“Ternyata begitu.”Ibunya Rika tersenyum sembari berkata, “Ricky, kamu juga nggak boleh menyalahkan kedua orang tua kamu yang bersikap begitu. Tante juga sering kejar Riko dan adiknya, tapi mereka nggak mau dengar. Percuma juga Tante kejarin terus, paling Tante ngomel saja. Mungkin karena kami suka ngomel, Riko jadi jarang pulang.”“Kalau Ronald nggak perlu diomelin. Dia ada banyak teman perempuan, tapi nggak ada kekasih yang benar. Yang namanya anak semuanya merupakan tanggung jawab besar kami.”“Ma, bukannya bilang tunggu aku pulang buat sarapan? Aku nggak makan apa-apa dan langsung pulang,” kata Rika memotong ucapan ibunya.“Iya, ayo sarapan dulu. Kalian berdua bukannya mau naik kuda? Ricky, di sekitar peternakan keluarga Arahan ada sebuah tempat pemandian air panas. Setelah main kuda kalian bakalan keringatan sekali, boleh sekalian mandi air hangat setelah itu.”Rika terdiam mendengar ucapan ibunya. Kenapa tidak sekalian bilang pada Ricky kalau dia seorang perempuan?Ricky terkekeh
Rika kembali bertanya, “Kalian hanya boleh mengejar cinta dari calon istri yang sudah dipilih oleh nenek kalian saja, kan? Nggak ada yang boleh ganti pasangan?”“Iya, hanya boleh mengejar orang yang menjadi pilihan nenekku,” jawab Ricky.Keramahan kedua orang tua Rika mendadak berkurang drastis. Ketika Rika bertanya pada Ricky, dia sengaja melirik reaksi kedua orang tuanya. Melihat sikap orang tuanya yang mendadak dingin, membuat Rika menghentikan aksinya dan tidak bertanya lagi.Dengan tidak rela ibunya Rika bertanya, “Ricky, kamu dan saudara kamu semuanya orang penting dan merupakan orang unggulan. Kenapa urusan pernikahan harus diserahkan pada nenekmu?”“Anak muda sekarang memiliki kebebasan mengejar cinta mereka dan pernikahan mereka sendiri. Sudah nggak seperti zaman dulu yang mendengar perintah orang tuanya. Sebagai orang tua juga nggak boleh memaksakan kehendak mereka pada anak-anak, hanya perlu memberikan sedikit saran saja,” ujar ayahnya Rika.“Orang tua kalian nggak bersuara,
Rosalina jauh membuat orang lain iri dibandingkan Olivia karena perempuan itu tidak bisa melihat. Ditambah Calvin merupakan anak pertama dari putra kedua keluarga Adhitama. Pemuda itu sangat unggul di berbagai bidang. Ada banyak sekali ibu-ibu yang tertarik pada lelaki itu untuk dijadikan calon menantu. Akan tetapi Calvin justru jatuh hati pada Rosalina yang tidak bisa melihat.Kedua orang tuanya merasa cepat atau lambat Ricky akan menjadi menantu keluarga lain. Sikapnya tidak berubah, tetapi pada faktanya keramahannya sedikit berkurang. Ricky merasakan hal itu, tetapi dia tidak mengambil hati.Biarkan mereka kecewa sehingga bisa merasakan adanya harapan dan mendapatkan kejutan. Ricky yakin kalau keluarga Arahan tidak akan menyangka kalau calon istri pilihan neneknya adalah Rika.“Ricky, siapa gadis pilihan nenekmu untuk kamu? Kamu bilang kamu kabur ke sini untuk menghindari perjodohannya. Apakah kamu nggak suka dengan pilihan nenekmu?” tanya ibunya Rika ingin tahu.Kalau begitu, setel
Ricky terkekeh dan berkata, “Aku juga belum bantu mencarikan jodoh untuk Pak Riko, nggak perlu berterima kasih.”Pemuda itu menatap Rika dan berkata dengan nada jenaka, “Pak Riko harus semangat, kalau menikah nanti harus mengundangku!”Rika meliriknya dan berkata, “Kalau ada hari itu, aku pasti akan mengundangmu.” Dia sudah berencana untuk tidak menikah selamanya.Setelah selesai sarapan, ibunya meminta para pelayan membereskan bekal untuk dibawa oleh Rika dan Ricky. Meski harapan untuk menjadikan Ricky sebagai menantu mereka sangat kecil, ibunya Rika tetap meminta putrinya untuk berkuda bersama dengan lelaki itu. Lebih baik berolahraga dibandingkan mengurung diri di rumah.Rika berkata dengan nada pasrah, “Ma, aku nggak pernah seharian berdiam di rumah. Aku libur hanya satu hari selama seminggu.”Terkadang di hari libur dia juga harus menghadiri acara atau makan bersama. Bahkan waktu istirahat saja tidak ada. Tidak mudah menjadi seorang penerus. Sesungguhnya ayahnya yang masih berpera
