Share

Chapter 187

Author: Iamyourhappy
last update Last Updated: 2024-08-03 08:08:20

Ketika membuka mata pertama kali.

Yang dilihat Gaby adalah wajah tampan Haven yang begitu dekat dengan wajahnya.

Pria itu masih tidur dengan lelap.

Tangan Gaby terangkat mengusap alis tebal pria itu.

“Sudah bangun?” suara serak Haven.

Masih menutup mata—namun tangannya menarik tangan Gaby dan dikecupnya pelan.

Gaby tersenyum. “Ayo bangun.”

Haven menggeleng pelan. “Tidak.”

“Kamu bisa terlambat.” Gaby mengusap pelan rambut Haven pelan.

“Aku hanya ingin bersamamu.” Menarik Gaby ke dalam pelukannya.

Gaby mendongak. “Aku ingin memasak.”

“Jangan menyusahkan dirimu. Ada maid yang sudah memasak. Kita tinggal makan,” suara serak Haven yang bisa didengar oleh Gaby.

Gaby mengerucutkan bibirnya. “Bilang saja tidak mau memakan masakanku, pasti kau tidak mau kan?”

Haven menghela nafas. “Jangan mencari masalah baby girl. Kita sudah berbaikan tadi malam.”

“Tapi aku suka cari masalah denganmu.” Gaby tertawa pelan.

Haven mendongak—menatap Gaby yang tidak merasa bersalah sama sekali.

“Be
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 188

    Haven terdiam bukannya ingin menolak keinginan Gaby. Melainkan tidak fokus karena Gaby yang begitu cantik di matanya. Wajah cerah dan natural perempuan itu seolah menghipnotis. “Tidak boleh?” tanya Gaby pada Haven. Haven mengangguk. “Boleh my baby girl.” Gaby mengerjap. Ia panik! Ia kira Haven tidak memperbolehkannya. Karena untuk membeli satu pabrik minimal milyaran. Tapi dengan mudah pria ini menyetujuinya saja. “Aku hanya bercanda.” Gaby mengembalikan black card itu. Melepaskan diri dari kungkungan Haven. “Bye!” mengecup pelan pipi Haven. Karena ia hendak pergi ke kamar mandi. Haven menarik pinggang Gaby hingga wanita itu tidak bisa kabur darinya. “Mau ke mana Baby Girl?” tanya Haven dengan senyum miring. “Kau akan kabur setelah mempermainkanku?” tanyanya. Gaby menghela nafas. “Aku tidak mempermainkanmu.” “Aku tidak mau kamu menganggurkan kartu ini begitu saja.” Haven menaruh kartu itu di atas telapak tangan Gaby. “Pakai kartu ini untuk berbelanja

    Last Updated : 2024-08-03
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 189

    Haven masuk ke dalam kantor dengan senyum tipis. Jarang sekali bisa tersenyum seperti itu. Sebuah keajaiban. Sampai ia masuk ke dalam ruangannya. Ia menatap sebuh punggung seorang kakek. “Kenapa kakek di sini? Kenapa lagi kek?” tanya Haven memasukkan kedua tangannya di dalam saku. “Tidak sopan kamu!” kakek membalikkan tubuhnya. “Sudah banyak menemui wanita tapi kenapa semuanya kamu tolak?” tanya kakek dengan marah. Haven menghela nafas. “Sudah Haven katakan. Haven tidak berminat menjalin hubungn serius dengan wanita.” “Mau sampai kapan Haven?” tanya kakeknya. “Kamu mau jadi bujangan sampi tua? Perusahaan butuh pewaris asal kamu tahu. Bagaimana nanti jika kamu tidak punya keturunan, mau dibawa ke mana perusahaan?” kakek mendekat. “Haven akan menikah saat sudah waktunya. Tapi sekarang, Haven masih ingin sendiri dan mengurus perusahaan.” Pria itu terlihat frustasi dengan ucapan cucunya. Untung saja cucu satu-satunya. Jadi, hanya Haven yang bisa diandalkan olehnya. “Kamu…”

