Share

Nyaris

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2024-09-07 23:03:34

Kekehan menjengkelkan, hingga nada puas seperti sambaran petir yang menggelegar. Moreau menunduk dalam – dalam demi menghindari ciuman apa pun akan mendarat di sana. Bahkan dengan keras dia berteriak kepada siapa pun, yang barangkali akan datang menghentikan bajingan kurang ajar, ketika bibir pria itu benar – benar akan menyentuh di pipinya.

“Lepas!”

Sekali lagi Moreau masih memberontak. Satu tangannya yang mengepal erat secara naluriah menghantam rahang Mr. Halland. Pria itu menggeram, meski sama sekali bukan akhir dari tindakan licik—sedang pria itu ungkapkan. Moreau meringis menghadapi tuntutan yang berubah menjadi cengkeraman kasar. Tidak mau diseret masuk ke dalam satu ruang saat pintu kamar telah terbuka. Masih berusaha menarik diri mundur, tiba – tiba pukulan keras meninggalkan peristiwa tak terduga, tubuh Mr. Halland tersungkur jatuh nyaris bertabrakan dengan lantai lorong hotel.

“Abi.” Moreau bergumam tanpa sadar. Di
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Anugrah
mungkin dia bukan ibu kandung Morea
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjanjian Terlarang   Terlena

    Sesuatu dalam diri Moreau mencoba untuk mengingatkan. Namun, gairah telah tumbuh begitu liar. Ini bukan kali pertama. Dia dapat merasakan betapa ayah sambungnya menginginkan kesalahan yang sama dan mengambil peran terlalu jauh. Jari tangan Moreau merambat tanpa sadar ke tengkuk Abihirt. Dia menahan pria itu lebih lama ketika gigitan lembut menjelma sepeti sesuatu yang menggetarkan. Benar – benar pasrah ... tak lama saat Abihirt terburu ingin melucuti dress sabrina hitam di tubuhnya, dress sepanjang lutut yang tersingkap samar. Kebutuhan ini rasanya harus ditunaikan. Moreau terus memejam menghadapi mulut ayahnya yang mengecup di sekitar dada. Pria itu bahkan telah melucuti bra dengan warna senada, hingga meremas di sebelah payudara Moreau begitu giat. Ukuran tangan yang pas dan mantap. Abihirt sungguh meninggalkan sensasi membakar. “Abi ....” Moreau mengerang samar merasakan gigitan di ceruk lehernya. Pria itu terlalu sibuk menyerahkan kenikmatan kombo dan mulai menyingkirkan d

    Last Updated : 2024-09-08
  • Perjanjian Terlarang   Kurang Konsentrasi

    “Kita sudahi latihan hari ini, Tim.” Napas Moreau menggebu – gebu ketika akhirnya suara sang pelatih mengakhiri sesi latihan panjang. Dia langsung melompat turun mengikuti pegangan tangan Juan yang mengendur di pinggulnya. Mereka saling menatap, lalu secara kompak berseluncur dengan sepatu skate mengikis di lapisan es, menghampiri Anitta di pinggir lapangan yang diliputi banyak garis – garis di permukaannya. Moreau tahu apa yang akan dia hadapi. Ekspresi wajah Anitta sedikit lebih serius dari kali pertama mereka bertemu setelah sepekan lalu. Wanita itu mungkin menyadari sesuatu yang ganjil, sehingga sejak awal pula Moreau sering mendapat teguran. Sungguh, dia sudah berusaha fokus, tetapi bayangan wajah Abihirt dan percintaan mereka di kamar hotel tadi masih menjadi suatu misteri yang bertunas luar biasa ganas. Hampir tidak ada jeda dan Moreau merasa cukup lelah disergap perasaan bersalah kepada ibunya, wanita yang jelas – jelas melibatkan dirinya ke dalam kesalahan, andai, tida

    Last Updated : 2024-09-08
  • Perjanjian Terlarang   Sidang Dadakan

    “Kau mungkin tidak keberatan bercerita kepadaku, Barbara?” “Bercerita apa?” Sesuatu yang tidak pernah Moreau hadapi ... adalah ketika ayah sambungnya seperti menawarkan sesuatu, tetapi Barbara justru mengajukan pertanyaan seolah wanita itu menghadapi perasaan ambigu dan benar – benar telah menatap Abihirt dengan tanda tanya besar di puncak kepala, hingga ekspresi bingung yang kentara di sana. “Tentang pertemuan di hotel tadi pagi.” Celakalah. Napas Moreau tercekat menghadapi suara serak dan dalam Abihirt, yang telah melepaskan cengkeraman di pergelangan tangannya, dan sekarang begitu serius menantikan jawaban dari Barbara meski wanita itu terkadang membuka bibir, kemudian mengatupkan kembali, seolah sedang merasa takut—atau mungkin memikirkan sesuatu yang lain. Bagaimanapun Moreau tak bisa hanya terus – terusan menunduk, sementara dia tahu ke mana arah pembicaraan Abihirt; tentang pembicaraan bersama Mr. Halland, yang seharusnya tidak Moreau lakukan. Dia menelan ludah kasar

