Share

Merasa Dilindungi

last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-11 16:30:04

“Meski aku tidak tahu, tapi makanan buatanku tidak akan mencelakainya.” Arunika mencoba membela diri. Dia tidak seperti yang para pelayan itu pikirkan.

Lagi pula siapa yang mau mencelakai seseorang yang akan menolong ibunya. Arunika juga tidak bodoh.

Pelayan yang ada di depan Arunika tersenyum miring, mengejek.

“Siapa yang tahu. Lagi pula siapa yang pernah makan masakanmu? Tidak ada yang akan percaya kalau masakanmu itu aman.”

Arunika terkesiap seraya menatap tak percaya. Mengapa pelayan ini benar-benar sangat tak sopan padanya?

Bukannya Arunika ingin dihormati karena sudah menikah dengan Raynar, tetapi sebagai sesama manusia bukannya bisa saling menghargai dan menghormati?

“Apa yang sedang kalian lakukan?”

Suara berat dan dingin menginterupsi mereka, membuat Arunika dan semua pelayan menoleh bersamaan ke arah sumber suara.

Raynar menatap tajam satu persatu para pelayan yang kini menunduk saat melihatnya datang. Tatapannya lalu tertuju pada Arunika yang ekspresi wajahnya terlihat jelas kebingungan.

Untuk sepersekian detik senyum samar tersemat di wajah Raynar melihat wajah istrinya, setelahnya raut wajah Raynar kembali datar dan dingin.

“Apa yang terjadi?” Suara Raynar lembut tetapi penuh penekanan, dan tatapannya tetap tertuju pada Arunika.

Melihat tatapan Raynar, Arunika langsung paham jika Raynar sedang menuntut jawaban.

“Aku hanya mau membuat sarapan,” jawab Arunika, “tapi dia tidak mengizinkanku, bahkan mengatakan kalau masakanku bisa mencelakaimu,” imbuh Arunika lirih lalu menunjuk pada pelayan yang mengintimidasinya. 

Dia tidak sedang mencari muka, hanya sedang jujur. 

Lalu Arunika melihat pelayan itu menggeleng pelan. Sekarang saja takut karena ada Raynar, padahal tadi sangat lantang menghinanya.

“Bu-bukan begitu, Tuan. Saya hanya–”

“Siapa yang memberimu hak mengatur, siapa yang boleh dan tidak boleh berada di dapur ini?!” Raynar menatap mengintimidasi pada pelayan yang ditunjuk Arunika.

“Ti-tidak, Tuan. Bu-bukan begitu maksud saya.” Sindy bicara tergagap dan semakin menunduk, takut.

“Lalu, apa maksudmu?”

Suara berat dan dingin Raynar membuat suasana di dapur itu hening. Udara di sana juga tiba-tiba sesak.

Buk!

Sindy langsung menjatuhkan tubuhnya, mengatupkan kedua tangan di depan dada, memohon ampun pada majikannya. “Saya salah. Saya mohon maaf. Ampuni saya, Tuan.”

Para pelayan lain di sana menatap iba tetapi juga merasa Sindy terlalu nekat. Seharusnya Sindy tidak mengusik istri dari majikan mereka.

“Tapi, saya tidak bermaksud jahat! Saya hanya takut Nyonya belum terbiasa memasak dan bisa mencelakainya … Iya! Itu maksud saya, Tuan, di dapur yang berantakan ini mungkin bisa mencelakai Nyonya.”

Arunika melongo mendengar pembelaan pelayan itu. Ia tidak percaya bahwa pelayan itu berani memutarbalikkan fakta untuk menyelamatkan dirinya sendiri.

“Bagaimana bisa dapurku berantakan? Jadi, kalian tidak bekerja dengan baik dan hanya membuat keributan?” Suara Raynar menggelegar di dapur menatap semua pelayan yang ada di sana.

Kini, semua pelayan ikut berlutut memohon ampun, dan merutuki Sindy yang berbicara omong kosong dan membuat yang lain terancam.

“Kami mohon ampun, Tuan.” Seluruh pelayan berkata bersamaan. “Kami mohon maaf.”

Tatapan Raynar semakin dingin. “Aku tidak butuh maaf kalian. Kalian hanya telah menyia-nyiakan uangku.”

