Share

Sebuah Jilatan

Penulis: Susi_miu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-06 17:17:01
Berpikir Juan akan menyerah pada rahasia – rahasia di sekitar. Tidak. Moreau salah menganggap pria itu akan melupakan segala sesuatu yang paling tidak memiliki kesan di antara mereka. Dengan rasa ingin tahu membludak, sengaja menghubunginya di waktu – waktu tertentu, di dapur setelah Moreau hampir selesai menyiapkan makan malam untuk Abihirt. Ya, persis permintaan Barbara di restoran beberapa saat lalu. Dia tidak terlalu yakin, tetapi menu yang sama seperti semalam terdengar tidak terlalu buruk.

[Cepatlah cerita, Amiga. Bagaimana bisa mantan kekasihmu ternyata keponakan dari ayah sambungmu?]

Moreau mendengkus sesaat, lalu menatap ke layar ponselnya dengan setengah minat. Wajah Juan masih terungkap begitu dekat di sana, seperti sengaja menunjukkan betapa pria itu membutuhkan jawaban cepat. Tidak ada yang bisa Moreau katakan dengan pasti. Beberapa hal berada di luar kendali. Sama seperti dia begitu terkejut mengetahui pertama kali bahwa Abihirt menikahi Barbara, pria yang nyata – ny
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Anugrah
mati kau..... hmmmmm
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perjanjian Terlarang   Urung

    Celakalah. Moreau begitu terkejut dan secara naluriah mendorong Abihirt jauh beberapa jarak, sementara dia buru – buru melompat turun dan membenahi celana yang pria itu lucuti. Ketegangan begitu menyakitkan. Jantung Moreau menggebu – gebu, nyaris tak mengerti mengapa Abihirt begitu tenang mengambil sepiring pasta di atas meja, bahkan pria itu seperti tidak sama sekali menghadapi masalah ketika mengatur posisi persis menatap ke sumber suara. Di sana Barbara muncul dengan pakaian kerja seperti biasanya. Hampir saja. Moreau sungguh tak bisa mengatakan apa pun selama sesaat mengambil jeda untuk menenangkan diri. Harus benar – benar bersembunyi di belakang tubuh ayah sambungnya, sambil sesekali mencoba menutupi keganjilan di antara mereka. Sebagai tambahan, dia tak berani melirik ke wajah Barbara ketika langkah wanita itu berakhir lebih dekat. Aroma parfum semerbak menyeruak memaksa Moreau menahan napas sejenak. Barusan Barbara mencium ra

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Perjanjian Terlarang   Marah

    Seketika Moreau menahan napas menyimpulkan hal yang nyaris tidak pernah dia pikirkan. Barbara sedang menyerahkan tawaran agar dia menjadi tumbal? Apa yang wanita itu pikirkan sebenarnya? Menyedihkan. Ternyata Moreau sudah berusaha berada di pihak yang salah. Pernyataan ibunya tidak lebih baik dari pilihan yang Abihirt berikan. Padahal dia mati – matian tidak menjadi sumbu perusak, tetapi niat Barbara yang jahat segera mengubah beberapa sudut pandang Moreau. Dia tidak akan lagi memikirkan tentang perasaan ibunya saat wanita itu sendiri bahkan sama sekali tidak peduli apakah dia akan baik – baik saja atau celaka. Yang Barbara inginkan hanyalah keuntungan, kebebasan, keindahan, dan kekayaan. Wanita itu tidak akan pernah bersimpati pada apa pun, termasuk jika dia sebenarnya adalah sumber penting dalam pengambilan langkah Barbara. Mungkin masih, tetapi Moreau tidak akan membiarkan Barbara mengambil tindakan terlalu jauh. D

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Perjanjian Terlarang   Hampir

    Moreau tersentak, dan baru kali ini dia mendapati ayah sambungnya seperti merasakan hal serupa. Tautan bibir mereka terlepas, secara kompak melirik ke arah pintu. “Sembunyi.” Itu perintah darurat yang nyaris tak dapat Moreau hadapi. Dia masih menahan napas, kebingungan mencari tempat persembunyian yang layak. Kamar mandi? Tidak. Ibunya bahkan belum sama sekali menginjakkan kaki di kamar, selain lebih dulu mendatangi dapur. Satu – satunya tempat paling mungkin dilalui Barbara terduga di sana. Wanita itu akan melakukan ritual membasah setelah sepanjang hari berada di kantor. Balkon? Benak Moreau memberi sugesti, tetapi dia juga menolak tempat tersebut. Bagaimana jika secara tak terduga Barbara melangkahkan kaki mencari udara segar lainnya? Moreau tak ingin mengambil risiko besar atas keputusannya beberapa saat lalu. Dia menunduk. Akhirnya menemukan tempat pa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Perjanjian Terlarang   Minta Bantuan

