Share

Pelayan Kurang Ajar

last update Last Updated: 2025-02-11 16:29:07

Keesokan harinya.

Arunika dan Raynar sudah berada di mobil untuk meninggalkan hotel. Mereka kini sedang dalam perjalanan menuju ke mansion yang ditinggali Raynar.

Arunika memperhatikan jalanan yang mereka lewati. Dia melirik pada Raynar yang hanya diam sejak mereka keluar dari hotel, atau lebih tepatnya sejak mereka masih di kamar.

Arunika tidak tahu kapan Raynar kembali ke kamar. Semalam setelah Raynar pergi, Arunika bergegas beristirahat karena sangat lelah.

Saat bangun di pagi hari, Arunika terkejut melihat Reynar sudah kembali ke kamar itu dan sedang berkemas, pria itu lalu memintanya segera bersiap saat melihat Arunika sudah bangun.

Perjalanan itu lumayan lama bagi Arunika, apalagi tidak ada perbincangan sama sekali di antara Arunika dan Raynar. Semuanya terasa begitu canggung, meski mereka suami-istri, tetapi mereka tak mengenal satu sama lain. 

Ya, memang begitu juga kondisinya.

Mereka baru saling mengenal satu hari sebelum pernikahan.

Arunika menghela napas kasar, saat itu dia menyadari jika Raynar menoleh padanya. 

“Ternyata perjalanannya lumayan lama, ya.” Arunika langsung tersenyum seraya memberi alasan untuk berinteraksi dengan Raynar meski tidak mendapat respon, lalu sedetik kemudian menoleh pelan ke arah luar dengan rasa canggung. 

Raynar menatap sejenak pada Arunika yang baru saja mengalihkan pandangan darinya, lalu dia ikut memandang ke luar jendela.

Akhirnya mobil yang mereka tumpangi memasuki halaman mansion.

Arunika memandang mansion mewah itu, ada beberapa pelayan yang sudah berdiri di depan untuk menyambut kedatangan Raynar dan Arunika.

Ketika mobil sudah berhenti di depan mansion. Raynar melihat Arunika yang malah diam melamun seraya memandangi mansion.

“Turun,” ajak Raynar.

Arunika baru saja tersadar dari kekaguman pada mansion mewah itu. Dia segera melepas sabuk pengaman, lalu buru-buru turun mengikuti Raynar.

Saat berjalan menuju pintu masuk, Arunika melihat para pelayan yang berjajar di sana langsung membungkuk pada Raynar dan dirinya.

Arunika mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan mansion itu, sampai tidak sadar kalau Raynar berhenti melangkah dan membuatnya hampir menabrak punggung Raynar.

“Lakukan apa pun yang mau kamu lakukan di rumah ini.” Raynar menatap Arunika yang tampak terkejut, setelah itu dia memilih kembali melangkah menuju ruang kerjanya.

Arunika mengangguk-angguk pelan, lalu kembali memandangi setiap sudut ruangan di mansion itu. Sekarang dia harus apa? Mungkin membuat sarapan, apalagi dia dan Raynar belum sarapan sejak dari hotel.

Arunika melihat para pelayan berjalan masuk menuju ke arah belakang. Dia menghampiri pelayan paruh baya yang berjalan paling belakang.

“Maaf, Bibi. Dapurnya di mana?” tanya Arunika ke wanita paruh baya itu dengan sopan.

Pelayan paruh baya bernama Sarah itu terkejut. Dia membungkuk sejenak lalu menjawab, “Ada di sebelah kanan ruang makan.”

“Oh ….” Arunika mengangguk-angguk. “Memangnya ruang makan di sebelah mana?”

Wajar jika Arunika bertanya, ‘kan? Dia benar-benar tidak tahu karena ini adalah kali pertamanya dirinya datang ke mansion ini.

Sarah menatap pada Arunika yang berwajah polos.

“Biar saya antar,” kata pelayan itu.

Arunika mengangguk. Dia ingin menjadi istri yang baik dengan membuatkan sarapan, meskipun Raynar sepertinya tidak benar-benar menganggapnya sebagai istri.

