Share

Chapter 286

Author: Iamyourhappy
last update Last Updated: 2024-09-21 17:23:26

Gaby menatap punggung Haven.

“Kau berbicara dengan siapa?” tanya Gaby.

Haven menunjukkan ponselnya. “Sekretarisku. Kau mengenalnya.”

Kemudian menyodorkan ponselnya pada Gaby.

“Periksa saja ponselku. Aku tidak pernah berhubungan dengan wanita lain,” ucapnya.

Gaby menyipitkan mata. “Kau yakin? aku tidak mengganggu privasimu?”

Haven menggeleng. “Tidak. Kau bisa mengelola akun sosial mediaku.”

“Kau sungguh ingin aku melakukannya?” tanya Gaby.

“Aku ingin kau percaya padaku Gab..”

Gaby memegang ponsel Haven. “Aku bukan tipe yang posesive. Setelah aku melihatnya. Dan aku memastikan kau tidak bermain di belakangku, aku akan menyerahkan semuanya padamu.”

Gaby membawa ponsel Haven bersamanya. kemudian mengambil duduk di sofa.

Kemudian memeriksa pesan dan akun sosial media pria itu.

“Ini..” Gaby melotot. “Kenapa banyak artis yang mengirimmu pesan di 1nstagram?” tanya Gaby.

“Aku tidak tahu karena aku tidak pernah membukanya.”

“Apa-apaan mereka?!” Gaby berdecak. “Tidak tahu kalau kau
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 287

    “Bagaimana kalau kita kencan?” tanya Haven. “Sembuh saja belum. Mau kencan ke mana?” tanya Gaby. “Ke Jepang?” tanya Haven. “Tidak. Jangan, sudah.” Haven berpikir lagi. “Ke Bali?” tanyanya. Gaby mengangguk. “Mangkanya cepat sembuh..” lirihnya. “Saat aku sembuh ayo segera ke sana.” Haven mengambil tangan Gaby. “Aaa.. aku sangat senang.” Gaby terkekeh geli. “Sesenang itu?” Haven mengangguk. “Hm. Aku sangat senang.” Haven mengusap helaian rambut Gaby ke belakang. Kemudian menatap Gaby. Tatapan mereka semakin dalam. Suasana yang hening…. Gaby terbawa suasana. Ia memejamkan mata ketika Haven mengikis jarak di antara mereka. Haven mendekat—semakin dekat dan hidung mereka sudah bersentuhan. Krieet! “Ups!” Gaby melotot dan langsung berdiri salah tingkah. “Aku menganggu kalian?” tanya Galang, sekretaris sekaligus teman Haven. “Waktunya tidak tepat ya aku ke sini?” tanyanya lagi. Ia bertanya karena mendapat tatapan membunuh dari Haven. “Haiii!” Laura muncul da

    Last Updated : 2024-09-22
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 288

    Gaby tidak tahu pasti bagaimana hukuman yang dijalani oleh Damian. Tapi kata Haven, pria itu mendekam di penjara seumur hidup karena merencanakan membunuh Gaby. Tidak mau berlarut-larut memikirkan hal yang tidak perlu. Gaby menatap awan melalui jendela sampingnya. Ya, saat ini sedang berjalan ke Bali untuk liburan. Haven sudah berjanji akan mengajak Gaby pergi ke Bali setelah sembuh. “Ada tempat lain yang ingin kamu kunjungi?” tanya Haven mengusap pelan punggung tangan Gaby. Gaby mengangguk. “Hmm.. mungkin spansh..” lirihnya. “Tapi aku tidak yakin.” “Kalau bersamaku harus yakin. aku akan membawamu ke tempat yang kamu ingin.” Haven tersenyum. Hubungan mereka membaik. Meski tidak ada sentuhan fisik yang berarti. Tapi bagi Haven cukup sekali. Itu tandanya hubungan mereka berjaaln baik dengan perlahan. Tanpa tergesa, saling memahami tanpa harus berurusan dengan sex. Apalagi Gaby sudah nyaman berada di dekatnya. “Gab..” “Ya?” “Angle kamu benar-benar kiri ya

