Share

Pria Lain

last update Last Updated: 2025-02-11 16:30:48

Setelah mendapat izin dari Raynar, Arunika siap-siap untuk kembali bekerja sebagai pelayan kerja paruh waktu di sebuah kafe.

Arunika lega karena ternyata Raynar tidak menghalanginya untuk tetap bekerja. 

Sebelum menikah dengan Raynar, Arunika telah melakukan banyak pekerjaan paruh waktu untuk membiayai pengobatan ibunya.

Dia belum bisa memiliki pekerjaan tetap karena dirinya baru lulus kuliah, dia tidak memiliki pengalaman kerja yang sesuai dengan jurusannya. Lagi pula keinginannya sebagai pengacara juga sulit untuk ditempuh.

Sekarang, meskipun ia telah menikah dengan Raynar dan biaya pengobatan ibunya telah ditanggung Raynar, tetapi masa depan tidak ada yang tahu. Memikirkan itu, Arunika tahu bahwa dia harus tetap memiliki penghasilan sendiri.

Selain itu, Arunika juga menyukai pekerjaan paruh waktu di sini karena dia menyukai kopi.

Teman-teman Arunika di kafe tidak ada yang tahu kalau dia baru saja menikah, sehingga Arunika tetap bekerja seperti biasa dengan tenang. 

“Ini untuk meja sebelas,” kata salah satu barista di sana saat meletakkan secangkir latte di nampan.

“Baik.” Arunika membawa secangkir latte ke meja pelanggan.

“Selamat menikmati.” Arunika bersikap ramah seperti biasa saat menyajikan pesanan. Tak lupa kata ajaib itu diucapkannya agar pelanggan senang.

Saat sedang fokus bekerja, Clara–sahabat baik Arunika datang berkunjung.

Arunika senang melihat kedatangan Clara. Dia mengangkat tangan sebagai isyarat agar Clara menunggunya lebih dulu selagi dia menyelesaikan pekerjaannya.

Saat jam istirahat, Arunika memanfaatkan kesempatan itu untuk menemui Clara yang sudah duduk di salah satu meja.

“Tidak kusangka kamu ke sini.” Arunika sangat senang. Dia duduk berhadapan dengan Clara.

“Kupikir kamu tidak akan bekerja setelah menikah, tidak tahunya tetap saja masih bekerja,” ujar Clara seraya menatap pada Arunika.

Arunika meletakkan telunjuk di bibirnya, sebagai isyarat agar Clara tidak bisa terlalu keras, apalagi jika membahas soal pernikahannya.

“Ada apa? Apa teman-temanmu di sini tidak tahu soal pernikahanmu?” tanya Clara dengan dahi berkerut halus, keheranan.

Clara memang tahu soal pernikahan Arunika, karena sebelumnya sahabatnya itu meminta pendapatnya di tengah kebingungan akan permasalahan biaya pengobatan ibu Arunika.

“Mereka tidak tahu, jadi memang lebih baik tak tahu,” balas Arunika dengan suara lirih.

Clara langsung mengangguk-angguk mengerti.

“Jadi, bagaimana dengan pernikahan kalian? Apa pria itu benar seperti yang orang-orang rumorkan? Seperti yang kamu ceritakan kemarin?” tanya Clara penasaran.

Clara sebenarnya juga tidak setuju kalau Arunika menikah dengan pria tua bangka, tetapi karena sahabatnya itu sangat butuh biaya berobat sang ibu, membuat Clara hanya bisa memberikan nasihat yang terbaik.

Arunika bingung harus menjawab apa. Haruskah dia jujur pada sahabatnya itu? Tetapi, salah satu niatnya menikah juga demi menjaga rahasia Raynar, mungkin lebih baik biarkan saja.

“Pernikahan kami berjalan lancar. Semua baik-baik saja, kamu tenang saja,” ucap Arunika menjelaskan dengan senyum kecil di wajah.

Clara mengernyit pada Arunika, dia tak yakin Arunika berkata jujur, tetapi Clara menghormati jawaban yang Arunika katakan.

Kemudian, mereka membahas soal kelanjutan pendidikan Arunika. Clara tahu kalau sahabatnya itu memiliki keinginan besar di balik tekadnya kuliah mengambil jurusan hukum.

