Pagi harinya Gema terbangun karena pekikan alarm yang dia stel pukul lima subuh. Gema berniat mau gym dulu sebelum membersihkan badannya. Gema sudah lama tidak gym, sekarang waktunya pas. Bisa sekitar setengah jam. Gema kemudian berjalan keruangan gym yang ada dirumah besar itu. Peralatan gym di rumah Gema sudah lengkap, jadi Gema bisa memilih sesuka hatinya. Hari ini Gema hanya mau menggunakan treadmill saja. Selesai gym Gema langsung membersihkan badannya dan memakai sebuah celana levis warna hitam dan baju kaus dengan merk yang sama berwarna putih. Gema sangat terlihat tampan dengan baju andalannya itu. Gema kemudian menuju meja makan, di sana sudah tersedia mienas (mie nasi goreng) kesukaan Gema. Gema makan dengan lahap dan cepat, meja makan terasa sangat sepi saat kedua orang tuanya tidak ada di rumah. Gema berharap kedua orang tuanya cepat kembali pulang ke rumah. Setelah sarapan Gema kemudian ke garasi untuk mengambil mobil sport nya yang berwarna merah.
Gema baru sekal
Galang yang malam itu bersikeras akan melancarkan rencananya di tolak mentah-mentah oleh Papi dan Kakeknya. Mereka tidak mau malam ini menjalankan rencana yang sudah disusun.Galang sempat marah dengan keluarganya. Tapi apa mau dikata dia harus mengikuti kehendak orang tuanya. Galang mencoba menahan hatinya. Setelah bernegosiasi dengan kedua orang tuanya itu mereka sepakat untuk menjalankan rencananya esok hari.Rencana yang disusun Galang dan kedua orang tuanya sudah tersusun rapi. Mereka tidak mau ada kesalahan sedikitpun yang bisa membuat mereka dipenjara. Kesalahan sedikit saja bisa membuat perusahaan mereka hancur dalam hitungan jam."Pi kita harus bergerak hari ini pi. Kebetulan Gema sudah tidak ikut ambil bagian dalam menjaga Bree lagi." kata Galang meyakinkan papi."Kamu yakin Lang? Gema tidak lagi mengikuti Bree?"Yakin pi. Kemaren sehabis kita bertemu di restoran, Gema datang, aku duduk dengan Gema. Kemudian bertanya kepada Gema. Apa dia
Poppy dan Papi janjian dengan Biru dan Guntur tanpa sepengetahuan Gema. Mereka berempat berencana menjebak Gema dengan tujuan membuat Gema mengutarakan isi hatinya kepada Bree. Kalau hanya menunggu Gema mengatakan maka tidak akan pernah terjadi. Rasa takut Gema terhadap pengakuan cinta begitu besar. Maka sampai bulan menjadi kembar maka Gema tak kan pernah mengatakan kepada Bree apa yang dirasakannya.Biru dan Guntur telah sampai di tempat janjian mereka dengan Poppy dan Papi. Tak lama kemudian Papi datang."Maaf, Saya telat.""Nggak kok om. Kami juga baru datang. Poppy saja sampai sekarang belum datang." kata Biru tersenyum."Kalian sudah dari tadi sampenya?""Belum lama om. Palingan baru sepuluh menit.""Jadi kalian sudah lama bersahabat dengan Gema?""Wah bukan sudah lama lagi om. Dari orok malahan. Hahahahahaha." kata Biru"Kami bersahabat dari SMP Om. Makanya kami bisa sedekat ini sekarang. Kami kemana-mana selalu bersama." Guntur
Gema hari ini berencana mau berangkat ke kantor tanpa menunggu Biru. Gema ingin mengantarkan Bree terlebih dahulu ke kampusnya. Gema sudah tiga hari tidak melihat Bree. Dia sangat merindukan Bree. Gema masuk ke mobilnya dan melajukan mobil itu menuju rumah Bree. Tiga puluh menit berkendara Gema sampai di depan rumah Bree.tok tok tokPelayan kemudian membuka pintu depan yang diketuk seseorang."Maaf den cari siapa ya?" tanya pelayan."Bree nya ada bik?" kata Gema."Oh ada den. Nona Bree sedang sarapan dengan Tuan dan Nyonya. Silahkan masuk dan duduk dulu den. Bentar saya akan panggilkan nona Bree." Pelayan masuk ke dalam ruang makan."Non, ada tamu yang mencari nona.""Siapa bik?""Maaf nona saya tidak tau namanya." bibik menundukkan kepalanya."Oh tidak apa-apa bik. Saya akan menemuinya." Bree berdiri dan berjalan menuju ruang tam
Bree hari ini sangat sibuk dengan jadwal perkuliahannya, sedangkan Gema sibuk dengan tesis dan pekerjaan kantor yang makin lama makin banyak. Gema sudah dikenal sebagai salah seorang pebisnis handal apalagi didampingi seorang asisten yang memiliki otak cemerlang, siapa lagi kalau bukan Biru. Hubungan Gema dan Bree masih belum ada kepastian. Walaupun segala upaya sudah dilakukan oleh Papi dan Poppy tetapi masih juga jalan di tempat.Hari ini Bree yang sudah memiliki waktu longgar perkuliahan berencana untuk mengajak Gema ketemuan di sebuah cafe yang sedang naik daun.✉️ BreeGem, kamu sibuk nggak hari ini?Gema yang melihat sebuah notifikasi pesan masuk dengan nama Bree langsung terlonjak kaget, mereka sudah lebih dari sepuluh hari loscontak karena kesibukan masing-masing. Gema langsung saja meraih ponselnya walaupun sedang rapat.✉️ GemaNggak Bree. Aku free dari jam 12 sampai jam 2, jam 3 baru ada miting dengan perusahaan Soepomo. Ada apa Bree?✉