Melihat Raynar menjadi marah, Arunika jadi merasa tidak enak dan tidak nyaman. Dia menghampiri Raynar dan berkata dengan pelan dan kaku. “Sa … sayang, pelayan itu bilang tidak bermaksud jahat. Dia juga benar, aku belum terbiasa di sini.”

Usai berbicara, Arunika hanya diam menunggu tanggapan Raynar. Namun, Arunika terkesiap dan jantungnya hampir melompat ketika Raynar menyelipkan helai rambut Arunika ke belakang telinganya.

“Kamu panggil aku apa tadi?” tanyanya lembut dan pelan.

“Sayang …?” jawab Arunika takut dan tersipu di saat yang bersamaan.

“Kamu ingin masak sarapan apa?”

“Aku belum tahu,” jawab Arunika gugup. “Tapi, aku boleh menyiapkan sarapan?”

“Kamu bisa melakukan apa pun yang kamu mau, karena kamu adalah nyonya di rumah ini.” Raynar berkata lembut, tetapi setelahnya suaranya kembali terdengar menyeramkan di telinga para pelayan. “Dan, tidak ada satu pun yang boleh berbuat semena-mena pada nyonya rumah ini! Kalian mengerti!”

“Mengerti, Tuan.” Suara pelayan menjawab serempak.

Usai memberi perintah, Raynar berbalik pergi meninggalkan dapur.

Para pelayan termasuk Sindy perlahan bangkit, ada beberapa pelayan yang mulai mendekati Arunika untuk mencari muka atau menyelamatkan diri agar bisa tetap bekerja di sana.

Tidak termasuk Sindy yang hanya menatap Arunika kesal. Karena wanita tidak jelas asal usulnya tiba-tiba datang ke rumah ini, dia jadi terkena omelan. Sindy tidak senang melihat Arunika. Wanita itu sangat tak layak untuk tuannya.

Arunika menyadari tatapan itu, tetapi dia tidak ingin membuat keributan lagi. Jadi, dia mengambil kembali bahan makanan yang tadi diambil dari tangannya, dia kemudian pergi ke meja kitchen island untuk mulai memasak sarapan.

Setelah selesai memasak. Arunika dibantu pelayan paruh baya menyajikan sarapan di meja.

“Terima kasih, Bi.” Arunika bersikap sopan karena wanita itu juga baik padanya.

“Sama-sama, saya permisi.”

Arunika mengangguk seraya menatap wanita itu pergi. Dia memandang hasil masakannya, lalu tersenyum puas.

Raynar baru saja datang ke meja makan. Dia melihat Arunika berdiri di samping meja seraya memandangi makanan yang tersaji. 

“Kamu datang tepat waktu, sarapannya baru saja siap.” Arunika bicara dengan penuh semangat.  “Aku tidak tahu menu apa yang kamu suka, jadi cicipilah dulu, kalau kamu tidak cocok dengan masakan ini, nanti aku siapkan menu lain.”

Raynar menarik kursi dan duduk di sana dalam diam.

Arunika mengernyit. Tadi, suaminya tampak sudah terlihat hangat, tetapi mengapa sekarang kembali sedingin es? Arunika tidak mengerti. Namun, yang terpenting adalah dia sudah berusaha yang terbaik untuk menjadi seorang istri.

Raynar memandang sarapan di meja, kemudian pria itu mengambil cangkir kopi, lalu menyesap cairan hitam itu dengan perlahan.

Raynar tertegun. Kopi buatan Arunika sangat berbeda dari kopi yang biasa ia minum. Raynar menatap cangkir kopi di tangannya sejenak, lalu kembali menyesap kopi hitamnya.

“Siapa yang membuat kopi ini?” tanya Raynar seraya menatap pada Arunika.

“Aku,” jawab Arunika takut-takut, “tidak enak, ya?” 

Raynar diam sejenak.

“Mulai sekarang, buatkan kopi seperti ini setiap pagi.” Setelah mengatakan itu, Raynar meletakkan cangkir di meja lalu mulai menyantap sarapannya.

Arunika mengembangkan senyum. Sepertinya dia berhasil menyenangkan Raynar melalui secangkir kopi. 

