Share

Chapter 283

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Peluru itu dilepaskan.

Tepat mengarah pada Gaby.

Namun dengan cepat Haven memutar tubuh Gaby yang berada di pelukannya.

Menarik tubuh mereka berdua untuk menghindari tembakan itu.

Namun sayangnya, kilatan tembakan itu terjadi lagi.

Hingga peluru yang kedua berhasil menembus punggung Haven.

“Akh!” Haven masih memeluk Gaby.

DOOR DOOR

Itu suara peluru yang dilepaskan. Peluru itu mengenai kaki Damian hingga pria itu terjatuh kesakitan.

Polisi datang dan mengamankan pria itu.

Gaby meraba punggung Haven. “Haven kamu..” suara Gaby gemetar.

Ia menarik tangannya dan melihat telapak tangannya sudah basah karena darah yang mengucur dair pria itu.

“Haven kamu tertembak..” lirih Gaby.

Haven menggeleng. “Aku baik-baik saja asal kamu selamat.” Haven kembali memeluk Gaby.

Mengusap pelan punggung Gaby.

Tubuh Haven melemah.

“Tunggu… kamu harus bertahan..” Gaby hendak melepaskan pelukannya.

Tapi tubuh Haven yang sudah lemah itu tidak memperbolehkannya.

Haven masih meme
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 284

    Gaby menunggu Haven di samping ranjang pria itu terbaring. Sampai matanya tidak kuat menahan kantuk dan tertidur. Ia merasakan ada yang mengusap puncak kepalanya. gaby membuka mata. Mendapati Haven yang sudah siuman sembari menatapnya. “Apa yang kamu butuhkan?” tanya Gaby. “Masih sakit?” tanyanya. Haven menggeleng. “Mau aku panggilan dokter?” tanya Gaby. Haven menggeleng lagi. Kali ini tangannya yang tertancap infus itu meraih tangan Gaby. “Tetap di sini,” ucapnya dengan suara yang memelas. Gaby menuruti keinginan Haven. Ia tetap berada di samping pria itu. Meski untuk beberapa saat sungguh canggung sekali. Gaby berdehem pelan. “Terima kasih.” “Hm?” “Terima kasih sudah menyelamatkanku.” Haven menatap Gaby. “Sudah kewajibanku sebagai suamimu.” Gaby hanya mengangguk. “Ayo perbaiki hubungan ini Gab..” lirih Haven. “Beri aku kesempatan untuk membuktikan bahwa aku benar-benar mencintaimu.”“Aku akan berusaha untuk melakukan yang terbaik pada hubungan kita.” “Kalau kamu

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chaoter 285

    Gaby berdecak. “Begitu saja marah..” “Malu dengan tubuhmu yang besar itu!” Gaby menunjuk tubuh Haven. Sebenarnya panik karena pria itu terlihat diam saja. “Kenapa harus malu? tubuhku bagus. mau lihat?” tanyanya. “Gila!” umpat Gaby berjalan menjauh. Ia berjalan ke arah sofa. kemudian membaringkan diri di sana. Menaikkan selimut sampai sebatas lehernya. “Aku akan tidur..” “Jangan tidur,” balas Haven. “Aku harus tidur karena aku lelah. Kau tidak kasihan denganku?” Haven menatap Gaby dari tempatnya berbaring. “Apa kau menyukai bajingan itu?” tanyanya. Gaby menutup mata namun masih bisa mendengarkan pertanyaan Haven. “Hm..” “Benarkah?” tanya Haven lagi kini dengan nada yang tidak terima. “Sampai kapan kau akan terus berbicara?” tanya Gaby pelan. “Aku mengantuk.” “Dulu kau tidak secerewet ini..” lirihnya. “Memangnya tidak boleh berubah menjadi banyak bicara. Aku senang banyak bicara jika bersamamu,” balas Haven. Gaby berdecak tidak menanggapi ucapan pria it

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 286

    Gaby menatap punggung Haven. “Kau berbicara dengan siapa?” tanya Gaby. Haven menunjukkan ponselnya. “Sekretarisku. Kau mengenalnya.” Kemudian menyodorkan ponselnya pada Gaby. “Periksa saja ponselku. Aku tidak pernah berhubungan dengan wanita lain,” ucapnya. Gaby menyipitkan mata. “Kau yakin? aku tidak mengganggu privasimu?” Haven menggeleng. “Tidak. Kau bisa mengelola akun sosial mediaku.” “Kau sungguh ingin aku melakukannya?” tanya Gaby. “Aku ingin kau percaya padaku Gab..” Gaby memegang ponsel Haven. “Aku bukan tipe yang posesive. Setelah aku melihatnya. Dan aku memastikan kau tidak bermain di belakangku, aku akan menyerahkan semuanya padamu.” Gaby membawa ponsel Haven bersamanya. kemudian mengambil duduk di sofa. Kemudian memeriksa pesan dan akun sosial media pria itu. “Ini..” Gaby melotot. “Kenapa banyak artis yang mengirimmu pesan di 1nstagram?” tanya Gaby. “Aku tidak tahu karena aku tidak pernah membukanya.” “Apa-apaan mereka?!” Gaby berdecak. “Tidak tahu kalau kau