    Last Updated : 2024-08-03
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 190

    Datang ke sebuah acara sebagai perwakilan orang tua mereka yang sedang berlibur. Hanya sebuah acara formalitas dari saudara jauh mereka yang menikah. Mereka adalah pemilik Zea air. Tentu saja Gaby tidak datang sendiri, karena bersama kakaknya tercinta. “Kak, coba sedikit saja tersenyum.” Gaby menoel pipi kakaknya dari samping. “Coba tersenyum.” Gio hanya menatap adikny itu datar. “Pantas saja tidak ada wanita yang tertarik denganmu. Karena kau terlalu datar, tidak punya ekspresi.Gio menghela nafas. Giorgino Hendra Winston, pria tampan berusia 28 tahun. Pewaris utama Winston Corp. pria yang terkenal dingin dan pelit ekspresi. Entah apa yang menjadikannya seperti itu. Yang pasti, banyak wanita yang tergila-gila dengannya. Selain karena kaya, karena parasnya yang juga tampan sekali. Mewarisi ketampanan dan kecantikan ibu dan ayahnya. Giorgino bahkan pernah masuk ke dalam pria tampan yang berpengaruh. “Ngomong kak, ngomong.” Gabriella berdecak. “Masa mau diem-dieman.” Gio

    Last Updated : 2024-08-03
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 191

    Gaby tersenyum miring sebelum menggandeng lengan kakaknya. Gio menatap tangannya yang digandeng adiknya. “Kenapa tiba-tiba menggandengku?” Gaby tersenyum sembari mendongak. “Hanya ingin.” Mereka berdua memutuskan untuk menyapa kerabat mereka terlebih dahulu sebelum menikmati pesta. Gaby mengikuti kakaknya pergi ke manapun. Karena jujur saja ia tidak punya teman. Punya sebenarnya kalau dia mau berbasa-basi. Tapi ia tidak suka. Lebih baik mengikuti kakaknya. setidaknya jelas, dan tidak ada yang berani mengganggunya jika bersama Gio. Namun, Gaby menahan napasnya saat Gio berjabat tangan dengan seorang pria. Haven dan Gio saling berjabat tangan. Karena memang mereka saling mengenal dari bisnis. “Sudah lama aku tidak melihatmu,” ucap Haven. Gio mengangguk. “Aku jarang datang ke acara seperti ini.” Haven menatap Gaby yang berada di belakang tubuh Gio. Wanita itu menggunakan dress merah, sayang sekali Gaby tidak menggunakan dress pemberiannya. Wanita itu menggunakan dress lain

    Last Updated : 2024-08-04
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 192

    “Kapan kamu lulus?” Haven meneguk minumannya sampai habis. Gaby mendongak. “Beberapa bulan lagi, aku belum tahu pasti.” “Bagaimana dengan nilai kamu?” tanya Haven. Gaby menggeleng pelan. Seperti dosen yang menanyai Ipk mahasiswanya. Gaby menunjukkan jempolnya. “Semuanya bagus. lihat saja nanti gelarku. Predikat apa yang aku raih.” Tangan Haven terulur ingin mengusap puncak kepala Gaby. Namun wanita itu buru-buru menjauh. “Jangan Haven! jangan!” Gaby menggeleng sembari menggerakkan jarinya. Haven menghela nafas dan mengambil minumnya kembali. Kesal! pasti. Marah? entahlah. Gaby tersenyum ketika ada beberapa pria yang mendekat. Bukan mendekatinya, melainkan mendekati Haven. Kesempatan itulah yang membuat Gaby menjauh secara perlahan. Sampai ia berada di pojok sembari memegangi gelasnya. Setelah menyusuri ruangan, kakaknya sudah tidak ada. Apa kakaknya itu pulang? Buru-buru Gaby keluar dari ruangan. Setelah berada di parkiran, Gaby baru saja melihat mobil

