Share

Mendapat Izin

Penulis: Susi_miu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-02 14:10:06

Moreau ragu, takut, membayangkan kalau – kalau Abihirt akan langsung menolak permintaannya. Pria itu masih diam, menunggu beberapa saat seolah sedang mempelajari sisa bagian tertunda di antara mereka. Tidak ada lagi yang bisa dipertanyakan. Kebutuhan seks sudah terpenuhi. Secara gamang Moreau memang sudah memberi pelayanan, meski dia tidak tahu apakah ayah sambungnya merasa puas atau mungkin ... perlu perdebatan tertentu yang tidak dia temukan menjadi aliran penting.

“Ini bukan tempat tidur yang nyaman, jika kau memang ingin tinggal semalam.”

Separuh pengetahuan Moreau mengenai apa pun di kediaman Abihirt bukanlah prospek bagus. Dia bahkan tak mengerti bagian ‘tidak nyaman’ mana yang dimaksud, sementara ranjang yang mereka gunakan barusan sentuhannya terasa jauh lebih lembut dari kasur di kamar sendiri.

Moreau tidak akan menyangkal apa pun, terlepas apakah dia terlalu berlebihan menanggapi atau tidak. Seharusnya itu be
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjanjian Terlarang   Konflik Perasaan

    Ada keraguan di balik pertanyaan Moreau. Dia tetap memperjuangkan hak mengajukan hal tersebut. Berpikir Abihirt akan mengatakan sesuatu, yang seperti saat ini sedang bersarang di puncak kepalanya. Malahan, hampir tanpa peringatan pria itu menjatuhkan bokong duduk di pinggir ranjang. “Ya, ibumu akan mencariku.” Moreau mengernyit. Ucapan Abihirt adalah jawaban kontradiktif. Dia tak mengerti apa korelasi antara pria itu mengkhawatirkan perncarian Barbara, tetapi masih tetap di sini, di sampingnya, nyaris tanpa jarak memisah, dengan wajah setengah berpaling. Membiarkan kontak mata mereka menjadi satu – satunya tindakan terakhir, sebelum Moreau menarik napas dan mengatakan sesuatu. “Lalu, kenapa kau tidak langsung pergi?” Dia tidak akan bisa menahan diri dari kebutuhan melewati krisis membingungkan. Iris kelabu Abihirt langsung bergerak. Berhenti di satu titik, di mana rayuannya menar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02
  • Perjanjian Terlarang   Percakapan

    “Kau dari mana saja, Abi? Aku menghubungimu sejak tadi, tapi ponselmu selalu sibuk.” Antusiame Barbara tidak terkalahkan ketika dia menghadang suaminya dari pintu masuk. Abihirt selalu rapi dan juga tidak pernah tersisip pengaruh saat pria itu berjalan dengan ekspresi wajah datar. Dia segera mengambil lengan yang tergoler di samping tubuh suaminya, mengapit erat sambil beriringan masuk ke dalam kamar. Jujur saja, Barbara dapat menebak ke mana Abihirt pergi, tetapi dia memang ingin menambahkan narasi sensitif. Tahu suaminya tidak menyimpan banyak percakapan selain melonggarkan kerah kemeja dan melucuti jas hitam yang kontras. Sebuah kombinasi yang jauh berbeda dari sikap Samuel. Sangat bertolak belakang sehingga Barbara tidak menyimpan gemuruh bersalah ketika dia sesungguhnya hanya mencari pelampiasan. Bersama Abihirt dapat membuat pasar ekonomi berada di garis subtansial. Sementara hanya kepada Samuel-lah, perhatian terasa begitu nyata. Barbara tidak ingin kehi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Perjanjian Terlarang   Hampir

    “Kau hampir membuatku ketahuan.” Barbara menjatuhkan bokong ke pinggir ranjang sambil memijit keningnya lembut. Kekehan Samuel, seolah pria itu menggemari tantangan. Andai Samuel merasakan langsung kejutan dari rasa penasaran Abihirt, rasanya Barbara ingin tahu apakah pria itu masih cukup berani tertawa lepas di seberang sana atau tidak. “Sudah bercanda-nya, Sam. Katakan, kenapa kau menghubungiku?” tanyanya hingga gelak tawa Samuel beranjak samar – samar. [Masalah kantor. Kerja sama antara aku dan Mr. Halland tidak berakhir baik. Proyek kami disabotase. Keparat kaya itu meminta ganti rugi. Perusahaanku hampir mangkrak, bagaimana aku bisa membayar dengan harga yang fantastis?] Helaan kasar dari Samuel membuat Barbara mengangkat sebelah alis tinggi. “Jadi, apa yang bisa kubantu?” tanyanya hati – hati, sesekali akan melirik pintu kamar mandi.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Perjanjian Terlarang   Curiga

