Gema yang baru saja sampai dirumahnya langsung menuju kamar. Gema menghubungi ketiga sahabatnya untuk datang kerumah utama. Setelah menghubungi ketiga sahabatnya. Gema membersihkan tubuhnya dahulu. Setelah membersihkan dirinya, Gema menuju ruang kerja pribadinya yang terletak dilantai tiga rumah besar itu. Tak lama kemudian datanglah Galang dan Guntur terlebih dahulu tanpa Biru.
" Pria sok tampan mana? Tumben nggak bareng loe"? Gema bertanya kepada Galang kenapa Biru tidak bersama mereka.
"Biasa Gem. Dia mau ngembalikin mobil kamu kameran. Tapi nanti pulangnya dia akan bawa mobil loe yang lain lagi. Kayak nggak tau dia aja loe." kata Galang sambil tersenyum mengejek.
"Hahahahaha. Tu anak memang ngak ada berubah juga." kata Gema sambil meraih gagang telpon untuk menelpon pelayan bagian dapur rumahnya.
"Bik, tolong buatkan minuman empat dan bawa cemilan ke ruangan kerja saya ya." kata Gema.
"Baik Tuan Muda" kata pelayanan itu.
Tak lama menunggu pelayan masuk membawa semua yang diminta oleh Gema tadi. Pelayan meletakkan makanan itu di atas meja diruangan kerja Gema. Saat pelayan keluar, berpaspasan dengan masuknya Biru.
"Loe berdua tega ninggalin gue sendirian." kata Biru sambil duduk dikursi ruangan itu.
"Alah ekting loe. Padahal loe sengaja tuh pengen kami tinggal. Biar loe bisa bawa mobil Gema yang lain." kata Galang sambil tersenyum mengejek ke arah Biru.
"Elo nggak asik nyet. Harusnya loe jemput gue. Jadikan dua mobil mewah Gema di rumah gue." kata Biru sambil tersenyum penuh makna ke arah Gema.
"Udah-udah. Loe mau mindahin isi garasi gue ke rumah loe? Emang muat?" kata Gema sambil meminum minumannya.
"Hahahahahaha" Guntur yang mendengar apa yang dikatakan Gema langsung tertawa keras.
"Mana muat Gem. Garasi rumag gue hanya untuk dua mobil." kata Biru cengengesan.
"Kalau nggak muat loe jadi supir gue aja nyet. Kan bisa tiap hari mobil loe beda terus." kata Gema memberi usul.
"Sialan loe. Nggak ah."
"Udah, dari pada ribut, mending loe langsung cerita Gem. Ngapain loe nyuruh kita bertiga ngumpul di ruang kerja loe." kata Guntur yang ingin melerai perdebatan receh Gema dengan Biru. Biru dan Galang kembali serius untuk mendengar cerita Gema.
"Gini berkaitan dengan Bree." kata Gema sambil melihat ke arah Galang.
"Maksod loe berkaitan dengan Bree?" Galang mulai penasaran.
"Gue tadi pulang sekolah kan ngajak Bree untuk pergi keluar. Karena malam tadi Bree cerita ke gue ada kejadian yang menimpa dirinya dan maminya saat sedang berjalan-jalan di mall seiang kemaren." kata Gema memulai ceritanya.
"Loe yang jelas lah Gem ceritanya." kata Falang yang tidak sabaran, dengan apa yang mau diceritakan oleh Gema. Perasaan Galang sudah tidak nyaman.
"Sabar Lang. Gue akan ceritakan semuanya sama loe bertiga." kata Gema menenangkan Galang. Karena dia tau Galang adalah saudara tiri Bree.
"Jadi waktu Bree ke mall dengan maminya, dia didekati seorang pria yang mengatakan kepadanya untuk segera pergi dari mall kalau tidak maka nyawa maminya terancam." Gema melanjutkan ceritanya.
"Apa." kata Galang yang terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Gema.
"Tenang Galang, biar Gema menyelesaikan semua ceritanya dulu." kata Biru berusaha menenangkan Galang.
"Kemudian, Bree berlari kembali ke arah maminya. Sesampainya Bree ditempat maminya, mami langsung manarik tangan Bree untuk langsung pulang." Gema berhenti sebentar untuk meminum minumannya.