Di sela sarapan, Arunika memandang Raynar yang makan dengan tenang. Meski pria itu makan dengan elegan, tetapi terlihat jelas kalau Raynar menikmati sarapan yang dibuat Arunika.

“Itu, apa aku boleh kembali bekerja siang ini?” tanya Arunika memberanikan diri. Dia bicara agak lirih karena takut Raynar tidak berkenan.

Raynar mengalihkan pandangan pada Arunika. “Pergi saja.”

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Semoga sindy ga cari perkara dengan Arunika
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Punya suami modelan kaku macam pipa ,hadeuh hanya lembur sesaat waktu Arunika panggil sayang didepan para ART
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Pria Lain

    Setelah mendapat izin dari Raynar, Arunika siap-siap untuk kembali bekerja sebagai pelayan kerja paruh waktu di sebuah kafe.Arunika lega karena ternyata Raynar tidak menghalanginya untuk tetap bekerja. Sebelum menikah dengan Raynar, Arunika telah melakukan banyak pekerjaan paruh waktu untuk membiayai pengobatan ibunya.Dia belum bisa memiliki pekerjaan tetap karena dirinya baru lulus kuliah, dia tidak memiliki pengalaman kerja yang sesuai dengan jurusannya. Lagi pula keinginannya sebagai pengacara juga sulit untuk ditempuh.Sekarang, meskipun ia telah menikah dengan Raynar dan biaya pengobatan ibunya telah ditanggung Raynar, tetapi masa depan tidak ada yang tahu. Memikirkan itu, Arunika tahu bahwa dia harus tetap memiliki penghasilan sendiri.Selain itu, Arunika juga menyukai pekerjaan paruh waktu di sini karena dia menyukai kopi.Teman-teman Arunika di kafe tidak ada yang tahu kalau dia baru saja menikah, sehingga Arunika tetap bekerja seperti biasa dengan tenang. “Ini untuk meja

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Di Antara Dua Pria

    Raynar memandang keluar saat mobil yang ditumpanginya berhenti di bahu jalan.“Ini tempatnya, Tuan.” Sopir menoleh pada Raynar yang duduk di kursi belakang.Pandangan Raynar masih tertuju pada tempat yang dikatakan sopirnya. Tadi pagi, saat Arunika meminta izin untuk pergi bekerja, dia penasaran, apa yang Arunika kerjakan sebelum wanita itu menikah dengannya? Karena itulah membuat Raynar berada di sini.Raynar turun dari mobil. Dia berjalan masuk kafe untuk mencari Arunika. Saat baru saja menginjakkan kaki di dalam, pandangan pria itu langsung tertuju pada sosok Arunika yang sedang duduk dengan seorang pria.Satu sudut alis Raynar tertarik ke atas. Tak lama kemudian, ia melihat Arunika yang terkejut saat melihatnya, bahkan istrinya itu langsung berdiri dengan cepat.Tetapi, yang menarik perhatiannya adalah sosok pria yang bersama Arunika. Pria itu ikut berdiri menatap dirinya dan Arunika secara bergantian.Siapa pria ini? Jika pelanggan, untuk apa Arunika duduk berdua dengannya?Ray

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Bertemu Keluarga Raynar

    Kelopak mata Arunika berkedip beberapa kali. Haruskah Arunika tenang begitu saja setelah mendapat jawaban dari Raynar?“Semoga saja itu benar,” gumam Arunika.Saat Arunika kembali menoleh, dia terkesiap melihat Raynar masih menatapnya. Apa pria itu mendengar apa yang dia gumamkan?Namun, kali ini Arunika bisa merasakan pandangan Raynar yang hangat kepadanya. Lantas, Arunika tersenyum kecil, lalu mengalihkan pandangan dengan pelan ke arah jalanan. Raynar masih menatap Arunika, sekali lagi senyum kecil bertahta di bibirnya.Setelah beberapa saat, mereka sampai di rumah keluarga Raynar. Arunika memandang rumah besar itu saat mereka sudah turun dari mobil. Jantungnya mendadak berdegup cepat, tampak jelas kegugupan tersirat di wajahnya. Seperti apakah sikap keluarga Raynar?“Ayo!”Tiba-tiba Arunika merasakan tangannya digenggam oleh sebuah tangan besar yang hangat. Arunika langsung menoleh. Dia menatap tangan yang digenggam Raynar lalu beralih menatap Raynar yang hanya menatap lurus ke

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Malam Pertama Dengan Pria Tua?