Saat akan melangkah lebih jauh, Arunika melihat seorang pelayan menatap aneh padanya. Namun, meski begitu Arunika tak acuh dan memilih segera mengikuti langkah pelayan paruh baya tadi.

“Memangnya Anda mau apa di dapur?” tanya pelayan yang mengantar Arunika. “Jika Anda membutuhkan sesuatu, katakan saja pada saya,” ucap Sarah lagi.

Arunika tersenyum kecil.

“Sebenarnya aku mau membuat sarapan untuk Pa … maksudku untuk Ray,” jawab Arunika sempat meralat panggilannya karena tak ingin pelayan itu berpikiran aneh jika mendengar sebutannya pada Raynar.

“Membuat sarapan itu tugas kami, Nyonya. Biar kami saja,” kata Sarah.

“Tapi aku istrinya, jadi biarkan aku yang membuatnya,” balas Arunika tetap ingin memasak.

Pelayan paruh baya itu bingung, tetapi akhirnya dia mengiyakan saja.

Pelayan itu akhirnya meninggalkan Arunika di dapur. Saat dia pergi untuk melakukan pekerjaan lain, wanita paruh baya itu bertemu dengan Sindy, pelayan lain yang lebih muda.

“Mau apa dia, Bi?” tanya Sindy.

“Oh, katanya mau masak sarapan buat Tuan,” jawab Sarah.

“Harusnya jangan diizinkan, Bi. Bagaimana kalau dia memasak sesuatu yang bisa membahayakan Tuan?”

“Itu tidak ….” Belum juga wanita paruh baya itu selesai bicara, tiba-tiba Sindy masuk dapur, lalu menghampiri Arunika.

Arunika sedang mengeluarkan bahan dari lemari pendingin. Dia menutup pintu, tetapi terkejut saat melihat beberapa pelayan berdiri seraya memandangnya.

“Lebih baik kamu jangan memasak apa pun di sini, kami tidak tahu ‘kan kamu ini bisa masak atau tidak,” cegah Sindy.

“Aku biasa masak kok,” balas Arunika.

Namun, balasan Arunika tidak disambut hangat. Sindy langsung mengambil bahan makanan dari tangan Arunika.

Arunika sangat terkejut. Dia menatap pada pelayan di depannya, kenapa pelayan ini sangat tidak sopan?

“Lebih baik kamu tidak usah melakukan apa pun. Jangan sampai kamu tidak paham lalu malah mencelakai Tuan.” Sindy bicara ketus seraya menatap sinis pada Arunika. 

“Tuan tidak bisa makan makanan sembarangan, apalagi dari wanita yang ….” Pelayan itu sengaja menjeda ucapannya, lalu menatap remeh.

“Apa?” balas Arunika cepat. Dia melihat tatapan tak suka dari pelayan di depannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Adeena
hmmm cuma bawahan kok ya sombong...
goodnovel comment avatar
eva nindia
duh c sindy songong amattt
goodnovel comment avatar
Wida
dasar Babu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Merasa Dilindungi

    “Meski aku tidak tahu, tapi makanan buatanku tidak akan mencelakainya.” Arunika mencoba membela diri. Dia tidak seperti yang para pelayan itu pikirkan.Lagi pula siapa yang mau mencelakai seseorang yang akan menolong ibunya. Arunika juga tidak bodoh.Pelayan yang ada di depan Arunika tersenyum miring, mengejek.“Siapa yang tahu. Lagi pula siapa yang pernah makan masakanmu? Tidak ada yang akan percaya kalau masakanmu itu aman.”Arunika terkesiap seraya menatap tak percaya. Mengapa pelayan ini benar-benar sangat tak sopan padanya?Bukannya Arunika ingin dihormati karena sudah menikah dengan Raynar, tetapi sebagai sesama manusia bukannya bisa saling menghargai dan menghormati?“Apa yang sedang kalian lakukan?”Suara berat dan dingin menginterupsi mereka, membuat Arunika dan semua pelayan menoleh bersamaan ke arah sumber suara.Raynar menatap tajam satu persatu para pelayan yang kini menunduk saat melihatnya datang. Tatapannya lalu tertuju pada Arunika yang ekspresi wajahnya terlihat jela