    Last Updated : 2024-09-08
  • Perjanjian Terlarang   Mula-Mula

    “Tolong buatkan segelas teh hangat untuk Abi.. Aku harus ke kamar sebentar dan akan segera kembali.” Itu kata – katanya Barbara beberapa saat lalu. Moreau pikir ibunya masih harus disergap kebutuhan – kebutuhan untuk menjelaskan segala sesuatu yang terungkap kemarin malam. Namun, sepertinya dia menduga dengan salah saat mendapati wanita itu sedang berjalan sambil bergelayut manja di lengan Abihirt, pria tegap yang sempurna dalam balutan jas biru navy. Walau tak dimungkiri ekspresi wajah yang dingin, begitu jomplang terhadap wanita yang menarik kursi lalu mempersilakan suaminya duduk. “Aku sudah membuatkan teh untukmu, Abi. Minumlah.” Ada sesuatu yang ganjil di sini. Moreau menatap Barbara sedikit tak percaya. Wanita itu mengaku – ngaku, bahkan teh yang Moreau siapkan tadi, teh di hadapan Abihirt saat ini, diseduh secara khusus seperti yang pernah diajarkan seseorang. Sayangnya apa yang bisa dilakukan? Moreau tak mungkin membantah hanya karena butuh pengakuan jujur. Dia

    Last Updated : 2024-09-08
  • Perjanjian Terlarang   Kedatangan Barbara

    “Aku sudah di sini. Jadi apa yang ingin kau bicarakan?” Lurus – lurus iris biru terang Moreau menatap wajah ayah sambungnya dengan serius. Barusan mereka duduk saling berhadapan dengan Abihirt tidak mengatakan sesuatu sekadar memulai. Moreau ingin pembicaraan ini diteruskan dan menyelesaikan kesepakatan secara tepat dan pas, yangbahkan harus menunggu beberapa saat sampai pria itu kembali dari kegiatan penting. Sekarang hanya lengan yang terulur menarik laci meja. Lambat sekali Moreau mengamati cara hingga ekspresi tenang Abihirt ketika sedang memilah dokumen Secara tentatif pria itu menggeser beberapa lembar berkas lebih dekat di hadapannya. Dia mengernyit, menatap Abihirt bingung, tetapi mencoba untuk mencari tahu sendiri dengan membaca rentetan kalimat yang dicetak tebal di sana. Sesuatu, hal, yang tidak pernah Moreau pikirkan sebelumnya. Ada beberapa poin, dan semua itu membahas tentang bagian – bagian paling mengejutkan. Keinginan pria itu mungkin masih sama. Namun, ada

    Last Updated : 2024-09-09
  • Perjanjian Terlarang   Sepakat

    “Aku yang harusnya bertanya kepadamu, Barbara. Apa yang kau lakukan di sini?” Ketegangan Moreau masih menyeruak di sekitar, tetapi ada sedikit kelegaan ketika ayah sambungnya beranjak bangun dan pria itu berjalan lebih dekat untuk kemudian duduk di pinggir meja—persis di samping Moreau. Ironi. Dia tetap membeku di tempat saat menyadari satu tangan Abihirt ternyata memegangi kertas lainnya, yang terungkap sembunyi – sembunyi, sementara lembar dokumen yang seharusnya berada di sana disingkirkan dengan sapuan ujung jari hingga surat perjanjian itu jatuh; dan perlahan tergoler di atas lantai. Moreau tak bisa menyaksikan di mana persis benda tersebut berlabuh. Tak sungguh – sungguh pula berniat mengetahuinya. Dia hanya tak bisa melewatkan kebutuhan menatap sesuatu yang begitu dekat. Lengan dalam balutan jas pria itu. Ya, setidaknya Moreau tahu bahwa tangan ayah sambungnya sudah mengambil peran tambahan; bertengger di pinggul Barbara sekadar menghentikan niat wanita tersebut. Pos