“Apa kamu masih ada niat untuk melanjutkan ke pendidikan khusus mengingat kamu sekarang sudah menikah?” tanya Clara memastikan.

Arunika terkesiap, dia tidak yakin. Saat Arunika ingin menjawab, terdengar suara lonceng dari pintu masuk kafe.

Arunika dan Clara menoleh bersamaan untuk melihat pelanggan yang datang.

Arunika terkejut saat melihat Nathan, seniornya di kampus juga pria yang pernah dia kagumi semasa masih kuliah, datang ke kafe ini.

Pria bertubuh tegap tinggi dengan hidung mancung itu menoleh ke arah Arunika. Dia juga terkejut melihat Arunika di sana.

“Aru.” Nathan berjalan menghampiri Arunika.

Clara melihat Arunika terlihat gugup. Dia tersenyum lalu berkata, “Tidak menyangka ya, ketemu Nathan di sini.”

Clara sengaja menggoda sahabatnya itu karena tahu betul bagaimana perasaan Arunika pada seorang Nathan saat kuliah dulu. Pria tampan yang menjadi idaman gadis di kampus mereka.

Arunika mengalihkan pandangan dari Nathan pada Clara, belum juga dia membalas perkataan Clara, ternyata Nathan sudah sampai di meja itu.

“Kamu bekerja di sini?” tanya Nathan ketika sudah berdiri di samping meja Arunika dan Clara.

“I-iya,” jawab Arunika agak canggung, bahkan senyumnya tampak dipaksakan.

Nathan tersenyum lembut. Dia lalu menoleh pada Clara dan menyapa wanita itu.

Clara tiba-tiba menengok pada arloji di pergelangan tangan, lalu dia mendadak meraih tas dan berdiri dengan cepat.

“Kamu mau ke mana?” tanya Arunika terkejut.

“Aku lupa, aku sebenarnya ada urusan lain. Aku pergi dulu, ya.” Clara melambai kecil pada Arunika, dia sempat mengangguk pada Nathan sebelum akhirnya pergi.

Arunika panik. Dia jadi salah tingkah karena Clara tiba-tiba meninggalkannya berdua dengan Nathan.

“Kak Nathan mau pesan apa?” tanya Arunika langsung berdiri, mengingat dirinya adalah seorang pelayan di sana.

Senyum kecil masih menghiasi wajah tampan Nathan. Dia memandang Arunika yang berdiri ingin melayaninya.

“Kamu mau pergi juga?” tanya Nathan.

“Ah … tidak juga. Hanya saja aku harus melayani Kak Nathan, ‘kan?” Arunika ragu-ragu saat berbicara.

Pria itu tersenyum manis, lalu meminta Arunika untuk duduk bersamanya.

Arunika benar-benar canggung. Dia menatap Nathan yang sudah duduk di kursi yang tadi diduduki Clara.

Namun, Arunika merasa tak punya alasan untuk mengabaikan Nathan, apalagi pria itu selalu baik padanya ketika di kampus. Terlebih bertemu kembali dengan Nathan setelah sekian lama.

Dia akhirnya ikut duduk bersama pria itu.

“Tidak kusangka bertemu denganmu di sini. Aku baru tahu kamu bekerja di sini,” ujar Nathan.

Arunika mengangguk-angguk kecil. Saat dirinya mau bertanya kenapa Nathan bisa di sana, tiba-tiba terdengar suara lonceng lagi yang membuat Arunika menoleh.

Namun, kali ini Arunika terkejut berkali lipat saat melihat seseorang yang baru saja memasuki kafe.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Adeena
yg datang Ray kah makin seru ini Aru di datangi dua pria beda status...
goodnovel comment avatar
eva nindia
pastii suami.a tuhh yg dtng
goodnovel comment avatar
Wida
raynar kah yg dtng
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Di Antara Dua Pria

