Gema memasuki gerbang rumah mewah bergaya eropa. Jarak rumah utama dengan gerbang depan lumayan jauh. Sebelum sampai ke rumah utama, setiap mata orang yang datang bertama kerumah Gema akan melihat hamparan kebun bunga yang indah. Kebun bunga ini merupakan tempat favorit dari mommy Gema. Setelah melalui taman bunga yang menyejukkan mata, selanjutnya kita akan melewati jembatan yang dibawahnya terdapat kolam ikan. Barulah setelah itu kita akan melihat sebuah rumah gaya eropa yang sangat cantik dan megah tak ketinggalan kemewahan dari setiap isi rumah itu.
Gema kemudian memarkirkan mobil sport keluaran terbarunya di tempat parkir khusus mobil Gema. Gema kemudian berjalan masuk ke dalam rumah mewah itu.
"Tina, kamu lihat teman-teman saya?" kata Gema kepada kepala pelayan di rumah utama.
"Ada tuan. Teman-teman tuan menunggu tuan di gazebo taman belakang." kata Tina.
"Baik, saya kesitu dulu. Kalau mommy tanya katakan saya berada di gazebo belakang dengan teman-teman." kata Gema.
"Oh ya Tina, tolong antarkan minuman dan cemilan ke tempat saya." Gema terus berjalan ke tempat ketiga sahabatnya yang sedang berkumpul.
"Lama loe Gem. Kami sampai lumutan nungguin loe." kata Biru sambil tidur-tiduran di gazebo.
"Siapa juga yang suruh loe-loe ke rumah gue." kata Gema sambil duduk menjuntaikan kakinya ke kolam di bawah gazebo itu.
"Gem, loe seriusan mau menargetkan Bree sebagai pengganti Rianti?" kata Galang dengan mimik serius. Guntur dan Biru yang tidak menyangka Galang akan bertanya seperti itu langsung melongo mendengarnya.
Gema terlihat sangat berpikir, sambil memainkan kakinya di dalam kolam. Tak lama kemudian pelayan datang membawa minuman dan cemilan yang diminta oleh Gema tadi.
"Permisi tuan, saya membawakan minuman dan cemilan yang tuan minta tadi." kata Pelayan itu sambil.menundukkan mukanya.
"Terima kasih mbak. Tarok saja di meja itu." kata Gema. Pelayan meletakkan minuman dan cemilan yang dibawanya tadi, kemudian permisi untuk masuk kembali ke dalam rumah besar itu.
"Gem, loe dengerkan pertanyaan gue tadi?" kata Galang.
Gema kembali terdiam. Dia sibuk dengan pikirannya sendiri. Dia sibuk dengan apakah ini cinta atau hanya obsesi saja. Gema hanyabbisa terdiam tanpa bisa menjawab pertanyaan dari Galang tadi.
"Baiklah Gem. Kalau loe masih belum bisa menjawabnya tidak apa-apa. Tapi pesan gue sebagai sahabat loe. Tolong jangan loe permainkan perasaan Bree." kata Galang.
Gema yang mendengar apa yang dikatakan Galang, langsung menatap Galang dengan sorot mata yang tajam.
"Lo denger ya Lang. Gue kalau nggak ada rasa nggak akan pernah mau mengikuti dan memperhatikan seorang perempuan dengan begitu instennya." kata Gema dengan menatap tajam Galang.
"Oke Gem. Gue ngerti dan gue merasa nyaman." kata Galang. Biru yang mendengar jawaban dari Galang langsung heran.
"Maksud loe apa Lang, ngomong yang kayak tadi." kata Biru sambil menatap curiga ke Galang.
"Sebenarnya Bree adalah sepupu Gue." kata Galang. Gema, Biru dan Guntur yang mendengar apa yang dikatakan Galang melongo tidak percaya.
"Sepupu maksud loe gimana Lang. Gue gak paham." kata Gema dengan wajah yang penasaran.