    Last Updated : 2025-02-11
  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Pria Lain

    Setelah mendapat izin dari Raynar, Arunika siap-siap untuk kembali bekerja sebagai pelayan kerja paruh waktu di sebuah kafe.Arunika lega karena ternyata Raynar tidak menghalanginya untuk tetap bekerja. Sebelum menikah dengan Raynar, Arunika telah melakukan banyak pekerjaan paruh waktu untuk membiayai pengobatan ibunya.Dia belum bisa memiliki pekerjaan tetap karena dirinya baru lulus kuliah, dia tidak memiliki pengalaman kerja yang sesuai dengan jurusannya. Lagi pula keinginannya sebagai pengacara juga sulit untuk ditempuh.Sekarang, meskipun ia telah menikah dengan Raynar dan biaya pengobatan ibunya telah ditanggung Raynar, tetapi masa depan tidak ada yang tahu. Memikirkan itu, Arunika tahu bahwa dia harus tetap memiliki penghasilan sendiri.Selain itu, Arunika juga menyukai pekerjaan paruh waktu di sini karena dia menyukai kopi.Teman-teman Arunika di kafe tidak ada yang tahu kalau dia baru saja menikah, sehingga Arunika tetap bekerja seperti biasa dengan tenang. “Ini untuk meja

    Last Updated : 2025-02-11
  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Di Antara Dua Pria

    Raynar memandang keluar saat mobil yang ditumpanginya berhenti di bahu jalan.“Ini tempatnya, Tuan.” Sopir menoleh pada Raynar yang duduk di kursi belakang.Pandangan Raynar masih tertuju pada tempat yang dikatakan sopirnya. Tadi pagi, saat Arunika meminta izin untuk pergi bekerja, dia penasaran, apa yang Arunika kerjakan sebelum wanita itu menikah dengannya? Karena itulah membuat Raynar berada di sini.Raynar turun dari mobil. Dia berjalan masuk kafe untuk mencari Arunika. Saat baru saja menginjakkan kaki di dalam, pandangan pria itu langsung tertuju pada sosok Arunika yang sedang duduk dengan seorang pria.Satu sudut alis Raynar tertarik ke atas. Tak lama kemudian, ia melihat Arunika yang terkejut saat melihatnya, bahkan istrinya itu langsung berdiri dengan cepat.Tetapi, yang menarik perhatiannya adalah sosok pria yang bersama Arunika. Pria itu ikut berdiri menatap dirinya dan Arunika secara bergantian.Siapa pria ini? Jika pelanggan, untuk apa Arunika duduk berdua dengannya?Ray

    Last Updated : 2025-02-11
  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Bertemu Keluarga Raynar

    Kelopak mata Arunika berkedip beberapa kali. Haruskah Arunika tenang begitu saja setelah mendapat jawaban dari Raynar?“Semoga saja itu benar,” gumam Arunika.Saat Arunika kembali menoleh, dia terkesiap melihat Raynar masih menatapnya. Apa pria itu mendengar apa yang dia gumamkan?Namun, kali ini Arunika bisa merasakan pandangan Raynar yang hangat kepadanya. Lantas, Arunika tersenyum kecil, lalu mengalihkan pandangan dengan pelan ke arah jalanan. Raynar masih menatap Arunika, sekali lagi senyum kecil bertahta di bibirnya.Setelah beberapa saat, mereka sampai di rumah keluarga Raynar. Arunika memandang rumah besar itu saat mereka sudah turun dari mobil. Jantungnya mendadak berdegup cepat, tampak jelas kegugupan tersirat di wajahnya. Seperti apakah sikap keluarga Raynar?“Ayo!”Tiba-tiba Arunika merasakan tangannya digenggam oleh sebuah tangan besar yang hangat. Arunika langsung menoleh. Dia menatap tangan yang digenggam Raynar lalu beralih menatap Raynar yang hanya menatap lurus ke

