Grace kembali ke bangku di mana masih ada orang tuanya dan orang tua Ethan. “Siapa wanita tadi? Terlihat sangat berantakan.” Komentar Margaret pada wanita yang terjatuh tadi. “Kamu terlalu baik Grace.” Grace tersenyum. “Dia terlihat kebingungan, aku berusaha membantunya aunty.” Celia menyentuh bahu putrinya. “Grace memang seperti itu. Dia mudah sekali kasihan pada orang lain. Dia juga tidak pernah pilih-pilih berteman dengan siapapun. Itu yang selalu aku kawatirkan. Aku takut dia berteman dengan orang yang salah.” “Grace sangat cocok menjadi bagian keluarga Winston. Pintar, cantik dan baik hati. Ethan, kamu jangan terlalu lama menggantung Grace,” ucap Peter pada putranya. “Biarlah dulu tidak masalah. Lagipula mereka masih muda,” balas Harianto. Padahal dari awal, Ethan sudah menunjukkan ketidaksukaannya pada acara ini. namun, mereka semua yang ada di tempat ini seolah buta. Mereka mengabaikan semua penolakan dan pemberontakan yang dilakukannya. ~~Ketika pintu terbuka, Aluna la
Maksud Aluna makan di luar adalah makan di depan sebuah minimarket. Mereka berada di bangku depan sebuah minimarket. Untungnya di depan hotel ada satu minimarket yang buka 24 jam. Aluna dengan banyak snack yang memenuhi meja. Ethan yang hanya duduk diam sambil menyesap rokok. “Kau berbicara apa saja dengan Grace?” Ethan menghembuskan asap rokoknya ke atas. “Dia tahu aku bekerja di Winston. Aku hanya takut dia tahu kita…” lirih Aluna. Alis Ethan terangkat satu. “Memangnya kalau tahu kenapa?” “Hubungan kalian..” Aluna ragu untuk mengatakannya. “Aku takut membuat hubungan kalian hancur.” Ethan justru tergelak. “Tidak ada kehancuran dari hubungan yang tidak pernah dimulai.” “Kalian terlihat serasi.” Aluna tersenyum. “Kalian cocok bersama. Grace sangat cantik dan kau—kamu, kamu juga tampan.” Ethan tersenyum miring. “Jadi sekarang kau mengakui aku tampan.” Mengangguk dengan percaya diri. “Thanks Aluna. Aku tampan dari dulu asal kau tahu.” Menatap Aluna. “Grace dan aku hanya
Ethan meremas pinggang Aluna. “Jika kau rindu denganku yang dulu aku bisa menunjukkannya.” Aluna menggeleng dengan gugup. “Tidak usah. Aku suka kamu yang baik seperti ini.” “Aku hanya takut kau jatuh cinta denganku yang baik seperti ini.” Ethan tersenyum miring. Mengambil ciuman cepat di leher Aluna sebelum kembali duduk tegak seperti tidak terjadi apa-apa. Aluna menghela nafas. “Jika kamu tahu aku tidak memberitahukan perbuatan kalian, kenapa kamu tetap membuliku?” tanyanya. “Karena aku ingin. Aku bosan dan aku butuh hiburan. Itu kenapa aku menjadikanmu bahan bulian." Ethan menatap Aluna dari samping. “Tapi bukankah itu tidak termasuk bulian? Aku hanya menyuruhmu. Aku tidak pernah menyakitimu.” Aluna mengernyit. Mendadak snack yang terlihat lezat untuk dimakan, terasa hambar. Aluna terdiam sebentar. “Pembuli tidak akan merasakan apa yang dirasakan korbannya,” lirihnya. Waktu itu 7 tahun yang lalu. Aluna seperti seenggok sampah. Tidak ada orang yang mau mendekat ataupun be