"Bree adalah anak dari adik tiri bokep gue. Tapi Bree tidak tahu bahwasanya kami sepupu." kata Galang sambil menatap jauh ke depan.
"Maksud loe? Bukannya bokap loe anak tunggal?" kata Gema.
"Bokap gue memang anak tunggal nyokap gue. Tapi waktu umur gue 18 tahun baru terungkap bahwasanya kakek gue punya istri selain nenek gue." kata Galang sambil melihat ke arah ketiga sahabatnya.
"Terus?" kata Gema yang tidak sabaran ingin mengetahui siapa Bree sebenarnya.
"Ternyata dari nenek gue yang satu lagi, kakek gue punya anak laki-laki yaitu bokapnya Bree." kata Galang.
"Apa Bree tau Lang. Loe Abang sepupunya?" kata Biru
"Dasar ogeb loe. Tadikan Galang udah bilang bahwasanya Bree tidak tau kalau Galang adalah saudara sepupu tirinya." kata Guntur sambil menjitak kepala Biru yang kadang-kadang mendadak menjadi ogeb tidak jelas.
"Terus, dari mana loe tau kalau Bree adalah sepupu loe?" kata Gema.
"Bokap gue meminta anak buahnya melakukan pencarian terhadap anak dari kakek gue dari nenek yang beda." kata Galang.
"Ternyata pencarian yang dilakukan anak buah bokap gue, menghasilkan bahwasanya Bokap gue memiliki saudara tiri laki-laki." kata Galang. melanjutkan ceritanya.
"Jadi gimana loe bisa yakin kalau Bree adalah saudara sepupu loe?" kata Gema masih dengan rasa penasarannya yang sudah memuncak.
"Saat itu, Bokap gue yang tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh anak buahnya, meminta anak buahnya melakukan tes dna dengan cara mengambil semua rambut anggota keluarga saudara tiri bokap gue." kata Galang.
"Dan hasilnya benar Bree sekeluarga adalah adik tiri bokap gue." kata Galang.
"Terus selama ini mereka tinggal dimana Lang?" kata Biru penasaran juga.
"Mereka tinggal di negara A. Mereka sengaja dikirim kakek gue ke negara A, agar tidak ada yang tau dengan keberadaan saudara tiri bokap gue itu." kata Galang.
"Terus, sekarang kenapa mereka pulang ke sini?" kata Guntur.
"Mereka pulang karena digiring oleh Bokap gue tanpa sepengetahuan dari saudara tiri bokap gue. Bokap gue membuat perusahaan dari Bokap Bree yang di Negara A bangkrut. Sedangkan dengan perusahaan di sini, sengaja ayah gue membangun kerjasama dengan investasi besar. Jadi mau tidak mau Bokap Bree membawa keluarganya untuk pindah ke sini " kata Galang dengan mimik wajah serius.
"Maaf sebelumnya Lang. Apakah bokap loe marah dengan saudara tirinya?" kata Guntur dengan mimik wajah meminta maaf.
"Nggak. Bokap gue nggak marah. Karena menurut bokap gue yang salah adalah kakek gue." kata Galang.
"Kalau bokap loe nggak marah, kenapa bokap loe nggak mau kalau saudara tirinya tau keberadaan saudara dan ayahnya?" kata Gema.
"Bokap nggak mau karena takut kakek akan melakukan hal yang lebih parah lagi." kata Galang.
"Bukannya dengan membawa Bree dan keluarganya ke sini akan membuat kakek loe kembali nekat?" kata Guntur.
"Kakek sekarang sudah tidak tinggal di sini lagi. Kakek sudah pindah kenegara F untuk selamanya tinggal di situ." kata Galang.
Keempat sahabat itu terdiam mencerna apa yang sudah diceritakan oleh Galang tentang asal usul Bree.
"Gem, makanya gue tanya ke loe. Apakah loe serius dengan Bree atau tidak." kata Galak dengan wajah takutnya.