    Last Updated : 2025-02-11
  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Keluarga Yang Tidak Akur

    Raynar melihat sikap paman dan bibinya terhadap Arunika. Ekspresi wajah pria itu menggelap. Dia lantas menggandeng tangan Arunika dan mengajak istrinya itu duduk. Memberi isyarat agar Arunika mengabaikan paman dan bibi yang memang sejak dulu tidak menyukai Raynar.Melihat sikap Raynar. Stella–sepupu Raynar, menatap tak senang pada Arunika.Bukankah Raynar tidak menyukai wanita, lalu kenapa pria itu menikah dan malah terlihat perhatian pada wanita yang dibawanya itu? Stella menggenggam erat sendok yang dipegangnya.Perasaan marah bercokol di hatinya.“Karena kalian sudah datang, kita bisa mulai makan siangnya,” ucap Nenek Galuh.Saat para pelayan selesai menyiapkan makan siang dan semua orang siap untuk menyantap makanan. Mendadak, sebuah suara merdu terdengar di sana, “Kukira kamu tidak pernah akan menikah.”Suara Stella membuat tatapan semua orang tertuju pada wanita itu.Arunika langsung bisa menangkap maksud Stella. Sejak awal, Arunika menyadari tatapan mata wanita muda yang mungk

    Last Updated : 2025-02-13
  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Anak Haram?

    Raynar sedang menengadah dan memejam ketika sinar matahari senja menyinari wajahnya. Sinar matahari membuat wajah tampan Raynar terlihat semakin bersinar. Raynar sedang berada di samping rumah, berdiri di tepi kolam renang dengan kedua tangan dia masukkan ke dalam saku celana. Beberapa menit yang lalu, dia baru selesai menerima panggilan dari asisten pribadinya, tetapi dia tidak langsung kembali ke dalam rumah. Raynar ingin menenangkan dirinya lebih dulu sebelum kembali ke dalam rumah. Namun, perhatiannya tertarik ketika dia sayup-sayup mendengar suara sepupunya. Dengan perlahan Raynar mendekat ke arah dapur. Kedua alis Raynar terangkat melihat istrinya berani membalas ucapan Stella. Senyum tipis terukir di wajahnya. Dia akui Arunika sangat pemberani, bahkan sejak pertama kali mereka bertemu, wanita itu tak memperlihatkan rasa takut sama sekali. “Wanita miskin sepertimu tidak layak masuk ke keluarga kami! Sudah bisa ditebak tujuanmu mau menikah dengan Raynar yang jelas-jelas tidak

    Last Updated : 2025-02-18
  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Disuruh Menggoda

    Arunika terus mengayunkan langkah mengikuti Raynar. Dia terkesan pada pria itu yang mau membelanya padahal Stella adalah saudara Raynar. Pasti itu karena Stella tadi bicara hal tidak mengenakkan, sehingga Raynar lebih memilih melindunginya, ‘kan? Ya, pasti begitu. Lagi pula Raynar juga selalu begini. Tampak begitu baik saat ada orang di sekitar mereka, tetapi begitu dingin ketika hanya berdua. Arunika harus bersabar dengan sikap suaminya ini. “Apa kita langsung pulang?” tanya Arunika. “Kita temui Nenek,” jawab Raynar tanpa menoleh pada Arunika yang berjalan di sampingnya. Tangan mereka saling bergandengan. Arunika memandang tangannya yang digenggam Raynar. Dia tidak berniat melepas genggaman itu. Meskipun tidak tahu apa maksud Raynar menggenggamnya, tetapi mungkin Raynar hanya ingin menunjukkan pada semua orang di rumah itu kalau mereka pasangan serasi. Mereka sampai di depan pintu kamar Nenek Galuh. Raynar mengetuk lebih dulu sebelum mengajak Arunika masuk. “Kemarilah!” Nenek

    Last Updated : 2025-02-19
  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Hinaan di Keluarga

