Share

Stepdaddy

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2024-11-20 12:31:46

“Aku ingin kau menjilatnya.”

Satu hal diucapkan terlalu gamblang, secara naluriah membuat Moreau hanya terpaku, lalu mengerjap berulang kali—berharap dia tak salah menafsirkan sesuatu di antara mereka.

“Apa?” tanyanya sekadar memastikan kembali.

“Giliranmu.”

Satu kata diucapkan dengan singkat. Setelah Abihirt menggerakkan mulut dan lidah pria itu secara mahir. Sekarang Moreau dimintai untuk membayar harga supaya mereka impas.

“Tapi kau tahu aku tidak—“

“Belajarlah agar bisa melakukannya.”

Dia belum menyelesaikan sisa kalimat tertunda, dan pria itu sudah menangkap arah pembicaraan, seolah telah mengetahui isi pikiran yang menggantung di puncak kepala. Bagaimanapun Moreau masih begitu ragu, meski akan selalu berada di tengah situasi rumit.

Abihirt tiba – tiba menarik kedua kakinya, kemudian berhenti di pinggir ranjang—tepat saat pria itu sudah menjulang tinggi, sementara Moreau harus mengambil posisi duduk dan benar – benar menengada
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjanjian Terlarang   Kasar

    Sebuah cengkeraman terasa hangat di bagian pinggulnya. Moreau menelan ludah kasar ketika memutuskan untuk memalingkan separuh wajah. Abihirt sedang melakukan sesuatu, berhasil membuat dia melengkungkan tubuh saat kejantanan pria itu perlahan masuk di antara celah kaki yang terbuka. Besar dan kokoh ... benar – benar memberi Moreau sensansi penuh. Jemarinya mengetat di pinggir kasur tepat saat Abihirt mulai bergerak. Hujaman pria itu terkadang selalu berakhir sebagai tujuan paling kasar, sehingga dia berpikir seseorang dengan gairah seks berbeda seperti ini, seakan memiliki niat menghancurkan tubuhnya, walau Abihirt tak pernah serius terhadap hal demikian. Pria itu setidaknya butuh sesuatu untuk dilampiaskan. Hanya kebetulan dia adalah sasaran renyah.“Mmm ....”Moreau mengatupkan bibir dalam keadaan paling sadar saat hampir mengerang. Berusaha tidak menunjukkan bahwa dia terbuai, tetapi tak dimungkiri bahwa sentuhan Abihirt memberi efek yang terjal. “Mmm, Abi ....”

    Last Updated : 2024-11-20
  • Perjanjian Terlarang   Jujur

    Setelah menarik napas cukup dalam. Moreau menuntut diri supaya siap, lalu berkata, “Kau tahu dari awal kalau aku tidak pernah menginginkan ini. Mungkin kau membuatku terbiasa, atau aku tak akan pernah benar – benar terbiasa. Sesuatu membuatku mendapatkan sudut pandang yang buruk tentang seks.” Dia langsung menatap Abihirt gugup, berharap akan ada sesuatu yang ditemukan, tetapi pria itu nyaris tidak memperlihatkan satu pun reaksi tertentu, selain mengambil langkah mundur; beranjak pergi memunguti helai kain yang tercecer sekadar berpakaian utuh di hadapannya. “Apa pun yang kulakukan, karena kita berada di bawah surat pernjanjian. Mungkin kau bisa memaafkanku jika memang terlalu kasar.” Semua diakhiri dengan pernyataan yang membuat jantung Moreau bertalu – talu keras. Dia terkesiap saat Abihirt bahkan menderap meninggalkan kamar, meninggalkan dirinya sendirian, terpaku, hampir terlalu bingung, tetapi semua masih tentang perjanjian di antara mereka. Tidak lebih. Pria

    Last Updated : 2024-11-20
  • Perjanjian Terlarang   Pulang

    Bukan sesuatu yang dapat dicampuri. Moreau tak ingin terjerumus terhadap pelbagai pemikiran, di mana seharusnya dia tahu bahwa terdapat risiko menjadi seorang simpanan. “Semua sudah selesai, Nona.” Tiba – tiba Caroline bicara di tengah gemuruh cukup hening. Itu menarik Moreau kembali ke permukaan hingga mengerjap untuk beberapa saat. Perlu disadari bahwa Caroline menyiapkan semua kebutuhannya dengan komplit. Memindahkan Chorrus yang digoreng matang ke atas meja makan, berikut tambahan saus cokelat sebagai pendamping utama. Moreau tersenyum, kemudian mengikuti langkah wanita itu. “Terima kasih, Caroline.” Dia duduk persis ketika tanpa peringatan Caroline menyiapkan ruang duduk untuknya. “Kau mau ikut makan denganku?” dan menambahkan pertanyaan setelah menyadari Caroline tampak memiliki minat menyelesaikan hal tersisa; seperti perangkat masak dan minyak bekas yang masih begitu panas. “Tidak, Nona. Masih ada hal yang harus saya kerjakan. Sepertinya Nyonya Barba