"Kenapa loe takut gitu Lang?" kata Gema.
"Gue takut karena, kalau sewaktu-waktu kakek pulang, dia akan mengganggu kehidupan Bree lagi."kata Galang.
"Gue tau, satu-satunya keluarga yang bisa membuat kakek gue gentar adalah keluarga Gema. Jadi tolong gue Gem. Tolong loe jaga Bree." kata Galang sambil memegang bahu Gema.
"Oke Lang. Gue akan berusaha menjaga Bree dengan kekuasaan yang gue punya." kata Gema dengan begitu yakinnya.
"Trims Gem. Gue menjadi nyaman dengan janji loe tadi." kata Galang.
Tak terasa karena keseriusan mereka bercerita hari sudah beranjak malam. Ketuga sahabat Gema pamit kepada Gema, tetapi saat sampai di dalam rumah utama. Mommy Gema memanggil mereka berempat untuk ikut makan bersama.
"Gema, sini sayang bawa ketiga sahabatmu, kita makan malam bersama dulu. Mommy sudah masak banyak karena tau kalian bertiga datang tadi sore." kata mommy sambil menyuruh Gema dan ketiga sahabatnya duduk di meja makab mengikuti makan malam di rumah mewah itu.
Ketiga sahabat Gema tidak mungkin menolak ajakan makan malam dari orang tua Gema, karena mereka sudah menganggap orang tua sahabatnya juga orang tua mereka.
"Mommy masak apa mom?"kata Biru sambil duduk di depan Gema.
"Mommy masak kesukaan kalian berempat. Temoe mendoan, ayam bakar rica, dendeng balado dan tumis kangkung serta ada salad buah." kata Mommy dengan senyum ceria karena dia masih ingat dengan makanan kesukaan Gema dan sahabat-sahabatnya.
"Mommy memang mommy terbaik dari keempat mommy yang kami punya." kata Galang sambil memeluk mommy Gema.
"Ehm. Nanti pas Mommy Ema bawa makan di rumah, loe bilang lagi mommy Ema terbaik dari keempat mommy." kata Biru menjawab pernyataan Galang tadi.
Poppy dan Mommy Gema serta Keempat sahabat itu. Makan dengan begitu lahapnya. Di rumah Gema tidak ada protokol makan sambil diam, karena kesibukan Poppy dan Mommy maka meja makan adalah tempat terhangat untuk berbagi cerita. Maka jangan heran kalau saat sarapan, makan siang apalagi makan malam akan membuat ruangan makan di rumah mewah itu seperti pasar.
"Mom, Huntur mau cerita deh mom." kata Guntur melirik ke arah Gema.
"Cerita apa Gun?" kata mommy yang juga kepo.
"Salah satu dari kami berempat, sedang tergila-gila kepada satu gadis Mom. Sampai-sampai salah satu dari kami rela mengikuti setiap kegiatan gadis itu mom." kata Guntur sambil melirik ke Gema.
Poppy yang awas dengan lirikan mata Guntur langsung tertawa. "Hahahahahaha, semoga yang diikutin rela ya Gun diikuti salah seorang dari kalian." kata Poppy.
"Udah pasti rela dong Py. Wong yang mengikuti pria-pria tampan." kata Mommy sambil melihat satu persatu ke arah anak-anaknya.
Tak terasa hari sudah malam. Ketiga sahabat Gema pamit untuk pulang.
"Biru, loe naik taksi online aja pulang yam Gue lagi malez antarin loe pulang." kata Galang.
"Gue pulang pake apa Lang. Kalau tau gini mending tadi gue bawa mobil sendiri. Bukannya nebeng monil elo." kata Biru yang males untuk naik takso online pulang ke rumahnya.
"Biru, kamu boleh bawa salah satu mobil yang ada di garasi Poppy. Kuncinya ada di tempat biasa." kata Poppy yang kasian melihat muka kecut Biru.