    Abihirt seharusnya tidak mengatakan Moreau bersamanya. Tuntutan pasti membuat pertanyaan Barbara terdahulu harus dilewati lebih cerdik. Kebiasaan wanita itu sudah dikenali sangat baik. Selalu menguji sesuatu yang telah diketahui. Ya, setidaknya semacam suatu tindakan yang diyakini adalah kebutuhan mererai sesuatu. “Dia bersamamu tadi. Bagaimana mungkin kau tidak tahu?” “Karena aku hanya menjemputnya. Kami pergi memperbaiki jaket yang kau rusak. Setelah itu Moreau tidak memintaku untuk mengantarnya pulang.” “Benarkah? Kalau begitu, ke mana Moreau pergi?” “Aku tidak tahu.” Kening Barbara yang mengernyit terungkap jelas di hadapan Abihirt. Itu tidak menjadi bagian paling berpengaruh. Mata kelabunya segera melirik ke layar ponsel sendiri. Sebuah pesan masuk membayangi pengetahuan yang telah berakhir sampai di ujung. [Permintaan Anda sudah saya kerjakan, Mr. Lincoln. Seluruh tanggung jawab akan dialihtangankan terhadap Sam Cooperation. Semua berjalan sangat baik dengan mereka te

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Perjanjian Terlarang   Gelang

    “Kau tidur sangat nyenyak.” Kali pertama ayah sambungnya memberi komentar. Moreau dapat merasakan wajah yang hampir memanas. Bertanya – tanya apakah Abihirt sejak tadi memandanginya saat masih tertidur? Itu seharusnya tidak terjadi. Dia menyakinkan sebuah kenyataan ... malu. Tindakan Abihirt bukan sesuatu yang termasuk ke daftar pantas, mungkin tidak akan dibiarkan terulang. “Mengapa kau ada di sini?” Dengan petunjuk yang akan hilang, Moreau mengambil keputusan penuh tekad mengajukan pertanyaan. Dia menunggu. Berikut, hal mendatang justru Abihirt menyerahkan sesuatu yang diambil dari saku jas ke hadapannya. Sebuah kartu yang tidak pernah asing setelah malam terlarang itu. Kartu yang pernah diserahkan kepadanya begitu terburu - buru. Namun, Moreau menolak untuk menerima. “Apa ini?” Dia bertanya sambil setengah bangun diliputi sebelah lengan yang menekuk di atas ranjang. “Untuk berjaga – jaga jika kau masih tak ingin pulang.”

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Perjanjian Terlarang   Berpisah

    “Aku harus pergi. Emma akan datang menemui sebentar lagi.” Tidak ada yang sanggup Moreau raih. Dia tak bisa menendang kebisuan, apa lagi hanya terpaku menatap bahu ayah sambungnya telah menjauh. Abihirt nyata – nyata sedang terburu dari cara membuka pintu kamar, yang kemudian dirapatkan kembali. Hanya perlu waktu seperkian detik, maka secara bergilir ... seorang wanita paruh baya masuk menyerahkan senyum ramah, dan membuat Moreau menyimpulkan pertanyaan di benaknya. “Selamat pagi, Nona. Saya Emma. Tuan Abi ingin Anda menikmati sarapan di sini.” Tidak salah lagi. Moreau sedikit gugup menatap wanita paruh baya di hadapannya, tetapi dia tak menolak saat Emma datang mendekat sambil membawa sarapan pagi di atas nampan, lengkap diliputi tindakan hati – hati saat menyerahkan sepiring roti panggang dengan tomat dan serrano ham. Sebuah hindangan yang tampaknya lezat. Moreau hampir lupa bagaimana cara mengalihkan pandangan. Dia mengerjap, lalu mema

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Perjanjian Terlarang   Perencanaan