    Raynar memandang keluar saat mobil yang ditumpanginya berhenti di bahu jalan.“Ini tempatnya, Tuan.” Sopir menoleh pada Raynar yang duduk di kursi belakang.Pandangan Raynar masih tertuju pada tempat yang dikatakan sopirnya. Tadi pagi, saat Arunika meminta izin untuk pergi bekerja, dia penasaran, apa yang Arunika kerjakan sebelum wanita itu menikah dengannya? Karena itulah membuat Raynar berada di sini.Raynar turun dari mobil. Dia berjalan masuk kafe untuk mencari Arunika. Saat baru saja menginjakkan kaki di dalam, pandangan pria itu langsung tertuju pada sosok Arunika yang sedang duduk dengan seorang pria.Satu sudut alis Raynar tertarik ke atas. Tak lama kemudian, ia melihat Arunika yang terkejut saat melihatnya, bahkan istrinya itu langsung berdiri dengan cepat.Tetapi, yang menarik perhatiannya adalah sosok pria yang bersama Arunika. Pria itu ikut berdiri menatap dirinya dan Arunika secara bergantian.Siapa pria ini? Jika pelanggan, untuk apa Arunika duduk berdua dengannya?Ray

    Last Updated : 2025-02-11
  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Bertemu Keluarga Raynar

    Kelopak mata Arunika berkedip beberapa kali. Haruskah Arunika tenang begitu saja setelah mendapat jawaban dari Raynar?“Semoga saja itu benar,” gumam Arunika.Saat Arunika kembali menoleh, dia terkesiap melihat Raynar masih menatapnya. Apa pria itu mendengar apa yang dia gumamkan?Namun, kali ini Arunika bisa merasakan pandangan Raynar yang hangat kepadanya. Lantas, Arunika tersenyum kecil, lalu mengalihkan pandangan dengan pelan ke arah jalanan. Raynar masih menatap Arunika, sekali lagi senyum kecil bertahta di bibirnya.Setelah beberapa saat, mereka sampai di rumah keluarga Raynar. Arunika memandang rumah besar itu saat mereka sudah turun dari mobil. Jantungnya mendadak berdegup cepat, tampak jelas kegugupan tersirat di wajahnya. Seperti apakah sikap keluarga Raynar?“Ayo!”Tiba-tiba Arunika merasakan tangannya digenggam oleh sebuah tangan besar yang hangat. Arunika langsung menoleh. Dia menatap tangan yang digenggam Raynar lalu beralih menatap Raynar yang hanya menatap lurus ke

    Last Updated : 2025-02-11
  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Keluarga Yang Tidak Akur

    Raynar melihat sikap paman dan bibinya terhadap Arunika. Ekspresi wajah pria itu menggelap. Dia lantas menggandeng tangan Arunika dan mengajak istrinya itu duduk. Memberi isyarat agar Arunika mengabaikan paman dan bibi yang memang sejak dulu tidak menyukai Raynar.Melihat sikap Raynar. Stella–sepupu Raynar, menatap tak senang pada Arunika.Bukankah Raynar tidak menyukai wanita, lalu kenapa pria itu menikah dan malah terlihat perhatian pada wanita yang dibawanya itu? Stella menggenggam erat sendok yang dipegangnya.Perasaan marah bercokol di hatinya.“Karena kalian sudah datang, kita bisa mulai makan siangnya,” ucap Nenek Galuh.Saat para pelayan selesai menyiapkan makan siang dan semua orang siap untuk menyantap makanan. Mendadak, sebuah suara merdu terdengar di sana, “Kukira kamu tidak pernah akan menikah.”Suara Stella membuat tatapan semua orang tertuju pada wanita itu.Arunika langsung bisa menangkap maksud Stella. Sejak awal, Arunika menyadari tatapan mata wanita muda yang mungk

    Last Updated : 2025-02-13
  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Anak Haram?

    Raynar sedang menengadah dan memejam ketika sinar matahari senja menyinari wajahnya. Sinar matahari membuat wajah tampan Raynar terlihat semakin bersinar. Raynar sedang berada di samping rumah, berdiri di tepi kolam renang dengan kedua tangan dia masukkan ke dalam saku celana. Beberapa menit yang lalu, dia baru selesai menerima panggilan dari asisten pribadinya, tetapi dia tidak langsung kembali ke dalam rumah. Raynar ingin menenangkan dirinya lebih dulu sebelum kembali ke dalam rumah. Namun, perhatiannya tertarik ketika dia sayup-sayup mendengar suara sepupunya. Dengan perlahan Raynar mendekat ke arah dapur. Kedua alis Raynar terangkat melihat istrinya berani membalas ucapan Stella. Senyum tipis terukir di wajahnya. Dia akui Arunika sangat pemberani, bahkan sejak pertama kali mereka bertemu, wanita itu tak memperlihatkan rasa takut sama sekali. “Wanita miskin sepertimu tidak layak masuk ke keluarga kami! Sudah bisa ditebak tujuanmu mau menikah dengan Raynar yang jelas-jelas tidak