    Last Updated : 2024-09-22
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 289

    Gaby mengangguk. “Hm.” “Aku ingin berenang.” Gaby menunjuk kolam. “Ya sudah berenang saja.” Haven mengusap puncak kepala Gaby pelan. Gaby melenggang masuk dan berganti pakaian. Menggunakan pakaian renang yang tentunya tidak seksi. Ia berenang dengan sesuka hati. Sedangkan Haven berada di pinggir kolam sembari membuk tablet. Pria itu nampak santai mengotak-atik tablet. “Kamu harus makan!” Haven menatap Gaby yang betah di dalam kolam. Di atas meja sudah tersusun beberapa makanan. Gaby akhirnya keluar dari kolam dan mendekati Haven. “Kamu yang seharusnya makan lebih dulu. bukan aku.” Gaby mendengus melihat Haven yang masih saja bekerja. “Iya-iya.” Haven menyingkirkan tablet. “Aku tidak bekerja, aku hanya membaca buku.” “Tidak percaya,” balas Gaby. “Aku membaca laporan keuangan.” “Tuh-tuh..” Gaby mendongak. “Liburan itu menikmati waktu. Bersantai, menikmati suasana yang indah ini. Bukannya terus bekerja tanpa henti.” “Iya..” pasrah Haven. Seperti suami pada umumnya yang pa

    Last Updated : 2024-09-22
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 290

    Gaby dan Haven menginjakkan kakinya di klub. “Sudah lama sekali aku tidak ke sini.” Gaby bersindekap. “Tidak ke klub tepatnya.” “Memangnya iya?” tanya Haven. “Aku jarang ke klub.” Gaby mendongak. Haven membuka kemejanya. Kemudian ditaruh di pundak Gaby. Karena dress yang digunakan Gaby sangat terbuka. Di sini banyak pria hidung belang, tentu saja ia tidak rela tubuh Gaby dilihat oleh pria lain. Mengambil satu tempat untuk duduk dan bersantai. Gaby membuka botol alkohol itu dengan lincah. Menuangkannya di gelas. Kemudian mengangkatnya. “Cheers.” Haven tersenyum pelan kemudian menganggak gelasnya juga. “Cheers.” Setelah meminum minuman berakhohol itu tubuh Gaby merasa ringan. Sepertinya efek alkohol sudah merasuki tubuhnya. Berbeda dengan Haven yang hanya minum satu gelas saja. Ia harus tetap sadar untuk menjaga Gaby. “Gaby..” panggil Haven. Gaby mendekat dan menyandarkan kepalanya di bahu Haven. “Ya..” “Ayo pulang.” Gaby menegakkan tubuhnya. “Apa pulang?” tanyanya.

    Last Updated : 2024-09-23
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 291

    Gaby terkikik geli kembali ke tempatnya. “Jangan main-main sayang,” balas Haven. “Memangnya kenapa kalau aku main-main?” Gaby memang sepenuhnya sudah dikuasai oleh alkohol. Mendekat dan mengecup bibir Haven lagi. “Aku suka menciummu.” “Apa?” Haven mengernyit. Gaby hanya mengangguk saja. Haven mendekat. “Sekali lagi kau menciumku, aku tidak akan menahan diriku—” Cup! Gaby memejamkan mata dan mencium bibir Haven. Haven tidak menyia-nyiakannya. Ia menarik tengkuk Gaby dan melumat bibir wanita itu. Melumat bibir wanita yang selama ini ia cintai. Haven tersenyum… ia memperdalam ciuman mereka. Mengusap tengkuk Gaby pelan. “Ahh..” suara Gaby membuat Haven gila. Haven menarik pinggang Gaby hingga berada di atas pangkuannya. “Aku mencintaimu Gab..” lirihnya. Mengusap kedua pipi Gaby. “Aku tidak bisa menyentuhmu saat kau tidak sadar sepert ini,” lirihnya. Gaby membuka mata. Ia memegang kedua bahu Haven. “Aku sadar.” Haven mengusap rambut Gaby ke belakang. “