    Jadwal latihan terduga sedikit berbeda dari semestinya, karena secara mendadak Anitta mengatakan mereka akan pergi melakukan pengukuran pakaian. Moreau dan Juan butuh balutan yang pas di tubuh, maupun mengenai sesuatu yang relavan terhadap konsep yang mereka bawa ke turnamen. Awalnya pelatih mereka meminta pendapat, bahkan menawarkan Barbara sebagai pilihan paling pertama dari daftar beberapa designer, yang jelas – jelas sulit Moreau terima. Dia tahu ibunya. Andai pertengkaran seperti kemarin kembali terjadi di kemudian hari, maka dapat dipastikan selalu muncul ancaman dari mulut wanita itu. Moreau tidak ingin ditempatkan pada risiko riskan, dan pada akhirnya menyerahkan Mrs. Smift sebagai pengajuan alternatif. Cukup lega ternyata Anitta tak menolak. Sebelumnya, semua kesepakatan harus dibicarakan kepada pihak manajemen. Tidak sebegitu rumit kali ini, karena izin segera dikantongi untuk berada di sini. Moreau yang kali antusias disambut Mrs. Smift. Kemarin dia b

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • Perjanjian Terlarang   Chat Menantang

    Benaknya cukup penasaran bagaimana jika dia membuat pernyataan menantang; atau yang tak benar – benar akan dilakukan? Akankah menemukan Abihirt mengutarakan reaksi spesifik. Barangkali yang paling dasar adalah sedikit merasa terancam seperti saat – saat pria itu tak pernah menunjukkan secara terang – terangan? [Bagaimana jika kukatakan kepada ibuku kalau aku bersamamu untuk beberapa waktu dan tidur di kamar-mu semalaman?] Pesan itu tidak dapat diundur ketika secara ajaib Abihirt telah membacanya. Terlalu singkat, andai mereka berusaha tidak terlihat mencolok. Namun, ini sudah dilakukan supaya profil tetap terjaga aman. [Itu akan menjadi urusanmu.] Tampaknya Moreau yang mulai merasa tertantang dari serangkaian kalimat singkat Abihirt. Dia nyaris menambahkan balasan ... seketika tersadar oles beberapa pasang mata menatap ke arahnya. Wajah Mrs. Smift paling signifikan, menyimpan rasa ingin tahu yang membludak terhadap apa yang Moreau lakukan dengan ponselnya. B

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04

Bab terbaru

  • Perjanjian Terlarang   Setidaknya Barbara

    Moreau tidak memiliki banyak kesiapan ketika tiba – tiba dia harus mendapati ibunya membuka pintu kamar, kemudian langkah wanita itu terdengar kasar mendekati kaki ranjang. Makan malam baru selesai dan dia akui bahwa memang tuntutan untuk tidak terlibat merupakan kebutuhan terpenting pada saat – saat tertentu. Moreau sungguh tidak pernah menduga bahwa ibunya akan muncul sepaket dengan nampan tergenggam erat di tangan. Ekspresi wajah wanita itu datar usai meletakkan benda tersebut di atas nakas. Hanya mengambil beberapa langkah mundur ke belakang, kemudian Barbara melipat tangan di depan dada. “Caroline bilang kau tidak mau turun ikut makan bersama. Jadi, kubawakan makan malam untukmu.” Kali pertama bicara, suara wanita itu terdengar sinis. Moreau tidak tahu apa yang mempengaruhi suasana hati ibunya, sehingga dia merasakan dampak sebagai seseorang paling dekat untuk saat ini. Bertanya – tanya apakah ini berkaitan langsung tentang kecurigaan Barbara yang mungkin belum

  • Perjanjian Terlarang   Diakhiri

    Semua harus dilakukan dengan hati – hati. Barbara tidak ingin mengambil risiko. Dia akan mempertimbangkan andai Abihirt mau bekerja sama. “Sedang kupikirkan.” Tidak ada kepastian dari jawaban singkat suaminya. Barbara harap dia tidak mencelupkan diri ke dalam kesalahan besar ketika memutuskan untuk ... perlahan menarik napas kemudian mengembuskan secara kasar. “Itu punya Samuel,” ucapnya, cukup tak berani menatap ke wajah Abihirt. Ya, memalingkan wajah ke dinding kamar menjadi keputusan terbaik. Barbara akan menunggu. Beberapa saat lebih lama tidak apa – apa. Dia memejam sebentar. Mencoba menghitung dalam hati. Namun, sepertinya keterdiaman Abihirt sudah melampaui batas. Dia tidak akan pernah tahu apa pun, jika menempatkan dirinya pada ancaman berbahaya. Akhirnya ... setengah enggan, Barbara menjatuhkan perhatian di wajah pria itu. Tatapan dingin seperti akan membuatnya menjadi kepingan membeku. Apa yang sedang Abihirt pikirkan? Dia mungkin bisa menduga – duga te

