Selesai jam kuliahnya Bree kemudian menuju tempat janjiannya dengan Gema yaitu taman depan gedung F. Padahal sebenarnya Bree sangat malas untuk menunggu Gema di taman grdung F. Hal ini disebabkan karena akan banyak mata yang melihat Bree duduk di sana. Bree sampai saat ini masih tidak nyaman dengan tatapan orang kepada dirinya.
Tiba-tiba Bree memiliki sebuah ide untuk membawa Vira menemani dirinya untuk menunggu Gema selesai kuliah.
"Vir, lie temani gue ya nunggu Gema di taman gedung F?" kata Bree dengan menampilkan muka memelasnya.
"Haduh Bree. Loe aja ya yang nunggu sendiri. Gue udah ada janji mau pergi nemani kakak gue ke mall." kata Vira dengan wajah merasa bersalahnya.
"Ya udah lah Vir. Nggak apa-apa. Gue nunggu sendiri aja." kata Bree sambil melangkah gontai.
"Bree. Tunggu bentar. Gue telpon kakak gue dulu. Bisa nggak pergi ke mallnya jam satu aja." kata Vira sambil mengambil ponselnya dari dalam tas.
Vira kemudian menelpon kakaknya.
"Hallo kak. Boleh nggak kalau kita ke mallnya jam satuan?" kata Vira langsung saja menyampaikan maksudnya menelpon.
"..............."
"Makasi kakak cantik. Kita ketemuan di mall aja langsung ya." kata Vira sambil mematikan sambungan telponnya.
"Gimana Vir, kakak loe maukan?" kata Bree tidak sabaran.
"Ayok. Kita tunggu calon pujaan hati loe." kata Vira sambil menggamit tangan Bree.
"Alhamdulillah. Gue nggak jadi sendirian." kata Bree sambil berjalan ke arah taman gedung F.
Mereka kemudian duduk di kursi yang ada di taman deoan gudung F itu. Bree dan Vira duduk sambil bercerita.
"Lie memangnya mau ngapain dengan Gema, Bree?" Kata Vira
"Nggak ada. Dia ngajak gue untuk menemaninya ke sebuah tempat."
"Oooo, Jadi intinya kalian akan kencan ya?"
"Nggak ah bukan kencan, tapi hanya menemani saja." kata Bree sambil mengambil ponselnya. Bree akan menghubungi mami karena akan pulang terlambat hari ini.
"Vir, gue telpon mami bentar ya, mau mengatakan aku pulang terlambat." kata Bree sambil menghubungi maminya.
"Assalamualaikim Mi?" kata Bree.
"Waalaikum salam Bree." kata Mami
"Mi, hari ini Bree ijin pulang telat ya Mi. Bree mau pergi dengan teman Mi." kata Bree.
Mami berpikir sebentar apakah mami akan menyetujui permintaan Bree atau tidak. Mami masih takut dengan kejadian yang menimpa mereka kemaren. Mami takut hal itu akan terulang kembali, disaat Bree tidak didekat mami.
"Mi. Kalau mami tidak ijinkan aku maka aku tidak akan jadi pergi mi. Aku akan langsung pulang saja ke rumah mi." kata Bree meyakinkan maminya.
"Oke Bree. Tapi mami minta kamu hati-hati ya. Karena mami takut kejadian kemarin di mall terjadi lagi saat kamu tidak sedang bersama mami." kata Mami.
"Tenang saja Mi. Bree akan berhati-hati Mami. Lagian teman yang pergi dengan Bree sekarang tidak akan membiarkan Bree dalam bahaya Mi." kata Bree.
"Hati-hati ya Bree." kata Mami.
"Baik Mi. Assalamualaikum Mami." Kata Bree.
"Waalaikumsalam Bree." kata Mami.
"Bree, Mami kamu memang perhatian ya Bree." kata Vira.
"Semua orang tua akan perhatian kepada anaknya, kalau anaknya juga memberikan perhatian yang sama Vir." kata Bree.
Vira yang mendengar apa yang dikatakan Bree terdiam. Selama ini Vira memang kurang memberikan perhatian kepada orang tuanya. Vira bisa dikatakan jarang berbicara dengan orang tuanya. Mereka akan berbicara apabila ada hal yang dirasa perlu. Kalau tidak maka mereka akan jarang berbicara.
