Share

Chapter 156

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Gaby terdiam kaku saat mamanya memutari dirinya.

Tatapan Aluna begitu intens dan menyelidik.

“Ternyata mama salah…” Aluna bergumam. “Mama membiarkanmu tinggal sendiri sehingga kamu bebas berkeliaran di luar sana..”

“Setiap hari ke klub..” Aluna bersindekap.

“Merokok..”

“Itu rokok elektrik, Ma!” balas Gaby.

“Sama saja!” Aluna membalas dengan menatap tajam anak perempuannya itu.

Aluna mendekat. Mengamati Gaby lebih intens.

Tanpa diduga oleh Gaby, Aluna menyibak rambutnya.

Disanalah Aluna melotot. Banyak sekali kissmark di leher anaknya.

Aluna mundur beberapa langkah. Tubuhnya yang ingin mundur lagi di tahan oleh Ethan.

“Ma…” Gaby ingin meraih tangan mamanya.

Aluna menggeleng. “GABRIELLA MONA WINSTOOOON!!!!” teriak Aluna menggelegar. Bahkan suaranya memenuhi seisi mansions.

Gaby maupun Ethan menutup telinganya saat Aluna berteriak dengan keras.

“Sabar sayang..” Ethan mengusap bahu Aluna pelan.

“Gaby apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu begitu liar di luar sana?” tanya Ethan.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 157

    Gaby tidak diperbolehkan kembali ke Apartemen sampai kekasihnya datang ke mansions. Maka satu-satunya cara untuk keluar adalah mendatangkan Haven ke mansion orang tuanya. Setelah memberitahuan Haven tentang kondisinya, akhirnya pria itu mau datang dan membantunya. Haven mau berpura-pura menjadi kekasihnya dan menemui orang tuanya.Haven mengendarai mobilnya sendiri menuju kediaman Ethan Winston. Gabrielle benar-benar membuatnya gila. Kemarin meninggalkannya dalam keadaan bergairah. Sekarang memintanya datang untuk menemui orang tua wanita itu. Sampai juga—gerbang tinggi itu terbuka dengan lebar ketika mobilnya sampai. Akhirnya Haven memberhentikan mobil sportnya di halaman mansion megah milik keluarga Gabriella. Setelah itu ia berjalan masuk—ada beberapa pelayan yang menyambutnya dan mengarahkannya ke ruang tamu. “Sayangkuuuu!” Gaby berlari ke arah Haven. Wanita itu menubrukkan tubuhnya memeluk tubuh Haven. Untungnya tubuh Haven tidak oleng menerima pelukan tiba-tiba. “Plea

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 158

    Gaby menatap lurus berdiri di balkon kamarnya. Karena hari sudah malam. Aluna dan Ethan menyuruh mereka untuk menginap sehari sebelum besok pagi pulang. Gaby menghisap rokok elektriknya kemudian menghembuskannya ke udara.. “Ah melegakan..” lirihnya sembari memejamkan mata. Hembusan angin mengenai wajahnya. Gaby benar-benar menikmati udara yang berhembus mengenai dirinya. Sampai akhirnya ia membuka mata saat sebuah tangan mengambil vape-nya. “Sudah sejak kapan?” tanya Haven. “Satu tahun.” Gaby hendak meraih kembali vapenya namun Haven mengangkat tangan tinggi-tinggi. Gaby melompat pun tidak akan bisa mengambilnya. Haven tersenyum tipis—segera tangannya memasukkan vape itu ke dalam saku celananya. “Ambil..” Gaby meneguk ludahnya sendiri. bagaimana bisa ia mengambilnya di sana. Bagaimana kalau tangannya malah menyentuh hal lain? Bagaimana siapa yang akan tanggung jawab. Gaby baru saja mengulurkan tangannya. “Berhenti merokok mulai sekarang,” suara Haven mengintr

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 159

    21++ Memperdalam ciumannya. Haven melumat bibir Gaby. Pria itu mengigit bibir Gaby pelan agar terbuka. Saat terbuka, lidahnya masuk dan membelai bibir Gaby degan mudah. Gaby pasrah—ciuman ini sulit ditolaknya. Lehernya terasa akan patah arena terus mendongak. Untung saja Haven menggendong tubuhnya masuk ke dalam kamar. Mendudukkan tubuhnya di atas meja. Gaby mendongak—membiarkan bibir Haven bergerak melumat bibirnya dengan rakus. Ia mengalunkan kedua tangannya di leher pria itu. Bibirnya tidak kuasa menahan desahannya saat bibir Haven membelai lehernya. Krek! Dress bagian atas yang Gaby gunakan sudah robek di tangan Haven. “Aku bukan orang yang sabar..” Haven menunduk—tangannya sudah menarik lepas pengait bra di belakang. Gaby mengusap kepala Haven saat pria itu menunduk. Haven dengan rakus melumat dada Gaby yang membusung. Menghisapnya dengan rakus berga