    Last Updated : 2024-08-04
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 193

    Haven menoleh sambil menyipitkan mata. Akhirnya menarik Gaby dan kembali mencium bibir wanita itu. Gaby tersenyum—membalas setiap lumatan yang diberikan oleh Haven. “Aku merindukanmu.” Haven mengusap pinggang Gaby. Gaby mengangguk. “Aku tahu…” dengan dahi mereka yang menyatu. Haven mengusap bibir Gaby yang basah akibat ulahnya. Akhirnya tangannya mengangkat tubuh Gaby ke atas pangkuannya dan kembali mencium bibir wanita itu. Namun ditengah pangutan mereka yang kian panas, terdengar bunyi yang tidak asing. Haven melepaskan pangutan mereka. “Kamu lapar.” Gaby terkekeh pelan. “Iya.” “Ayo makan.” Haven tersenyum tipis. Tangannya mengusap dahi Gaby yang berkeringat. Gaby kembali ke tempat duduknya. Haven menjalankan mobilnya. Tujuannya hanya satu yaitu restoran yang menyajikan makanan lokal. “Kita ke mana?” tanya Gaby. “Ke restoran yang biasanya.” Gaby menggeleng. “Jangan, itu terlalu jauh. Aku tahu tempat makan yang enak. Dulu aku sering beli bersama kelurgaku.” Haven tid

    Last Updated : 2024-08-04
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 194

    21++Membuka mata akibat sinar matahari yang masuk di sel-sela jendela. Gaby mengernyit. Ini tidak di apartemennya. Setelah menyadarkan dirinya. Ia baru menyadari bahwa sekarang berada di kamar Haven. Di mansion pria itu. Perutnya terasa berat—ketika menoleh, Gaby menemukan Haven yang memeluknya. Pria itu masih tidur dengan nyaman. Tubuh Gaby ditarik. Haven mengusap wajahnya di ceruk leher Gaby. “Ayo bangun.” Gaby mengusap helaian rambut Haven. “Bagaimana kalau hari ini jalan-jalan?” Haven masih menutup mata namun masih mendengarkan Gaby. “Mau ke mana?” “Ke mana saja. Ke pantai? Kalau kamu tidak sibuk.” Haven mengangguk. “Hm. Nanti, karena aku ingin bersamamu dulu.” memeluk tubuh Gaby seperti guling. Gaby menatap wajah Haven. “Bagaimana kamu bisa terlihat lebih mud dari usiamu?” Haven berdecih. “30 tahun itu belum tua, Gaby. Usia itu sedang matang-matangnya. Itu yang membuatku semakin tampan.” Gaby tertawa pelan. “Bilang padaku kamu perawatan di mana? Jangan-jangan oplas

    Last Updated : 2024-08-04
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 195

    Gaby begitu riang menuju dapur. Nanti ia akan pergi ke pantai bersama Haven. Tapi karena pria itu sibuk, jadilah ia menyiapkan makan terlebih dahulu.Bukan dirinya sih, lebih tepatnya hanya membantu maid membawa makanan ke meja makan. Gaby memutari meja dan ingin memanggil Haven yang berada di ruang kerja. Namun langkahnya terhenti ketika mendengar suara langkah dari belakang. Gaby memutar balikkan tubuhnya. Ia terkejut melihat seorang kakek tua yang berada di hadapannya. Bukan hanya Gaby, kakek tua itu juga terkejut!“Siapa?” tanya Gaby dan kakek itu bersama-sama. Kakek itu menatap Gaby dengan seksama. Dari atas hingga bawah. Kemudian menyipitkan mata. “Kamu simpanan Haven?” tanyanya. Gaby mengerjap. “Saya..” “Saya—” “Kenapa kakek ke sini?” tanya Haven mendekat. Pria itu menatap Gaby sebelum menatap kakeknya. “Kenapa tidak memberitahuku dulu sebelum kemari?” Oh ternyata, kakek tua itu adalah kakek Haven. Gaby sungguh tidak tahu. Ia tidak tahu wajah mantan pemimpin Edis