“Gak perlu.” Tegas Ethan. Mendorong tubuh Bobby sampai terjungkal dan hampir tercebur ke dalam kolam. “Ethan anjingg!!” marah-marah Bobby. Ethan menunduk—menempelkan bibirnya dengan bibir Aluna. Memberikan gadis itu nafas buatan hingga Aluna tersedak dan mengeluarkan air. Aluna menepuk pelan dadanya. Tubuhnya menggigil. Aluna hanya dapat melihat Ethan yang berada di hadapannya. “Drama.” Ethan melepaskan Aluna. Aluna meneteskan air mata. Dirinya hampir mati dan Ethan bilang dirinya drama? Ethan pergi bersama teman-temannya meninggalkan Aluna. Sebelum itu ada laki-laki yang mendekatinya. “Sudah jangan menangis. Minum susumu saja.” Bobby memberikan susu itu pada Aluna. “Ethan yang menyelamatkanmu. Dia sebenarnya tidak terlalu jahat.” Aluna hanya diam saja. Menatap susu yang ditaruh Bobby di depannya. Aluna sesenggukan dengan tangisnya. Tubuhnya menggigil—pada akhirnya dirinya sendirian. Bersama dengan penderitaannya yang sekaan tidak pernah ada habisnya. Ingatan it
“Aku tidak tahu kau asisten Ethan.” Grace mengulurkan tangan. “Aku Grace, tunangan Ethan.” Aluna tidak tahu apapun tentang kehadiran Grace sekarang. Wanita cantik itu sekarang berdiri di hadapannya sambil mengulurkan tangan. Aluna menyambut uluran tangan Grace. “Aluna, Miss.” “Kenapa kemarin kau ada di restoran yang sama dengan Ethan?” pertanyaan Grace yang penuh selidik.Deg!Pikiran Aluna mendadak kosong. “Sa-saya.. ada pekerjaan sebentar miss.”Tak lama Grace mengangguk. “Ethan memang sibuk. Pantas saja dikejar karyawannya.” “Karena kita sering bertemu. Mungkin kita bisa berteman.”Berteman? Bagaimana bisa?! Jerit Aluna dalam hati. Aluna tersenyum canggung. “Tapi saya seperti ini, Miss—” Aluna menggeleng. “Maksud saya, saya hanya pegawai. Saya tidak pantas berteman dengan anda.” Grace mengernyit—tubuhnya maju ke depan. Dengan kedua tangan yang bertopang pada meja. “Aku tidak masalah berteman dengan siapapun.” Grace mundur. “Apa kau tidak ingin berteman denganku?” Grace men
Setelah terjadi kesalahpahaman yang ambigu itu—Grace dan Ethan berada di ruangan. Karena tujuan utama Grace memang itu, menemui Ethan tunangannya! Tapi entah bagaimana malah merumpi dengan Aluna. “Katakan tujuanmu apa?” tanya Ethan duduk di sofa dengan santai. Tanpa mau memandang Grace sedikitpun. “Sebagai perayaan ulang tahunmu, aku ingin jalan-jalan ke pantai. Kita juga harus menginap. Aku sudah menyewa Vila dan memberitahu teman-temanmu. Aku menyuruh mereka datang. Pokoknya kita harus ke sana.” “Apa?” Ethan mengernyit. “Kau melakukannya tanpa sepengetahuanku?” Grace mendongak. “Untuk merayakan ulang tahunmu, Ethan. Selama ini kau tidak pernah merayakan ulang tahunmu dengan benar.” “Sekarang kita harus merayakannya dengan benar.” Ethan menatap tajam Grace. “Siapa yang memberimu ijin untuk melakukannya?” “Siapa yang bilang mau?” tanyanya semakin tajam. “Ta-tapi Ethan, kita harus melakukan banyak hal supaya bisa saling menyukai.” Grace bangkit. Grace mengambil
“Akh!” pekik Grace karena didorong Ethan menjauh. Ethan melirik Aluna sebentar sebelum mengusap bibirnya yang dicium oleh Grace. Sial dirinya merasa berdosa dicium oleh Grace!Aluna menunduk. “Maaf, Sir. Maaf tadi saya sudah mencoba mengetuk pintu tapi tidak ada jawaban. Maaf saya langsung masuk karena ada berkas yang harus anda tandatangani.”“Mana berkasnya?” Ethan mengulurkan tangan meminta dokumen yang dibawa oleh Aluna. Aluna memberikan dokumen tersebut. “Aluna kau ikut denganku!” ucap Grace menggebu-gebu. “Kau ikut ke pantai, denganku, dengan Ethan dan teman-teman Ethan!” Ethan dan Aluna saling berpandang sebelum menjawab Grace bersamaan. “Tidak!” jawab bersamaan Ethan dan Aluna. “Kenapa….” Grace menghentakkan kakinya. “Aluna harus ikut. Katanya kau temanku sekarang.” Menunjuk Aluna. “Tidak.” Ethan melotot. “Aluna tidak boleh ikut,” ucapnya dengan garang. Grace semakin tidak terkendali. “Aku tidak mau pergi.” Bersendekap. “Pokoknya Aluna harus ikut!” teriaknya. Ethan