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 160

    Setelah kejadian itu, Gaby dan Haven tidak pernah bertemu. Meski pagi dimana Gaby pulang ke Apartemen, mereka sempat berciuman mesra. Gaby tidak masalah. Lagipula ketika mereka bertemu mereka tidak bisa berbuat lebih. Hal itu juga semakin membuatnya tersiksa. Mungkin juga karena Haven yang sibuk bekerja. Gaby sempat dihubungi oleh Haven, pria itu akan pergi ke London untuk melakukan perjalanan dinas. Namun tadi siang Haven mengiriminya pesan untuk mereka bertemu di sebuah restoran. Gaby menggunakan dress min berwarna hitam. Sengaja, karena tubuhnya yang sempurna pasti menggoda bagi pria manapun. Termasuk Haven. “Sorry aku telat.” Gaby mengambil duduk di hadapan Haven. Haven mengetuk jam tangannya. “Telat lima menit. Saya tidak suka dengan orang yang telat, Gabriella.” Gaby mengerucutkan bibirnya. “Hanya lima menit kan? Lagipula aku kan berdandan. Nanti kalau alisku tinggi sebelah bagaimana? Membuat alisku ini yang paling lama….” Omelnya sambil menunjuk alis hitamn

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 161

    Setelah makan, Gaby bersama Haven turun. Tujuan Haven adalah mengantar Gaby pulang ke Apartemen. Tidak boleh ke klub. Apalagi keliaran saat malam hari. Kecuali saat bersamanya. Gaby menatap punggung Haven yang berjalan di depannya. Tidak ada romantis-romantisnya! Bisa kek digandeng tangannya ini! Gaby menatap tangannya yang nganggur dan hanya membawa tasnya saja. Gaby berjalan dengan jas Haven berada di pinggangnya. Untuk menutupi pahanya yang terbuka! Gaby menghela nafas sebelum mendekati Haven yang berada di samping mobilnya. “Menggunakan mobilku?” Haven mengangguk. “Lalu mobilmu?” “Ada orang yang akan membawanya..” Haven mengadahkan tangannya meminta kunci mobil Gaby. “Aku tidak akan mengijinkanmu menyetir kalau masih kebut-kebutan di jalan.” Haven menatap Gaby. God! Gaby tidak bisa. Ia menggeleng. “No!” Gaby tidak bisa berkutik karena kuncinya sudah diserahkan pada Haven. “Menyetir itu aturan Gabriella. Kalau mau kebut-kebutan itu di arena sirkuit

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 162

    Terdiam sepanjang perjalanan ke Apartemen Gaby. Gaby masih terngiang-ngiang dengan ucapan Haven tadi di parkiran. Sedendam apapun dengan orang, ia tidak akan berani sampai menghancurkan hidup orang itu. Meski ia punya kuasa untuk melakukan hal itu. Tapi Gaby hanya mengancam saja, tidak pernah melakukan hal seperti itu. “Ada apa Gabriella?” tanya Haven ketika selesai memarkirkan mobil Gaby di basement. Gaby menoleh ke samping. “Apa kau akan benar-benar menghancuran hidup Aldi?” Haven mengernyit. “Kenapa? kamu takut saya menghancurkan hidup mantan kekasih kamu?” “Aku tidak takut… tapi—” Gaby menghela nafas. “Aku tidak punya hubungan lagi dengannya. Tapi menghancurkan hidup orang lain itu keterlaluan.” Haven tersenyum miring. “Kamu masih mencintainya?” Gaby menggeleng. “Aku tidak pernah menyukainya apalagi mencintainya.” “Lantas kenapa kamu menghalangi saya untuk menghancurkan hidupnya?” “Dia mengganggu milik saya dan artinya juga menggangu saya. Kejadian di klu

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 163

    21++ Gaby memejamkan mata saat Haven melumat bibirnya. Sudah beberapa lama mereka saling memangut dan bertukar saliva. Gaby yang bergerak berpindah tempat ke atas pangkuan Haven. Haven menarik tengkuk Gaby semakin dalam. Jemarinya mencengkram pinggang permepuan itu. Mereka berhenti ketika pasokan udara habis. Haven berhenti dan menatap Gaby dengan wajahnya yang datar. “Besok jam setengah delapan. Jangan telat.” Haven mengusap puncak kepala Gaby. “Maksudnya?” Gaby mengernyit. “Aku jemput kamu.” “Kamu..pulang?” tanya Gaby. Haven tersenyum miring. “Kamu tidak ingin aku pulang?” Jemari lentik Gaby berada di bahu Haven. Perlahan turun menyusuri dada pria itu. “Bagiamana kalau aku bilang iya?” Haven mengusap dahi Gaby yang sedikit berkeringat. Bibir perempuan itu begitu menggoda. Gaby yang menunduk di pangkuannya membuat dada perempuan itu terlihat begitu jelas. Belahan dada yang dalam itu seakan menariknya. Haven menarik tengkuk Gaby dan kembali mencium b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 164