    Last Updated : 2024-08-05

Latest chapter

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 622

    “Puas membuat kawatir orang tua? Puas bermain-main dengan acara penting?” tanya Gio pada Aiden. Aiden berhenti. pada langkah yang ketiga di tangga. Laki-laki itu berhenti dan menghadap ayahnya. “Bagaimana rasanya?” tanya Aiden sembari tersenyum. “Kalian tidak pernah datang ke acara pentingku. Jadi aku ingin melakukannya juga…” “Bagaimana rasanya?” tanyanya. “Aiden!” Gio memijit keningnya yang terasa pusing. “Kami melakukannya karena ada alasannya.” “Aku juga punya alasan untuk tidak datang ke acara itu.” Aiden memutar tubuhnya. berjalan—sampai Gio memanggilnya lagi. “Acara balapan yang kamu maksud?” tanyanya. “Balapan tidak jelas seperti itu? jika ingin balapan di sirkuit bukan di jalan raya. Kamu membahayakan orang lain. kamu juga membahayakan diri kamu sendiri.” “Aiden kamu jangan melakukan hal seperti ini lagi ya..” Agatha menatap putranya. “Mom dan Dad tidak akan melakukan hal seperti dulu lagi.” “Kalau kamu mau balapan, kamu bisa mengajak kamu ke sir

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 621

    Di sinilah… Raini pergi ke atap gedung. Sendirian di tengah gelap yang hanya diterangi oleh cahaya rembulan yang bersinar dengan terang. Raini membiarkan rambutnya tertiup angin ke sana ke mari. Kedua tangannya bersandar pada dinding pembatas. Tempatnya memang di sini. Jelas dirinya dan Aiden sangat berbeda. Aiden memang lebih cocok dengan perempuan bernama Talia itu. Tadi, Raini melihat mereka dari kejauhan. Talia pasti dari keluarga yang memiliki perusahaan besar juga. Mereka memang cocok. Lantas… Kenapa hatinya sedikit tidak rela ya? Apa mungkin ia tidak rela jika Aiden bersama perempuan lain? Tidak! Sampai kapanpun Raini tidak boleh mendambakan apa yang tidak boleh didambakan. Tempatnya di sini… Menyingkir lalu tidak terlihat oleh siapapun. “Jadi seperti ini ya pemandangan kota dari atas gedung tinggi..” Raini tersenyum pelan. “Maklum orang kampung…” Raini menggeleng pelan. “Ternyata sangat bagus. pantas saja banyak orang kampung yang berbondong-b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 620

    Seorang pemuda dengan setelan kemeja dan jas rapi baru saja turun dari mobil. Langkahnya mantap—kemudian disusul oleh perempuan yang berada di belakangnya. Perempuan cantik yang menggunakan dress berwarna putih. Nampak sangat cantik dengan rambut panjang yang digerai… Aiden menyodorkan lengannya. Raini tersenyum manis dan menggandeng tangan Aiden. Tahukah permintaan Aiden? Ya, membawa Raini untuk pergi ke pesta bersamanya. Lantas, Raini harus menuruti permintaan lelaki itu jika ingin lelaki itu hadir di pesta. Raini tidak pernah berhadapan dengan orang segila Aiden. Tapi mari imbangi kegilaan Raini. Bersikap seperti apa kemuan Aiden saja. Raini berjalan dengan hati-hati. di luar ternyata banyak sekali kamera wartawan yang menyorot dirinya. Pasti mereka akan membuat berita dan bertanya-tanya tentang identitasnya. Raini bersumpah… Pasti setelah ini, kehidupan sekolahnya kian rumit. Pasti akan muncul rumor aneh tentan dirinya dan Aiden. Aiden dan Raini b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 619

