Share

19. Di Kamar yang Sama

"Ha?" Inayah linglung.

"Apa?" tanya Inayah karena Taksa menatapnya dengan wajah datar seperti biasa.

"Kamu tadi bertanya, wanita bodoh mana yang mau jadi istriku dan jawabannya adalah, kamu. Kamu wanita bodoh itu."

Lalu, Taksa berlalu meninggalkan Inayah lagi menuju resepsionis. Inayah menggaruk kepalanya yang tak gatal dan merutuk. Taksa benar, wanita bodoh itu adalah dirinya.

"Sabar Inayah. Sabar sampai setahun ke depan."

Tapi setelahnya Inayah hampir meratap setelah memikirkan bahwa setahun itu adalah waktu yang lama. Sabar, sabar dan sabar, sepertinya hanya kata itu yang menjadi penguat untuk saat ini. Ia pasti bisa melewati cobaan ini sampai setahun ke depan. Ya, ia pasti bisa. Ia mudah berteman, bahkan dulu, tukang cilok di sekolahnya pun bisa akrab dengannya dan tak menutup kemungkinan, ia dan Taksa bisa berteman selayaknya teman.

"Saya menolak kamar itu dan akan memesan kamar sendiri."

Inayah mendengar Taksa berbicara sedikit keras setelah mendekati lelaki itu yang lama sek
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status