    Last Updated : 2024-11-21
  • Perjanjian Terlarang   Janjian

    Ini sudah lebih dari satu jam sejak pemutaran film dimulai. Moreau tidak tahu ke mana Abihirt pergi, tetapi pria itu tidak pernah sampai di tempat yang mereka janjikan. Dia bahkan sudah mengirimkan beberapa pesan, termasuk barcode tiket menonton dan tak satu pun dapat menyiratkan prospek bahwa Abihirt akan membacanya. Mungkin pria itu tak pernah benar – benar berniat, kemudian sengaja membiarkan Moreau menunggu dan akhirnya duduk nyaris sendirian di sini. Memang perlu digaris bawahi tentang keberadaan yang lain—penonton yang sedang menikmati alur cerita. Namun, itu tak sama seperti seseorang telah mengatakan akan hadir, walau pada kenyataannya tidak. Abihirt punya keinginan untuk tidak memberi Juan kesempatan. Dengan ironi, membuat perasaan Moreau setengah kesal. Dia sudah mati – matian menahan diri dengan tidak menyetujui permintaan Juan—saat tawaran nonton bersama kembali diberikan, sementara mereka tahu Abihirt membuat harapannya berhamburan tidak jelas. Tujuan pria it

    Last Updated : 2024-11-21
  • Perjanjian Terlarang   Membujuk

    Suara serak dan dalam Abihirt tiba – tiba terdengar begitu dekat. Sesaat Moreau tersentak setelah hampir tidak ada petunjuk mengenai apa yang pria itu lakukan. Jarak di antara mereka sungguh melewati batas prediksi dan ketika mencoba untuk memahami situasi yang terasa begitu gamblang, dia baru menyadari bahwa pemutaran film selesai. Derap kaki beberapa orang terduga melangkah pada satu titik meninggalkan ruang teater. Akan lebih baik jika melakukan hal serupa. Bukankah mereka tidak datang bersama, maka pergi pun akan seperti itu? Moreau siap mengambil langkah bangun. Namun, pada akhirnya dia harus tertahan dengan Abihirt melakukan pencegahan. Pria itu juga mendesak supaya dia kembali duduk bersandar di tempat semula—persis kemudian beranjak bangun dan membuatnya terkurung di antara lengan yang berpegangan pada masing – masing pembatas kursi. “Ada urusan di kantor dan aku benar – benar tidak bisa meninggalkan pekerjaanku.” Apakah Abihirt berusaha menjelaskan sesuatu da

    Last Updated : 2024-11-24
  • Perjanjian Terlarang   Skate

    “Sepatu skate Anda, Tuan ....” Seorang pengawai datang menyerahkan sesuatu yang Abihirt minta, tetapi perhatiannya terpaku lurus – lurus mengamati sebentuk tubuh indah Moreau masih bergerak di atas lapisan es. Gadis itu berputar. Menggerakkan kaki. Seperti berselancar, tetapi semua terlihat persis pola mengagumkan. Dia ingat bagaimana selalu memutar video tentang ibunya ketika sedang melakukan hal serupa. Hampir ada kemiripan. Yang membedakan hanya Moreau tahu bagaimana cara memberontak, sementara ada ragam keputusasaan dari wanita yang memutuskan untuk mengakhiri hidup setelah menghadapi sikap seorang suami pengecut—bahkan sebagai ayah pun ... bajingan tua itu tidak betanggung jawab. Abihirt tidak ingin mengingat semua peristiwa yang terdaftar sebagai bagian dari hal terburuk dari hidupnya. Sesaat untuk mengalihkan perhatian kepada pria yang masih menunggu jawaban. “Taruh saja di bawah.” Hanya sebuah perintah singkat; langsung dikerjakan, kemudian pri

    Last Updated : 2024-11-24
  • Perjanjian Terlarang   Ingin Bertemu?