    Last Updated : 2024-09-09
  • Perjanjian Terlarang   Keputusan Akhir

    “Baiklah, Darling. Ingat jangan terlalu lama. Aku akan langsung menunggumu di parkiran. Dan Moreau, ingatlah kau ada latihan. Jangan pergi ke mana pun setelah urusanmu selesai. Katakan kepada Juan kalau aku memintanya berhenti mengajakmu keluar hingga larut malam.” Moreau belum mengatakan apa – apa, tetapi ibunya sudah bebalik badan. Derap kaki dalam balutan heels yang begitu tegas, memberitahu ... bahu wanita itu secara pelahan terlelap oleh pintu yang menutup. Moreau mengerjap kemudian memalingkan wajah sekadar menunggu Abihirt memulai percakapan. Ayah sambungnya baru saja memunggut kertas yang sengaja dibuat berguguran jatuh, meletakkan berkas tersebut ke atas meja sambil memberi gestur supaya Moreau juga mengatur posisi duduk saling berhadapan. “Aku sudah bilang kepadamu tidak mau. Jadi apa lagi yang mau kau katakan?” Pertanyaan itu terungkap tanpa menunggu waktu berjalan lebih lama. Moreau tidak peduli lagi jika mata kelabu Abihirt akan menyusuri wajahnya dengan serius. Dia

    Last Updated : 2024-09-09
  • Perjanjian Terlarang   Jemput

    “Mr. Lincoln sudah menunggumu, Amiga. Apa yang kau tunggu?” Ntah berapa kali Moreau harus menarik embuskan napas hanya untuk menerima kenyataan bahwa ayah sambungnya sudah di sana. Sedang bersandar di Royce Rolls bersama seorang pria lainnya. Abihir terlihat sedang serius bicara, tetapi Moreau sungguh tak pernah berpikir jika pria itu benar – benar muncul setelah mengira Barbara akan melewatkan waktu sepanjang hari yang dimulai dari jam makan siang bersama suaminya. Moreau yakin padahal ... Abihirt jelas – jelas tahu dia berkendara sendiri. Tak perlu dijemput, atau apa pun, walau pria itu lebih dulu mengatakan keinginan tersebut. Tetap ... Moreau tak berharap mereka akan pulang ke rumah secara bersama – sama, sementara ibunya mungkin sudah menunggu dengan harapan kalau tidak ada pengkhianatan yang terjal dan menyakitkan. “Amiga.” Suara Juan kembali berusaha menarik Moreau ke permukaan. Dia tahu, segera mengerjap dan berdecak saat pria itu menunjukkan gestur tertahan. Ketika me

    Last Updated : 2024-09-09

Latest chapter

  • Perjanjian Terlarang   Cara yang Berbeda

    “Kau tidak mencintaiku.” Hanya itu yang Moreau katakan sebagai bentuk antisipasi. Dia tidak ingin terlalu jatuh dan akhirnya terjerembab pada jurang tak bertepi. “Aku mencintamu.” Lagi. Ungkapan Abihirt merupakan bagian dari sikap ingin membantah. Moreau tidak percaya. Dia tak akan pernah bisa percaya setelah semua yang mereka hadapi. Semua terlalu mendadak membayangkan jika ternyata tiba – tiba pria itu akan mengatakan semuanya. “Tidak. Kau mencintai ibuku, Abi. Kau tidak bisa membohongi perasaanmu.” Supaya mereka tetap waras. Moreau mengingatkan ayah sambungnya. Melihat sejauh mana pria itu akan bereaksi. Hampir tidak ada apa pun, sesuatu yang mungkin dapat memberi pengaruh. Ketenangan Abihirt semacam luas samudra—tidak dapat dibelah, sebaliknya dia akan tenggelam tanpa pernah bisa mencapai dasar. “Aku justru membohongi perasaanku sendiri, jika tidak pernah mengatakan ini kepadamu. Kau sangat berarti, Moreau. Maaf, kalau apa pun yang telah kulakukan,

  • Perjanjian Terlarang   Pengakuan

    “Abi, keluarlah.” Moreu tidak ingin menunggu lebih lama. Sudah cukup rasa muak mengadili ketakutan di dalam dirinya. Seseorang berusaha tidak mendengar apa pun, sementara dia sendirian—mati – matian, mendambakan akan ada hasil dari sesuatu yang telah membentuk sebongkah reaksi lelah. Persetan! Moreau tidak peduli. Tindakan yang dia lakukan tidak lagi menyentuh pergelangan tangan Abihirt, tetapi beralih mendorong tubuh pria itu dari belakang. Perlu usaha sangat keras hingga ... setidaknya, ada prospek bagus di mana dia merasakan satu kaki ayah sambungnya mulai terangkat dan sulur – sulur pria tersebut menggeram tidak setuju. Itu bagus. Moreau kembali melakukan pelbagai usaha agar jarak mereka terduga lebih dekat dengan ambang pintu balkon. Dia terlalu memaksa. Barangkali menjadi alasan utama, mengapa sisi berbeda dari diri Abihirt segera mengambil andil. Tidak tahu kemarahan lainnya—yang berasal dari mana, yang akhirnya memenangkan pertempuran. Tubuh Moreau n