    Raynar dan Arunika meninggalkan kamar Nenek Galuh, tetapi baru beberapa melangkah saat Laras memblokir jalan mereka di Lorong.Tatapan Laras tidak menyenangkan, merendahkan Raynar dan Arunika. "Kalian mau pulang?" tanyanya dengan nada tidak bersahabat."Ya," jawab Raynar, suaranya datar, namun genggamannya pada tangan Arunika menguat."Kita perlu bicara." Laras berbalik, langkahnya terayun menuju ruang keluarga, mengisyaratkan bahwa ini bukan sekadar percakapan biasa.Raynar dan Arunika mengikuti dalam diam.Di ruang keluarga, Hendry dan Laras telah menunggu, duduk dengan postur yang menegaskan kekuasaan, sorot mata mereka dingin dan angkuh."Apa yang ingin kalian bicarakan?" tanya Raynar, nada suaranya tanpa basa-basi.Raynar mungkin terdengar tidak sopan, tetapi itulah cara dia bersikap pada keluarga yang tak pernah menghargainya."Kami tidak tahu soal pernikahanmu," kata Hendry, nada suaranya menyiratkan ketidaksenangan. "Seolah kami bukan bagian dari keluarga ini."Hendry tidak pe

    Last Updated : 2025-02-25

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Psikopat

    Arunika benar-benar tak menyangka Adrian menculiknya setelah apa yang pria itu lakukan sebelumnya.“Kenapa? Kenapa kamu sangat kejam padahal aku menganggapmu teman?” tanya Arunika menatap tak percaya.“Teman?” Adrian tertawa mendengar Arunika benar-benar menganggapnya teman. Dia mengapit kedua pipi Arunika dan menekannya kuat dengan satu tangan. Dia mengarahkan tatapan mata Arunika ke wajahnya.“Asal kamu tahu, Aru. Membuatmu merasa aku adalah temanmu, memang jadi bagian rencanaku. Hanya saja, semua rencanaku gagal karena Pak Raynar, suamimu itu sudah tahu lebih dulu soal rencanaku,” ucap Adrian lalu melepas kasar pipi Arunika.“Harusnya aku bermain-main dulu denganmu, membuatmu jatuh cinta padaku lalu kamu meninggalkan suamimu, tapi semuanya berakhir setelah suamimu memergokiku berusaha menjebakmu,” ucap Adrian.Arunika sangat syok. Dia tak menyangka Adrian sangat jahat seperti ini. Sejak awal ternyata Adrian tahu kalau Arunika adalah istri Raynar, jadi apa motif Adrian ingin menjeba

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Tindakan Gila

    Arunika memandangi pesan yang didapatnya. Dia menggenggam ponselnya begitu erat. Tatapannya berubah kesal dan geram.“Aru, ada apa?” tanya Winnie cemas karena Arunika hanya diam memandangi ponsel.Arunika menoleh pada Winnie lalu menggeleng kepala pelan sambil tersenyum.“Tidak ada,” kata Arunika.“Kamu yakin?” tanya Winnie memastikan, dia cemas kalau Arunika sedih karena masalah gosip yang sedang menerpa sahabatnya itu.Arunika mengangguk masih sambil mempertahankan senyumnya.“Baiklah, ayo ke kantin,” ajak Winnie lalu menggandeng tangan Arunika.Namun, Arunika menahan tubuhnya agar tidak bergerak, membuat Winnie berhenti melangkah lagi lalu menatap pada Arunika.“Ada masalah?” tanya Winnie lagi. Dia harus memastikan Arunika memang baik-baik saja.“Tidak, tidak ada,” jawab Arunika, “kamu ke kantinlah dulu, aku ada perlu sebentar,” kata Arunika seraya menunjuk pintu keluar lobby.Winnie mengerutkan kedua alis. “Mau kutemani?”Arunika menggeleng pelan.Winnie mengangguk-angguk. Dia mel