    Last Updated : 2025-02-18
  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Disuruh Menggoda

    Arunika terus mengayunkan langkah mengikuti Raynar. Dia terkesan pada pria itu yang mau membelanya padahal Stella adalah saudara Raynar. Pasti itu karena Stella tadi bicara hal tidak mengenakkan, sehingga Raynar lebih memilih melindunginya, ‘kan? Ya, pasti begitu. Lagi pula Raynar juga selalu begini. Tampak begitu baik saat ada orang di sekitar mereka, tetapi begitu dingin ketika hanya berdua. Arunika harus bersabar dengan sikap suaminya ini. “Apa kita langsung pulang?” tanya Arunika. “Kita temui Nenek,” jawab Raynar tanpa menoleh pada Arunika yang berjalan di sampingnya. Tangan mereka saling bergandengan. Arunika memandang tangannya yang digenggam Raynar. Dia tidak berniat melepas genggaman itu. Meskipun tidak tahu apa maksud Raynar menggenggamnya, tetapi mungkin Raynar hanya ingin menunjukkan pada semua orang di rumah itu kalau mereka pasangan serasi. Mereka sampai di depan pintu kamar Nenek Galuh. Raynar mengetuk lebih dulu sebelum mengajak Arunika masuk. “Kemarilah!” Nenek

    Last Updated : 2025-02-19
  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Hinaan di Keluarga

    Raynar dan Arunika meninggalkan kamar Nenek Galuh, tetapi baru beberapa melangkah saat Laras memblokir jalan mereka di Lorong.Tatapan Laras tidak menyenangkan, merendahkan Raynar dan Arunika. "Kalian mau pulang?" tanyanya dengan nada tidak bersahabat."Ya," jawab Raynar, suaranya datar, namun genggamannya pada tangan Arunika menguat."Kita perlu bicara." Laras berbalik, langkahnya terayun menuju ruang keluarga, mengisyaratkan bahwa ini bukan sekadar percakapan biasa.Raynar dan Arunika mengikuti dalam diam.Di ruang keluarga, Hendry dan Laras telah menunggu, duduk dengan postur yang menegaskan kekuasaan, sorot mata mereka dingin dan angkuh."Apa yang ingin kalian bicarakan?" tanya Raynar, nada suaranya tanpa basa-basi.Raynar mungkin terdengar tidak sopan, tetapi itulah cara dia bersikap pada keluarga yang tak pernah menghargainya."Kami tidak tahu soal pernikahanmu," kata Hendry, nada suaranya menyiratkan ketidaksenangan. "Seolah kami bukan bagian dari keluarga ini."Hendry tidak pe

    Last Updated : 2025-02-25
  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Belum Jera

    Saat malam hari. Arunika sudah memakai piyamanya dan bersiap tidur saat melihat Raynar keluar dari kamar ganti.Arunika melihat Raynar berjalan menuju pintu.“Kamu mau ke mana?” tanya Arunika memberanikan diri.Raynar menghentikan langkah sebelum mencapai pintu. Dia membalikkan badan pelan lalu memandang Arunika.Raynar melihat istrinya itu berdiri di sisi ranjang. Belum juga Raynar menjawab, Arunika sudah kembali berbicara.“Kamu mau ke ruang kerja?” tanya Arunika lagi ragu-ragu karena Raynar hanya diam.Apa Raynar akan menganggap Arunika cerewet karena banyak bertanya? “Tidurlah dulu.” Hanya kalimat itu yang keluar dari bibi Raynar.Setelah mengatakan itu, Raynar pergi meninggalkan Arunika di kamar.Arunika menggelembungkan kedua pipi seraya memainkan telunjuknya. Raynar meninggalkannya lagi di kamar, seperti saat di hotel waktu itu.“Apa dia menghindariku agar tidak tidur bersamaan?” Pikiran itu melintas di kepala Arunika.“Kalau dia terus menghindar, bagaimana caranya aku menggod