    “Bukankah bagus jika ibumu mantan figure skating. Kau bisa mempertemukanku dengannya dan aku bisa belajar lebih banyak—“ “Kau ingin bertemu dengannya di alam kubur?” Begitu saja. Mendesak Moreau diam beberapa saat. Dia sungguh tidak pernah bermaksud atau setidaknya sampai membuat Abihirt tersinggung. Pria itu tak mengatakan dari awal dan menjadikan informasi tersebut seperti suatu hal yang mengejutkan. Masih ada krisis setelah hampir terlalu sulit bersikap tenang. Moreau menelan ludah kasar kemudian berkata, “Maaf. Aku tidak tahu.” Secara naluriah dia menggigit bibir bawah. Tidak tahu ternyata itu memberi ayah sambungnya efek tertentu, sehingga Abihirt memalingkan wajah sambil merenggut sepatu skate; memakai nyaris terlalu cepat dan hampir tidak ada batasan ketika mereka saling berhadapan. Moreau butuh menengadahkan wajah, maka paling tidak mereka akan melakukan kontak mata, meski hal ganjil meliputi ketika mata kelabu Abihirt hanya tertuju pada bibirny

    Last Updated : 2024-11-24
  • Perjanjian Terlarang   Bicara Serius

    “Aku penasaran. Bagaimana cara menjadi sangat kaya? Hingga kau tak peduli berapa kerugianmu, karena itu tidak akan memberi dampak,” ungkap Moreau saat dia mengambil langkah mundur ke belakang sambil mengulurkan tangan. Memberi Abihirt isyarat supaya pria itu menggenggam jari – jari tangannya erat, maka mereka akan bergerak seperti yang sering dia dan Juan lakukan. Abihirt mungkin bersikap terlalu kaku, tetapi Moreau yakin sesuatu dalam diri pria tersebut masih memiliki sedikit minat untuk menjadi bagian yang tak tergambarkan dari daftar keinginan Barbara—mengingat ibunya tak pernah menyukai hal – hal yang bercabang pada kegiatan olahraga, tetapi memaksanya masuk dan menjadi salah satu bagian. “Bekerja keras.” Suara serak dan dalam Abihirt meliputi persis ketika mereka melakukan dansa di atas lapisan es. Semua tidak harus terburu – buru. Moreau tidak sedang bersama Juan yang akan dengan mudah mengangkat tubuhnya ke atas. “Bagaimana kau bekerja keras? Dari no

    Last Updated : 2024-11-24

Latest chapter

  • Perjanjian Terlarang   Pertengkaran Lagi

    “Kau mau ke mana?” tanya Barbara sarat nada sanksi ketika satu langkah lebar itu akan kembali dilanjutkan menuju pintu keluar kamar. “Ke mana saja, asal tidak di sini.” Jawaban Abihirt singkat, tetapi mendesak Barbara untuk melakukan tindakan serupa. Dia mengambil langkah cepat menyusul suaminya yang pergi begitu saja. “Tapi kau sedang sakit,” Barbara bicara nyaris diliputi nada lantang—malam terlalu sunyi untuk membiarkan suara apa pun terdengar benar – benar keras. Dia menipiskan bibir—geram—mengetahui bagaimana Abihirt terus menjejalkan kaki menuruni undakan tangga. “Abi!” Barbara sudah tidak peduli bagaimana jika ternyata telah begitu berlebihan menanggapi sikap suaminya. “Sekali saja kau berani melangkahkan kaki keluar dari rumah ini. Aku tidak akan segan – segan membuang anjingmu!” dia meneruskan sambil menatap bahu pria itu lamat. Abihirt berhenti sesaat. Ketika suaminya berbalik badan. Sungguh—mata kelabu itu menatap luar biasa tajam. Abihi

  • Perjanjian Terlarang   Berulah

    Semua plastik kertas belanjaan masih tersusun utuh di bagasi mobil. Barbara sedikit berdecak ketika harus membawa apa saja yang telah Abihirt sediakan untuknya. Pria itu sungguh tidak menyentuh, terutama karena dia masih sangat ingat jika suaminya sempat membawa mobil pria itu pergi setelah perdebatan mereka tergantung begitu saja. Mungkin Abihirt lupa, atau barangkali suaminya terlalu mabuk. Sungguh, kali ini Barbara tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Satu langkah tersisa dan dia segera membuka pintu kamar; kemudian menutup dengan hati – hati supaya tidak meninggalkan suara sekecil apa pun. Dia setengah menghela napas saat meletakkan semua kantong belanjaan di atas ranjang. Kamar kembali menderang dan sesaat Barbara menoleh ke wajah Abihirt sekadar memastikan suaminya tidak terpengaruh oleh siraman lampu yang mendadak menyebar ke seluruh ruangan. Abihirt memang masih tidur. Seperti itu lebih bagus. Perlahan, Barbara mengambil satu bagian untuk melihat isi bagian