    “Dia di mana?” Agatha berkacak pinggang sembari mondar-mandir. Ia sudah berdandan rapi namun Aiden malah belum pulang… Gio menggenggam tangan Agatha. “Kali ini aku tidak bisa mentolerir perbuatannya..” “Tunggu sebentar. dia pasti pulang.” Agatha mengeluarkan ponselnya.. Melakukan panggilan berkali-kali namun satupun tidak dijawab. “Ayo kita berangkat..” nampak wajah Gio begitu dingin. Hanya berjalan beberapa langkah saja.. “Bagaimana kalau kita menunggu sedikit lebih lama..” Agatha mendongak. “Aku yakin dia akan segera pulang.” Gio menatap jam tangannya. “Kalaupun pulang dia butuh berganti pakaian segala macam. Kita tidak ada waktu sayang.” Agatha akhirnya mengangguk. menyetujui untuk berangkat. Akhirnya dengan berat hati Agatha dan Gio berangkat tanpa anak mereka. Entah, Gio tidak mau tahu keberadaan anaknya. Di sisi lain, Raini yang melihat mereka merasa ini tidak benar. Ia harus mencari Aiden dan membuat laki-laki itu datang ke pesta ulang tahun Winston.

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 618

    Raini menjadi semakin panik ketika tubuh mereka terasa benar-benar menempel. “Cepat ambil,” lirih Raini. Aiden tersenyum. menunduk dan mendekatkan bibirnya pada telinga kanan perempuan itu. “Cepat ambil, aku tidak akan melihatmu,” ucap Raini. “Lantas kenapa wajahmu memerah seperti itu?” Raini mengerjap karena kesal akhirnya ia berbalik—namun kakinya tidak bisa berpijak dengan benar alhasil… Braak! Raini memejamkan mata—bersiap menerima kerasnya lantai. Tapi yang ia dapatkan adalah pelukan dari tangan seseorang. Raini membuka mata—wajah Aiden yang sudah begitu dekat di hadapannya. Kenapa… Jantungnya berdetak sangat cepat. Juga, suhu tubuhnya yang tiba-tiba memanas sampai membuat pipinya begitu panas seperti terbakar. Raini baru menyadari jika Aiden masih bertelanjang dada… “Bu-bu buahnya jatuh!” Raini melepaskan diri dari Aiden. Buru-buru mengambil buah itu dengan cepat. “Aku tidak makan buah yang sudah jatuh.” Aiden mengamati Raini yang begitu gugup memungut

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 617

    “Apa aunty tahu kau menggunakan motor ke sekolah?” tanya Raini yang baru memarkirkan sepeda listriknya di halaman mansion. Aiden melepas helmnya. Pertama kalinya ia membawa motornya ke rumah. “Belum.” Aiden menggeleng. “Sekarang akan tahu.” Raini mendekati Aiden. “Bukankah bahaya?” tanyanya. “Kau belum memiliki sim juga.” “Bukan urusanmu.” Aiden menyipitkan mata. Aiden pergi begitu saja ke dalam mansion. Meninggalkan Raini yang ngomel-ngomel. Aiden pergi ke dalam rumah. disambut oleh ibunya yang selalu berada di rumah menunggunya pulang. “Kamu sudah pulang..” Agatha mendekat. “Di luar itu motor kamu?” tanya Agatha. Aiden mengangguk. Agatha berhenti sejenak. “Mom marah?” tanya Aiden. Agahta menggeleng. “Itu hobi baru kamu kan?” Agatha mengusap pelan bahu Aiden. “Asalkan kamu menaikinya dengan hati-hati, jangan sampai terluka. Mom tidak masalah.” “Mom dulu juga bisa tahu naik motor. Tapi sekarang lupa caranya..” Agatha terkekeh pelan. “Mom bisa?” Agatha men

DMCA.com Protection Status