  • Perjanjian Terlarang   Menghadapinya Lagi

    “Hanya berjalan keluar sebentar.” Abihirt tetap tenang saat sorot mata Barbara menyerupai kilatan menyambar. Wanita itu bahkan tidak tahu betapa ini akan lebih buruk dari perdebatan yang pernah mereka hadapi. Tidak perlu terburu – buru mengeksekusi satu bagian yang berada tepat di depan mata. Satu langkah mendekat, Abihirt benar – benar menyingkirkan sisa jarak membatas. Barbara terlihat menunjukkan sikap waspada. Kedua tangan wanita itu masih terikat di kepala ranjang. Samar sekali sudut bibir Abihirt berkedut. Membiarkan wajah mereka perlahan mendekat. Napas Barbara mulai memberat, semacam suatu petanda bahwa ini akan segera dimulai. Abihirt memberi kecupan samar di sudut bibir wanita itu. Keterkejutan bukan sesuatu yang sepenuhnya dapat digerakkan dengan baik. “Hanya untuk menunggumu benar – benar siap. Bukan karena ada sesuatu yang sedang kusembunyikan,” dia berbisik lambat sekadar memberi Barbara kepastian. Nyaris memberi wanita itu sentuhan bibir yang leb

  • Perjanjian Terlarang   Kembali Kepadanya

    Tidak terlalu lama sebenarnya, tetapi Barbara tidak menyukai saat – saat dia harus dibuat begitu penasaran terhadap sesuatu yang tidak berusaha Abihirt ungkapkan secara gamblang. Rasanya seperti membiarkan dirinya terpanggang di dalam oven, sementara pria itu pergi berkeliling ke suatu tempat untuk kemudian muncul kembali tanpa peringatan. Hanya suara ranjang berderak dan membuat Barbara berusaha menahan separuh kekesalan yang bertumpuk di benaknya. Dia tidak ingin lepas begitu saja. Mereka sudah cukup puas bertengkar semalam. Meski tidak dimungkiri bahwa cara Abihirt meninggalkannya dengan situasi seperti ini menyerahkan begitu banyak gambaran tidak masuk akal. Dorongan implusif seakan memberi tahu agar dia dapat berpikir lebih jernih untuk mencurigai suaminya. “Kau dari mana saja?” tanya Barbara setelah merasakan betapa jarak antara dia dan bagaimana Abihirt sudah begitu dekat, lalu membuka ikatan dasi di yang menutup di matanya. Aroma maskulin—khas dari tubuh pria it

  • Perjanjian Terlarang   Membawanya Pergi

    Moreau mendengar segala sesuatu di sana. Suara tautan bibir; perintah Abihirt; dan bagaimana Barbara kemudian bersuara. Semuanya merupakan prospek yang jelas memberi dia petunjuk tentang apa yang telah terjadi di atas kepalanya saat ini, di mana ranjang sesekali terdengar berderak dan .... Ya, cukup sakit membayangkan Abihirt saat ini sedang mencumbu Barbara; memberi wanita itu kepuasan—apa pun, yang berkaitan dengan kebutuhan meluapkan hasrat bersama. Sementara dia harus bersembunyi seperti seseorang yang baru saja memborong kebodohan. Hanya berharap tidak pernah ketahuan. Berharap dengan bersembunyi bisa menghindari masalah lebih besar. Mungkin terlalu naif jika dia masih mendambakan pertolongan secepatnya. Tidak ada yang tahan untuk berada di sini lebih lama; ditumbuk oleh pelbagai kenyataan paling getir bahwa betapa pun dia terjebak pada situasi yang tak dapat dikendalikan, itu masih tergolong ke dalam keputusan paling salah. Seharusnya tidak membiarkan Abihirt menye