  • Perjanjian Terlarang   Mencari Tahu

    “Kau sudah tidur, Darling?” Barbara memiringkan separuh tubuh dengan salah satu lengan menekuk di permukaan ranjang. Lampu tidur yang redup hanya sedikit memberinya prospek bagus mengenai apa yang sedang Abihirt lakukan. Namun, mungkin perlu Barbara katakan bahwa wajah pria itu benar – benar sedang terpejam. Tidak mustahil untuk mengetahui Abihirt mudah terlelap setelah efek samping obat. Dia telah menyelesaikan sisa hal yang dibutuhkan dan sekarang ... satu bagian tertunda sedang menunggu sekadar dilanjutkan. Barbara tak pernah lupa bahwa dia sangat menargetkan ponsel Abihirt. Beberapa perdebatan dan jarak bersama pria itu membuatnya harus sedikit lebih sabar. Paling tidak, untuk saat ini Abihirt tampak tidak benar – benar peduli pada benda pipih di atas nakas. Tidak sulit meraih apa pun itu. Barbara hanya perlu sedikit bergeser. Membiarkan ranjang berderak samar, kemudian mengulur lengan panjang – panjang melewati tubuh suaminya. Dia merasakan jak

  • Perjanjian Terlarang   Foto Itu ....

    Keheningan kembali pecah ke permukaan. Kali ini bukan serentetan pertanyaan Juan lagi. Namun, getar ponsel dan pesan dari satu orang yang sama, menarik perhatian Moreau dengan lekat. Foto – foto di padang pasir. Dia hampir tak ingat jika sempat meminta hal demikian dari ayah sambungnya. Abihirt mungkin tak memiliki banyak waktu. Atau memang tidak pernah memikirkan sesuatu yang dirasa tidak penting. Hanya kebetulan merasa ini adalah saat yang tepat. Mungkin pria itu menyadari kalau – kalau dia tidak akan—sama sekali—membalas pesan apa pun, termasuk tentang semua foto ini. Semua foto di mana segala prospek tampak begitu indah. Tanpa sadar, lekuk bibir Moreau membentuk senyum tipis saat dia mengulir layar ponsel. Sorban di kepalanya, yang terlihat rapi dan cantik, terutama ketika itu merupakan bagian dari sentuhan tangan Abihirt, begitu cocok—memberi kesan berbeda di wajahnya. Moreau tidak lupa sisa hal yang masih melekat dari perjalanan hari itu; ingat

  • Perjanjian Terlarang   Rubah

    “Kau dasar rubah licik.” Benar. Pria itu baru saja mengatakan hal yang membuat Moreau menautkan kedua alis heran. “Apa maksudnya itu?” tanyanya diliputi nada menuntut. “Kau membohongi ibumu dengan sangat mulus.” Itu hanya kebutuhan mendesak. Moreau juga tidak berharap bahwa dia akan cukup mampu melakukan hal demikian di hadapan ibunya. Sedikit bersyukur bahwa Barbara tidak melibatkan percakapan lebih jauh mengenai beberapa kecurigaan wanita tersebut. “Jangan memanggilku rubah licik. Aku terpaksa berbohong. Kau tahu itu,” ucap Moreau setengah menuntut. Biarkan Juan memikirkan beberapa hal. Kelopak mata pria itu setengah menyipit diliputi sorot mata yang menerawang ke arahnya. “Aku pikir Mr. Lincoln akan datang.” Sungguh, demi setengah kewarasannya yang hampir benar – benar terompak tak bersisa. Moreau ingin, sekali saja, agar mereka tidak membicarakan Abihirt di sini. Percuma. Apa pun yang coba Juan katakan, tidak akan memberi suami Barbara s