Tak terasa hari sudah pukul setengah satu. Gema terlihat berjalan keluar dari kelasnya bersaha dengan ketiga sahabatnya. Gema kemudian langsung duduk disebalah Bree. Sedangkan ketiga sahabatnya duduk didekat Vira dan ada yang berdiri.
"Dari tadi Bree?" kata Gema.
"Tiga puluh menitlah kak." kata Bree.
"Bree, gue permisi dulu ya. Takutnya kakak gue kelamaan menunggu di mall." kata Vira sambil melangkah pergi.
"Eh, nama kamu Vira kan?" kata Biru.
"Bener kak. Ada apa ya kak?" kata Vira heran karena Biru menyapanya.
"Loe mau ke mall? Bareng gue aja. Gue juga mau kesana. Loe nggak bawa kendaraan kak?" kata Biru.
"Nggak kak. Kalau nggak merepotkan kakak, boleh." kata Vira sambil tersenyum menerima ajakan Biru.
"Suit-suit. Ada yang mulai neh. Kayaknya ada yang akan bertambah ne, yang sering-sering melihat parkiran gedung D." kata Galang menyindir Biru.
"Sirik loe. Sana cari." kata Biru sambil meraih tangan Vira untuk beranjak meninggalkan teman-temannya.
"Bree, ada nggak satu lagi yang kayak Vira atau kayak loe?" kata Galang.
"Maaf kak, stoknya habis yang kayak gue dengan Vira." kata Bree sambil tersenyum mengejek ke Galang.
"Hahahahahaha. Loe cari yang lain aja." kata Gema tertawa.
"Seneng lo ya nyet. Nengok gue jomblo akut." kata Galang. Guntur yang mendengar apa yang diributkan Gema dan Galang hanya tersenyum saja.
"Yok Bree jalan. Percuma dengerin Galang, jadi budek telinga kita." kata Gema.
Bree kemudian berdiri dari duduknya, mengiringi langkah kaki Gema. Mereka berdua kemudian masuk ke mobil Gema.
"Kita mau cerita dimana ya kak?" kata Bree memecah kesunyian.
"Nggak jauh dari sini ada danau yang cantik Bree. Kita ke situ saja. Tapi sebelum ke sana, kamu maukan nemani aku makan siang dulu?" kata Gema.
"Oke kak. Kebetulan aku kuja belum makan dari tadi." kata Bree menyahut Gema.
Tak lama mobil yang dikendarai Gema masuk kesebuah restoran yang mewah. Gema memilih duduk dipojokan. Dia tidak mau orang lain mengganggu privasinya.
"Mau makan apa Bree?" kata Gema sambil membolak balik daftar menu yang ada.
"Samakan aja deh kak. Aku lagi malas mikir mau makan apa." kata Bree.
"Oke. Mbak kami pesan steek dua, sama jerus peras dua." kata Gema kepada pelayan.
Tak beberapa lama, pesanan mereka datang. Gema dan Bree kemudian melahap pesanan itu. Mereka makan dalam diam. Gema dan Bree sama-sama tidak suka makan sambil berbicara.
Selesai makan. Gema dan Bree kembali melanjutkan perjalanan mereka ke danau yang tadi dibicarakan oleh Gema.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Apakah masalah yang akan disampaikan oleh Bree kepada Gema?
Apakah ada kaitannya dengan apa yang dibicarakan oleh Galang kepada Gema. Tunggu kelanjutannya ya kakak.