"Asik, boleh seminggukan pi?" kata Biru dengan sumringahnya.
"Boleh Biru. Setahun pun boleh." kata Poppy sambil jalan ke dalam. Tapi Poppy yang tau gimana gesreknya Biru kembali ke arah Biru.
"Biru, kamu boleh memakai mobil manapun tetapi poppy larang memakai mobil yang ditutup selimut, karena itu mobil kesayangan poppy." kata poppy sambil kembali ke ruang keluarga menemui mommy yang telah duluan kesana.
"Yah gagal deh gue bawa bugati keluaran terbaru." kata Biru dengan wajah memelas, padahal dia sudah membayangkan akan membawa salah satu mobil termahal di dunia.
"Tenang Biru, jaguar Poppy kayaknya malam ini nggak diselimutin poppy." kata Gema sambil tertawa melihat wajah memelas Biru.
"Akhirnya, gue jadi juga mobil termahal besok ke kampus." kata Biru sambil berlari ke tempat kunci biasa diletakkan oleh keluarga Gema setelah pulang membawa mobil.
Galang dan Guntur yang melihat tingkah gesrek Biru hanya bisa tersenyum. Biru bukanlah keluarga menangah, dia juga salah satu keluarga kaya. Tapi Biru memang seperti itu. Dia sangat suka mengekspresikan dirinya dihadapan orang-orang terdekatnya.
Gema, Galang dan Guntur melihat Biru yang keluar dari garasi sambil.mengendarai mobil jaguar kesayangan Poppy Gema. Sambil mengklakson ketiga sahabatnya itu.
"Dasar Biru nggak bisa melihat kesempatan emas. Langsung main hajar." kata Guntur.
Kemudian Guntur dan Galang pamit pulang kepada Gema.
Gema kemudian berjalan masuk ke dalam rumahnya sambil memandang ponselnya. Dia berharap ada notif masuk dari Bree. Ternyata harapan hanya tinggal harapan tidak ada notif yang masuk keponsel Gema atas nama Bree.
"Mungkin dia lelah karena seharian menemani mommy nya ke mall" kata Gema.
Gema terlihat sangat gelisah dalam tidurnya, terlihat keringat membasahi badannya. Gema mendadak terbangun dari tidurnya karena mimpi buruk yang menghantuinya. Gema terbangun dengan napas yang memburu, itu terlihat dari dadanya yang naik turun dengan sangat cepet. Gema langsung mengambil air minum yang terletak di nakas sebelah tempat tidur. ' Kenapa gue bisa mimpi Bree ya? Apa ada terjadi sesuatu dengan dirinya?' kata Gema dalam hati sambil melap mukanya yang sudah mandi keringat itu.Gema mencoba kembali untuk tidur karena hari baru menunjukkan pukul 02.00 wib. Semakin Gema berusaha untuk tidur, hasilnya sama saja, mata Gema tetap tidak bisa dibawa kompromi. Gema hanya membolak balik badannya saja di atas kasur itu. Mulai dari telentang, telungkup, miring kiri, miring kanan, hasilnya sama saja, Gema tetap tidak bisa tidur.'Nggak mungkinkan gue harus telpon Bree malam-malam gini. Takutnya nanti gue mengganggu Bree.' bathin Gema. Gema bangun sambil menuju ke wastefek ya
Bree hari ini berangkat ke kampus dengan tergesa-gesa, Bree terlambat bangun karena gangguan Gema tadi malam. Bree yang biasanya pergi ke kampus dengan memperhatikan penampilannya, tetapi pada hari ini tidak. Bree terpaksa acuh saja karena takut terlambat sampai di kampus. Bree hari ini ada kelas kuliah pagi dengan dosen yang terkenal galak. Dosen itu tidak mau menerima alasan apapun dari mahasiswa yang terlambat masuk ke kelasnya. Dosen itu hanya akan mengatakan 'Kalau anda telat begini bisa mati pasien Anda nanti.' kata dosen galak itu.Bree langsung saja berlari menuruni tangga rumahnya menuju ke ruang makan. Bree hanya sambil teriak meminta bibik untuk memasukkan sarapannya ke dalam kotak bekal saja."Bik, sarapan Bree masukin ke kotak makan saja ya. Bree telat bik." kata Bree teriak. Mami yang ada dimeja makan yang mendengar Bree teriak tidka seperti biasanya langsung menegur Bree."Bree, kenapa harus teriak-teriak Bree. Kamu kira ini di hutan. Sini sarapan."