Dengan penolakan Aluna, tidak membuat Ethan berhenti. Pria itu semakin gencar menggoda Aluna. Sepenuhnya—kemeja yang digunakan Aluna terlepas. “Sir..” lirih Aluna ketika jemari Ethan yang menyentuh titik sensitifnya di bawah sana. “Kau melupakan sesuatu Aluna,” bisik Ethan. “E-ethan..” lirih Aluna lagi. Desahannya semakin tidak bisa dikendalikan. Tubuhnya bergerak gelisah seiring dengan dorongan dari bawah pantatnya. “Jangan di sini,” Aluna menggeleng. “Tapi aku ingin.” Ethan mengangkat tubuh Aluna ke atas meja. “Bagaimana jika ada orang yang melihat?” “Aku sudah mengunci pintunya.” Ethan mengusap pipi Aluna. Dengan cepat menurunkan celananya. “I want you Aluna!” menarik tengkuk Aluna dan kembali mencium kembali wanita itu. Suhu udara di sekitar mereka seolah memanas. Membakar gairah mereka berdua. Aluna hanya bisa pasrah. Yang ia lakukan hanyalah menikmati atas apa yang Ethan lakukan padanya. “Shhht…” Ethan mengeram ketika miliknya sepenuhnya memenuhi mili
“maaf nona. Hal seperti ini saya pasti tidak akan terulang lagi.” satu bodyguard maju menghadap Agatha. Ada dua mobil yang dicoba dijalankan. Hanya satu yang remnya blong. Mobil yang selalu digunakan oleh Agatha. Agatha berkacak pinggang. ia tidak ingin menghabiskan energinya untuk hal tidak masuk akal seperti ini. Tapi semua ini menyangkut nyawanya. “Sebagai ketua. Kau harus mencari tahu siapa anak buahmu yang berhianat. Aku memberimu waktu sampai jam istirahat makan siang. jika kau tidak bisa menemukan penghianat itu.” Agatha menghela napas. “Ganti semua bodyguard yang mengawalku.” Akhirnya Agatha masuk ke dalam mobil. Selama di dalam mobil, Agatha tidak berhenti cemas. Untuk siapapun yang berusaha membunuhnya. Agatha pastikan akan segera menangkap orang itu. Hidupnya tidak bisa tenang dan dihantui oleh kematian. Akhirnya mobil sampai juga di kantor. Dengan selamat! Agatha masuk ke dalam ruang—disambut oleh sekretarisnya. “Rapat akan dilaksanakan pukul 1
“Sial.” Agatha tidak berhenti mengumpat setelah keluar dari ruang penyidikan. “Aku yakin ada yang menyuruhnya untuk membunuhku.” Agatha mengatakannya pada polisi. Namun polisi itu menghela napas dan terlihat lelah. “Kami sudah menyelidikinya. Kami sudah datang ke tempat tinggalnya. Tidak ada tanda-tanda disuruh orang….” “Tidak mungkin.” Agatha menggeleng. “Pasti ada petunjuk… Aku sering diteror. Tidak mungkin kalau dia hanya menyukaiku. aku yakin dia memang punya niat buruk dan disuruh orang lain.” “Tenanglah..” polisi itu hanya menepuh pelan bahu Agatha. Agatha ingin melayangkan protes tapi ia ditarik oleh seseorang. Pengacara Gio. Akhirnya Agatha dan pengacara Gio berada di dalam mobil untuk berbicara. “tidak ada gunanya berbicara pada polisi. Bukti tidak ada. Mereka juga tidak akan menggap kasus ini serius.” Pengacara Gio memberikan dokumen pada Agatha. Agatha membukanya. Melihat isinya sembari dijelaskan. “Pria itu sudah 2 tahun belakangan mengincar wanita c