Gema melajukan mobilnya ke tempat yang dia tuju untuk berbicara dengan Bree. Apa yang sudah dialami Bree sewaktu dia ke mall bersama maminya. Disepanjang perjalanan Bree hanya memandang ke arah luar melalui kaca jendela mobil. Gema nampak serius dalam melajukan mobilnya. Sekali-sekali Gema melirik ke arah Bree."Bree, kamu serius mau membicarakan hal tersebut Bree? Kalau kamu merasa tidak nyaman tidak usah saja Bree. Tidak masalah kok." kata Gema meyakinkan Bree."Nggak kak. Aku nggak keberatan." kata Bree meyakinkan Gema."Jadi kenapa kamu diam Bree?""Aku diam, karena nggak tau aku mau cerita apa kak. Lagian muka kamu muka serius banget.""Hahahahaha." Gema tertawa mendengar alasan Bree."Bree. Buatlah kamu senyaman mungkin. Nanti saat kita sampai, kamu harus sudah nyaman. Oke." kata Gema kembali serius menatap jalanan yang sedang dilaluinya.Tak terasa perjalanan selama satu jam itu telah mereka lewati. Mereka berdua turun dari mobi
Gema yang baru saja sampai dirumahnya langsung menuju kamar. Gema menghubungi ketiga sahabatnya untuk datang kerumah utama. Setelah menghubungi ketiga sahabatnya. Gema membersihkan tubuhnya dahulu. Setelah membersihkan dirinya, Gema menuju ruang kerja pribadinya yang terletak dilantai tiga rumah besar itu. Tak lama kemudian datanglah Galang dan Guntur terlebih dahulu tanpa Biru." Pria sok tampan mana? Tumben nggak bareng loe"? Gema bertanya kepada Galang kenapa Biru tidak bersama mereka."Biasa Gem. Dia mau ngembalikin mobil kamu kameran. Tapi nanti pulangnya dia akan bawa mobil loe yang lain lagi. Kayak nggak tau dia aja loe." kata Galang sambil tersenyum mengejek."Hahahahaha. Tu anak memang ngak ada berubah juga." kata Gema sambil meraih gagang telpon untuk menelpon pelayan bagian dapur rumahnya."Bik, tolong buatkan minuman empat dan bawa cemilan ke ruangan kerja saya ya." kata Gema."Baik Tuan Muda" kata pelayanan itu.Tak lama menunggu pela
Biru melajukan mobilnya dengan sangat tergesa - gesa. Gema yang melihat langsung mengambil mobil sport nya yang terparkir di parkiran. Gema mengejar mobil Biru yang terlalu ngebut. Saat mengejar Biru, Gema ingat mobil yang dipakai Biru sudah teroasang GPS. Gema mengaktifkan fitur GPS nya. Jadi saat Biru dalam bahaya dia hanya tinggal memencet tombol pemberitahuan kepada semua pengawalnya. Mereka akan langsung mengetahui posisi mobil dalam bahaya dimana. Gema kemudian melambatkan laju mobilnya. Dia tidak mau mati muda gara-gara mengikuti kegilaan Biru. Gema terus memantau GPS mobil yang dibawa Biru. Gema terlihat tersenyum, Biru ternyata membawa mobil menuju rumahnya. Tapi yang semakin membuat Gema kembali menginjak gas adalah, kalau Biru melajukan mobil dengan kesetanan sampai ke rumahnya pasti ada apa-apa dengan kedua orang tua Biru. Gema yang menganalisa keadaan itu kembali menginjak gas mobilnya lebih dalam." Ayah, Ibu" Biru berteriak sambil langsung masuk kedalam rumah ta
BreeBree pagi itu bangun lebih cepat dari biasanya. Pagi ini kuliah yang dihadapinya adalah salah satu mata kuliah favoritnya. Jadi Bree merasa harus duduk di depan sebelum teman selokalnya datang. Bree sangat menyukai mata kuliah yang satu ini yaitu mata kuliah anatomi. Kebiasaan baik Bree, yaitu minum segelas air putih saat bangun. Hal ini sukses membuat Bree menjadi sehat.Bree kemudiam langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah mandi yang tidak selama hari biasanya, Bree langsung menuju ruang dressing room nya. Bree langsung saja menyambar rok coklat dan sebuah kemeja putih. Bree langsung memakainya dan merias wajahnya dengan riasan natural.Bree yang selesai persiapan menuju kampus, langsung turun ke lantai bawah sambil teriak nyaring. "Pagi Papi Mami" Bree mencium tangan kedua orang tua."Pagi sayang. Bree mau sarapan apa?" Kata Mami sambil mengambil piring untuk Bree."Bree sarapan di kampus aja ma. Hari ini Bree ada kuliah a
Ketiga mobil mewah itu meninggalkan pekarangan kampus. Ketiganya menuju rumah Vira. Dalam perjalanan Bree dan Gema tidak begitu banyak melakukan percakapan, itu disebabkan karena Bree tidak mau mengganggu konsentrasi Gema saat melajukan mobilnya, apalagi mobil yang dibawa Gema saat ini mobil sport keluaran terbaru. Gema yang melihat Bree menatap kejendela hanya tersenyum."Bree""Iya Gem, kenapa?""Kenapa kamu diam aja Bree. Ngomong apapun kek Bree. Jangan hanya diam aja" kata Gema sambil menatap ke arah Bree."Gema, kamu jangan natap aku saat bawa mobil. Nanti kecelakaan Gem." Bree mengingatkan Gema kembali."Oke, aku akan menatap ke jalanan tapi kamu wajib menjawab apapun yang aku tanyakan.""Oke sip. Aku janji aku akan menjawab pertanyaan dari mu."Gema terdiam sesaat. Dia harus menanyakan hal ini kepada Bree sekarang. Supaya Gema tau apa tindakan yang harus diambilnya setelah ini."Siapa orang yang datang ke rumah mu kemaren Bree?"