    “Hari ini kau tidak terlalu sibuk, kan, Moreau? Aku mau meminta bantuanmu.” Moreau mengangkat sebelah alis tinggi, berusaha memastikan apa tujuan Barbara ketika memutuskan untuk mendatanginya pada saat – saat seperti ini. Di tangan wanita itu terdapat beberapa berkas yang dibalut satu ke dalam map. Barangkali terlalu penting hingga ekspresi wajah yang menatap ke sekitar, seolah mencari pelbagai cara untuk menyelesaikan masalah. Moreau menahan napas sebentar, mengembuskannya nyaris tanpa memberi petunjuk. Dia tak lupa bahwa kemunculan wanita itu di sini adalah untuk menuntaskan rencana yang dibuat bersama seseorang di telepon semalam. Sambil mencoba melupakan raut wajah Barbara yang terlihat ganjil. Moreau kembali melanjutkan kegiatan menyusun setangkai demi tangkai bunga lily yang dicampur dengan krisan dan anyelir merah. Perpaduan beberapa bunga ... menawarkan kedamaian, cinta hingga keka

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Perjanjian Terlarang   Mendatangi

    Lengan Moreau terulur, secara tentatif meletakkan buket bunga yang dia buat di samping nisan bertuliskan nama ayahnya, Jeremias Riveri, dengan perasaan ntah harus berdecak kagum atau justru diliputi pelbagai perasaan ganjil. Moreau mengurai senyum begitu tipis. Ujung jarinya mengusap permukaan keramik licin sarat tindakan hati – hati dan lembut. Dia tidak membawakan hadiah. Tidak tahu apa yang perlu dijadikan pilihan. Bisanya akan selalu dengan permintaan. Moreau bertanya kemudian ayahnya akan menjawab—apa yang pria itu mau, dan kertas kado bercorak apa yang perlu digunakan. Kali kedua perayaan ulang tahun ini terasa berbeda, tetapi Moreau berinisiatif terhadap sesuatu. Dalam perjalanan menuju makam, dia berhenti untuk beberapa saat sekadar memilih kue yang dibaluri lelehan krim. Ayahnya menyukai cokelat dan Moreau telah membeli kue dengan taburan warna gelap. Dia tanpa sadar kembali tersenyum saat membuka kotak membungkus itu. Korek sudah

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Perjanjian Terlarang   Dalam Bahaya

    Mobil sudah terparkir rapi. Moreau melirik ke sekitar sudut basement hotel yang terletak di pusat kota. Setengah heran apakah mungkin dia melakukan perjalanan yang salah. Barangkali sedikit kekeliruan sedang berusaha mengendalikan kenyataan tak terlewatkan? Hampir begitu banyak keraguan menyergap di benak Moreau, tetapi dia berusaha keras menyangkal. Mustahil Barbara memberikan alamat palsu. Seharusnya, memang tidak. Bukankah wanita itu juga menambahkan bahwa pertemuan bersama Mr. Halland akan dilakukan di restoran hotel? Moreau mendengkus kasar, mengakui bahwa dialah yang terlalu serius menanggapi percakapan wanita itu semalam di telepon. Sesaat matanya melirik ke kursi penumpang. Sesuatu di sana telah begitu disiapkan. Berharap ini secepatnya selesai. Harus benar – benar selesai. Perlahan Moreau mengendurkan genggaman pada setir kemudi, dia bahkan tak sadar sedang menggeng

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Perjanjian Terlarang   Nyaris