  • Perjanjian Terlarang   Menguncinya

    “Apa yang ingin kau lakukan, Abi?” tanya Barbara dengan kewaspadaan merangkak cepat ke permukaan. Dia berusaha beringsut mundur saat mengetahui suaminya telah mencondongkan tubuh dan menepis sisa jarak di antara mereka. Wajah pria itu benar – benar mendekat. Sesuatu yang menyebarkan beberapa tanda tanya besar. Barbara harus menghadapi desakan tak terduga di mana Abihirt telah merampas bibirnya dengan begitu terburu. Dia masih cukup terkejut, tetapi segera mengendalikan diri untuk mengimbangi apa pun yang terasa masih sangat mendadak. Sedikit senyum di balik ciuman mereka—Barbara tidak akan bersikap terancam andai dia tahu inilah yang kemudian Abihirt lakukan. Paling tidak, bukan lagi tentang kemarahan, perdebatan semalam dan hal – hal yang terasa menjengkelkan. Hanya kemudian Barbara terkesiap ketika tangan Abihirt mendorongnya kasar supaya beringsut ke belakang. Pria tersebut ingin dia bersandar di kepala ranjang, maka itulah yang dia lakukan. “Kau benar – be

  • Perjanjian Terlarang   Menuntut Barbara

    Napas Barbara berembus kasar kali pertama mendapati suaminya sudah ada di kamar. Dia masih menyentuh gagang pintu dan segera menutup kamar dengan rapat. Posisi Abihirt persis begitu tenang duduk di pinggir ranjang. Kedua tangan pria itu berpangku pada kaki yang menapak di lantai, bentuk posisi yang tampak benar – benar tidak memberi banyak pengaruh, walau Barbara harus mengakui bahwa suaminya perlu sedikit membungkuk sembari melakukan kontak mata berdua. Rasanya sudah cukup—semalam mereka menghadapi pertengkaran hebat dan berakhir dengan Abihirt meninggalkan pelbagai ketakutan di benaknya. Barbara sudah begitu khawatir ketika pria itu tidak memberi kabar. Dia hampir tidak tidur semalam, tetapi tidak dimungkiri bahwa urusan kantor tidak bisa ditinggal hanya karena butuh terlelap lebih lama, meski kebutuhan tersebut seakan telah lenyap tak bersisa. Mungkin ini saatnya. Setiap detil bagian dari tindakan Abihirt tidak luput dari perhatian Barbara, termasuk saat dia harus

  • Perjanjian Terlarang   Barbara Datang

    “Kau lihat saja, aku akan memotong penismu jika sampai ibuku mengetahui bekas yang kau tinggalkan.” Moreau tidak benar – benar mengancam, tetapi dia yakin itu akan cukup menunjukkan betapa dia merasa kesal kepada ayah sambungnya. Kedutan samar di sudut bibir Abihirt memperlihatkan respons signifikan bahwa sebenarnya pria itu sedikit terhibur oleh sesuatu yang mungkin membuat ketegangan mereka selama beberapa hari meluap begitu saja. “Kau akan membawa pakaian kering ini ke kamarku?" Hanya kebetulan hening berusaha mengambil tempat dan tiba – tiba sayup suara Barbara menyelinap di sekitar udara. Dapat dipastikan wanita itu sedang berbicara kepada Caroline. Barangkali secara kebetulan mereka bertemu di lorong lantai dua, tetapi bagian tersebut adalah petunjuk bahwa Barbara akan segera menginjakkan kaki ke kamar; tidak perlu mengetuk sekadar beranjak masuk masuk; cukup dengan menekan gagang pintu andai Abihirt lupa mengunci dari dalam. Dia tak benar – benar mengamat

  • Perjanjian Terlarang   Menuntutnya

    “Kalau bukan apa – apa, kau tidak akan bersikap berlebih setelah mendengar penjelasanku.” Tidak ingin menyerah, Moreau mengatakan penyangkalan dalam dirinya begitu saja. Itu adalah reaksi murni yang sungguh tidak dia inginkan, jika pada akhirnya akan cukup mengerikan mendapati iris kelabu Abihirt secara mendadak menyerupai ujung pedang yang tajam. Sorot mata pria itu terlalu kelam. Dia hampir lupa bagaimana tetap berpegangan ketika hampir terhanyut dan terombang ambing di sana. “Aku benar, kan? Kau tidak biasanya bersikap seperti ini.” Sial. Bentuk pemberontakkan dalam diri Moreau terlalu murni. Dia tak bohong ternyata cukup kewalahan sekadar memisahkan mana bagian paling penting ketika perlu menjadi benar – benar berani dan tidak. Abihirt punya ruang penuh untuk menghukumnya dengan cara apa pun. Bahkan kenyataan sebenarnya mengatakan bahwa dia masih terjerembab dalam perangkap pria itu. Dia tak harus lupa jika borgol yang menjerat pada salah satu pergelangan tangan a

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status