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 287

    “Bagaimana kalau kita kencan?” tanya Haven. “Sembuh saja belum. Mau kencan ke mana?” tanya Gaby. “Ke Jepang?” tanya Haven. “Tidak. Jangan, sudah.” Haven berpikir lagi. “Ke Bali?” tanyanya. Gaby mengangguk. “Mangkanya cepat sembuh..” lirihnya. “Saat aku sembuh ayo segera ke sana.” Haven mengambil tangan Gaby. “Aaa.. aku sangat senang.” Gaby terkekeh geli. “Sesenang itu?” Haven mengangguk. “Hm. Aku sangat senang.” Haven mengusap helaian rambut Gaby ke belakang. Kemudian menatap Gaby. Tatapan mereka semakin dalam. Suasana yang hening…. Gaby terbawa suasana. Ia memejamkan mata ketika Haven mengikis jarak di antara mereka. Haven mendekat—semakin dekat dan hidung mereka sudah bersentuhan. Krieet! “Ups!” Gaby melotot dan langsung berdiri salah tingkah. “Aku menganggu kalian?” tanya Galang, sekretaris sekaligus teman Haven. “Waktunya tidak tepat ya aku ke sini?” tanyanya lagi. Ia bertanya karena mendapat tatapan membunuh dari Haven. “Haiii!” Laura muncul da

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 288

    Gaby tidak tahu pasti bagaimana hukuman yang dijalani oleh Damian. Tapi kata Haven, pria itu mendekam di penjara seumur hidup karena merencanakan membunuh Gaby. Tidak mau berlarut-larut memikirkan hal yang tidak perlu. Gaby menatap awan melalui jendela sampingnya. Ya, saat ini sedang berjalan ke Bali untuk liburan. Haven sudah berjanji akan mengajak Gaby pergi ke Bali setelah sembuh. “Ada tempat lain yang ingin kamu kunjungi?” tanya Haven mengusap pelan punggung tangan Gaby. Gaby mengangguk. “Hmm.. mungkin spansh..” lirihnya. “Tapi aku tidak yakin.” “Kalau bersamaku harus yakin. aku akan membawamu ke tempat yang kamu ingin.” Haven tersenyum. Hubungan mereka membaik. Meski tidak ada sentuhan fisik yang berarti. Tapi bagi Haven cukup sekali. Itu tandanya hubungan mereka berjaaln baik dengan perlahan. Tanpa tergesa, saling memahami tanpa harus berurusan dengan sex. Apalagi Gaby sudah nyaman berada di dekatnya. “Gab..” “Ya?” “Angle kamu benar-benar kiri ya

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 289

    Gaby mengangguk. “Hm.” “Aku ingin berenang.” Gaby menunjuk kolam. “Ya sudah berenang saja.” Haven mengusap puncak kepala Gaby pelan. Gaby melenggang masuk dan berganti pakaian. Menggunakan pakaian renang yang tentunya tidak seksi. Ia berenang dengan sesuka hati. Sedangkan Haven berada di pinggir kolam sembari membuk tablet. Pria itu nampak santai mengotak-atik tablet. “Kamu harus makan!” Haven menatap Gaby yang betah di dalam kolam. Di atas meja sudah tersusun beberapa makanan. Gaby akhirnya keluar dari kolam dan mendekati Haven. “Kamu yang seharusnya makan lebih dulu. bukan aku.” Gaby mendengus melihat Haven yang masih saja bekerja. “Iya-iya.” Haven menyingkirkan tablet. “Aku tidak bekerja, aku hanya membaca buku.” “Tidak percaya,” balas Gaby. “Aku membaca laporan keuangan.” “Tuh-tuh..” Gaby mendongak. “Liburan itu menikmati waktu. Bersantai, menikmati suasana yang indah ini. Bukannya terus bekerja tanpa henti.” “Iya..” pasrah Haven. Seperti suami pada umumnya yang pa

