Bree hari ini berangkat ke kampus dengan tergesa-gesa, Bree terlambat bangun karena gangguan Gema tadi malam. Bree yang biasanya pergi ke kampus dengan memperhatikan penampilannya, tetapi pada hari ini tidak. Bree terpaksa acuh saja karena takut terlambat sampai di kampus. Bree hari ini ada kelas kuliah pagi dengan dosen yang terkenal galak. Dosen itu tidak mau menerima alasan apapun dari mahasiswa yang terlambat masuk ke kelasnya. Dosen itu hanya akan mengatakan 'Kalau anda telat begini bisa mati pasien Anda nanti.' kata dosen galak itu.
Bree langsung saja berlari menuruni tangga rumahnya menuju ke ruang makan. Bree hanya sambil teriak meminta bibik untuk memasukkan sarapannya ke dalam kotak bekal saja.
"Bik, sarapan Bree masukin ke kotak makan saja ya. Bree telat bik." kata Bree teriak. Mami yang ada dimeja makan yang mendengar Bree teriak tidka seperti biasanya langsung menegur Bree.
"Bree, kenapa harus teriak-teriak Bree. Kamu kira ini di hutan. Sini sarapan." kata Mami memanggil Bree. Dimeja makan itu sudah apa Papi yang siap ke kantor dan mami yabg terlihat sedang melayani papi.
"Bree hari ini sarapan di kampus aja Mam. Bree takut telat Mam. Pagi ini Bree kuliah dengan dosen yang lumayan galak Mam." kata Bree menolak ajakan mami untuk sarapan bersama.
Tak lama bibik datang membawa kotak makanan untuk Bree. Bree langsung saja menyambar kotak makanan itu. Dan berlari ke arah gerbang. Karena taksi onlinenya sudah menunggu Bree. Untung saja jarak dari gerbang ke rumah utama tidak begitu jauh. Sehingga Bree tidak membutuhkan waktu lama untuk masuk kedalam taksi. Papi dan Mami yang melihat kejadian langka ini langsung pandang-pandangan.
"Tumben Mi, Bree telat bangun. Nggak biasanya kayak gitum Ada kejadian apa ya?" kata Papi dengan rasa keponya.
"Mami juga heran Pi. Nantilah pas Bree udah pulang dari kampusnya Mami tanya." kata Mami.
Mami dan Papi melanjutkan acara sarapan paginya yang sempat terganggu karena Bree yang tidak biasanya bangun telat untuk menuju ke kampus. Papi yang selesai makan langsung beranjak berdiri diikuti oleh Mami.
"Papi berangkat dulu Mi. Mami hari ini mau kemana?" kata Papi.
"Di rumah aja Pi. Nggak kemana-mana" kata Mami. Mami sebenarnya masih trauma untuk keluar rumah karena kejadian kemaren. Tapi Mami sampai hari ini tidak mau menceritakan kepada Papi karena masih dalam level biasa saja. Kalau sudah mulai membahayakn nyawa Mami dan Bree, baru Mami akan menceritakan kepada Papi apa yang terjadi.
----------------
Bree sampai di kampusnya. Bree langsung berlari menuju ke kelasnya. Untung saja Bree masih sempat duluan masuk ke kelas dibandingkan dosen killer itu. Vera yang melihat Bree sesak napas habis berlari hanya tertawa saja menyaksikan keadaan ngenes sahabatnya itu."Loe habis pacu lari Bree?" kata Vera sambil tersenyum simpul.
"Pacu lari dari hongkong makanya gue ngosngosan." kata Bree sambil mengeluarkan buku kuliah hari ini.
"Hahahahahaha. Pasti loe telat bangunkan." kata Vera kepada Bree.
"Bener. Gue telat di waktu yang nggak pas. Diwaktu dosen killer lagi." kata Bree meratapi nasibnya.
"Hahahahahahaha." Vera makin tertawa dengan ngakaknya. Bree yang kesal langsung memukulkan buku kuliahnya ke kepala Vera. Vera yang kesakitan langsung mengusap kepalanya yang dipukul Bree tadi.
"Elo memang apes Bree. Loe udah telat, lari-laruan dan gua yakin loe belum sempat sarapan. Benerkan?" kata Vera.
"Bener. Gue belum sarapan karena takyt telat." kata Bree.
"Oh ya Ver udah lewat tiga puluh menit. Tu dokter killer kok belum masuk juga ya ke kelas?" kata Bree yang sadar dosennya tidak masuk-masuk.