    Last Updated : 2025-02-26
  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Kedatangan Membuat Panik

    Jantung Arunika seakan berhenti berdetak. Tubuhnya membeku, menatap lekat pada pria yang kini menahan bobot tubuhnya agar tak menimpanya.“Kamu baik-baik saja? Sepertinya aku sangat mengejutkanmu, hm?” Suara itu, suara yang pernah mengisi hari-harinya di masa lalu.“Kak Nathan.” Hanya itu yang mampu terucap dari bibir Arunika.Dengan sigap, Arunika menegakkan tubuh, menciptakan jarak. Gerakan itu membuat tangan Nathan yang tadi bertengger di pinggangnya, kini menggantung di udara.Senyum Nathan mengembang. Namun, ada yang berbeda. Ada sesuatu yang tak terbaca di balik tatapan matanya. “Iya, aku kaget karena tiba-tiba Kak Nathan sudah di sampingku,” jelas Arunika gugup. “Aku tidak mendengar suara lonceng pintunya.”Senyum Nathan tak luntur. “Kamu terlalu fokus sampai tidak mendengar loncengnya.”Arunika mengangguk-angguk, kikuk. Pipinya merona, bukan hanya karena insiden tadi, tetapi juga karena beberapa pasang mata pelanggan kini tertuju padanya.Lagi-lagi dia membuat kegaduhan.Rasa

    Last Updated : 2025-02-27

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Hari Pertama Bekerja

    Arunika baru saja sampai di perusahaan Raynar. Dia berdiri memandang bangunan tinggi itu dengan seulas senyum di wajahnya.“Semangat, Aru!” Arunika mengepalkan tangan di udara, menyemangati dirinya demi masa depannya.Arunika pergi melapor ke HRD. Setelah mendapat briefing, Arunika diantar melapor ke departemen hukum.“Pak Nichole tidak suka pekerja yang lamban atau suka datang terlambat, jadi usahakan kamu datang tepat waktu. Paling tidak sebelum beliau datang,” ucap kepala HRD saat berjalan di koridor bersama Arunika.“Baik, Bu.” Arunika mengangguk seraya terus mengikuti langkah kepala HRD.Mereka sampai di depan ruang salah satu pengacara di perusahaan itu. Arunika melihat beberapa staff yang bekerja di departemen itu memperhatikan dirinya.Seolah kedatangannya ke sana membuat aneh, sampai semua pandangan tertuju padanya.“Ayo!” ajak kepala HRD setelah membuka pintu ruang pengacara.Arunika mengangguk. Dia masuk bersama kepala HRD.“Pak Nichole.” Kepala HRD itu menyapa seraya berja

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Terpesona

    Arunika kepayahan memapah Raynar sampai akhirnya mereka sampai di kamar.Dengan hati-hati Arunika berusaha membaringkan Raynar dengan tidak membangunkan pria itu lalu membenarkan posisi tidurnya. Kelopak mata Raynar sudah terpejam, napasnya teratur, tetapi Raynar tidak benar-benar terlelap.Saat akan melepas tangan Raynar yang merangkul lehernya, Arunika terhuyung karena kedua kakinya tidak berpijak dengan benar.Akibatnya, Arunika ikut terjatuh ke ranjang dengan posisi Raynar yang ada di bawahnya.Wajah mereka sangat dekat. Tanpa sadar, Arunika menyentuh dada pria itu untuk menahan dirinya agar tubuh bagian atasnya tak bersentuhan dengan Raynar.Sejenak Arunika terpaku mengamati wajah tampan Raynar yang tenang dalam lelapnya. Bulu mata yang lentik, alis tebal yang tegas. Suaminya memang begitu tampan.Dengan perlahan, satu jari Arunika terangkat untuk menyentuh hidung bangir Raynar.Namun, lenguhan pelan terdengar dari bibir Raynar.Arunika tersentak, buru-buru menegakkan tubuhnya.‘

