Russel mengangguk seakan dia mengerti apa yang dikatakan Olivia. Padahal dia sama sekali tidak mengerti apa yang tantenya itu katakan kepadanya tentang Liam. Tidak lama kemudian, mobil yang mereka tumpangi berhenti di depan toko baru milik Odelina. Stefan dengan cepat membuka pintu mobil lalu keluar dari dalam mobil sambil menggendong Russel di dalam pelukannya. Russel bergegas berlari menghampiri Daniel setelah Stefan menurunkannya. Daniel menoleh ke arah Russel yang berlari ke arahnya dengan wajah cemas seraya berseru, “Russel, jangan lari cepat-cepat!”Sebenarnya, dia ingin segera menghampiri Russel dan memeluk anak laki-laki itu. Namun, dia tidak bisa berlari dan hanya bisa mendorong kursi rodanya untuk menghampiri Russel. “Om Daniel!” seru Russel yang berhasil menghampiri Daniel sebelum laki-laki itu sempat mendorong jauh kursi rodanya. Russel sebenarnya ingin memanjat ke dalam pangkuan Daniel, tapi dia langsung mengurungkan niatnya setelah tersadar kalau kaki Daniel belum sem
Daniel langsung memeluk laki-laki kecil itu seraya berkata, “Rasa sakitku sudah nggak separah dulu. Aku hanya merasa sakit ketika berjalan. Lagi pula, Russel cuma duduk dengan tenang dan nggak banyak bergerak di atas pangkuanku.”“Kalau ada yang sakit bilang saja dan nggak usah menahannya,” balas Odelina khawatir lalu menurunkan Russel dari pangkuan Daniel sambil menyapa Olivia dan suaminya. “Kak,” ujar Olivia lalu memeluk kakaknya. “Kita baru beberapa hari nggak bertemu, tapi kenapa sekarang kamu kelihatan berbeda?” tanya Odelina setelah Olivia melepaskan pelukannya. “Memang apanya yang berbeda? Kayaknya nggak ada, deh,” ujar Olivia bingung. “Ma, aku lapar,” ujar Russel tiba-tiba merengek kepada ibunya. Olivia dengan cepat menggendong keponakannya lalu berkata, “Kak, Pak Daniel, kita makan saja sekarang, yuk.”“Oke,” jawab mereka.Kemudian Stefan bergegas berjalan ke belakang Daniel untuk mendorong Daniel menuju mobil diikuti oleh segerombolan pengawal di belakang mereka. “Giman
Olivia mengantar kakaknya sampai ke mobil dan tidak lupa memperingatkan kakaknya untuk berhati-hati yang dibalas oleh Odelina dengan berkata, “Aku yang seharusnya mengatakan itu padamu. Kamu menyetir sangat cepat, jadi kusarankan agar kamu mendengarkan Stefan untuk menggunakan sopir pribadi.”Odelina lebih tua beberapa tahun dari Olivia, jadi dia memiliki sifat yang lebih dewasa dan stabil. Dia menyetir dengan mantap dan penuh perhitungan. Namun, Olivia terkadang suka melajukan mobilnya dengan sangat cepat. Dia sangat menikmati sensasi naiknya adrenalin ketika mobilnya melaju dengan kencang. “Aku suka menyetir sendiri,” ujar Olivia yang dibalas dengan senyuman oleh Odelina. Kedua saudara perempuan itu berpisah di sekolah dan kembali ke toko mereka masing-masing. Pintu toko sudah terbuka ketika Olivia tiba karena Junia sudah datang sejak tadi dan sedang membersihkan rak buku dengan kemoceng. Para siswa sudah masuk kembali ke dalam sekolah yang membuat suasana di dalam toko menjadi sep
“Olivia, kamu nggak perlu memedulikan perkataan orang-orang selama Stefan dan keluarganya nggak mempermasalahkan ini. Lagi pula, kamu belum hamil sampai sekarang belum tentu karena masalahnya ada di kamu, bisa saja masalahnya ada di Stefan. Kamu sendiri yang bilang kan kalau Stefan yang menolak untuk memeriksa kesuburan kalian,” ujar Junia marah. Junia percaya kalau tidak ada masalah dengan kesuburan Olivia. Namun, dia tidak bisa menahan amarahnya ketika mendengar orang-orang terus menyebut sahabatnya sebagai ayam betina yang tidak bisa bertelur. Kenapa mereka tidak menyalahkan Stefan juga dalam masalah ini? Hal ini sungguh tidak adil! Kenapa semua orang menyalahkan pihak perempuan ketika mereka tidak bisa hamil dalam waktu yang cukup lama setelah menikah?“Dulu aku peduli dengan omongan orang-orang, tapi sekarang aku sudah nggak peduli lagi. Mungkin karena aku sudah terlalu banyak mendengar cemoohan itu sampai rasanya sudah mati rasa,” balas Olivia yang memiliki cara pandang yang kas
“Orang itu langsung diambil dan dijadikan simpanan oleh Stella setelah laki-laki itu sempat mengantar makanan untuknya. Kayaknya dia juga sadar kalau laki-laki itu memiliki perawakan seperti Stefan. Kemudian Stella mendandani laki-laki itu dan membelikannya pakaian mahal. Selain itu, dia juga mengatur pengawal dan mobil mewah untuk digunakan laki-laki itu. Kayaknya dia benar-benar suka sama Stefan sampai berusaha membuat Stefan kedua,” jelas Junia. Siapa pun yang mengenal Stefan dan melihat punggung laki-laki itu pastinya akan berpikir kalau laki-laki itu adalah Stefan. Karena mereka terlihat sangat mirip jika dilihat dari belakang. Olivia sempat terdiam selama beberapa saat lalu berkata, “Dia tetap bukan Stefan, sekalipun punggungnya mirip suamiku. Aku tidak peduli Stella ingin memelihara siapa pun, selama orang itu bukan Stefan. Semua itu nggak ada hubungannya denganku sama sekali.”“Tapi, dia terus saja memosting foto-fotonya bersama laki-laki itu dari belakang di media sosialnya.