    Last Updated : 2024-09-23
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 292

    21++ Pagi harinya. Gaby terbangun dengan kepala yang begitu berat. Sinar matahari yang masuk membuatnya terbanngun meski masih begitu mengantuk. Gaby bangkit dan berjalan ke kamar mandi. Apa yang ia ingat tentang tadi malam. ia mengingat semuanya. Bibirnya menyunggingkan senyum. Ia percaya Haven berubah. Pria itu tidak seperti dulu lagi. Selesai membersihkan diri, ia keluar dari kamar. Melihat Haven yang sibuk membuat sarapan. “Dia rajin juga.” Gaby mendekat. “Buat apa?” Haven menoleh ke belakang. “Sarapan buat kamu.” kemudian mendekat dan mengecup bibir Gaby. Gaby tidak bisa menahan senyumnya. Setelah itu Haven kembali fokus dengan masakannya. Gaby mendekat dan memberanikan diri untuk memeluk pria itu dari belakang. “Jangan menggodaku,” lirih Haven. Gaby tertawa pelan. “Kalau aku menggodamu bagaimana?” Haven mematikan kompor dan berbalik. “Gaby..” Gaby lagi-lagi hanya tertawa. Ia mendongak dan menatap Haven. “Dilihat-lihat kamu tampan juga ya..”

    Last Updated : 2024-09-23
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 293

    Hubungan Gaby dan Haven kian membaik. Kian harmonis dan romantis. Setiap jam makan siang, Haven akan menyempatkan waktunya untuk pergi ke kantor Gaby. Mereka akan pergi ke restoran dan makan siang bersama. Meski statusnya sebagai istri. Ia tetap bekerja dan menikmati waktunya sesekali bersama temannya. “Apa mungkin kau hamil ya?” ucap Laura yang saat ini sedang bersama Gaby. Seperti biasa, mereka akan jalan-jalan ke mall. Gaby yang sering mengantar Laura berbelanja barang mahal. Sedangkan dirinya akan menunggu sahabatnya itu belanja. “Dari mana kau berkata seperti itu?” tanya Gaby. “Aku merasa tubuhmu..” kemudian menutup mulutnya. Soal berat badan itu sangat sensitif bagi wanita. Laura cengengesan. “Kau sedikit… berisi. Semakin hot..” menilai tubuh Gaby dari atas hingga bawah. “Itu aku bahagia. Bukan berarti aku hamil.” Gaby menonyor bahu temannya itu dengan gemas. Laura mengusap perut Gaby. “Tapi aku berharap kau segera hamil. Aku ingin melihat anakmu..” G

    Last Updated : 2024-09-24
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 294

    “Laura? Kenapa tiba-tiba mati?” tanya Gaby panik. “Laura kau di mana?” Gaby hampir berteriak. Namun beberapa detik kemudian, semua lampu dinyalakan. Sampai akhirnya Gaby berbalik—melihat Haven yang sudah membawa kue berserta lilin diatasnya. “Happy birthday sayang,” ucap Haven sembari mendekat membawa kue tersebut. Gaby menyipitkan mata. “Bagaimana semua ini bisa terjadi?” tanyanya. Haven mendekat. “Bisa dong..” balasnya. “Sekarang make a wish dulu.” Gaby mengangguk. mengepalkan tangan dan memejamkan mata. Memanjatkan harapannya di ulang tahunnya ini. ‘Semoga semua orang terdekatku merasakan kebahagiaan. Semoga aku dan Haven segera mendapatkan babby kita.’ Setelah itu meniup lilin sampai padam. “Selamat ulang tahun ya..” Haven mengusap puncak kepala Gaby. Gaby menatap ruangan yang sudah terlihat berbeda. Bukan lagi ruangan yang penuh dengan pakaian dan tas. Semua berganti dengan dekorasi sederhana, balon.. dan lampu kemerlip. Sejak kapan? Seperti sulap