Selesai jam kuliahnya Bree kemudian menuju tempat janjiannya dengan Gema yaitu taman depan gedung F. Padahal sebenarnya Bree sangat malas untuk menunggu Gema di taman grdung F. Hal ini disebabkan karena akan banyak mata yang melihat Bree duduk di sana. Bree sampai saat ini masih tidak nyaman dengan tatapan orang kepada dirinya.Tiba-tiba Bree memiliki sebuah ide untuk membawa Vira menemani dirinya untuk menunggu Gema selesai kuliah."Vir, lie temani gue ya nunggu Gema di taman gedung F?" kata Bree dengan menampilkan muka memelasnya."Haduh Bree. Loe aja ya yang nunggu sendiri. Gue udah ada janji mau pergi nemani kakak gue ke mall." kata Vira dengan wajah merasa bersalahnya."Ya udah lah Vir. Nggak apa-apa. Gue nunggu sendiri aja." kata Bree sambil melangkah gontai."Bree. Tunggu bentar. Gue telpon kakak gue dulu. Bisa nggak pergi ke mallnya jam satu aja." kata Vira sambil mengambil ponselnya dari dalam tas.Vira kemudian menelpon kakaknya.
Gema melajukan mobilnya ke tempat yang dia tuju untuk berbicara dengan Bree. Apa yang sudah dialami Bree sewaktu dia ke mall bersama maminya. Disepanjang perjalanan Bree hanya memandang ke arah luar melalui kaca jendela mobil. Gema nampak serius dalam melajukan mobilnya. Sekali-sekali Gema melirik ke arah Bree."Bree, kamu serius mau membicarakan hal tersebut Bree? Kalau kamu merasa tidak nyaman tidak usah saja Bree. Tidak masalah kok." kata Gema meyakinkan Bree."Nggak kak. Aku nggak keberatan." kata Bree meyakinkan Gema."Jadi kenapa kamu diam Bree?""Aku diam, karena nggak tau aku mau cerita apa kak. Lagian muka kamu muka serius banget.""Hahahahaha." Gema tertawa mendengar alasan Bree."Bree. Buatlah kamu senyaman mungkin. Nanti saat kita sampai, kamu harus sudah nyaman. Oke." kata Gema kembali serius menatap jalanan yang sedang dilaluinya.Tak terasa perjalanan selama satu jam itu telah mereka lewati. Mereka berdua turun dari mobi
Gema yang baru saja sampai dirumahnya langsung menuju kamar. Gema menghubungi ketiga sahabatnya untuk datang kerumah utama. Setelah menghubungi ketiga sahabatnya. Gema membersihkan tubuhnya dahulu. Setelah membersihkan dirinya, Gema menuju ruang kerja pribadinya yang terletak dilantai tiga rumah besar itu. Tak lama kemudian datanglah Galang dan Guntur terlebih dahulu tanpa Biru." Pria sok tampan mana? Tumben nggak bareng loe"? Gema bertanya kepada Galang kenapa Biru tidak bersama mereka."Biasa Gem. Dia mau ngembalikin mobil kamu kameran. Tapi nanti pulangnya dia akan bawa mobil loe yang lain lagi. Kayak nggak tau dia aja loe." kata Galang sambil tersenyum mengejek."Hahahahaha. Tu anak memang ngak ada berubah juga." kata Gema sambil meraih gagang telpon untuk menelpon pelayan bagian dapur rumahnya."Bik, tolong buatkan minuman empat dan bawa cemilan ke ruangan kerja saya ya." kata Gema."Baik Tuan Muda" kata pelayanan itu.Tak lama menunggu pela