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 290

    Gaby dan Haven menginjakkan kakinya di klub. “Sudah lama sekali aku tidak ke sini.” Gaby bersindekap. “Tidak ke klub tepatnya.” “Memangnya iya?” tanya Haven. “Aku jarang ke klub.” Gaby mendongak. Haven membuka kemejanya. Kemudian ditaruh di pundak Gaby. Karena dress yang digunakan Gaby sangat terbuka. Di sini banyak pria hidung belang, tentu saja ia tidak rela tubuh Gaby dilihat oleh pria lain. Mengambil satu tempat untuk duduk dan bersantai. Gaby membuka botol alkohol itu dengan lincah. Menuangkannya di gelas. Kemudian mengangkatnya. “Cheers.” Haven tersenyum pelan kemudian menganggak gelasnya juga. “Cheers.” Setelah meminum minuman berakhohol itu tubuh Gaby merasa ringan. Sepertinya efek alkohol sudah merasuki tubuhnya. Berbeda dengan Haven yang hanya minum satu gelas saja. Ia harus tetap sadar untuk menjaga Gaby. “Gaby..” panggil Haven. Gaby mendekat dan menyandarkan kepalanya di bahu Haven. “Ya..” “Ayo pulang.” Gaby menegakkan tubuhnya. “Apa pulang?” tanyanya.

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 291

    Gaby terkikik geli kembali ke tempatnya. “Jangan main-main sayang,” balas Haven. “Memangnya kenapa kalau aku main-main?” Gaby memang sepenuhnya sudah dikuasai oleh alkohol. Mendekat dan mengecup bibir Haven lagi. “Aku suka menciummu.” “Apa?” Haven mengernyit. Gaby hanya mengangguk saja. Haven mendekat. “Sekali lagi kau menciumku, aku tidak akan menahan diriku—” Cup! Gaby memejamkan mata dan mencium bibir Haven. Haven tidak menyia-nyiakannya. Ia menarik tengkuk Gaby dan melumat bibir wanita itu. Melumat bibir wanita yang selama ini ia cintai. Haven tersenyum… ia memperdalam ciuman mereka. Mengusap tengkuk Gaby pelan. “Ahh..” suara Gaby membuat Haven gila. Haven menarik pinggang Gaby hingga berada di atas pangkuannya. “Aku mencintaimu Gab..” lirihnya. Mengusap kedua pipi Gaby. “Aku tidak bisa menyentuhmu saat kau tidak sadar sepert ini,” lirihnya. Gaby membuka mata. Ia memegang kedua bahu Haven. “Aku sadar.” Haven mengusap rambut Gaby ke belakang. “

Bab terbaru

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 474

    Agatha keluar dari rumah sakit. Setelah memastikan Gio beristirahat dengan tenang. Agatha berhenti pada sebuah cermin. Menatap lehernya yang memerah. Merogoh sebuah syal yang berada di tasnya. Kemudian melingkarnnya di lehernya. Bibirnya mengembangkan senyuman. Masih tergambar dengan jelas ciuman mereka tadi. Saling memangut dan meluapkan rasa rindu. Agatha kembali berjalan dan menaiki mobil untuk pulang. Di sepanjang perjalanan Agatha tidak berhenti melamun. Ada banyak yang ia pikirkan. Meski ia sudah menjadi pemimpin…. Ada banyak hal yang belum ia selesaikan. Mencari pelaku yang membunuh ayah dan kakaknya. Mencari pelaku sebenarnya yang menyerang Gio. Mencari pelaku yang berusaha membunuhnya juga. Lalu… Pikirannya juga penuh memikirkan hubungannya dengan Gio setelah ini. Ia hampir mencapai tujuannya. Yang artinya perjanjian mereka akan segera berakhir. Lantas, jika berakhir. apakah hubungannya dengan Gio juga akan berakhir begitu saja. Seharusnya

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 473

    “Bagaiamana keadaanmu.” Agatha menatap Gio. “Aku baik-baik saja. tapi aku harus kembali ke rumah sakit.” Gio mengambil tangan Agatha dan menggenggamnya. “Kau ikut denganku.” Agatha berhenti. “Aku tidak bisa bersamamu dulu.” “Aku tidak bisa menerimanya.” Gio tetap menggandeng tangan Agatha. Tapi Agatha tetap kekeh dengan ucapannya yang ia katakan pada keluarga Gio. “Tidak, Gio. Aku tidak bisa…” Agatha mendongak. “Aku akan menemuimu sampai keadaan benar-benar aman.” Gio menghela napas. “Sampai kapan?” “Besok? Lusa? Bulan depan?” tanya Gio. Agatha terdiam. karena dirinya sendiri juga tidak tahu. Tapi setidaknya sampai kekuasaan benar berada di dalam genggamannya. Sampai orang-orang yang mencelekainya ditangkap. “Aduh…” Gio memegang perutnya. “Bagaimana ini… perutku..” Gio menyipitkan mata. “Anda harus ke rumah sakit segera Sir..” dokter mendekat. ia juga khawatir dengan keadaan Gio. Namun diam-diam Gio memberi petunjuk bahwa ia sedang berpura-pura. “Adu duh..”