"Bree, Bree. Kan di wa grub udah ada. Pak Yusuf izin tidak masuk hari ini. Karena ada ujian anak tingkat akhir." kata Vera sambil tersenyum mengejek Bree.
"Somplak dah tuh dosen. Gue udah nggak sarapan, lari-larian eeee dia nggak masuk. Bener-bener apes hidup gue hari ini." kata Bree dengan kesalnya.
"Oh ya Bree. Ke taman yok sambil nunggu kelas berikutnya." kata Vera mengajak Bree keluar dari kelas.
"Ayuk. Gue juga mau makan laper." kata Bree sambil emngangkat kotak bekalnya.
"Bagi gue ya Bree. Gue juga laper." kata Vera.
"Sip. Nanti gue bagi. Lagian tadi gue minta bibik untuk masukin bekal lebih. Karena gue tau, loe pasti nggak sarapan karena juga takutkan telat di jam pak Yusuf." kata Bree sambil tersenyum ke arah Vera.
"Bener. Gue memang belum sempat sarapan." kata Vera sambil menggamit lengan Bree untuk berjalan ke arah taman kampusnya.
Sesampai di taman kampus Bree san Vera duduk di bawah pohon yang rindang, untuk menghindari terpaan sinar matahari. Bree memandang ke arah gedung F. Bree berharap akan melihat Gema.
----------------
Gema yang baru sampai di kampusnya memarkirkan mobil yang dia bawa di parkiran khusus mahasiswa gedung F. Gema tidak sengaja melihat ke arah taman. Dia tidak sengaja melihat Bree sedang duduk dengan Vera. Gema langsung saja merogoh ponselnya untuk menchating Bree.✉️ Gema
Bree. kamu sedang dimana?✉️ Bree
Sedang duduk di taman depan gedung F sama Vera. Tadi nggak sempat sarapan. Jadi sarapan disini dulu.✉️ Gema
Bukannya kemaren ngomong ada kelas pagi ya Bree?✉️ Bree
Bener, tapi dosennya nggak masuk. Kamu dimana?✉️ Gema
Di depan kamu.Gema mendadak sudah berada di depan Bree dan Vera. Gema langsung saja mengambil Burger yang sedang dimakan oleh Bree, tanpa sungkan ada Vera di sana.
"Kak Gem. Kok ngambil makanan yang udah Bree makan. Kalau mau kan di kotak makan masih ada yang baru." kata Bree sambil manyun ke arah Gema.
"Makanan sisa kamu manis Bree. Udah deh jangan manyun." kata Gema sambil mancubit pipi Bree.
"Kamu pulang kuliah jam 12 kan. Kamu tunggu kakak disini aja ya. Kakak keluar jam 12.30." kata Gema.
"Oke kak. Aku ingat kok dengan janji aku ke kakak." kata Bree sambil tersenyum manis kepada Gema.
"Ya udah Bree, kakak masuk kelas dulu." kata Gema sambil melangkahkan kakinya menuju gedung F.
"Bree jangan bilang loe udah jadian dengan kak Gema ya." kata Vera dengan penuh selidik.
"Nggak kok Ver. Siapa yang jadian. Aku dengn kak Gema hanya sahabatan doang. Nggak lebih." kata Bree menjelaskan kepada Vera.
"Padahal loe berharap lebih kan Bree?" kata Vera sambil menatap mata Bree tajam.
" Siapa seh yang menolak kak Gema. Kalau kak Gema mau mah aku akan nerima dengan senang hati." kata Bree.
Apa yang dikatakan Bree membuat Vera tersenyum. Didalam hatinya Vera mendoakan semoga Bree jadian dengan Gema. Mereka sangat cocok menjadi pasangan. Gema ganteng dan keran. Bree cantik dan baik. Bener-bener pasangan serasi. Tak terasa perkuliahan berikutnya sudah menanti Bree dan Vera. Bree dan Vera melangkahkan kakinya kembali ke gedung D tempat mereka kuliah. Bree dengan Gema akan kuliah sampai pukul 12.00 WIB. Setelah itu baru Bree akan bertemu dengan Gema, menceritakan apa yang menimpa Bree dan Mami kemaren
Selesai jam kuliahnya Bree kemudian menuju tempat janjiannya dengan Gema yaitu taman depan gedung F. Padahal sebenarnya Bree sangat malas untuk menunggu Gema di taman grdung F. Hal ini disebabkan karena akan banyak mata yang melihat Bree duduk di sana. Bree sampai saat ini masih tidak nyaman dengan tatapan orang kepada dirinya.Tiba-tiba Bree memiliki sebuah ide untuk membawa Vira menemani dirinya untuk menunggu Gema selesai kuliah."Vir, lie temani gue ya nunggu Gema di taman gedung F?" kata Bree dengan menampilkan muka memelasnya."Haduh Bree. Loe aja ya yang nunggu sendiri. Gue udah ada janji mau pergi nemani kakak gue ke mall." kata Vira dengan wajah merasa bersalahnya."Ya udah lah Vir. Nggak apa-apa. Gue nunggu sendiri aja." kata Bree sambil melangkah gontai."Bree. Tunggu bentar. Gue telpon kakak gue dulu. Bisa nggak pergi ke mallnya jam satu aja." kata Vira sambil mengambil ponselnya dari dalam tas.Vira kemudian menelpon kakaknya.