Biru melajukan mobilnya dengan sangat tergesa - gesa. Gema yang melihat langsung mengambil mobil sport nya yang terparkir di parkiran. Gema mengejar mobil Biru yang terlalu ngebut. Saat mengejar Biru, Gema ingat mobil yang dipakai Biru sudah teroasang GPS. Gema mengaktifkan fitur GPS nya. Jadi saat Biru dalam bahaya dia hanya tinggal memencet tombol pemberitahuan kepada semua pengawalnya. Mereka akan langsung mengetahui posisi mobil dalam bahaya dimana. Gema kemudian melambatkan laju mobilnya. Dia tidak mau mati muda gara-gara mengikuti kegilaan Biru. Gema terus memantau GPS mobil yang dibawa Biru. Gema terlihat tersenyum, Biru ternyata membawa mobil menuju rumahnya. Tapi yang semakin membuat Gema kembali menginjak gas adalah, kalau Biru melajukan mobil dengan kesetanan sampai ke rumahnya pasti ada apa-apa dengan kedua orang tua Biru. Gema yang menganalisa keadaan itu kembali menginjak gas mobilnya lebih dalam." Ayah, Ibu" Biru berteriak sambil langsung masuk kedalam rumah ta
BreeBree pagi itu bangun lebih cepat dari biasanya. Pagi ini kuliah yang dihadapinya adalah salah satu mata kuliah favoritnya. Jadi Bree merasa harus duduk di depan sebelum teman selokalnya datang. Bree sangat menyukai mata kuliah yang satu ini yaitu mata kuliah anatomi. Kebiasaan baik Bree, yaitu minum segelas air putih saat bangun. Hal ini sukses membuat Bree menjadi sehat.Bree kemudiam langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah mandi yang tidak selama hari biasanya, Bree langsung menuju ruang dressing room nya. Bree langsung saja menyambar rok coklat dan sebuah kemeja putih. Bree langsung memakainya dan merias wajahnya dengan riasan natural.Bree yang selesai persiapan menuju kampus, langsung turun ke lantai bawah sambil teriak nyaring. "Pagi Papi Mami" Bree mencium tangan kedua orang tua."Pagi sayang. Bree mau sarapan apa?" Kata Mami sambil mengambil piring untuk Bree."Bree sarapan di kampus aja ma. Hari ini Bree ada kuliah a
Ketiga mobil mewah itu meninggalkan pekarangan kampus. Ketiganya menuju rumah Vira. Dalam perjalanan Bree dan Gema tidak begitu banyak melakukan percakapan, itu disebabkan karena Bree tidak mau mengganggu konsentrasi Gema saat melajukan mobilnya, apalagi mobil yang dibawa Gema saat ini mobil sport keluaran terbaru. Gema yang melihat Bree menatap kejendela hanya tersenyum."Bree""Iya Gem, kenapa?""Kenapa kamu diam aja Bree. Ngomong apapun kek Bree. Jangan hanya diam aja" kata Gema sambil menatap ke arah Bree."Gema, kamu jangan natap aku saat bawa mobil. Nanti kecelakaan Gem." Bree mengingatkan Gema kembali."Oke, aku akan menatap ke jalanan tapi kamu wajib menjawab apapun yang aku tanyakan.""Oke sip. Aku janji aku akan menjawab pertanyaan dari mu."Gema terdiam sesaat. Dia harus menanyakan hal ini kepada Bree sekarang. Supaya Gema tau apa tindakan yang harus diambilnya setelah ini."Siapa orang yang datang ke rumah mu kemaren Bree?"