    21++ Perlahan Haven bergerak. Ia tidak pernah merasakan sensai senikmat ini. Milik Gaby terasa begitu mencengkram miliknya di bawah sana. Perlahan itupula, rasa sakit bergantikan dengan rasa nikmat yang luar biasa. Gaby mencengkram lengan Haven. “Terima kasih sudah menjaganya,” ucap Haven sembari menggerakkan pinggulnya. Sampai beberapa saat kemudian, Gaby merasakan miliknya berkedut kembali. Haven menunduk—mencium bibir perempuan itu dan mempercepat gerakannya sampai akhirnya tubuh Gaby melengkung dan mendapatkan peleapsannya. Tidak sampai di sana.. Haven memutar tubuh Gaby sampai membelakanginya. Kemudian mengangkat sedikit pinggang gadis yang resmi menjadi wanitanya itu. Sampai akhirnya Haven kembali menhujam milik Gaby dari belakang. Mencengkram dengan erat pinggang Gaby. “Ahh!” tubuh Gaby terombang-ambing akibat hujaman Haven di belakang. Gaby hanya berpegang pada sandaran kasurnya. Dari belakang, Haven tidak membiarkan buah dada Gaby menganggur begitu

Bab terbaru

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 476

    “Apa anda tahu siapa yang bertanggung jawab atas keamanan di rumah kakak ipar Agatha?” tanya Gio di sambungan telepon. Ia sedang melakukan panggilan dengan pak Rudi. Pak Rudi tidak datang menjenguk Agatha. karena Gio melarangnya, ia menyuruh pak Rudi untuk bersembunyi dan melindungi diri sendiri. Ia takut jika mereka menyakiti orang-orang yang membantu Agatha. “Iya aku tahu. Aku dan Agatha yang mengaturnya.” Gio berkacak pinggang. “Pastikan semua orang-orang yang menjaga di rumah itu semua berpihak pada Agatha. Jessika bilang, dia curiga pada ibu mertuanya.” “Bukankah mereka masih satu rumah?” “Iya. Aku akan mengaturnya,” balas Pak Rudi. “Kalau memang berbahaya. Aku akan menyiapkan tempat untuk mereka tinggal.” “Saya pastikan dulu, Sir. Nanti saya akan mengabari anda. Saya juga takut jika orang-orang itu mencelakai Jessika dan anak-anaknya.” Setelah itu Gio menutup sambungan telepon itu. Ia kembali memusatkan perhatiannya pada Anton yang kini sedang memilih es kr

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 475

    Agatha mengalami koma. Kecelakaan itu berat. membuat hampir seluruh tubuh Agatha terluka. Gio berada di luar ruangan Agatha. menatap perempuan itu dari sebuah kaca. Gio berkacak pinggang. Menyalahkan diri sendiri karena tidak menangkap penjahat itu. seharusnya ia membawa penjahat itu, mengurungnya… Bukan malah menyerahkan pada polisi. Sehingga tahanan itu kabur. Gio mengangkat sambungan telepon. “Aku tidak mau tahu. Malam ini bajingan itu harus ketemu. Bawa bajingan itu ke tempat yang sudah aku kirimkan padamu.” “Baik sir. Saat ini anak buah saya masih mengejar pria itu.” Gio menutup sambungan teleponnya dan melihat Agatha sebentar sebelum duduk. Gio menunduk—mengusap wajahnya kasar. ada tangan mungil yang memberikannya sebuah es krim. Gio mengangkat kepalanya. menatap seorang anak laki-laki. Anak itu tersenyum. “Uncle jangan menangis.” bocah itu berbicara dengan jelas. Dilihat dari postur tubuhnya memang sudah besar, tapi masih terlihat anak kecil. “Bagaimana keadaan Ag

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 474

    Agatha keluar dari rumah sakit. Setelah memastikan Gio beristirahat dengan tenang. Agatha berhenti pada sebuah cermin. Menatap lehernya yang memerah. Merogoh sebuah syal yang berada di tasnya. Kemudian melingkarnnya di lehernya. Bibirnya mengembangkan senyuman. Masih tergambar dengan jelas ciuman mereka tadi. Saling memangut dan meluapkan rasa rindu. Agatha kembali berjalan dan menaiki mobil untuk pulang. Di sepanjang perjalanan Agatha tidak berhenti melamun. Ada banyak yang ia pikirkan. Meski ia sudah menjadi pemimpin…. Ada banyak hal yang belum ia selesaikan. Mencari pelaku yang membunuh ayah dan kakaknya. Mencari pelaku sebenarnya yang menyerang Gio. Mencari pelaku yang berusaha membunuhnya juga. Lalu… Pikirannya juga penuh memikirkan hubungannya dengan Gio setelah ini. Ia hampir mencapai tujuannya. Yang artinya perjanjian mereka akan segera berakhir. Lantas, jika berakhir. apakah hubungannya dengan Gio juga akan berakhir begitu saja. Seharusnya