"Sesampainya di mobil, mami mengatakan kepada Bree bahwa mami diancam kalau tidak segera pergi dari mall ini maka nyawa Bree akan menjadi ancamnya. Dan tau kah kalian, ternyata Bree dan mami sudah diintai dari rumah mereka." kata Gema yang membuat Galang semakin marah dengan keadaan ini.
"Menurut loe siapa yang melakukannya Lang?" kata Gema melihat ke Galang.
Galang terlihat berpikir, apakah yang melakukan ini adalah kakeknya yang memang tidak menyukai ayah Bree? Ataukah musuh bisnis Ayahnya yang sudah mengetahui bahwa Ayah Bree adalah saudara tiri ayahnya. Galang menjadi pusing sendiri dengan kemungkinan-kemungkinan yang terpikir oleh otaknya saat ini.
"Gem, sepertinya gue harus membicarakan masalah ini dengan ayah terlebih dahulu Gem." kata Galang sambil berdiri dari duduknya dan menyambar kunci mobil.
"Loe pulang dengan Biru ya Gun." kata Galang memberi perintah kepada Guntur. Galang ingin cepat sampai kerumahnya. Agar dia bisa bercerita kepada Papi dan Maminya. Dia sangat penasaran siapa yang telah mengganggu Bree dan Maminya.
"Galang tunggu sebentar." kata Gema sambil menarik Galang untuk duduk kembali.
"Loe dengerin gue dulu Lang." kata Gema.
"Apa loe punya ide Gem?" kata Guntur.
"Gue udah nyebar anak buah gue untuk menjaga Bree dan keluarganya" kata Gema.
"Kalau loe berbicara dengan Papi, dan anak buah papi bergerak, diantara anak buah papi loe pasti ada orang kepercayaan kakek loe Lang." kata Gema.
"Jadi maksud loe. Kita yang akan menyelidiki masalah ini?" kata Galang.
"Bener. Tetapi, lebih tepatnya yang bergeraknadalah anak buah gue. Karena kalau kita berempat yang secara terang-terangan bergerak maka Kakek loe akan curiga. Makin membahayakan nanti untuk Bree dan keluarganya." kata Gema.
"Sambil anak buah gue mencari tahu, siapa yang sudah mulai bermain dengan Bree maka baru kita bergerak. Mereka tidak tau sedang melawan keluarga siapa." kata Gema.
"Jadi maksud loe. Loe akan menjadikan ini masalah keluarga loe?" kata Guntung.
"Yup. Mulai saat gue dekat dengan Bree, maka semua urusan Bree adalah urusan gue." kata Gema.
"Jadi maksud loe. Loe sudah menjadi kekasih Bree?" kata Galang.
"Belum. Bagi gue dan Bree status tidak penting. Yang terpenting adalah gue dan Bree nyaman untuk bersama." kata Gema.
"Baiklah Gem. Gue mengikuti saran loe. Gue yakin loe akan membuat Bree nyaman." kata Galang sambil menepuk pundak Gema.
"Karena jalan keluar masalah itu untuk saat ini sudah ada, bagaimana kalau kita main game dulu, melepaskan ketegangan yang ada." kata Biru sambil membuka pintu ke ruang bermain Gema.
"Gue setuju. Yuk main." kata Guntur mengikuti Biru masuk kedalam ruangan bermain Gema.
Mereka bermain dengan gembira tentu juga dengan candaan yang biasa mereka lakukan berempat. Tiba-tiba ponsel Gema berdering tanda panggilan masuk. Gema meraih ponselnya dan melihat yang melakukan panggilan adalah seorang orang kepercayaannya yang diminta untuk memantau Bree dan keluarganya. Gema mengangkat panggilan itu dan memakai loadspeaker.
"Hallo." kata Gema
"Hallo Tuan muda."
"Ya, ada informasi apa yang akan kau sampaikan kepada ku?" kata Gema langsung ke inti masalah.
"Begini Tuan muda, tadi saat kami sedang melakukan pengintaian seperti biasanya. Rumah nona Bree didatangi oleh salah satu mobil mewah." kata orang tersebut.
"Apakah kamu sudah mencatat dan memberikan nomor plat mobil itu kepada Chan?"
"Sudah Tuan muda. Sudah saya kirimkan kepada Chan. Sekarang Chan sedang melakukan penyelidikan siapa yang memiliki mobil itu."
"Apakah mobil itu masih di sana?"
"Mobil tersebut kayaknya masih di dalam Tuan muda. Kami tidak bisa melihat secara dekat."