    Kekehan menjengkelkan, hingga nada puas seperti sambaran petir yang menggelegar. Moreau menunduk dalam – dalam demi menghindari ciuman apa pun akan mendarat di sana. Bahkan dengan keras dia berteriak kepada siapa pun, yang barangkali akan datang menghentikan bajingan kurang ajar, ketika bibir pria itu benar – benar akan menyentuh di pipinya. “Lepas!” Sekali lagi Moreau masih memberontak. Satu tangannya yang mengepal erat secara naluriah menghantam rahang Mr. Halland. Pria itu menggeram, meski sama sekali bukan akhir dari tindakan licik—sedang pria itu ungkapkan. Moreau meringis menghadapi tuntutan yang berubah menjadi cengkeraman kasar. Tidak mau diseret masuk ke dalam satu ruang saat pintu kamar telah terbuka. Masih berusaha menarik diri mundur, tiba – tiba pukulan keras meninggalkan peristiwa tak terduga, tubuh Mr. Halland tersungkur jatuh nyaris bertabrakan dengan lantai lorong hotel. “Abi.” Moreau bergumam tanpa sadar. Di

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Perjanjian Terlarang   Terlena

    Sesuatu dalam diri Moreau mencoba untuk mengingatkan. Namun, gairah telah tumbuh begitu liar. Ini bukan kali pertama. Dia dapat merasakan betapa ayah sambungnya menginginkan kesalahan yang sama dan mengambil peran terlalu jauh. Jari tangan Moreau merambat tanpa sadar ke tengkuk Abihirt. Dia menahan pria itu lebih lama ketika gigitan lembut menjelma sepeti sesuatu yang menggetarkan. Benar – benar pasrah ... tak lama saat Abihirt terburu ingin melucuti dress sabrina hitam di tubuhnya, dress sepanjang lutut yang tersingkap samar. Kebutuhan ini rasanya harus ditunaikan. Moreau terus memejam menghadapi mulut ayahnya yang mengecup di sekitar dada. Pria itu bahkan telah melucuti bra dengan warna senada, hingga meremas di sebelah payudara Moreau begitu giat. Ukuran tangan yang pas dan mantap. Abihirt sungguh meninggalkan sensasi membakar. “Abi ....” Moreau mengerang samar merasakan gigitan di ceruk lehernya. Pria itu terlalu sibuk menyerahkan kenikmatan kombo dan mulai menyingkirkan d

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-08

Bab terbaru

  • Perjanjian Terlarang   Terjadi

    “Pikirkan kembali apa yang akan kau lakukan, Amiga. Aku sangat tidak menyarankannya. Jangan terlalu nekat. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi kepadamu nanti. Kau bisa saja celaka.” Moreau tahu. Seandainya ada pilihan lebih baik, dia tidak akan melakukan sesuatu yang mengancam seperti ini. Semua sudah menjadi kebutuhan. Tidak satu pun hal dapat dikendalikan lagi. Berada di dalam mobil sendiri dengan pegangan nyaris mengetat erat pada setir kemudi, mungkin memang terdengar terlalu buruk. Dia berusaha fokus, meski beberapa prospek masih mencoba mengingatkannya. Juan benar bahwa mereka tidak pernah tahu apa yang akan terjadi jika keputusan penuh tekad ini terus berlanjut. Mereka tidak punya banyak pilihan. Atau barangkali, ketakutan terhadap Barbara telah menyerupai suatu ledakan serius di dalam nadinya. Moreau dapat merasakan beberapa hal berusaha mengetat, seakan ingin menjerat aliran darah dan menyumbat sampai di pembuluh darah. Beberapa meter di depan s

  • Perjanjian Terlarang   Ide Baru

    “Aku tidak tahu.” Moreau hampir bisa mendengar sendiri betapa suara yang terungkap dari ujung tenggorokan begitu getir. Rasa takut tidak bisa dihindari begitu saja. Dia tidak punya pengalaman untuk menyembunyikan lonjakan dalam dirinya terhadap sebuah alat detektor. Akan terlalu buruk jika poligraf merekam respons tubuh yang tidak dapat dikendalikan; respons yang dipengaruhi oleh situasi tertentu. Dia yakin; ketika berada di meja sidang Barbara, semua akan menjadi sangat – sangat berbeda. “Kita memikirkan masalah ini nanti. Aku hanya penasaran dari mana ibumu memiliki kenalan seperti wanita yang duduk di hadapannya tadi?” Tidak ada yang tahu. Moreau tidak pernah mendapat informasi seperti itu. Koneksi Barbara luas. Masuk akal mengapa Barbara sanggup melakukan beberapa hal yang tidak pernah mereka pikirkan. “Hanya ibuku yang tahu Juan,” ucap Moreau singkat ketika Juan telah menyalakan mesin mobil. Dia menatap keluar jendela. Masih memperhatikan gedung kantor ibuny