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Jadilah Istri Penurut

    Saat sore hari. Raynar sudah berada di rumah dan kini sedang di kamar menerima panggilan dari Erik. Dia mendengarkan Erik yang sedang melaporkan hasil penyelidikan tentang Adrian.“Jadi benar kalau Adrian dan Stella ada hubungan?” tanya Raynar dengan tatapan begitu datar.Raynar masih tak menyangka jika ada kemungkinan Stella menggunakan Adrian untuk menyakiti Arunika. Raynar belum bisa menebak pasti karena itu masih hanya sebuah spekulasi.“Saya mendapat bukti kalau Adrian pernah bertemu dengan Stella sebelum Anda memecatnya, Tuan. Salah satu staff kita pernah melihatnya saat berada di luar perusahaan.”“Cari tahu lebih dalam apa Adrian sekadar bertemu dengan Stella atau memang ada hubungan. Aku ingin informasi lengkap tentangnya.”Arunika baru saja masuk kamar membawa kopi ketika Raynar menyebut nama Adrian. Dia penasaran, kenapa suaminya menyebut nama pria itu, apa terjadi sesuatu?Namun, Arunika tak langsung bertanya karena Raynar masih bicara di telepon. Dia memilih meletakkan ca

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Mencurigai Sesuatu

    Raynar mengikuti rapat pemegang saham bersama petinggi lainnya di perusahaan itu. Dia duduk diam dengan tatapan dingin seperti biasa, hingga tatapannya tertuju pada Stella yang begitu santai mendengarkan penjelasan.Tadi, sebelum rapat dimulai, Raynar mendapat informasi dari Erik jika lanyard yang dipakai Adrian ternyata lanyard khusus staff direktur pemasaran. Itu artinya Adrian berada di bawah naungan Stella.Jadi, bagaimana bisa Adrian masuk ke perusahaan itu begitu cepat?Setelah rapat selesai, Raynar berdiri dari duduknya dan berjalan keluar dari ruangan itu. Saat menuju lift, Stella tiba-tiba mensejajari langkahnya.“Bagaimana harimu, Ray?” tanya Stella lalu melirik pada Raynar.Stella tak melihat Raynar menoleh padanya ataupun membalas ucapannya. Dia mengepalkan telapak tangan erat, sejak kejadian di rumah itu, Raynar bersikap semakin dingin.Mereka sudah sampai di depan lift. Stella ingin membahas pengusiran dirinya waktu itu, tetapi tak disangka Raynar sudah lebih dulu membuk

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Ingin tapi Tak Yakin

    Keesokan harinya. Arunika berangkat bekerja seperti biasa, tetapi dia tak berangkat bersama Raynar karena suaminya ada urusan di luar pagi itu.Saat Arunika berjalan di lobby menuju lift, dia melihat beberapa staff wanita yang melihatnya tampak menatap jijik padanya.Tanpa Arunika duga, gosip di perusahaan tentangnya semakin menjadi-jadi. Bahkan beberapa menyebut kalau Arunika dibela atasan padahal terbukti salah karena sudah menggoda atasan mereka.“Lihat saja, memang tak punya muka.”Arunika mendengar suara bisikan saat sedang menunggu pintu lift terbuka. Dia memilih diam dan mengabaikan, dia tak perlu menanggapi sesuatu yang sifatnya fitnah.Arunika masih menunggu lift, telinganya mulai panas karena di belakang

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Dingin tapi Perhatian

    Arunika langsung menaikkan kerah blazernya untuk menutupi luka cakaran itu. Meskipun tidak berguna karena tetap masih terlihat.“Aru.” Raynar menatap dalam agar istrinya itu bicara.Arunika mengulum bibir sejenak, lalu menjawab, “Tidak apa-apa, hanya tergores dikit karena pertengkaran tadi.”Raynar menatap datar. “Terima kasih karena Pak Ray masih menghargaiku dengan tidak membongkar status pernikahan kita karena masalah tadi. Setidaknya dengan begini mereka tidak menganggapku menggunakan kekuasaanmu untuk membalas mereka,” ucap Arunika lalu tersenyum manis agar Raynar tidak bermuka datar seperti itu.“Untuk apa kamu bertengkar dengan mereka?” tanya Raynar tetap dengan tatapan datarnya.Arunika memanyunkan bibir sejenak, lalu menjawab, “Masa aku dibilang bakal merayu Pak Nichole juga hanya karena aku ada denganmu. Lalu tadi aku ketemu Nathan yang bikin mereka ….”Arunika langsung menjeda ucapannya. Dia keceplosan menyebut nama Nathan.Arunika melipat bibir seraya memerhatikan ekspres