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Muncul Tepat Waktu

    Raynar kembali meletakkan cangkir setelah menyesap sedikit cairan hitam buatan Sindy, lalu kembali fokus pada berkas-berkas di hadapannya.Namun, baru beberapa menit, dia mulai menguap berulang kali. Raynar menggelengkan kepala, berusaha mengusir rasa kantuk yang tiba-tiba menyerang.Raynar melirik jam di atas meja kerjanya. Malam memang sudah larut jadi wajar dirinya sudah mengantuk.Dia menutup berkas-berkasnya dan memutuskan untuk melanjutkan pekerjaannya besok. Dia bangkit dari kursi dan menguap lagi. Namun, saat berdiri, tubuhnya terasa lemas. Dia terhuyung, dan harus berpegangan pada meja agar tak jatuh.Dari celah pintu ruang kerja yang tak tertutup rapat, Sindy masih ada di sana dan mengintip. Senyum licik mengembang di wajahnya. Dia senang karena rencananya berhasil.Dia bersiap melangkah masuk untuk melancarkan aksi keduanya."Sedang apa kamu di situ?!"Suara keras itu membuat Sindy tersentak. Dia menoleh dan wajahnya langsung memucat.Itu Arunika!"Apa yang kamu lakukan di

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Rencana Jahat

    Sindy duduk di tepi ranjang kamarnya, menatap lekat-lekat pil kecil di tangannya.Dia mendapatkan obat itu dari apotek siang tadi, setelah pertemuannya dengan Stella.Pikirannya bekerja keras menyusun rencana untuk menyingkirkan Arunika.Kesepakatan dengan Stella terngiang di telinganya. Sindy akan mendapatkan jaminan hidup layak jika dia berhasil membuat Arunika pergi dari kehidupan Raynar.“Wanita itu memang gila,” gumam Sindy menyeringai sambil masih memerhatikan obat di tangannya, “tapi, apa boleh buat? Aku yang menawarkan kerjasama dan dia telah sepakat.”Sindy sadar, Raynar tak akan pernah memandangnya, tak peduli seberapa besar pun perasaannya terhadap Raynar.Karena itu, dia rela Raynar bersama Stella, daripada bersama Arunika. Setidaknya, Stella sepadan dengan Raynar.“Kalau rencanaku berhasil, setidaknya aku tidak perlu lagi melihat wanita miskin itu menjadi nyonya di rumah ini.” Senyum sinis masih terukir di wajahnya. Ia segera menyembunyikan pil itu di saku kemejanya, dan

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Provokasi

    “Apa yang akan saya sampaikan pasti bermanfaat untuk Anda. Jadi, silakan duduk.”Stella mendengus, merasa direndahkan. Berani-beraninya pelayan ini menyuruh Stella menemuinya!Namun, rasa penasarannya mengalahkan harga dirinya. Sindy menyinggung soal Raynar, dan itu membuatnya tertarik.“Tidak usah berbasa-basi. Apa yang ingin kau katakan?” tanya Stella setelah menjatuhkan diri di kursi hadapan Sindy, melipat tangan di depan dada dan menatap Sindy tajam.“Saya tahu Anda pasti tidak suka Tuan Raynar menikah, ‘kan? Saya ke sini untuk membantu Anda,” jawab Sindy seraya mengamati reaksi Stella.Mata Stella menyipit curiga. Apa maksudnya ini? Namun, Stella menunggu Sindy melanjutkan ucapannya.“Apa yang ingin saya bahas ini juga demi keuntungan Anda. Memangnya Anda sudi Tuan Raynar dimiliki wanita kampung itu?”“Katakan saja langsung!” perintah Stella tak sabar.Sindy mulai menceritakan semua yang ia ketahui tentang Arunika, nyonya baru di mansion Raynar. Ia melebih-lebihkan cerita tentang

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Mudah Sekali?

    Raynar dan Erik memasuki lift, hanya mereka berdua di sana.Para staf lain memilih menunggu, tak berani berbagi lift dengan sang CEO yang terkenal dingin.“Anda jadi menyampaikan soal lowongan itu pada Nona Arunika?” tanya Erik, memecah keheningan. Ia melirik Raynar yang berdiri satu langkah di depannya.“Hm.” Hanya gumaman singkat yang keluar dari bibir Raynar.Erik mengangguk-angguk, mencoba menutupi rasa penasarannya. Kenapa Raynar tiba-tiba peduli soal pekerjaan Arunika?“Sebenarnya apa yang membuat Anda ingin Nona Arunika masuk perusahaan?” tanya Erik penasaran.Sebagai asisten pribadi dan orang kepercayaan Raynar, Erik tahu banyak tentang kehidupan atasannya, termasuk pernikahan atasannya dengan Arunika. Ia juga tahu sedikit banyak tentang latar belakang Arunika.Erik mengamati Raynar menunggu jawaban. Namun, Raynar tetap diam, membuat Erik jadi semakin penasaran.Arunika berdiri di depan gedung pencakar langit. MH Group. Bangunan itu menjulang tinggi, jauh lebih tinggi dari ban

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Apa Dia Perhatian?