Agatha pulang. Berjalan gontai masuk ke dalam penthouse. Tadi.. di rumah sakit. Karena dirinya semuanya malah bertengkar. Orang tua Gio memang berpihak padanya. tapi tidak dengan nenek Gio yang begitu membencinya. Tadi di rumah sakit…. “Jangan lakukan hal itu, Mom.” Aluna lagi-lagi menarik margaret agar menjauh dari Agatha. “Gio bukan anak kecil. Dia dewasa dan dia bisa menentukan apa yang dia inginkan. Dia ingin melindungi Agatha. aku sebagai orang tua tidak bisa mencegahnya dan akan mendukungnya.” “Kamu gila? setelah melihat anakmuu sekarat kamu mengatakan hal ini?” tanya Margaret memegang lengan Aluna. “Sadarlah Aluna, Gio ditusuk pria yang mengincar wanita itu.” margaret menatap Agatha begitu benci. Aluna memijjit keningnya. “Jangan membahas hal ini lebih dulu. Kita tunggu Gio..” “Gio tahu apa yang harus dilakukannya.” Margaret menatap Ethan. “Apa yang kamu lakukan?” “Semua keputusan ada di tangan Gio. Aku sebagai orang tua tidak bisa memaksanya. Begitupun
Setelah memberikan pidato, Agatha tidak tahu Gio ke mana. Ia langsung pergi dan mencari pria itu bersama bodyguard yang lain. Tapi tubuhnya langsung kaku ketika melihat Gio yang tertusuk. Gio dibawa ke rumah sakit. Sedangkan penjahat itu sudah ditangkap dan dibawa ke kantor polisi. Agatha tidak bisa berhenti cemas. Ia menunggu Gio di depan ruang ICU. Tubuhnya berlumuran dengan darah… Agatha tidak peduli pada dirinya sendiri. Ia duduk dengan kepala yang menunduk. menunggu berjam-jam Gio yang masih mendapat perawatan oleh dokter. agatha mendongak ketika mendengar suara langkah kaki. Ia melihat kedua orang tua Gio yang baru datang. “Bagaimana keadaannya?” tanya Ethan pada Agatha. “Gio masih dirawat di dalam,” balas Agatha. Ethan menatap Agatha. “Aku yakin kamu sudah tahu kalau kita orang tua Gio. Kami juga sudah tahu kamu kekasih Gio. Kamu bisa jelaskan pada kami bagaimana semuanya bisa terjadi?” Agatha meremas pelan tangannya. Tapi—elusan lembut di bahuny
Semuanya berjalan dengan lancar. Gio yang melindungi Agatha sehingga membuat Agatha benar-benar aman. Namun, Mereka tidak bertemu beberapa hari karena Gio yang ada urusan bisnis di luar negeri. Tapi katanya akan pulang hari ini, entah jam berapa. Agatha berada di dalam mobil—ia sampai di sebuah gedung. Acara yang didatangi adalah sebuah peluncuran produk baru dan peresmian kerja sama antara Harper Advertise dengan brand tersebut. Untuk itu Agatha begitu antusias. Agatha keluar dari mobilnya.. Masuk pelan ke dalam gedung. Ternyata sudah ada beberapa orang yang datang. Semuanya berjalan dengan lancar. Sampai seorang mc menyatakan dengan resmi akan terjalin kerja sama. “Untuk Ibu Agatha waktu dipersilahkan…” Agatha mengangkat micnya. Ia tersenyum ke depan. Namun pandangannya tertuju pada satu pria yang sedang berada di antara orang-orang yang hadir. Pria itu membawa sebuah buket bunga dan tengah tersenyum kepadanya. “Saya Agatha.. saya pemimpin Harper Adve
21++ Memborgol kaki Agatha dengan sisi ranjang. Hingga kedua kaki Agatha terbuka dengan lebar. Agatha benar-benar tidak bisa bergerak. Matanya juga tertutup semuanya gelap. Namun ia menunggu apa yang akan dilakukan pria itu. Gio memasukkan jemarinya ke dalam milik Agatha. menekannya hingga membuat Agatha bergerak gelisah… “Ahh!” Agatha membuka bibirnya. Gio tersenyum miring. “Kau suka?” tanyanya. Agatha mengangguk. “Aku suka..” lirihnya. Gio menggerakkan jarinya maju mundur—menggoda milik Agatha. Agatha tidak bisa menahannya lagi—sampai pelepasannya datang juga. “Ahh!” desah Agatha ketika milik Gio mulai memenuhi miliknya. “Gio ahh!” Gio bergerak menghujam agatha lagi. Tangannya terulur mengusap pipi Agatha… Memasukkan jemarinya ke dalam bibir wanita itu. Gio terus bergerak menghujam Agatha. memenuhi milik wanita itu dengan miliknya terus menerus. Sampai ia menarik borgol di kaki Agatha. Ia mengangkat satu kaki Agatha dan kembali menghujam milik wanita i