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 472

    Beberapa hari yang lalu. Gio tersadar dari komanya. Pertama kali orang yang ia cari adalah Agatha. Ibunya bilang, Agatha pulang. Agatha berjanji tidak akan menemuinya sampai keadaan benar-benar aman. Marah. Tentu saja, neneknya yang membuat Agatha pergi. Gio masih membutuhkan perawatan intensif. Untuk bergerak saja ia tidak bisa. Untuk itu ia mengerahkan orang-orangnya untuk membantunya. Dari pada seperti ini, sudah terlanjur. Maka ia akan meneruskannya saja. Ia akan berpura-pura tidak berhubungan dengan Agatha dahulu sampai Rapat itu dimulai. Pada awalnya ia akan datang awal rapat. Tapi sekali lagi keadaannya tidak memungkinkan. Perutnya masih terasa keram. Alhasil ia datang terlambat—namun masih melihat perkembangan rapat itu lewat kamera kecil. Kamera itu terpasang di pakaian orang yang mewakilinya di sana. “Banyak orang yang menghianatiku juga.” Gio berada di dalam mobil. Melihat orang-orang yang tidak mengangkat tangan untuk Agatha. Orang-orang yang tela

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 471

    “Tapi Agatha Ethelind Harper baru saja terjun ke dunia bisnis. kinerjanya di dalam perusahaan baru mencapai tahun pertama.” Agatha tersenyum sinis. Menggunakan pengalamannya yang baru sebentar untuk menjatuhkannya. Agatha masih menahan senyumnya—ingin tertawa padahal. Kekurangannya yang diumbar di depan banyak investor. Sedangkan kekuarangan Levin disembunyikan. Agatha menjadi satu-satunya wanita yang berada di dalam ruangan ini. “Siapa yang mendukung Agatha Harper Ethelind menjadi pemimpin sementara?” Satu persatu orang-orang yang mendukung Agatha mengangkat tangan. Sekitar 3… Lalu satu orang mengangkat tangannya… Ternyata Pak Beni… Pak Beni tersenyum sembari mengangguk pada Agatha. Sedangkan pak Robert? Jangan tanya. Pria itu bahkan tidak berani menatap Agatha. seolah tidak mengenal. Tidak seperti tadi… Ternyata… si Mafia itu tidak mendukungnya. Memang, di dalam dunia bisnis tidak bisa ditebak mana yang benar-benar teman. Dan mana yang musuh. Setidaknya

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 470

    “maaf nona. Hal seperti ini saya pasti tidak akan terulang lagi.” satu bodyguard maju menghadap Agatha. Ada dua mobil yang dicoba dijalankan. Hanya satu yang remnya blong. Mobil yang selalu digunakan oleh Agatha. Agatha berkacak pinggang. ia tidak ingin menghabiskan energinya untuk hal tidak masuk akal seperti ini. Tapi semua ini menyangkut nyawanya. “Sebagai ketua. Kau harus mencari tahu siapa anak buahmu yang berhianat. Aku memberimu waktu sampai jam istirahat makan siang. jika kau tidak bisa menemukan penghianat itu.” Agatha menghela napas. “Ganti semua bodyguard yang mengawalku.” Akhirnya Agatha masuk ke dalam mobil. Selama di dalam mobil, Agatha tidak berhenti cemas. Untuk siapapun yang berusaha membunuhnya. Agatha pastikan akan segera menangkap orang itu. Hidupnya tidak bisa tenang dan dihantui oleh kematian. Akhirnya mobil sampai juga di kantor. Dengan selamat! Agatha masuk ke dalam ruang—disambut oleh sekretarisnya. “Rapat akan dilaksanakan pukul 1