  • Perjanjian Terlarang   Menguping

    “Kau bisa datang ke rumahku pukul enam sore. Tapi pastikan jangan sampai membuat suamiku curiga. Dia tidak boleh tahu kalau aku mengundangmu untuk melakukan uji kebohongan kepada putriku. Anggaplah kau datang sekadar berkunjung.” “Tapi bagaimana dengan alat yang perlu kubawa?” “Serahkan kepadaku nanti. Jika suamiku bertanya, kau hanya perlu memperkenalkan diri sebagai rekan kerja. Katakan juga kepadanya kalau ini akan menjadi kunjungan kerja sama. Kurasa, semua akan baik – baik saja. Asal jangan terlihat mencurigakan. Jangan sampai dia tahu kalau kau seorang ahli poligraf.” “Baiklah, akan kucoba.” Semua percakapan di sana ... secara tak terduga memberi Moreau petunjuk. Dia segera menarik diri mundur—mengenyakkan punggung di dinding kafetaria, supaya sisi dari jendela terbuka itu tidak meninggalkan jejak tertentu, atau setidaknya sampai ibunya mencurigai sesuatu. Moreau menatap wajah Juan dengan isyarat tertahan. Sejak awal, ketika Barbara baru saja menginja

  • Perjanjian Terlarang   Tidak Setuju

    Nada protes di balik suara Samuel persis dugaan Barbara. Dia sangat mengerti bagaimana rasanya berada pada situasi seperti ini. Tidak ada yang berharap bahwa mereka akan mengakhiri semua ini, tetapi Abihirt adalah satu – satunya pelaku terduga. Barbara tak ingin terjebak di antara keputusan yang tidak akan pernah selesai. Apa pun itu, dia harus memberi Samuel pengertian, supaya pria itu bisa lebih sabar sampai waktunya tiba. “Abi tidak akan membiarkan kita terus menjalani hubungan gelap ini, aku mengenalnya.” Mula – mula, demikian yang Barbara katakan. Cukup yakin jika sebenarnya Samuel sedang memikirkan beberapa hal. Sikap penolakan dan pelbagai usaha untuk menyangkal adalah sesuatu yang tidak sepadan. Pria itu berusaha menahan diri, tetapi memang terlalu sulit. Hanya kebetulan Barbara mendeteksi perubahan signifikan dari reaksi Samuel, dia mungkin akan terjebak pada pemikiran yang mungkir dipahami dengan baik. Pria itu tampak berbeda, semacam telah diingatkan ol

  • Perjanjian Terlarang   Keputusan

    “Bagaimana pertengkaran kalian? Sudah baik – baik saja? Jadi, kita bisa bertemu kembali secara bebas?” Andai saja bisa seperti itu, Barbara tidak akan disergap kekhawatiran berlebihan. Ntahlah—rasanya dia harus menunggu saat – saat yang tepat, menunggu saat dia merasa cukup yakin untuk mendeklarasikan segala bentuk keputusan tak terduga di hidupnya. Ini pilihan sulit. Memutuskan hubungan bersama Samuel sama seperti melempar dirinya ke dalam kolam beku yang Abihirt buat. Barbara akan tergelincir, jatuh, tidak berdaya, seolah hanya akan terperangkap oleh sikap dingin pria itu. Tidak ada jalan keluar. Semengerikan apa pun bayangan dalam benaknya, dia tidak akan pernah tahan terus menghadapi sikap tenang Abihirt atau ketika suaminya benar – benar serius mengabaikan apa pun yang tampak begitu jelas. Menyedihkan. Barbara menghela napas kasar. Sesaat menatap Samuel sambil memikirkan apa yang akan pria itu katakan nanti. Ada satu bagian tidak tepat dari pern

  • Perjanjian Terlarang   Gagasan Baru

    “Kau sejak tadi termenung. Aku tidak yakin kau bisa berlatih dengan baik, Amiga. Mrs. Voudly memang terlihat sibuk, tapi bukan berarti kau akan terus seperti ini. Bagaimana jika kau jatuh, karena tidak fokus? Katakan, apa masalahmu?” Pertanyaan Juan ketika mereka berhenti untuk beberapa saat, secara naluriah menarik Moreau kembali ke permukaan. Dia harus mengerjap beberapa kali sekadar menyadari bahwa benar ... seharusnya tidak membawa masalah dari rumah sampai ke gedung latihan. Semua sudah cukup rumit dan dia tidak ingin menambah masalah menyakitkan lainnya. Telah banyak kegagalan. Moreau tidak bisa berpikir lebih keras ketika Anitta—mungkin menyadari setiap detil kecerobohan yang dia lakukan. Kebetulan wanita itu tampak masih membutuhkan beberapa hal untuk diselesaikan. Lagi—Moreau mengerjap sembari menghela napas kasar. “Maafkan aku, Juan. Aku tidak bermaksud,” ucapnya, berjuang keras supaya menyerahkan senyum kepada Juan. Bagaimanapun, pria itu selalu menger