21++ “Sayang ahh ohhh!” Gio menekan miliknya ke dalam mulut Agatha. Membuat Agatha terdorong sampai membentur pantry. Tapi untungnya telapak tangannya bergerak dengan cepat melindungi belakang kepala Agatha. Agatha melakukan tugasnya—membuat Gio semakin tergila-gila dengannya. Agatha pastikan, Gio akan semakin menyukainya. “babe..” Gio menggerakkan pinggulnya maju mundur. “Ahh babe… kau nikmat ohh!” Gio menarik Agatha kemudian menyatukan miliknya ke dalam milik Agatha. Menarik satu kaki Agatha—membawanya ke atas. Kemudian pelan-pelan menghujam milik Agatha. Tubuh Agatha terguncang.. kedua dadanya bergerak dengan pergerakan pria itu. Agatha hanya bertopang pada meja pantry sementara Gio yang terus menghujamnya. Gio menarik pinggangnya dan memutar tubuhnya. kembali menghujamnya dari belakang. Salah satu tangannya di bawa ke belakang. Gio memang mengendalikan permainan ini. Tidak berhenti sebelum dirinya puas. Meskipun Agatha kelelahan. Tapi Agatha merutuk or
21++ “Kau ingin kita menjadi apa?” tanya Gio. Agatha mengedikkan bahu. Dasar tidak peka. Agatha menggerutu dalam hati. “Lupakan saja.” Agatha mengalunkan tangannya di leher Gio. “Tapi aku berterima kasih karena kau mau melakukan hal sebanyak itu. Aku hanya tidak menyangka kau melakukannya untukku.” Gio mengusap pinggang Agatha pelan. “Jika kau menurut, aku akan melakukan apapun…” Jemarinya mengusap bibir bawah Agatha. “Menurut padaku… kau akan mendapatkan keuntungan lebih banyak.” Agatha mengernyit. “Aku sudah menurut…” Gio tersenyum miring. “Tidak sepenuhnya.” Agatha berpikir lebih dalam. Ia sudah menuruti keinginan Gio. Semuanya…. Lalu apa yang diminta oleh pria itu. Agatha pun tidak tahu apa arti kata menurut itu di bagi Gio. Agatha mengedikkan bahu. “Aku merasa, aku sudah menurut dan melakukan apapun yang kau mau.” “Itu menurutku tapi tidak bagiku.” Gio benar-benar membuatnya bingung. Agatha perlahan naik ke atas pangkuan pria itu. Kemudian memiri
Ketika masuk ke dalam penthouse. Agatha disambut oleh bau masakan. Ketika melhat dapur—ia melihat pria yang tampan sedang memasak. Dengan lengan kemeja yang dilipat sampai siku. Pria itu terlihat fokus memasak. Entah apa yang dimasak. Gio hanya menatap Agatha sekilas dan kembali memasak. “Kau sudah pulang?” tanyanya. Agatha mengangguk. Gio mengacuhkannya. Agatha mendekat dan memeluk pria itu dari belakang. Memeluk pinggang pria itu dengan kedua tangannya. Agatha menyandarkan kepalanya di bahu pria itu. “Jangan menggangguku. Aku akan menyelesaikannya dahulu.” Alhasil Agatha diam—tapi dia masih memeluk pria itu. Jadi, Gio memasak dengan Agatha yang selalu mengekorinya. Mengaduk masakannya—sampai menyajikan masakannya. Agatha masih menempel padanya. setelah itu barulah Gio memutar tubuhnya. “Ada apa?” tanya Gio. “Tapi sebelum kau berbicara, lebih baik makan dulu. aku yakin ada banyak yang ingin kau bicarakan.” Agatha menyipitkan mata. Kemudian mengambil duduk