    “Apa kamu akan melakukannya sekarang?” Arunika memberanikan diri menatap pada pria yang berdiri di hadapannya saat ini. Arunika menelan ludah susah payah seraya meremat gaun yang melekat di tubuhnya.Pria yang sedang menatapnya sekarang ini adalah suaminya dari pernikahan yang diatur bibinya.Arunika Renjana harus menikah dengan Raynar Mahendra, seorang presiden direktur perusahaan multinasional yang tersebar di berbagai negara, demi biaya pengobatan ibunya.Sebelum menikah, Aruna tidak pernah tahu tentang Raynar.Arunika hanya diberitahu soal rumor yang beredar bahwa pria yang akan menikahinya adalah pria bengis yang tak kenal belas kasih, dan tidak pernah tertarik pada wanita. Meski begitu, Arunika akui kalau pria bengis itu ternyata memiliki wajah yang tampan, tetapi tatapan pria itu tetap bisa membuat seluruh otot di tubuhnya menegang.“Pak Ray,” panggil Arunika takut-takut. Dia tetap memandang suaminya meski pria itu tidak berbicara sejak tadi.Kediaman Raynar membuat banyak spe

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Tidak Tertarik Pada Wanita?

    Arunika menahan napasnya ketika Raynar hanya menatapnya tanpa ekspresi hingga Arunika tidak bisa menebak pikiran pria itu.Apa seharusnya Arunika tidak bertindak gegabah seperti tadi, ya?“Bukankah kamu sudah tahu soal rumor itu. Lalu, apa yang kamu harapkan?” tanya Raynar datar.Arunika gelagapan ketika Raynar justru melangkah perlahan, mengikis jarak di antara dirinya dengan Raynar.“Wanita bukan prioritas utamaku,” kata Raynar pelan.Arunika tertegun. Tatapan mata pria itu mengisyaratkan sesuatu, tetapi kenapa seperti tak sejalan dengan sikap dan cara bicaranya?Dia meremat jemarinya dengan bola mata bergerak ke kanan dan kiri tak beraturan, mencoba mencari kalimat yang tepat untuk membalas perkataan Raynar.Arunika benar-benar tidak bisa menebak sebenarnya apa yang Raynar pikirkan tentang dirinya?Akan tetapi, Arunika tidak boleh ceroboh! Dia harus hati-hati, karena satu kalimat yang menyinggung bisa membuat nyawa ibunya melayang. Arunika juga menguatkan sikap, dia tidak boleh ter

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Pelayan Kurang Ajar

    Keesokan harinya.Arunika dan Raynar sudah berada di mobil untuk meninggalkan hotel. Mereka kini sedang dalam perjalanan menuju ke mansion yang ditinggali Raynar.Arunika memperhatikan jalanan yang mereka lewati. Dia melirik pada Raynar yang hanya diam sejak mereka keluar dari hotel, atau lebih tepatnya sejak mereka masih di kamar.Arunika tidak tahu kapan Raynar kembali ke kamar. Semalam setelah Raynar pergi, Arunika bergegas beristirahat karena sangat lelah.Saat bangun di pagi hari, Arunika terkejut melihat Reynar sudah kembali ke kamar itu dan sedang berkemas, pria itu lalu memintanya segera bersiap saat melihat Arunika sudah bangun.Perjalanan itu lumayan lama bagi Arunika, apalagi tidak ada perbincangan sama sekali di antara Arunika dan Raynar. Semuanya terasa begitu canggung, meski mereka suami-istri, tetapi mereka tak mengenal satu sama lain. Ya, memang begitu juga kondisinya.Mereka baru saling mengenal satu hari sebelum pernikahan.Arunika menghela napas kasar, saat itu dia