Gema melajukan mobilnya ke tempat yang dia tuju untuk berbicara dengan Bree. Apa yang sudah dialami Bree sewaktu dia ke mall bersama maminya. Disepanjang perjalanan Bree hanya memandang ke arah luar melalui kaca jendela mobil. Gema nampak serius dalam melajukan mobilnya. Sekali-sekali Gema melirik ke arah Bree."Bree, kamu serius mau membicarakan hal tersebut Bree? Kalau kamu merasa tidak nyaman tidak usah saja Bree. Tidak masalah kok." kata Gema meyakinkan Bree."Nggak kak. Aku nggak keberatan." kata Bree meyakinkan Gema."Jadi kenapa kamu diam Bree?""Aku diam, karena nggak tau aku mau cerita apa kak. Lagian muka kamu muka serius banget.""Hahahahaha." Gema tertawa mendengar alasan Bree."Bree. Buatlah kamu senyaman mungkin. Nanti saat kita sampai, kamu harus sudah nyaman. Oke." kata Gema kembali serius menatap jalanan yang sedang dilaluinya.Tak terasa perjalanan selama satu jam itu telah mereka lewati. Mereka berdua turun dari mobi
Gema yang baru saja sampai dirumahnya langsung menuju kamar. Gema menghubungi ketiga sahabatnya untuk datang kerumah utama. Setelah menghubungi ketiga sahabatnya. Gema membersihkan tubuhnya dahulu. Setelah membersihkan dirinya, Gema menuju ruang kerja pribadinya yang terletak dilantai tiga rumah besar itu. Tak lama kemudian datanglah Galang dan Guntur terlebih dahulu tanpa Biru." Pria sok tampan mana? Tumben nggak bareng loe"? Gema bertanya kepada Galang kenapa Biru tidak bersama mereka."Biasa Gem. Dia mau ngembalikin mobil kamu kameran. Tapi nanti pulangnya dia akan bawa mobil loe yang lain lagi. Kayak nggak tau dia aja loe." kata Galang sambil tersenyum mengejek."Hahahahaha. Tu anak memang ngak ada berubah juga." kata Gema sambil meraih gagang telpon untuk menelpon pelayan bagian dapur rumahnya."Bik, tolong buatkan minuman empat dan bawa cemilan ke ruangan kerja saya ya." kata Gema."Baik Tuan Muda" kata pelayanan itu.Tak lama menunggu pela
Biru melajukan mobilnya dengan sangat tergesa - gesa. Gema yang melihat langsung mengambil mobil sport nya yang terparkir di parkiran. Gema mengejar mobil Biru yang terlalu ngebut. Saat mengejar Biru, Gema ingat mobil yang dipakai Biru sudah teroasang GPS. Gema mengaktifkan fitur GPS nya. Jadi saat Biru dalam bahaya dia hanya tinggal memencet tombol pemberitahuan kepada semua pengawalnya. Mereka akan langsung mengetahui posisi mobil dalam bahaya dimana. Gema kemudian melambatkan laju mobilnya. Dia tidak mau mati muda gara-gara mengikuti kegilaan Biru. Gema terus memantau GPS mobil yang dibawa Biru. Gema terlihat tersenyum, Biru ternyata membawa mobil menuju rumahnya. Tapi yang semakin membuat Gema kembali menginjak gas adalah, kalau Biru melajukan mobil dengan kesetanan sampai ke rumahnya pasti ada apa-apa dengan kedua orang tua Biru. Gema yang menganalisa keadaan itu kembali menginjak gas mobilnya lebih dalam." Ayah, Ibu" Biru berteriak sambil langsung masuk kedalam rumah ta
BreeBree pagi itu bangun lebih cepat dari biasanya. Pagi ini kuliah yang dihadapinya adalah salah satu mata kuliah favoritnya. Jadi Bree merasa harus duduk di depan sebelum teman selokalnya datang. Bree sangat menyukai mata kuliah yang satu ini yaitu mata kuliah anatomi. Kebiasaan baik Bree, yaitu minum segelas air putih saat bangun. Hal ini sukses membuat Bree menjadi sehat.Bree kemudiam langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah mandi yang tidak selama hari biasanya, Bree langsung menuju ruang dressing room nya. Bree langsung saja menyambar rok coklat dan sebuah kemeja putih. Bree langsung memakainya dan merias wajahnya dengan riasan natural.Bree yang selesai persiapan menuju kampus, langsung turun ke lantai bawah sambil teriak nyaring. "Pagi Papi Mami" Bree mencium tangan kedua orang tua."Pagi sayang. Bree mau sarapan apa?" Kata Mami sambil mengambil piring untuk Bree."Bree sarapan di kampus aja ma. Hari ini Bree ada kuliah a