  • Perjanjian Terlarang   Tak Pernah Percaya

    “Kau sudah tahu?” Suara serak dan dalam pria itu terdengar lambat, seakan – akan ingin memastikan. “Kenapa? Kau berharap aku tidak pernah tahu. Jadi, kau bisa melakukan segala sesuatu tanpa perlu berpikir bahwa aku akan menolak? Aku bukan mainan-mu, kau tahu itu. Apa yang kau pikirkan, huh? Kau pikir aku masih bersedia menjadi submisif-mu setelah ini? Kau jahat, Abi ....” Nada bicara Moreau diakhiri proses yang mencekat. Dia mengembuskan napas, kemudian mengusap wajah dengan kasar. Abihirt tidak terlihat terpengaruh oleh apa pun. Apakah sungguh tidak terdapat sedikipun penyesalan setelah apa yang telah pria itu lakukan? Moreau merasa sangat bodoh kali ketika dia berharap ayah sambungnya, paling tidak, akan berusaha menawarkan kehangatan. “Aku lepas kendali.” Demikian yang pria itu katakan. Semacam menyiratkan kenyataan bahwa ‘lepas kendali' adalah sesuatu yang perlu dimaklumi. Saat dia masih begitu buta melihat kebenaran. Moreau mungkin akan menc

  • Perjanjian Terlarang   Pantang Menyerah

    “Aku tidak peduli ibuku sudah tidur atau tidak. Sekarang pergilah,” Moreau melanjutkan tanpa mencoba menatap wajah ayah sambungnya. Biarkan Abihirt mengerti. Pria itu akan segera mengerti saat merasakan sesuatu yang ganjil. Mereka telah diadili kenyataan menyakitkan. Sudah cukup membiarkan efek samping melewati ruang bercelah dan hampir menjadikannya tiada. “Suster mengatakan kau baik – baik saja. Bagaimana dengan sekarang?” Suara serak dan dalam Abihirt terdengar tak yakin. Tidak biasanya. Secara naluriah Moreau mendengkus. Dia tidak akan pernah mengerti terhadap apa pun yang berkaitan dengan pria itu. Terlalu membingungkan dan sejak kapan Abihirt akan bersikap ragu – ragu terhadap dirinya? Apa yang sebenarnya sedang pria itu takutkan? Seharusnya tidak ada. Semua tidak mudah dipahami. Bahkan gagasan paling sungkar dimengerti sekalipun, tidak akan memiliki peran terburuk untuk membuat seseorang terus terjebak pada situasi tidak memungkinkan. “Apanya yang bagaimana d

  • Perjanjian Terlarang   Tidak Menyerah

    Tidak ada perangkat apa pun yang dapat digunakan sebagai bahan penunjang. Barangkali karena lantai dua dan jalur dinding berlikuk dari desain dinding luar rumah menjadi petunjuk utuh? Itu cukup masuk akal. Tubuh tinggi Abihirt tidak akan sulit meraih celah kecil yang seharusnya membantu pria tersebut memanjat. Celakalah. Ini jelas sesuatu yang berbahaya. Moreau segera menyalakan lampu ruangan, tidak ingin kesan temaram membuat situasi terasa lebih mengerikan. Dia harus benar – benar waspada. Abihirt terlalu serius saat pria itu berharap dapat mengendalikan situasi; seperti saat mereka dituntut bicara, maka seharusnya mereka harus segera bicara. “Moreau, buka pintunya. Aku ingin tahu bagaimana kondisimu.” Dorongan dalam diri Moreau spontan membayangkan ungkapan tersebut sebagai kebohongan besar. Abihirt tidak pernah peduli kepadanya. Tidak pernah. Andai pria itu memiliki sedikit simpatisan, mungkin tidak akan pernah adegan penyiksaan yang bersembunyi di balik k