  • Perjanjian Terlarang   Izin Sementara

    Sudah Moreau duga. Itu pertanyaan menjebak. Dia harus lebih pintar memikirkan sedikit celah untuk membuat semua ini menjadi lebih mudah dipahami. Juan di sana hampir menjadi patung, yang hanya mendengar tanpa berani menyerahkan komentar. Perlahan, Moreau menarik napas dalam. Dia tidak akan melibatkan siapa pun. Ini akan selesai bersama ibunya. Berdua, diliputi sorot perhatian yang tidak pernah lepas di antara mereka. “Aku ingin memilih, jika diberi pilihan, Mom. Mengapa kau selalu membebankan sesuatu pada satu pihak? Kau tahu aku tidak pernah menginginkan kalung ini. Kau yang menyerahkannya langsung kepadaku atas permintaan Abi. Kau seharusnya bertanya kepada suamimu. Dan kalaupun kau sudah bertanya, seharusnya kau mengerti.” “Aku lelah dengan semua tuduhan yang kau berikan, Mom,” Moreau meneruskan dengan nada suara yang terdengar nyaris menyerupai lirih. Dia sedikit mengangkat separuh tubuh ketika berbicara bersama ibunya dan sekarang, diliputi gerakan cukup kasa

  • Perjanjian Terlarang   Barbara Sanksi

    “Kau tak bilang Abi memberimu ponsel yang seharusnya masih dalam tahap peluncuran, itu seingatku sebagai istrinya.” Lurus ... perhatian Barbara terpaku pada satu titik di mana Moreau masih menempatkan sentuhan tangan pada benda pipih yang tampak mencolok. Dia segera menelan ludah kasar. Hampir secara naluriah menyembunyikan segala sesuatu dari hadapan Barbara, tetapi sisa keberanian dalam dirinya terus mengingatkan supaya tidak menunjukkan ketakutan mencolok. Barbara akan menaruh rasa curiga ketika dia bersikap sangat berlebihan. “Aku tidak tahu ini ponsel keluaran terbaru.” Masih dengan pola yang sama. Kebohongan akan selalu berakhir dengan kebohongan lainnya. Moreau tidak yakin apakah Barbara akan menunjukkan reaksi signifikan saat wanita itu terlihat sangat memikirkan pelbagai hal dengan detil. Ini terlalu berbahaya. Iris biru terang Moreau begitu singkat menyambar ke arah Juan. Memberi pria itu isyarat supaya mereka tetap diam, seolah tidak tidak a

  • Perjanjian Terlarang   Kedatangan Barbara

    “Ngomong – ngomong, sejak tadi kuperhatikan, ponselmu sepertinya baru. Brand perusahaan Mr. Lincoln.” Tidak ada yang salah dari ungkapan Juan. Ntahlah. Moreau menafirkan suara pria itu nyaris terdengar seperti bergumam. Mungkin sesuatu sedang Juan pikirkan; barangkali suatu hal yang luar biasa membuat pria itu merasa tidak asing. Ya, seharusnya begitu. Moreau tersenyum secara naluriah membayangkan bagaimana reaksi Juan saat teman terbaiknya itu mengetahui satu bagian tentang ponsel pemberian Abihirt. “Ini akan menjadi ponsel keluaran terbaru. Tapi kau harus tahu kalau aku orang pertama yang memilikinya.” Menakjubkan. Moreau tak bisa menahan diri untuk tidak melepas tawa samar, setelah mendapati rahang Juan benar – benar hampir jatuh ke bawah. Kelopak mata pria itu melebar penuh dan sorot perhatian yang tidak pernah lepas sungguh menjadi bagian paling mengesankan. “Tidak adil. Mengapa kau harus memamerkannya kepadaku!” Semacam ungkapan tid

  • Perjanjian Terlarang   Berharap

    Rasanya masa – masa sulit membuat Barbara tidak dapat membedakan beberapa hal. Dia mendengkus kasar, kemudian mengatur penampilan supaya terlihat lebih baik. “Ya. Aku akan pergi ke rumah sakit sekarang.” Satu bagian sengaja tidak dia katakan, karena Barbara tidak ingin Abihirt terlibat—atau saat – saat seperti ini, dia lebih senang bisa mengulang permintaan yang sempat dikatakan barusan; supaya pria itu kembali ke kamar. Ini waktu yang tepat untuk mengetahui apakah Abihirt peduli kepada Moreau atau tidak. Seharusnya suaminya akan menawarkan diri, jika memang benar. Namun, waktu masih berjalan dan Abihirt kembali mengenyakkan bahu di permukaan sofa. Demi apa pun, suaminya terlihat hanya ingin tidur. “Kau tidak apa – apa kutinggal sendiri, Darling?” “Pergilah.” Barbara sedikit meringis setelah pernyataan singkat Abihirt. Dia berprasangka terlalu buruk dan sekarang cukup merasa bersalah. Pada akhirnya segera tahu bahwa Abihirt tidak menunjukkan minat

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status