Ketiga mobil mewah itu meninggalkan pekarangan kampus. Ketiganya menuju rumah Vira. Dalam perjalanan Bree dan Gema tidak begitu banyak melakukan percakapan, itu disebabkan karena Bree tidak mau mengganggu konsentrasi Gema saat melajukan mobilnya, apalagi mobil yang dibawa Gema saat ini mobil sport keluaran terbaru. Gema yang melihat Bree menatap kejendela hanya tersenyum."Bree""Iya Gem, kenapa?""Kenapa kamu diam aja Bree. Ngomong apapun kek Bree. Jangan hanya diam aja" kata Gema sambil menatap ke arah Bree."Gema, kamu jangan natap aku saat bawa mobil. Nanti kecelakaan Gem." Bree mengingatkan Gema kembali."Oke, aku akan menatap ke jalanan tapi kamu wajib menjawab apapun yang aku tanyakan.""Oke sip. Aku janji aku akan menjawab pertanyaan dari mu."Gema terdiam sesaat. Dia harus menanyakan hal ini kepada Bree sekarang. Supaya Gema tau apa tindakan yang harus diambilnya setelah ini."Siapa orang yang datang ke rumah mu kemaren Bree?"
Ketiga iring-iringan mobil mewah itu masuk ke gerbang utama rumah keluarga Ardana dan Brawijaya tinggal. Gema turun dari mobilnya diikuti oleh ketiga sahabatnya. Mereka berempat langsung masuk ke dalam ruang kerja Gema."Gem, apa yang terjadi dengan Bree dan keluarganya Gem?" Galang mendesak Gema untuk cerita. Gema dalam hati meminta maaf kepada Galang karena akan membohonginya."Kita yang sudah suuzon dengan tamu yang datang ke rumah Bree. Tamu itu kiranya adalah rekan bisnis ayah Bree." Gema menjelaskan kepada ketiga sahabatnya. Tetapi Gema sempat memberi kode kepada Guntur dan Biru."Kalau memang nggak ada yang membahayakan keluarga Bree, gue jadi nyaman kembali. Kalau gitu gue pamit dulu Gem. Loe bareng gue nggak Gun?" Galang berdiri dari posisi duduknya."Nggak Lang. Loe duluan aja. Rencana malam ini gue mau numpang tidur di rumah Biru aja. Kasian Biru bawa mobil sendirian." Guntur memberikan alasan yang masuk akal agar Galang tidak curiga kepada mereka.
Pagi hari Gema sudah terlihat gagah dengan stelan kantornya, hari ini Gema memakai jas warna hitam, didalamnya kemeja warna putih dilengkapi dengan celana dasar warna hitam. Penampilan Gema semakin terlihat wah dengan jam rolex mewah yang dipakainya serta sepatu pantofel keluaran rumah mode Gucci melengkapi penampilan sempurna Gema hari ini. Gema berprinsip pertemuan pertama harus berkesan berkelas dan berwibawa. Sesuai dengan permintaannya kepada Poppy hari ini Gema sudah harus masuk kantor. Dia harus membagi waktunya antara kuliah dan kerja. Tapi demi Bree, Gema akan berusaha dengan maksimal.Gema yang terakhir turun dari kamarnya. Dia sudah ditunggu oleh kedua orang tuanya dan kedua sahabatnya. Hari itu mereka bertiga tidak ada jadwal kuliah. Gema dan Biru akan langsung menuju kantor yang sekarang akan dipimpin oleh Gema walaupun Gema akan menjadi wakil direktur yang direktur tetap Poppy. Sedangkan Guntur akan menuju kantor Ayahnya, dia akan membicarakan perihal mengambil a