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 469

    “Sial.” Agatha tidak berhenti mengumpat setelah keluar dari ruang penyidikan. “Aku yakin ada yang menyuruhnya untuk membunuhku.” Agatha mengatakannya pada polisi. Namun polisi itu menghela napas dan terlihat lelah. “Kami sudah menyelidikinya. Kami sudah datang ke tempat tinggalnya. Tidak ada tanda-tanda disuruh orang….” “Tidak mungkin.” Agatha menggeleng. “Pasti ada petunjuk… Aku sering diteror. Tidak mungkin kalau dia hanya menyukaiku. aku yakin dia memang punya niat buruk dan disuruh orang lain.” “Tenanglah..” polisi itu hanya menepuh pelan bahu Agatha. Agatha ingin melayangkan protes tapi ia ditarik oleh seseorang. Pengacara Gio. Akhirnya Agatha dan pengacara Gio berada di dalam mobil untuk berbicara. “tidak ada gunanya berbicara pada polisi. Bukti tidak ada. Mereka juga tidak akan menggap kasus ini serius.” Pengacara Gio memberikan dokumen pada Agatha. Agatha membukanya. Melihat isinya sembari dijelaskan. “Pria itu sudah 2 tahun belakangan mengincar wanita c

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 468

    Agatha pulang. Berjalan gontai masuk ke dalam penthouse. Tadi.. di rumah sakit. Karena dirinya semuanya malah bertengkar. Orang tua Gio memang berpihak padanya. tapi tidak dengan nenek Gio yang begitu membencinya. Tadi di rumah sakit…. “Jangan lakukan hal itu, Mom.” Aluna lagi-lagi menarik margaret agar menjauh dari Agatha. “Gio bukan anak kecil. Dia dewasa dan dia bisa menentukan apa yang dia inginkan. Dia ingin melindungi Agatha. aku sebagai orang tua tidak bisa mencegahnya dan akan mendukungnya.” “Kamu gila? setelah melihat anakmuu sekarat kamu mengatakan hal ini?” tanya Margaret memegang lengan Aluna. “Sadarlah Aluna, Gio ditusuk pria yang mengincar wanita itu.” margaret menatap Agatha begitu benci. Aluna memijjit keningnya. “Jangan membahas hal ini lebih dulu. Kita tunggu Gio..” “Gio tahu apa yang harus dilakukannya.” Margaret menatap Ethan. “Apa yang kamu lakukan?” “Semua keputusan ada di tangan Gio. Aku sebagai orang tua tidak bisa memaksanya. Begitupun

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 467

    Setelah memberikan pidato, Agatha tidak tahu Gio ke mana. Ia langsung pergi dan mencari pria itu bersama bodyguard yang lain. Tapi tubuhnya langsung kaku ketika melihat Gio yang tertusuk. Gio dibawa ke rumah sakit. Sedangkan penjahat itu sudah ditangkap dan dibawa ke kantor polisi. Agatha tidak bisa berhenti cemas. Ia menunggu Gio di depan ruang ICU. Tubuhnya berlumuran dengan darah… Agatha tidak peduli pada dirinya sendiri. Ia duduk dengan kepala yang menunduk. menunggu berjam-jam Gio yang masih mendapat perawatan oleh dokter. agatha mendongak ketika mendengar suara langkah kaki. Ia melihat kedua orang tua Gio yang baru datang. “Bagaimana keadaannya?” tanya Ethan pada Agatha. “Gio masih dirawat di dalam,” balas Agatha. Ethan menatap Agatha. “Aku yakin kamu sudah tahu kalau kita orang tua Gio. Kami juga sudah tahu kamu kekasih Gio. Kamu bisa jelaskan pada kami bagaimana semuanya bisa terjadi?” Agatha meremas pelan tangannya. Tapi—elusan lembut di bahuny

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 466

    Semuanya berjalan dengan lancar. Gio yang melindungi Agatha sehingga membuat Agatha benar-benar aman. Namun, Mereka tidak bertemu beberapa hari karena Gio yang ada urusan bisnis di luar negeri. Tapi katanya akan pulang hari ini, entah jam berapa. Agatha berada di dalam mobil—ia sampai di sebuah gedung. Acara yang didatangi adalah sebuah peluncuran produk baru dan peresmian kerja sama antara Harper Advertise dengan brand tersebut. Untuk itu Agatha begitu antusias. Agatha keluar dari mobilnya.. Masuk pelan ke dalam gedung. Ternyata sudah ada beberapa orang yang datang. Semuanya berjalan dengan lancar. Sampai seorang mc menyatakan dengan resmi akan terjalin kerja sama. “Untuk Ibu Agatha waktu dipersilahkan…” Agatha mengangkat micnya. Ia tersenyum ke depan. Namun pandangannya tertuju pada satu pria yang sedang berada di antara orang-orang yang hadir. Pria itu membawa sebuah buket bunga dan tengah tersenyum kepadanya. “Saya Agatha.. saya pemimpin Harper Adve

DMCA.com Protection Status