    Last Updated : 2024-09-24

Latest chapter

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 622

    “Puas membuat kawatir orang tua? Puas bermain-main dengan acara penting?” tanya Gio pada Aiden. Aiden berhenti. pada langkah yang ketiga di tangga. Laki-laki itu berhenti dan menghadap ayahnya. “Bagaimana rasanya?” tanya Aiden sembari tersenyum. “Kalian tidak pernah datang ke acara pentingku. Jadi aku ingin melakukannya juga…” “Bagaimana rasanya?” tanyanya. “Aiden!” Gio memijit keningnya yang terasa pusing. “Kami melakukannya karena ada alasannya.” “Aku juga punya alasan untuk tidak datang ke acara itu.” Aiden memutar tubuhnya. berjalan—sampai Gio memanggilnya lagi. “Acara balapan yang kamu maksud?” tanyanya. “Balapan tidak jelas seperti itu? jika ingin balapan di sirkuit bukan di jalan raya. Kamu membahayakan orang lain. kamu juga membahayakan diri kamu sendiri.” “Aiden kamu jangan melakukan hal seperti ini lagi ya..” Agatha menatap putranya. “Mom dan Dad tidak akan melakukan hal seperti dulu lagi.” “Kalau kamu mau balapan, kamu bisa mengajak kamu ke sir

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 621

    Di sinilah… Raini pergi ke atap gedung. Sendirian di tengah gelap yang hanya diterangi oleh cahaya rembulan yang bersinar dengan terang. Raini membiarkan rambutnya tertiup angin ke sana ke mari. Kedua tangannya bersandar pada dinding pembatas. Tempatnya memang di sini. Jelas dirinya dan Aiden sangat berbeda. Aiden memang lebih cocok dengan perempuan bernama Talia itu. Tadi, Raini melihat mereka dari kejauhan. Talia pasti dari keluarga yang memiliki perusahaan besar juga. Mereka memang cocok. Lantas… Kenapa hatinya sedikit tidak rela ya? Apa mungkin ia tidak rela jika Aiden bersama perempuan lain? Tidak! Sampai kapanpun Raini tidak boleh mendambakan apa yang tidak boleh didambakan. Tempatnya di sini… Menyingkir lalu tidak terlihat oleh siapapun. “Jadi seperti ini ya pemandangan kota dari atas gedung tinggi..” Raini tersenyum pelan. “Maklum orang kampung…” Raini menggeleng pelan. “Ternyata sangat bagus. pantas saja banyak orang kampung yang berbondong-b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 620

    Seorang pemuda dengan setelan kemeja dan jas rapi baru saja turun dari mobil. Langkahnya mantap—kemudian disusul oleh perempuan yang berada di belakangnya. Perempuan cantik yang menggunakan dress berwarna putih. Nampak sangat cantik dengan rambut panjang yang digerai… Aiden menyodorkan lengannya. Raini tersenyum manis dan menggandeng tangan Aiden. Tahukah permintaan Aiden? Ya, membawa Raini untuk pergi ke pesta bersamanya. Lantas, Raini harus menuruti permintaan lelaki itu jika ingin lelaki itu hadir di pesta. Raini tidak pernah berhadapan dengan orang segila Aiden. Tapi mari imbangi kegilaan Raini. Bersikap seperti apa kemuan Aiden saja. Raini berjalan dengan hati-hati. di luar ternyata banyak sekali kamera wartawan yang menyorot dirinya. Pasti mereka akan membuat berita dan bertanya-tanya tentang identitasnya. Raini bersumpah… Pasti setelah ini, kehidupan sekolahnya kian rumit. Pasti akan muncul rumor aneh tentan dirinya dan Aiden. Aiden dan Raini b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 619