"Baik. Lanjutkan kerja kalian. Ingat selalu hati-hati dan jangan mengundang kecurigaan orang lain. Paham."
"Paham Tuan muda."
"Lanjutkan pekerjaan kalian. Setiap ada informasi langsung hubungi saya. Jangan melakukan pergerakan apapun tanpa saya perintah." kata Gema.
"Baik Tuan muda."
Panggilan yang dilakukan oleh orang kepercayaan Gema berakhir.
"Orang tersebut masih di rumah Bree, Gem?" kata Galang. Gema yang mendengar pertanyaan Galang langsung mengangguk mengiyakan.
"Bagaimana kalau kita ke rumah Bree saja. Kita akan tau siapa orang yang datang ke rumah Bree." kata Galang.
"Gue setuju dengan Galang. Tapi jangan Galang, Gema atau gue yang masuk. Karena kalau orang yang berada di rumah Bree adalah pebisnis. Maka mereka akan tau dengan gue dan Gema. Apalagi kalau itu orang suruhan kakek Galang. Maka akan jadi rumit." kata Guntur.
Gema dan Galang yang mendengar apa yang dikatakan oleh Guntur langsung terdiam. Padahal mereka sudah semangat akan oergi ke rumah Bree melihat siapa yang datang. Kemudian Gema, Guntur dan Galang melihat kearah Biru bersamaan. Biru yang sadar langsung mengangguk setuju dengan rencana Galang. Biru adalah satu-satunya diantara empat sahabat itu yang bukan anak pengusaha terkenal.
"Oke-oke. Gue yang akan masuk." kata Biru.
"Tapi apa alasan gue mau ketemu dengan Bree ya? Gue kan bukan mahasiswa kedokteran." kata Biru bingung.
"Loe pura-pura aja disuruh Vira untuk memeinjam buku Bree. Katakan saja Vira tidak bisa berangkat kerumah Bree." kata Guntur memberikan saran.
"Oke sip. Ayok berangkat. Berarti kita oake dua mobilkan. Mobil siapa yang mau gue pake? Toh gue kesini bawa mobil Gema." kata Biru bingung.
"Tenang nyet mobil yang biasa dipake pembokat gue aja yang lu pake." kata Gema menimpali sambil tertawa senang melihat raut wajah Biru yang kecewa.
"Ya deh. Gue pake itu. Demi obsesi cinta sohib gue." kata Biru menyindir Gema.
Keempat sahabat itu melajukan kendaraannya ke rumah Bree. Sebelum sampai depan rumah Bree. Gema memarkirkan mobilnya di dekat mobil orang kepercayaannya. Sedangkan Biru melanjutkan perjalanannya ke rumah Bree. Biru sudah dibekali dengan kamera kecil, agar Gema, Galang , Guntur dan orang kepercayaan Gema bisa tau siapa yang datang ke rumah Bree.
Biru yang sampe di depan rumah Bree langsung saja mengetok pintu yang sedang terbuka itu. Bree yang melihat Biru datang langsung menyampiri.
"Eh Kak Biru. Ada apa ya kak datang malammalam ke rumah Bree" kata Bree keheranan dengan kedatangan mendadak Biru
"Nggak pake di suruh masuk neh Bree? Atau hanya di depan pintu aja?" kata Biru sambil.melihat ke dalam.
"Oh Eh." kata Bree yang terlihat sangat gugup atau takut.
"Kayaknya lagi rame ya Bree?" kata Biru penasaran.
"Nggak juga kak. Cuma rekan bisnis papi." kata Bree memberikan alasan. Bree takut menyampaikan apa yang terjadi sebenarnya di dalam kepada Biru. Bree tidak mau Biru akan terluka karena mengetahui apa yang sedang terjadi.
"Silahkan duduk kak." kata Bree menyuruh Biru duduk. Kemudian Bree masuk kedalam kamarnya untuk mengambil buku yang diminta oleh Biru. Biru yang melihat peluang untuk masuk kedalam sudah tidak ada. Langsung saja meletakkan kamera kecil itu di tempat yang dirasanya bisa melihat sang tamu saat keluar dari rumah Bree.
Tak berapa lama Bree turun dari kamarnya sambil membawa buku yang dipinjam Vira melalu Biru.
