Share

Bab 44

Naura mematung dengan tangan mengepal erat, di dadanya ada amarah yang membuncah hebat.

Ia benci embusan napas itu, ia juga benci seringai menjijikkan itu yang hampir merenggut kesuciannya beberapa tahun silam, andai Naura tak pandai bela diri tentu sekarang dirinya sudah menjadi sampah.

"Maaf sekali, Pak Burhan, sepertinya saya berubah pikiran."

"Maksud Anda?" Pria berjas silver bernama Burhan itu mengerenyitkan dahinya.

"Ya, tanah ini tidak jadi saya jual, mohon maaf ya, Pak."

Lelaki bernama Burhan itu melirik Naura dengan intens, lalu melirik kliennya yakni Bagas.

"Maaf kalau boleh tahu apa alasan Bu Naura membatalkan jual beli tanah ini? Bukankah sebelumnya kita sudah sepakat soal harga? Di depan kita sudah ada pembeli yang berani menawar dengan harga tinggi loh, Bu."

Naura terdiam sejenak menatap lelaki bernama Bagas yang sangat ia benci setengah mati.

"Alasannya karena saya tidak menyukai dia." Naura menunjuk dada Bagas dengan tatapan dingin.

Sontak saja Bu Nendah dan Pak Burhan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status