    “Dia di mana?” Agatha berkacak pinggang sembari mondar-mandir. Ia sudah berdandan rapi namun Aiden malah belum pulang… Gio menggenggam tangan Agatha. “Kali ini aku tidak bisa mentolerir perbuatannya..” “Tunggu sebentar. dia pasti pulang.” Agatha mengeluarkan ponselnya.. Melakukan panggilan berkali-kali namun satupun tidak dijawab. “Ayo kita berangkat..” nampak wajah Gio begitu dingin. Hanya berjalan beberapa langkah saja.. “Bagaimana kalau kita menunggu sedikit lebih lama..” Agatha mendongak. “Aku yakin dia akan segera pulang.” Gio menatap jam tangannya. “Kalaupun pulang dia butuh berganti pakaian segala macam. Kita tidak ada waktu sayang.” Agatha akhirnya mengangguk. menyetujui untuk berangkat. Akhirnya dengan berat hati Agatha dan Gio berangkat tanpa anak mereka. Entah, Gio tidak mau tahu keberadaan anaknya. Di sisi lain, Raini yang melihat mereka merasa ini tidak benar. Ia harus mencari Aiden dan membuat laki-laki itu datang ke pesta ulang tahun Winston.

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 618

    Raini menjadi semakin panik ketika tubuh mereka terasa benar-benar menempel. “Cepat ambil,” lirih Raini. Aiden tersenyum. menunduk dan mendekatkan bibirnya pada telinga kanan perempuan itu. “Cepat ambil, aku tidak akan melihatmu,” ucap Raini. “Lantas kenapa wajahmu memerah seperti itu?” Raini mengerjap karena kesal akhirnya ia berbalik—namun kakinya tidak bisa berpijak dengan benar alhasil… Braak! Raini memejamkan mata—bersiap menerima kerasnya lantai. Tapi yang ia dapatkan adalah pelukan dari tangan seseorang. Raini membuka mata—wajah Aiden yang sudah begitu dekat di hadapannya. Kenapa… Jantungnya berdetak sangat cepat. Juga, suhu tubuhnya yang tiba-tiba memanas sampai membuat pipinya begitu panas seperti terbakar. Raini baru menyadari jika Aiden masih bertelanjang dada… “Bu-bu buahnya jatuh!” Raini melepaskan diri dari Aiden. Buru-buru mengambil buah itu dengan cepat. “Aku tidak makan buah yang sudah jatuh.” Aiden mengamati Raini yang begitu gugup memungut

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 617

    “Apa aunty tahu kau menggunakan motor ke sekolah?” tanya Raini yang baru memarkirkan sepeda listriknya di halaman mansion. Aiden melepas helmnya. Pertama kalinya ia membawa motornya ke rumah. “Belum.” Aiden menggeleng. “Sekarang akan tahu.” Raini mendekati Aiden. “Bukankah bahaya?” tanyanya. “Kau belum memiliki sim juga.” “Bukan urusanmu.” Aiden menyipitkan mata. Aiden pergi begitu saja ke dalam mansion. Meninggalkan Raini yang ngomel-ngomel. Aiden pergi ke dalam rumah. disambut oleh ibunya yang selalu berada di rumah menunggunya pulang. “Kamu sudah pulang..” Agatha mendekat. “Di luar itu motor kamu?” tanya Agatha. Aiden mengangguk. Agatha berhenti sejenak. “Mom marah?” tanya Aiden. Agahta menggeleng. “Itu hobi baru kamu kan?” Agatha mengusap pelan bahu Aiden. “Asalkan kamu menaikinya dengan hati-hati, jangan sampai terluka. Mom tidak masalah.” “Mom dulu juga bisa tahu naik motor. Tapi sekarang lupa caranya..” Agatha terkekeh pelan. “Mom bisa?” Agatha men

DMCA.com Protection Status