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11

Bab terbaru

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Bertemu Keluarga Raynar

    Kelopak mata Arunika berkedip beberapa kali. Haruskah Arunika tenang begitu saja setelah mendapat jawaban dari Raynar?“Semoga saja itu benar,” gumam Arunika.Saat Arunika kembali menoleh, dia terkesiap melihat Raynar masih menatapnya. Apa pria itu mendengar apa yang dia gumamkan?Namun, kali ini Arunika bisa merasakan pandangan Raynar yang hangat kepadanya. Lantas, Arunika tersenyum kecil, lalu mengalihkan pandangan dengan pelan ke arah jalanan. Raynar masih menatap Arunika, sekali lagi senyum kecil bertahta di bibirnya.Setelah beberapa saat, mereka sampai di rumah keluarga Raynar. Arunika memandang rumah besar itu saat mereka sudah turun dari mobil. Jantungnya mendadak berdegup cepat, tampak jelas kegugupan tersirat di wajahnya. Seperti apakah sikap keluarga Raynar?“Ayo!”Tiba-tiba Arunika merasakan tangannya digenggam oleh sebuah tangan besar yang hangat. Arunika langsung menoleh. Dia menatap tangan yang digenggam Raynar lalu beralih menatap Raynar yang hanya menatap lurus ke

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Di Antara Dua Pria

    Raynar memandang keluar saat mobil yang ditumpanginya berhenti di bahu jalan.“Ini tempatnya, Tuan.” Sopir menoleh pada Raynar yang duduk di kursi belakang.Pandangan Raynar masih tertuju pada tempat yang dikatakan sopirnya. Tadi pagi, saat Arunika meminta izin untuk pergi bekerja, dia penasaran, apa yang Arunika kerjakan sebelum wanita itu menikah dengannya? Karena itulah membuat Raynar berada di sini.Raynar turun dari mobil. Dia berjalan masuk kafe untuk mencari Arunika. Saat baru saja menginjakkan kaki di dalam, pandangan pria itu langsung tertuju pada sosok Arunika yang sedang duduk dengan seorang pria.Satu sudut alis Raynar tertarik ke atas. Tak lama kemudian, ia melihat Arunika yang terkejut saat melihatnya, bahkan istrinya itu langsung berdiri dengan cepat.Tetapi, yang menarik perhatiannya adalah sosok pria yang bersama Arunika. Pria itu ikut berdiri menatap dirinya dan Arunika secara bergantian.Siapa pria ini? Jika pelanggan, untuk apa Arunika duduk berdua dengannya?Ray

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Pria Lain

    Setelah mendapat izin dari Raynar, Arunika siap-siap untuk kembali bekerja sebagai pelayan kerja paruh waktu di sebuah kafe.Arunika lega karena ternyata Raynar tidak menghalanginya untuk tetap bekerja. Sebelum menikah dengan Raynar, Arunika telah melakukan banyak pekerjaan paruh waktu untuk membiayai pengobatan ibunya.Dia belum bisa memiliki pekerjaan tetap karena dirinya baru lulus kuliah, dia tidak memiliki pengalaman kerja yang sesuai dengan jurusannya. Lagi pula keinginannya sebagai pengacara juga sulit untuk ditempuh.Sekarang, meskipun ia telah menikah dengan Raynar dan biaya pengobatan ibunya telah ditanggung Raynar, tetapi masa depan tidak ada yang tahu. Memikirkan itu, Arunika tahu bahwa dia harus tetap memiliki penghasilan sendiri.Selain itu, Arunika juga menyukai pekerjaan paruh waktu di sini karena dia menyukai kopi.Teman-teman Arunika di kafe tidak ada yang tahu kalau dia baru saja menikah, sehingga Arunika tetap bekerja seperti biasa dengan tenang. “Ini untuk meja

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Merasa Dilindungi

    “Meski aku tidak tahu, tapi makanan buatanku tidak akan mencelakainya.” Arunika mencoba membela diri. Dia tidak seperti yang para pelayan itu pikirkan.Lagi pula siapa yang mau mencelakai seseorang yang akan menolong ibunya. Arunika juga tidak bodoh.Pelayan yang ada di depan Arunika tersenyum miring, mengejek.“Siapa yang tahu. Lagi pula siapa yang pernah makan masakanmu? Tidak ada yang akan percaya kalau masakanmu itu aman.”Arunika terkesiap seraya menatap tak percaya. Mengapa pelayan ini benar-benar sangat tak sopan padanya?Bukannya Arunika ingin dihormati karena sudah menikah dengan Raynar, tetapi sebagai sesama manusia bukannya bisa saling menghargai dan menghormati?“Apa yang sedang kalian lakukan?”Suara berat dan dingin menginterupsi mereka, membuat Arunika dan semua pelayan menoleh bersamaan ke arah sumber suara.Raynar menatap tajam satu persatu para pelayan yang kini menunduk saat melihatnya datang. Tatapannya lalu tertuju pada Arunika yang ekspresi wajahnya terlihat jela