Ketiga iring-iringan mobil mewah itu masuk ke gerbang utama rumah keluarga Ardana dan Brawijaya tinggal. Gema turun dari mobilnya diikuti oleh ketiga sahabatnya. Mereka berempat langsung masuk ke dalam ruang kerja Gema."Gem, apa yang terjadi dengan Bree dan keluarganya Gem?" Galang mendesak Gema untuk cerita. Gema dalam hati meminta maaf kepada Galang karena akan membohonginya."Kita yang sudah suuzon dengan tamu yang datang ke rumah Bree. Tamu itu kiranya adalah rekan bisnis ayah Bree." Gema menjelaskan kepada ketiga sahabatnya. Tetapi Gema sempat memberi kode kepada Guntur dan Biru."Kalau memang nggak ada yang membahayakan keluarga Bree, gue jadi nyaman kembali. Kalau gitu gue pamit dulu Gem. Loe bareng gue nggak Gun?" Galang berdiri dari posisi duduknya."Nggak Lang. Loe duluan aja. Rencana malam ini gue mau numpang tidur di rumah Biru aja. Kasian Biru bawa mobil sendirian." Guntur memberikan alasan yang masuk akal agar Galang tidak curiga kepada mereka.
Pagi hari Gema sudah terlihat gagah dengan stelan kantornya, hari ini Gema memakai jas warna hitam, didalamnya kemeja warna putih dilengkapi dengan celana dasar warna hitam. Penampilan Gema semakin terlihat wah dengan jam rolex mewah yang dipakainya serta sepatu pantofel keluaran rumah mode Gucci melengkapi penampilan sempurna Gema hari ini. Gema berprinsip pertemuan pertama harus berkesan berkelas dan berwibawa. Sesuai dengan permintaannya kepada Poppy hari ini Gema sudah harus masuk kantor. Dia harus membagi waktunya antara kuliah dan kerja. Tapi demi Bree, Gema akan berusaha dengan maksimal.Gema yang terakhir turun dari kamarnya. Dia sudah ditunggu oleh kedua orang tuanya dan kedua sahabatnya. Hari itu mereka bertiga tidak ada jadwal kuliah. Gema dan Biru akan langsung menuju kantor yang sekarang akan dipimpin oleh Gema walaupun Gema akan menjadi wakil direktur yang direktur tetap Poppy. Sedangkan Guntur akan menuju kantor Ayahnya, dia akan membicarakan perihal mengambil a
Pagi harinya Gema terbangun karena pekikan alarm yang dia stel pukul lima subuh. Gema berniat mau gym dulu sebelum membersihkan badannya. Gema sudah lama tidak gym, sekarang waktunya pas. Bisa sekitar setengah jam. Gema kemudian berjalan keruangan gym yang ada dirumah besar itu. Peralatan gym di rumah Gema sudah lengkap, jadi Gema bisa memilih sesuka hatinya. Hari ini Gema hanya mau menggunakan treadmill saja. Selesai gym Gema langsung membersihkan badannya dan memakai sebuah celana levis warna hitam dan baju kaus dengan merk yang sama berwarna putih. Gema sangat terlihat tampan dengan baju andalannya itu. Gema kemudian menuju meja makan, di sana sudah tersedia mienas (mie nasi goreng) kesukaan Gema. Gema makan dengan lahap dan cepat, meja makan terasa sangat sepi saat kedua orang tuanya tidak ada di rumah. Gema berharap kedua orang tuanya cepat kembali pulang ke rumah. Setelah sarapan Gema kemudian ke garasi untuk mengambil mobil sport nya yang berwarna merah.Gema baru sekal