"Biru, kami makan siang keluar dulu ya. Loe makan sendirian aja." kata Gema."Atau kalau Kak Biru berani coba telpon Vira. Mana tau dia juga belum makan siang." Bree menyambung ucapan Gema.Biru yang mendengar perkataan Bree tersenyum tetapi hanya sesaat, dia teringat akan keributan mereka hari itu. "Kalian keluar aja berdua. Gue makan di kantin kantor aja." Biru menjawab dengan lesu.Gema dan Bree pandang pandangan saling melontarkan pertanyaan yang tak terucap, mereka berdua saling mengangkat bahu karena tidak tau apa yang terjadi antara Biru dan Vira. "Yok Bree kita keluar. Aku udah lapar sangat. Tambah lapar nengok muka kucel Biru.""Ayok Gem."Gema dan Bree berjalan keluar dari kantor dengan bergandengan tangan. Mereka berdua menjadi perhatian seluruh karyawan kantor. Mereka selama ini tidak pernah melihat Gema menggandeng seorang wanita, baik di acara resmi kantor atau acara resmi dengan perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan Gema. Bree ya
Hari ini Gema kembali memberikan Bree kejutan dengan datang subuh subuh ke rumah Bree. Gema sudah berpenampilan rapi layaknya seorang pengusaha muda yang mau pergi bekerja mencari nafkah. Gema melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang kearah rumah Bree. Setelah menempuh perjalanan selama satu jam, akhirnya Gema sampai juga di depan pagar rumah Bree. Gema kemudian turun dan menekan intercom rumah yang terhubung dengan satpam di balik pagar. Satpam yang melihat wajah Gema langsung saja membukakan pintu pagar."Maaf Tuan Gema, tadi saya tidak mengenali mobil tuan. Makanya saya tidak membukakan pintu pagar untuk Tuan. Sekali lagi maafkan saya Tuan." kata Satpam rumah sambil menunduk."Tidak masalah Pak. Saya sengaja tidak membawa mobil yang biasa untuk memberikan kejutan kepada Bree. Apakah Breenya masih di rumah pak?""Wah sepertinya saya harus minta maaf lagi Tuan." kata Satpam dengan muka sedihnya."Maksud pak satpam gimana ya? Saya tidak paham.""Gini
Hari penentuan Gema pun datang juga. Gema sudah berpakaian sangat rapi. Memakai baju kemeja putih dan celana hitam dilengkapi dengan jaket almamater universitas. Hari ini Gema akan menghadiri sidang tesisnya. Tapi ada satu hal yang membuat Gema tidak semangat, yaitu Bree tidak bisa mendampinginya dalam sidang tesisnya. Padahal Gema sangat berharap Bree bisa mendampinginya. Tapi apa mau dikata Bree memiliki jadwal kuliah yang tidak bisa ditinggalkannya. Tapi walaupun Bree tidak hadir Gema tetap harus semangat. Gema harus lulus sidang kali ini. Setelah lulus kuliah Gema akan fokus kepada urusan perusahaan. Serta urusan perasaannya kepada Bree.Gema turun menuju meja makan. Di sana sudah duduk poppy, mommy, Biru dan Guntur. Biru dan Guntur memang menginap di rumah Gema. Mereka bertiga akab pergi bersama menuju pengadilan itu."Gimana Gem, siap?" tanya Poppy."Seperti yang Poppy lihat. Siap selalu. Hadapi aja Py. Toh akan berlalu juga kan.""Kalau sekedar itu mah
Gema dan semua temannya telah sampai di kampus kembali, mereka semua masuk ke ruang sidang, sekarang mereka sedang menunggu semua dosen untuk memasuki ruangan, sekarang adalah saat dimana mereka akan menerima hasil dari kerja keras selama menyusun tesis dan perjuangan mereka selama lebih kurang dua jam tadi.Suara pintu terdengar, satu persatu dosen kembali memasuki ruang sidang. Semua mahasiswa kembali terlihat tegang, dalam pemikiran mereka adalah apakah lulus atau tidak, hanya tiga orang yang berpikiran apakah bernilai A atau tidak. Seorang dosen yang juga dekan fakultas naik ke mimbar."Assalamualikum wr wb, salam sejahtera bagi kita semua. Baiklah Anda semua sudah menanti nantikan apa yang akan saya umumkan ini dengan penuh rasa cemas. Saya paham akan hal itu, tapi saya sebelumnya ingin mengatakan bahwasanya penilaian yang dilakukan oleh penguji dan pembimbing Anda adalah bersifat obyektif atau apa adanya, mereka tidak melihat anda secara personal. Baiklah sebenarny