  • Perjanjian Terlarang   Jalan Pintas

    Lagi—secara tak terduga Barbara mengembuskan napas kasar. Abihirt tidak mengatakan apa pun dan itu membuatnya sedikit diliputi rasa bersalah. “Aku tahu belakangan ini hubungan kita sedikit tidak baik. Hanya berharap kalau kau mau bersedia memberiku kesempatan. Aku tidak ingin bercerai denganmu. Kita bisa memperbaiki semua ini secara pelan – pelan," ucap Barbara beberapa saat, tatapannya seperti menerawang, lalu kembali melanjutkan, "Jangan tidur di sofa lagi, apalagi sampai mabuk seperti ini.” Setelah telah mengatakan pelbagai ketakutan tak bernama di benaknya dan sedikit menunggu kapan Abihirt akan mengatakan sesuatu. Barbara berharap sangat banyak, tidak peduli jika pria itu belum mencoba memikirkan cara terbaik atau sekadar melompat keluar dari lubang yang terasa terjal. Ntahlah, sesaat Barbara memperhatikan satu gerakan singkat, di mana bibir Abihirt hampir bergerak terlalu samar. Pria itu seperti ingin mengatakan sesuatu, tetapi segera menahan diri, seolah butuh pemahaman l

  • Perjanjian Terlarang   Pengakuan

    Moreau mengerjap cepat. “Satu cara? Apa?” tanyanya diliputi pelbagai kecurigaan tentang apa yang sedang Barbara rencanakan. Wanita itu cukup berbahaya. Dia takut ibunya akan melakukan cara terburuk demi mendapat satu kebenaran yang mati – matian dia dan Abihirt tutupi. “Kau akan tahu nanti. Sekarang pergilah. Bukankah kau bilang sudah terlambat? Aku juga harus berangkat ke kantor.” Jika ibunya juga akan meninggalkan rumah. Lalu bagaimana dengan Abihirt? Benak Moreau bertanya – tanya tak mengerti, tetapi dia tak punya sedikit keberanian untuk mengatakan sesuatu yang merekat di bahunya. Atau justru perhatiannya kepada Abihirt menimbulkan pelbagai pemikiran di dalam diri Barbara. Tidak lagi. Moreau tidak ingin ibunya mengambil tindakan berlebihan, sementara wanita itu sudah lebih daripada cukup membuatnya didesak rasa ingin tahu yang besar. Cara seperti apa yang akan Barbara gunakan supaya mengetahui kebenaran di antara mereka? Iris biru terang Moreau terus memp

  • Perjanjian Terlarang   Siasat Barbara

    “Sesuatu yang jujur. Aku akan memaafkanmu jika kau katakan sedikit saja tentang kebohonganmu di sini, saat ini. Katakan saja kalau kau memang benar memiliki hubungan bersama suamiku, aku tidak akan marah atau apa pun. Mungkin bukan ide yang buruk untuk mendaftarkanmu ke perguruan tinggi luar negeri.” “A—apa?” Moreau terkejut mendengar pernyataan Barbara. Ini jelas sesuatu yang tidak tepat. Mendaftarkannya ke perguruan tinggi—itu memang gagasan cermelang, tetapi Barbara harus menggarisbawahi satu hal; ya, satu hal yang tak bisa wanita tersebut lupakan begitu saja. Moreau menggeleng samar. Bukan karena tidak ingin melanjutkan pendidikan. Ada sedikit keengganan; dia khawatir tidak akan bisa mengendalikan diri dengan baik, bagaimana jika dia akan merindukan rumah? Barangkali sebaiknya menambahkan satu alasan kepada ibunya secara pasti. “Mom, kau tahu selama ini aku mengikuti program homeschooling. Tidak mungkin jika kau berharap aku bisa beradaptasi dengan cepat pada pendidikan umum

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status