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Masalah Terselesaikan

    Winnie menarik kasar tangan staff yang menjambak rambut Arunika, sehingga sahabatnya itu juga mau melepas. Semua staff menunduk melihat tatapan Nichole yang berdiri di ambang pintu.“Apa yang sedang kalian lakukan di sini? Pamer otot?” Nichole menatap tak senang pada semua orang karena kejadian ini.Para staff itu semakin menunduk panik karena ketahuan berkelahi.Nichole meminta semua staff yang terlibat ikut ke ruangannya, termasuk Winnie karena ada di sana menolong Arunika..Arunika berdiri bersama Winnie. Dia kesal dengan penampilan sangat berantakan. Lirikan matanya begitu tajam tertuju pada empat staff yang sudah memfitnahnya.“Siapa yang memulai?” tanya Nichole dengan suara tegas, “jika kalian tidak jujur, akan kuserahkan masalah perkelahian ini ke pihak HRD!” ancam Nichole sambil menatap satu persatu bawahannya itu.“Kami hanya membela diri, Pak. Kami hanya bicara fakta, tapi Arunika tidak terima.” Satu staff bersuara untuk membela diri lalu menunjuk Arunika di akhir kata.Arun

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Keributan di Pantry

    Setelah makan siang. Arunika dan Raynar kembali ke perusahaan bersama. Saat pintu lift terbuka di lantai departemen hukum, Arunika keluar dan berjalan di koridor menuju ruangan Nichole.Dia menulikan pendengaran dan mengabaikan beberapa staff yang menatap jijik dan berbisik-bisik ke arahnya. Sebelum Arunika sampai di ruangan atasannya itu, ponsel Arunika berdering dan ada nama Nathan terpampang di layar.“Kak Nathan,” gumam Arunika.Arunika ragu apakah harus menjawab panggilan itu, tetapi akhirnya tetap dia jawab.“Halo, Kak.”“Aru, kamu di perusahaan, ‘kan?” tanya Nathan dari seberang panggilan.“Iya,” jawab Aru sambil menganggukkan kepala.“Aku ada di lobby, apa kamu bisa turun sebentar?” Arunika membulatkan bola mata lebar. Tiba-tiba sekali seniornya itu datang ke perusahaan?Arunika mengatakan akan segera turun. Dia memutar tumit dan kembali ke lift untuk segera turun ke lobby.Arunika bertanya-tanya, kenapa Nathan tiba-tiba muncul di perusahaan? Pintu lift terbuka di lobby, Aru

  • Pernikahan Dadakan : Dimanja Suami Presdir Yang Dingin    Dalang

    Saat jam makan siang. Arunika pergi ke basement untuk menyusul Raynar yang sudah menunggunya di mobil. Dia langsung masuk dan mendapati suaminya duduk dengan ekspresi wajah datar seperti biasa.Baik Arunika maupun Raynar sama-sama diam sepanjang perjalanan menuju restoran. Meski sebelumnya sempat berselisih, tetapi Arunika tetap memenuhi janjinya untuk makan siang bersama.Raynar mengajak Arunika makan di restoran bintang lima dan memesan private room untuk keduanya.Mereka sudah duduk bersama saling berhadapan, ruangan itu begitu hening, hanya ada suara pelan piring-piring berisi makanan yang sedang disajikan.Arunika melirik Raynar yang bersiap menyantap makanan. Rasanya begitu canggung saat dia hanya diam, sedangkan Raynar sudah biasa bersikap seperti ini.“Cepat makan.”Arunika mendengar suara suaminya memerintah, tetapi Raynar tak menatap padanya. Dia segera ikut menyantap makan siangnya agar bisa segera kembali ke perusahaan.Saat keduanya sedang fokus makan. Ponsel Raynar yang

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status