“Kak, semakin kamu menghindari Ricky, semakin mudah terbongkar.”Kalimat tersebut diucapkan oleh Ronald dengan sangat kecil sekali. Dia tahu apa yang dihindari oleh kakaknya dari Ricky, dia pasti khawatir kalau lelaki itu tahu bahwa dia adalah seorang perempuan.“Kira-kira siapa pilihan istri yang diberikan untuk Ricky.”Mereka sudah menanyakan pertanyaan tersebut, tetapi Ricky tetap tidak menjawab siapa calon istri pilihan neneknya untuk dia.Ronald tertawa dan dengan raut tidak tertarik berkata, “Terserah siapa orangnya, yang penting nggak ada hubungannya dengan kita. Dia orang Mambera, Neneknya pasti pilih gadis dari Mambera. Meski bukan orang kaya, aku yakin pasti tetap berasal dari Kota Mambera.”“Istri dari cucu pertama dan calon istri cucu kedua semuanya dari Mambera,” ujar Ronald sambil menatap kakaknya penuh arti. Rika mengerti dengan tatapan tersebut yang mengatakan bahwa calon Ricky sudah pasti bukan dia dan tidak perlu curiga.Rika biasanya tidak akan menghindar dan curiga
Ricky menaiki punggung sebuah kuda besar dan tinggi. Ketika kedua kakak adik tersebut menghampirinya, Ricky tersenyum dan berkata, “Ayo, kita balap kuda.”“Kita datang ke sini memang untuk balap kuda,” ujar Ronald.“Pak Riko, kita semua mendengar bahwa kalian berdua sangat unggul di berbagai hal. Hari ini aku mau memintamu untuk mengajariku berkuda. Selain itu tolong Pak Ronald mengalah padaku, aku sudah sangat lama nggak pernah berkuda dan takut kalah dengan kalian.”“Pak Ricky adalah tamu kehormatan kami, tentu saja aku akan mengalah satu menit,” ujar Ronald.Ricky menatap Rika dan dibalas oleh perempuan itu, “Aku juga sudah lama nggak pernah berkuda. Kalau mengalah, kamu pasti akan menang. Kita berlomba dengan adil saja.”“Ok.”Ronald menaiki kudanya dan diam di tempat, sedangkan Ricky dan Rika sudah menunggangi kuda mereka berlari mengelilingi lapangan. Melihat itu Ronald hanya terdiam saja. Kenapa dia harus menjawab begitu cepat? Sekarang kedua orang itu sudah berada cukup jauh da
Ronald langsung menepuk pundak Ricky sambil berkata, “Pak, jangan sampai kakakku dengar kalimat itu. Kalau nggak, dia akan marah besar padamu! Biasanya dia nggak cerewet dan hanya mengomeli aku yang jadi adiknya saja.”“Kakakku nggak terlihat seperti perempuan sama sekali,” lanjut Ronald lagi.Ricky terkekeh dan berkata, “Kakakmu hanya perhatian denganmu.”Rika memang tidak terlihat seperti perempuan. Jika terlihat sedikit saja sikap seperti perempuan, Ricky sudah pasti akan langsung bergerak. Sekarang dia ingin bergerak, tetapi ketika menatap Rika, hati Ronald tidak bisa ikut tergerak. Dia merasa dirinya tengah mengejar seorang lelaki. Perempuan itu menoleh dan mata mereka berdua bertemu.Ricky tersenyum dan membuat kedua bola mata Rika menggelap seketika kemudian membuang pandangannya. Ronald menyadari jika Ricky terus menatap kakaknya sehingga dia menyenggol lelaki itu sembari berkata dengan nada jenaka,“Pak Ricky, jangan-jangan kamu seperti para perempuan itu yang menyukai kakakku
“Pak Ricky, kamu boleh tunjukkan foto calon istrimu padaku?” tanya Ronald.“Nggak boleh, bagaimana kalau kamu yang tertarik? Bukannya aku justru menambah saingan buatku?”Ronald terdiam mendengar itu.“Setelah aku berhasil mengejarnya and menikah, aku pasti akan mengundang kamu. Kalau sampai saat itu tiba, kamu akan tahu sendiri siapa orangnya.”Jika Ricky berhasil menikahi Rika, maka Ronald akan menjadi adik iparnya. Tentu saja lelaki itu akan hadir dalam acara pernikahan mereka. Karena Ricky sudah berkata seperti itu, Ronald tidak enak hati untuk memaksanya lagi. Dia hanya tersenyum dan berkata,“Kamu harus mengundangku waktu menikah nanti. Kalau bisa, aku juga mau jadi pengiring pengantinnya Pak Ricky biar bisa kebagian jodoh baik. Siapa tahu selanjutnya aku yang menikah. Kalau nggak, orang tuaku pikir nggak ada yang mau sama aku.” Ricky tersenyum dan tidak menjawab. Dia harus mencari tahu dulu apakah adik iparnya bisa jadi pengiring pengantin pria baru memberikan jawaban pada pemu