"Ini kak, bukunya"
"Makasi Bree, aku pulang dulu ya. Trims." kata Biru sambil melangkah keluar rumah dan masuk kedalam mobilnya. Setelah melajukan mobilnya beberapa menit. Biru sampai ditempat Gema menunggu tadi.
"Sorry Gem. Peluang masuk kedalam rumah Bree tidak bisa." Kata Biru. "Tadi sepertunya Bree sangat ketakutan. Dia saja tidak.menyuruh gue masuk ke ruang tamunya." kata Biru melanjutkan.
"Terus, apa yang loe lakuin di situ kok lama" kata Gema.
"Tenang Gem, gue udah meletakkan kamera yang gue bawa tadi di tempat strategis. Tempat yang bisa melihat orang yang keluar masuk rumah Bree." kata Biru dengan songongnya.
"Kamu memang jenius Bi." kata Gema sambil mengacak rambut Biru
"Gue gichu loh." kata Biru menyombongkan dirinya.
"Tuan, bagaimana kalau Tuan muda pulang dulu. Biar kami yang melanjutkan pengintaiannya." kata orang kepercayaan Gema.
"Baiklah. Kami pulang dulu. Kalian lanjutkan kerjaan kalian." kata Gema.
Gema, Galang, Guntur dan Biru kembali melajukan mobil mereka ke rumah Gema. Hari ini mereka gagal mengetahui siapa yang datang ke rumah Bree. Tetapi berkat bakat tersembunyi Biru pelyang itu masih ada.
Sesampainya di rumah Gema. Galang dan Guntur langsung masuk ke dalam mobil Galang untuk meluncur pulang ke rumah masing-masing.
Sedangkan Biru akan pulang setelah dia istirahat di rumah Gema. Biru selalu beristirahat di rumah Gema.
"Gem. Menurut gue lebih baik lu memasang beberapa kamera lagi di rumah Bree. Sepertinya orang yang tidak suka dengan keluarga Bree mulai menjalankan rencananya Gem."
"Ide loe cemerlang juga nyet. Oke besok gue akan memasang kamera di rumah Bree. Tapi loe bantu gue ya nyet."
"Sip. Satu lagi nyet. Kita harus waspada dengan Kakek Galang. Kita tau kakek Galang termasuk pengusaha kuat, sama kuat dengan keluarga loe nyet. Kalau loe mau melawan dia. Kayaknya loe harus punya bukti kuat untuk membuat dia terlihat menjadi kelinci didepan loe."
"Gue akan cari kelemahannya nyet. Tapi sepertinya gue harus minta tolong ke poppy gue tentang masalah itu. Loe kan tau gue bekum terjun secara penuh kedunia bisnis."
"Gue setuju nyet. Mending loe secepatnya cerita dengan bokap loe. Jadi kita akan tau secara cepat siapa yang telah mengganggu Bree."
"Oke nyet. Gue cari waktu yang paling tepat. Kayaknya poppy gue sedang banyak kerjaan."
"Gue balek dulu deh Gem." kata Biru setelah membaca notif di ponselnya. Sepertinya Biru terlihat ingin cepat pulang setelah membaca notif yang masuk.
"Lho bawa aja mobil yang loe bawa kesini tadi." kata Gema memperhatikan gerak gerik Biru.
Biru segera berlari keluar dari rumah besar itu dan melajukan mobilnya kearah rumahnya. Gema yang melihat kelakuan Biru langsung meminta anak buahnya untuk mengikuti Biru.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Apakah yang terjadi sebenarnya dengan Biru??? Apakah ada hubungannya dengan kejadian Bree???Lanjutkan membacanya ya kak. Dan tolong sukai dan komentari kakak.
