. “Bu Raisa, saya bisa melakukannya sendiri,” ujar Daniel yang menolak Raisa untuk mendorong kursi rodanya karena kursi roda yang digunakannya sekarang adalah kursi roda otomatis. Raisa langsung tersenyum seraya berkata, “Saya tidak mendorongnya, kok. Pak Daniel yang menggerakkannya sendiri.”Raisa sengaja tidak mengenakan pakaian kerjanya seperti biasa. Dia memilih untuk mengenakan pakaian kasual dan tidak menyanggul rambutnya. Dia membiarkan rambutnya tergerai dan mengenakan perhiasan yang biasa dia kenakan ketika suaminya masih hidup. Ditambah lagi, dengan riasan wajah yang membuatnya semakin cantik dan awet muda seakan dia masih berusia 20 tahun. Semua orang pastinya tidak akan menyangka kalau Raisa adalah seorang janda berusia 30 tahunan dan memiliki putra berusia 9 tahun. Bahkan putranya memuji Raisa ketika dia
“Sudah, jangan terlalu banyak berpikir. Hujan dan badai yang kalian berdua harus hadapi, jauh lebih banyak daripada pasangan lainnya. Kalian selalu bisa melihat pelangi setelah badai. Kak Odelina sedang sangat sibuk sekarang. Dia benar-benar tertekan dengan perusahaan barunya. Kamu juga tahu itu, kan?”“Walaupun dia pernah bekerja cukup baik sebelum menikah, tapi dia adalah ibu rumah tangga setelah menikah. Dia menarik diri dari dunia sosial selama bertahun-tahun. Sampai akhirnya, dia berhasil mendirikan usahanya sendiri, tapi itu juga belum lama. Sekarang, dia harus membuka perusahaan baru yang dibangun secara khusus untuk menyaingi Gatara Group.”“Pengalamannya masih belum cukup dan dia berada dalam tekanan yang cukup besar. Selain itu, penerus Gatara Group juga bukan orang biasa yang tidak bisa apa-apa. Mereka berdua sama-sama sedang berjuang keras. Dia mengatakan tidak ingin terburu-buru untuk meresmikan pernikahan kalian pasti karena dia ingin fokus untuk mengurus perusahaan barun
Selain itu, ketiga kakaknya juga akan membantunya mengurus perusahaan, jadi Daniel bisa memulihkan tubuh dan mengejar calon istrinya dengan lebih leluasa. “Oke, kita bicarakan lagi nanti malam,” pungkas Odelina lalu menutup panggilan teleponnya yang telah mempersilakan sekretarisnya masuk.Sekretaris mengetuk pintu ruangannya untuk memberitahu kalau ada seorang klien yang datang. Odelina sendiri yang akan menerima dan menemui semua kliennya saat ini agar dia bisa segera mendapatkan kontrak kerja sama dari berbagai klien. Dia ingin agar perusahaannya memiliki pekerjaan yang bisa mereka kerjakan setelah libur tahun baru. Daniel melepaskan ponsel dari telinganya setelah Odelina mengakhiri panggilan mereka. Namun, wajah Daniel tampak kosong sambil terus memegangi ponselnya. Stefan sedang menikmati kopi sambil menatap sahabatnya itu sampai akhirnya tatapan mereka saling beradu. “Kenapa kamu menatapku begitu?” tanya Daniel sambil meletakkan ponselnya. “Kamu mikirin apa, sih? Pikiranmu pa
“Proses pembuatan surat nikah nggak lama, kok. Kita bisa melakukannya setelah kamu pulang,” ujar Daniel yang bersikeras untuk mendapatkan surat nikah terlebih dahulu. Odelina pasti akan lebih tenang setelah mereka resmi menikah karena tidak akan lagi ada perempuan di luar sana yang berpikiran untuk bisa merebut Daniel dari sisinya. “Daniel, kita bicarakan masalah ini nanti saja kalau aku ada waktu kosong. Sekarang, lebih baik kita pertimbangkan dulu semuanya baik-baik.”“Kita nggak bisa bertindak impulsif karena pernikahan adalah hal besar di dalam hidup kita. Terlebih lagi, aku adalah seorang janda, jadi aku harus ekstra hati-hati dalam menghadapi pernikahan keduaku nantinya.”Daniel langsung berpikir kalau Odelina mungkin terlalu sibuk atau mungkin karena mimpi itu telah mengubah pikiran Odelina sampai ingin menunda peresmian hubungan mereka. Sebenarnya, apa yang dikatakan Odelina sudah cukup jelas, kegagalan pernikahannya terus membayangi keputusannya untuk menikah kembali. Kerag