    Arunika menatap Raynar. Kelopak matanya berkedip-kedip cepat, seolah memastikan pendengarannya berfungsi dengan baik. "Masuk ke perusahaanmu?" tanyanya memastikan."Ya," jawab Raynar datar dan tanpa menoleh. "Gunakan kesempatan itu."Arunika terdiam. Apa bisa dia terjun ke pekerjaan profesional?Arunika tidak pernah punya pengalaman bekerja kantoran."Kamu serius?" Arunika bertanya lagi, mencari kepastian di wajah Raynar, tetapi pria itu tetap memandang lurus ke depan, fokus pada jalanan di hadapan mereka."Kamu lulusan hukum. Ijazahmu hanya akan jadi pajangan kalau kamu bekerja di kafe," jawab Raynar masih tanpa menoleh pada Arunika. Nada suaranya tetap dingin, tetapi ada sedikit sesuatu yang tertangkap di telinga Arunika.Apa suaminya itu kini mulai perhatian padanya? Atau tadi itu adalah sindiran darinya?Namun, meskipun begitu, apa yang dikatakan Raynar ada benarnya juga.Lagi pula ini bisa jadi pengalaman yang bagus untuknya. Selain mungkin bekerja di perusahaan Raynar dia jadi

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Jemputan Mendadak

    Sore itu, Raynar pulang terlambat. Pertemuan dengan klien menyeretnya hingga lewat waktu kerja. Dia langsung menuju kamar. Dia kira akan menemukan Arunika di sana, tetapi ruangan itu kosong.Raynar melirik arloji di pergelangan tangannya. Saat ini sudah pukul tujuh malam dan istrinya belum ada di rumah.Tanpa mengganti pakaian, Raynar bergegas menuruni tangga dengan cepat.Para pelayan yang berpapasan dengannya menatap heran.Sindy, salah satunya, memandang Raynar tetap dengan rasa hormat, namun melihat tuannya langsung pergi lagi padahal baru kembali ke rumah dan mengingat Arunika belum ada di rumah, hati Sindy langsung tidak senang.Akan tetapi, sejurus kemudian sebuah ide terlintas di benaknya. Seringai jahat muncul di bibir Sindy.Raynar mengemudikan mobilnya sendiri, melaju kencang menuju kafe tempat Arunika bekerja.Begitu tiba, dia langsung masuk dan matanya menemukan Arunika yang masih sibuk melayani pelanggan."Selamat datang," sapa Arunika refleks saat mendengar suara loncen

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Nathan

    Nathan masih berada di kafe. Dia menghabiskan makanan yang dipesannya, seraya sesekali memperhatikan Arunika yang sedang melayani tamu.Tidak ada yang tahu apa yang dia pikirkan, tetapi tatapan matanya intens pada juniornya saat di kampus dulu.Nathan mengingat, dulu Arunika selalu tersenyum malu ketika bertemu dengannya. Saat ini, Arunika tetap masih sama, tetapi Nathan merasa sedikit berbeda. Bagaimana pun mereka sudah tidak berhubungan dan putus kontak sejak ia lulus dari universitas.Saat Nathan masih memperhatikan Arunika. Ada senyum tipis di bibirnya, namun raut wajahnya menunjukkan ketertarikan ketika melihat wanita itu memandang telepon lalu menempelkan di telinga dan pergi menuju pintu samping kafe.Tidak ingin kentara mengamati, Nathan menyesap minumannya. Namun, detik berikutnya Nathan berdiri dan berjalan ke arah Arunika pergi.“Bagaimana kabar Mama?” tanya Arunika setelah sang bibi di seberang panggilan membalas sapaannya.Sejak menikah Arunika belum bisa menghubungi bib

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status