Biru melajukan mobilnya dengan sangat tergesa - gesa. Gema yang melihat langsung mengambil mobil sport nya yang terparkir di parkiran. Gema mengejar mobil Biru yang terlalu ngebut. Saat mengejar Biru, Gema ingat mobil yang dipakai Biru sudah teroasang GPS. Gema mengaktifkan fitur GPS nya. Jadi saat Biru dalam bahaya dia hanya tinggal memencet tombol pemberitahuan kepada semua pengawalnya. Mereka akan langsung mengetahui posisi mobil dalam bahaya dimana. Gema kemudian melambatkan laju mobilnya. Dia tidak mau mati muda gara-gara mengikuti kegilaan Biru. Gema terus memantau GPS mobil yang dibawa Biru. Gema terlihat tersenyum, Biru ternyata membawa mobil menuju rumahnya. Tapi yang semakin membuat Gema kembali menginjak gas adalah, kalau Biru melajukan mobil dengan kesetanan sampai ke rumahnya pasti ada apa-apa dengan kedua orang tua Biru. Gema yang menganalisa keadaan itu kembali menginjak gas mobilnya lebih dalam." Ayah, Ibu" Biru berteriak sambil langsung masuk kedalam rumah ta
BreeBree pagi itu bangun lebih cepat dari biasanya. Pagi ini kuliah yang dihadapinya adalah salah satu mata kuliah favoritnya. Jadi Bree merasa harus duduk di depan sebelum teman selokalnya datang. Bree sangat menyukai mata kuliah yang satu ini yaitu mata kuliah anatomi. Kebiasaan baik Bree, yaitu minum segelas air putih saat bangun. Hal ini sukses membuat Bree menjadi sehat.Bree kemudiam langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah mandi yang tidak selama hari biasanya, Bree langsung menuju ruang dressing room nya. Bree langsung saja menyambar rok coklat dan sebuah kemeja putih. Bree langsung memakainya dan merias wajahnya dengan riasan natural.Bree yang selesai persiapan menuju kampus, langsung turun ke lantai bawah sambil teriak nyaring. "Pagi Papi Mami" Bree mencium tangan kedua orang tua."Pagi sayang. Bree mau sarapan apa?" Kata Mami sambil mengambil piring untuk Bree."Bree sarapan di kampus aja ma. Hari ini Bree ada kuliah a
Ketiga mobil mewah itu meninggalkan pekarangan kampus. Ketiganya menuju rumah Vira. Dalam perjalanan Bree dan Gema tidak begitu banyak melakukan percakapan, itu disebabkan karena Bree tidak mau mengganggu konsentrasi Gema saat melajukan mobilnya, apalagi mobil yang dibawa Gema saat ini mobil sport keluaran terbaru. Gema yang melihat Bree menatap kejendela hanya tersenyum."Bree""Iya Gem, kenapa?""Kenapa kamu diam aja Bree. Ngomong apapun kek Bree. Jangan hanya diam aja" kata Gema sambil menatap ke arah Bree."Gema, kamu jangan natap aku saat bawa mobil. Nanti kecelakaan Gem." Bree mengingatkan Gema kembali."Oke, aku akan menatap ke jalanan tapi kamu wajib menjawab apapun yang aku tanyakan.""Oke sip. Aku janji aku akan menjawab pertanyaan dari mu."Gema terdiam sesaat. Dia harus menanyakan hal ini kepada Bree sekarang. Supaya Gema tau apa tindakan yang harus diambilnya setelah ini."Siapa orang yang datang ke rumah mu kemaren Bree?"
Ketiga iring-iringan mobil mewah itu masuk ke gerbang utama rumah keluarga Ardana dan Brawijaya tinggal. Gema turun dari mobilnya diikuti oleh ketiga sahabatnya. Mereka berempat langsung masuk ke dalam ruang kerja Gema."Gem, apa yang terjadi dengan Bree dan keluarganya Gem?" Galang mendesak Gema untuk cerita. Gema dalam hati meminta maaf kepada Galang karena akan membohonginya."Kita yang sudah suuzon dengan tamu yang datang ke rumah Bree. Tamu itu kiranya adalah rekan bisnis ayah Bree." Gema menjelaskan kepada ketiga sahabatnya. Tetapi Gema sempat memberi kode kepada Guntur dan Biru."Kalau memang nggak ada yang membahayakan keluarga Bree, gue jadi nyaman kembali. Kalau gitu gue pamit dulu Gem. Loe bareng gue nggak Gun?" Galang berdiri dari posisi duduknya."Nggak Lang. Loe duluan aja. Rencana malam ini gue mau numpang tidur di rumah Biru aja. Kasian Biru bawa mobil sendirian." Guntur memberikan alasan yang masuk akal agar Galang tidak curiga kepada mereka.