  • Perjanjian Terlarang   Mengedor

    “Buka pintunya, Moreau. Aku tahu kau ada di dalam.” Moreau merasakan sayatan begitu dahsyat di dadanya saat sulur – sulur bisikan Abihirt menyelinap dari luar kamar. Sudah larut malam. Dia tahu pria itu mencari waktu yang tepat untuk memulai aksi. Tidak. Moreau tidak akan membiarkan kesalahan kembali terulang ketika mereka bertemu. Rasa sakit telah bertumpuk dan menjadikan begitu banyak hal menyimpang di antara mereka. Dia akan lebih bersuka cita jika terdapat pengalihan serius dari sebuah cinta, lalu berakhir sebagai episode kebencian yang panjang. Barangkali itu akan terjadi saat mereka bertatap muka, membuat dia mengingat kembali setiap detil peristiwa paling buruk yang sengaja ayah sambungnya mulai. Moreau secara naluriah memejam, mencoba untuk melupakan perlakuan jahat tersebut. Dia sangat ingin meluapkan segala bentuk amarah kepada Abihirt. Ya, sangat. Hanya merasa belum cukup siap digulung oleh situasi mencekam di antara mereka. Sesuatu dalam dirinya bah

  • Perjanjian Terlarang   Informasi Mengejutkan—Rasa Sakit

    Senyum puas menjadi selimut tebal kali pertama Barbara mendapati kebingungan di wajahnya. Moreau mengerti, dia mungkin akan menerima sebuah ledakan dahsyat. Berharap sanggup menyiapkan kejutan di dalam dirinya, tetapi tidak pernah menyangka bahwa ternyata itu benar – benar begitu menyakitkan. “Kau akan menjadi seorang kakak.” Moreau mengerjap berulang kali. Tahu betapa konyol sikapnya di sini. Dia akan menjadi seorang kakak .... Salahkah jika sesuatu dalam dirinya berharap itu adalah gagasan sungkar dimengerti? Dia harap tidak pernah mengerti maksud dari menjadi seorang kakak. Ironi, kenyataan berkata sangat jahat. Moreau jelas sangat memahami maksud yang begitu terselubung di balik pernyataan ibunya. Wanita itu sedang mengandung, dan celaka ... dia juga dihinggapi bentuk kebenaran terburuk. Mereka mengandung bayi dari pria yang sama. Apa yang bisa dikatakan? Moreau berusaha menelan kenyataan pahit dengan tenang. Sekarang suasana menyedihkan semakin mantap membuj

  • Perjanjian Terlarang   Butuh Pelukan

    “Besok aku akan memberi tahu Mrs. Voudly kalau kau tidak bisa ikut latihan. Sekarang jangan pikirkan apa pun. Istirahatlah sampai kau merasa lebih baik.” Ada keharusan menatap wajah Juan. Moreau tersenyum tipis sebagai tanggapan pertama dan berkata, “Terima kasih, Juan Baker. Kau yang terbaik. Aku mencintaimu.” Dia ingin memeluk pria itu, tetapi mengurungkan niat saat menyadari sabuk pengaman masih merekat di tubuhnya. Mungkin memang tidak seharusnya. Suasana hati Moreau terlalu buruk sekadar menyingkirkan sisa rasa sakit yang seperti diseludupkan secara paksa. “Kau tidak mau singgah?” dia bertanya sesaat, setelah menyiapkan diri membuka pintu mobil. Juan mengedikkan bahu tak acuh. Jelas tidak ada keinginan melangkahkan kaki masuk. Terlalu buruk. Mengingat situasi di antara mereka juga tidak pernah mendukung. Juan cukup mengenal Barbara dan pria itu jauh terpuaskan saat memutuskan untuk menghindari konflik apa pun bersama ibunya. Tiba – tiba ponsel Moreau b

  • Perjanjian Terlarang   Penipu Ulang

    Pintu kamar dibuka secara paksa. Akhirnya .... Barbara tersenyum puas saat mendapati bagaimana napas Abihirt terlihat menggebu, kemudian ekspresi pria itu berkerut heran setelah menemukan situasi baik – baik saja di antara mereka. Tidak ada apa pun. Seharusnya memang seperti demikian. Jika Abihirt akan marah, hal tersebut adalah bagian dari dampak yang dia putuskan. Barbara tidak berusaha peduli. Dia hanya memikirkan kemungkinan terburuk dari kehendak suaminya; bahwa tidak akan ada keinginan menginjakkan kaki di rumah setelah perdebatan panjang mereka. Ini seperti membiarkan pria itu membayar sesuatu yang tidak dibeli dengan uang. Barbara siap menghadapi pelbagai siklus kemarahan, asal keputusan yang diambil telah memberinya petunjuk ... paling tidak, sedikit mengetahui bagaimana Abihirt masih peduli dan mereka dapat memutuskan untuk tetap mempertahankan keberadaan seorang anak di tengah badai pernikahan. Tidak akan terlalu buruk membicarakannya lagi. Situasi mer

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status