Junia langsung terkekeh setelah melihat perilaku sahabatnya itu. Mereka berdua adalah pasangan yang saling mencintai satu sama lain. Entah apa yang akan terjadi pada mereka berdua kalau sampai tidak ada cinta di antara mereka berdua. Olivia sempat berdehem sebelum akhirnya dia menerima panggilan Stefan seraya berbisik, “Sayang!”Tangan Stefan langsung gemetaran ketika mendengar suara berbisik Olivia. Ponsel di tangannya sampai hampir jatuh dibuatnya. Dia sempat berpikir kalau dirinya sudah salah menelepon nomor ponsel sampai dia menjauhkan ponselnya untuk memeriksa nomor yang sedang dia telepon saat ini memang benar adalah istrinya sendiri. Stefan bergegas mengembalikan ponselnya ke telinganya lalu berkata dengan nada curiga, “Kesalahan apa yang sudah kamu lakukan? Apa kamu takut aku akan mengetahuinya? Kamu mengatakan hal-hal buruk tentangku di belakangku, ya?”“Bukan begitu! Aku tuh kangen sama kamu, makanya aku memanggilmu mesra begitu. Lagi pula, memangnya kenapa kalau aku memang
Junia berpikir kalau Olivia bukanlah keponakan kandung dari Yuna. Jadi, Olivia berusaha menjelaskan kepada sahabatnya itu dengan berkata, “Aku adalah keponakan kandung Tante Yuna. Tapi, aku baru mengetahui tentang sejarah sebuah keluarga yang menjadikan keturunan perempuan mereka sebagai pewaris dan kepala keluarga di Kota Cianter. Kepala keluarga sebelumnya dari keluarga itu dibunuh oleh adik perempuannya. Bahkan semua anggota keluarganya meninggal dalam keadaan tragis yang dianggap sebagai sebuah kecelakaan.”“Saat itu, kepala keluarga itu memiliki 2 orang anak perempuan. Namun, kedua anak itu hilang puluhan tahun yang lalu. Sampai sekarang, keberadaan mereka tidak pernah diketahui. Nama keluarga itu adalah keluarga Gatara dan nama keluarga asli ibuku adalah Gatara. Stefan curiga kalau keluarga itu memiliki hubungan dengan ibuku.”“Ya ampun, masalah ini sungguh berbelit-belit,” ujar Junia sambil membelalakkan matanya. Dia menganggap nasib dari ibu sahabatnya ini sungguh tragis. Kala
“Junia juga mengatakan hal yang sama,” ujar Olivia bijak sambil tersenyum. “Oh iya, apa Tante Yuna ada di rumah?” tanya Olivia mengubah topik pembicaraan mereka lalu masuk ke dalam rumah sambil membawa tas oleh-oleh bersama Amelia. “Mama ada di rumah, kok.” Jawab Amelia. Kemudian Amelia mendekat ke arah Olivia lalu berbisik, ”Mamaku sudah agak tenang sekarang, tapi dia masih sulit menerima kalau aku sudah bersama dengan Jonas. Olivia, kamu tolong bantu aku untuk mengatakan hal-hal bagus tentang Jonas di depan Mama, ya.”“Mama tuh nggak pernah mau mendengarkanku bagaimana pun aku memuji Jonas di depannya. Tapi, berbeda sama kamu dan Kak Odelina. Mama masih akan mendengarkan apa pun yang kamu dan Kak Odelina katakan.”Olivia langsung mengangguk setuju lalu bertanya, “Oh iya, tadi kamu bilang Tante Yuna sudah mulai tenang, kan? Memangnya apa yang terjadi?” “Nanti akan aku ceritakan semuanya sama kamu empat mata saja. Tapi, kamu harus janji untuk merahasiakannya. Bahkan, Junia juga ngg