Pagi hari Gema sudah terlihat gagah dengan stelan kantornya, hari ini Gema memakai jas warna hitam, didalamnya kemeja warna putih dilengkapi dengan celana dasar warna hitam. Penampilan Gema semakin terlihat wah dengan jam rolex mewah yang dipakainya serta sepatu pantofel keluaran rumah mode Gucci melengkapi penampilan sempurna Gema hari ini. Gema berprinsip pertemuan pertama harus berkesan berkelas dan berwibawa. Sesuai dengan permintaannya kepada Poppy hari ini Gema sudah harus masuk kantor. Dia harus membagi waktunya antara kuliah dan kerja. Tapi demi Bree, Gema akan berusaha dengan maksimal.Gema yang terakhir turun dari kamarnya. Dia sudah ditunggu oleh kedua orang tuanya dan kedua sahabatnya. Hari itu mereka bertiga tidak ada jadwal kuliah. Gema dan Biru akan langsung menuju kantor yang sekarang akan dipimpin oleh Gema walaupun Gema akan menjadi wakil direktur yang direktur tetap Poppy. Sedangkan Guntur akan menuju kantor Ayahnya, dia akan membicarakan perihal mengambil a
Pagi harinya Gema terbangun karena pekikan alarm yang dia stel pukul lima subuh. Gema berniat mau gym dulu sebelum membersihkan badannya. Gema sudah lama tidak gym, sekarang waktunya pas. Bisa sekitar setengah jam. Gema kemudian berjalan keruangan gym yang ada dirumah besar itu. Peralatan gym di rumah Gema sudah lengkap, jadi Gema bisa memilih sesuka hatinya. Hari ini Gema hanya mau menggunakan treadmill saja. Selesai gym Gema langsung membersihkan badannya dan memakai sebuah celana levis warna hitam dan baju kaus dengan merk yang sama berwarna putih. Gema sangat terlihat tampan dengan baju andalannya itu. Gema kemudian menuju meja makan, di sana sudah tersedia mienas (mie nasi goreng) kesukaan Gema. Gema makan dengan lahap dan cepat, meja makan terasa sangat sepi saat kedua orang tuanya tidak ada di rumah. Gema berharap kedua orang tuanya cepat kembali pulang ke rumah. Setelah sarapan Gema kemudian ke garasi untuk mengambil mobil sport nya yang berwarna merah.Gema baru sekal
Galang yang malam itu bersikeras akan melancarkan rencananya di tolak mentah-mentah oleh Papi dan Kakeknya. Mereka tidak mau malam ini menjalankan rencana yang sudah disusun.Galang sempat marah dengan keluarganya. Tapi apa mau dikata dia harus mengikuti kehendak orang tuanya. Galang mencoba menahan hatinya. Setelah bernegosiasi dengan kedua orang tuanya itu mereka sepakat untuk menjalankan rencananya esok hari.Rencana yang disusun Galang dan kedua orang tuanya sudah tersusun rapi. Mereka tidak mau ada kesalahan sedikitpun yang bisa membuat mereka dipenjara. Kesalahan sedikit saja bisa membuat perusahaan mereka hancur dalam hitungan jam."Pi kita harus bergerak hari ini pi. Kebetulan Gema sudah tidak ikut ambil bagian dalam menjaga Bree lagi." kata Galang meyakinkan papi."Kamu yakin Lang? Gema tidak lagi mengikuti Bree?"Yakin pi. Kemaren sehabis kita bertemu di restoran, Gema datang, aku duduk dengan Gema. Kemudian bertanya kepada Gema. Apa dia
Poppy dan Papi janjian dengan Biru dan Guntur tanpa sepengetahuan Gema. Mereka berempat berencana menjebak Gema dengan tujuan membuat Gema mengutarakan isi hatinya kepada Bree. Kalau hanya menunggu Gema mengatakan maka tidak akan pernah terjadi. Rasa takut Gema terhadap pengakuan cinta begitu besar. Maka sampai bulan menjadi kembar maka Gema tak kan pernah mengatakan kepada Bree apa yang dirasakannya.Biru dan Guntur telah sampai di tempat janjian mereka dengan Poppy dan Papi. Tak lama kemudian Papi datang."Maaf, Saya telat.""Nggak kok om. Kami juga baru datang. Poppy saja sampai sekarang belum datang." kata Biru tersenyum."Kalian sudah dari tadi sampenya?""Belum lama om. Palingan baru sepuluh menit.""Jadi kalian sudah lama bersahabat dengan Gema?""Wah bukan sudah lama lagi om. Dari orok malahan. Hahahahahaha." kata Biru"Kami bersahabat dari SMP Om. Makanya kami bisa sedekat ini sekarang. Kami kemana-mana selalu bersama." Guntur