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Pelayan Kurang Ajar

    Keesokan harinya.Arunika dan Raynar sudah berada di mobil untuk meninggalkan hotel. Mereka kini sedang dalam perjalanan menuju ke mansion yang ditinggali Raynar.Arunika memperhatikan jalanan yang mereka lewati. Dia melirik pada Raynar yang hanya diam sejak mereka keluar dari hotel, atau lebih tepatnya sejak mereka masih di kamar.Arunika tidak tahu kapan Raynar kembali ke kamar. Semalam setelah Raynar pergi, Arunika bergegas beristirahat karena sangat lelah.Saat bangun di pagi hari, Arunika terkejut melihat Reynar sudah kembali ke kamar itu dan sedang berkemas, pria itu lalu memintanya segera bersiap saat melihat Arunika sudah bangun.Perjalanan itu lumayan lama bagi Arunika, apalagi tidak ada perbincangan sama sekali di antara Arunika dan Raynar. Semuanya terasa begitu canggung, meski mereka suami-istri, tetapi mereka tak mengenal satu sama lain. Ya, memang begitu juga kondisinya.Mereka baru saling mengenal satu hari sebelum pernikahan.Arunika menghela napas kasar, saat itu dia

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Tidak Tertarik Pada Wanita?

    Arunika menahan napasnya ketika Raynar hanya menatapnya tanpa ekspresi hingga Arunika tidak bisa menebak pikiran pria itu.Apa seharusnya Arunika tidak bertindak gegabah seperti tadi, ya?“Bukankah kamu sudah tahu soal rumor itu. Lalu, apa yang kamu harapkan?” tanya Raynar datar.Arunika gelagapan ketika Raynar justru melangkah perlahan, mengikis jarak di antara dirinya dengan Raynar.“Wanita bukan prioritas utamaku,” kata Raynar pelan.Arunika tertegun. Tatapan mata pria itu mengisyaratkan sesuatu, tetapi kenapa seperti tak sejalan dengan sikap dan cara bicaranya?Dia meremat jemarinya dengan bola mata bergerak ke kanan dan kiri tak beraturan, mencoba mencari kalimat yang tepat untuk membalas perkataan Raynar.Arunika benar-benar tidak bisa menebak sebenarnya apa yang Raynar pikirkan tentang dirinya?Akan tetapi, Arunika tidak boleh ceroboh! Dia harus hati-hati, karena satu kalimat yang menyinggung bisa membuat nyawa ibunya melayang. Arunika juga menguatkan sikap, dia tidak boleh ter

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Malam Pertama Dengan Pria Tua?

    “Apa kamu akan melakukannya sekarang?” Arunika memberanikan diri menatap pada pria yang berdiri di hadapannya saat ini. Arunika menelan ludah susah payah seraya meremat gaun yang melekat di tubuhnya.Pria yang sedang menatapnya sekarang ini adalah suaminya dari pernikahan yang diatur bibinya.Arunika Renjana harus menikah dengan Raynar Mahendra, seorang presiden direktur perusahaan multinasional yang tersebar di berbagai negara, demi biaya pengobatan ibunya.Sebelum menikah, Aruna tidak pernah tahu tentang Raynar.Arunika hanya diberitahu soal rumor yang beredar bahwa pria yang akan menikahinya adalah pria bengis yang tak kenal belas kasih, dan tidak pernah tertarik pada wanita. Meski begitu, Arunika akui kalau pria bengis itu ternyata memiliki wajah yang tampan, tetapi tatapan pria itu tetap bisa membuat seluruh otot di tubuhnya menegang.“Pak Ray,” panggil Arunika takut-takut. Dia tetap memandang suaminya meski pria itu tidak berbicara sejak tadi.Kediaman Raynar membuat banyak spe

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status