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 473

    “Bagaiamana keadaanmu.” Agatha menatap Gio. “Aku baik-baik saja. tapi aku harus kembali ke rumah sakit.” Gio mengambil tangan Agatha dan menggenggamnya. “Kau ikut denganku.” Agatha berhenti. “Aku tidak bisa bersamamu dulu.” “Aku tidak bisa menerimanya.” Gio tetap menggandeng tangan Agatha. Tapi Agatha tetap kekeh dengan ucapannya yang ia katakan pada keluarga Gio. “Tidak, Gio. Aku tidak bisa…” Agatha mendongak. “Aku akan menemuimu sampai keadaan benar-benar aman.” Gio menghela napas. “Sampai kapan?” “Besok? Lusa? Bulan depan?” tanya Gio. Agatha terdiam. karena dirinya sendiri juga tidak tahu. Tapi setidaknya sampai kekuasaan benar berada di dalam genggamannya. Sampai orang-orang yang mencelekainya ditangkap. “Aduh…” Gio memegang perutnya. “Bagaimana ini… perutku..” Gio menyipitkan mata. “Anda harus ke rumah sakit segera Sir..” dokter mendekat. ia juga khawatir dengan keadaan Gio. Namun diam-diam Gio memberi petunjuk bahwa ia sedang berpura-pura. “Adu duh..”

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 472

    Beberapa hari yang lalu. Gio tersadar dari komanya. Pertama kali orang yang ia cari adalah Agatha. Ibunya bilang, Agatha pulang. Agatha berjanji tidak akan menemuinya sampai keadaan benar-benar aman. Marah. Tentu saja, neneknya yang membuat Agatha pergi. Gio masih membutuhkan perawatan intensif. Untuk bergerak saja ia tidak bisa. Untuk itu ia mengerahkan orang-orangnya untuk membantunya. Dari pada seperti ini, sudah terlanjur. Maka ia akan meneruskannya saja. Ia akan berpura-pura tidak berhubungan dengan Agatha dahulu sampai Rapat itu dimulai. Pada awalnya ia akan datang awal rapat. Tapi sekali lagi keadaannya tidak memungkinkan. Perutnya masih terasa keram. Alhasil ia datang terlambat—namun masih melihat perkembangan rapat itu lewat kamera kecil. Kamera itu terpasang di pakaian orang yang mewakilinya di sana. “Banyak orang yang menghianatiku juga.” Gio berada di dalam mobil. Melihat orang-orang yang tidak mengangkat tangan untuk Agatha. Orang-orang yang tela

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 471

    “Tapi Agatha Ethelind Harper baru saja terjun ke dunia bisnis. kinerjanya di dalam perusahaan baru mencapai tahun pertama.” Agatha tersenyum sinis. Menggunakan pengalamannya yang baru sebentar untuk menjatuhkannya. Agatha masih menahan senyumnya—ingin tertawa padahal. Kekurangannya yang diumbar di depan banyak investor. Sedangkan kekuarangan Levin disembunyikan. Agatha menjadi satu-satunya wanita yang berada di dalam ruangan ini. “Siapa yang mendukung Agatha Harper Ethelind menjadi pemimpin sementara?” Satu persatu orang-orang yang mendukung Agatha mengangkat tangan. Sekitar 3… Lalu satu orang mengangkat tangannya… Ternyata Pak Beni… Pak Beni tersenyum sembari mengangguk pada Agatha. Sedangkan pak Robert? Jangan tanya. Pria itu bahkan tidak berani menatap Agatha. seolah tidak mengenal. Tidak seperti tadi… Ternyata… si Mafia itu tidak mendukungnya. Memang, di dalam dunia bisnis tidak bisa ditebak mana yang benar-benar teman. Dan mana yang musuh. Setidaknya

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 470

    “maaf nona. Hal seperti ini saya pasti tidak akan terulang lagi.” satu bodyguard maju menghadap Agatha. Ada dua mobil yang dicoba dijalankan. Hanya satu yang remnya blong. Mobil yang selalu digunakan oleh Agatha. Agatha berkacak pinggang. ia tidak ingin menghabiskan energinya untuk hal tidak masuk akal seperti ini. Tapi semua ini menyangkut nyawanya. “Sebagai ketua. Kau harus mencari tahu siapa anak buahmu yang berhianat. Aku memberimu waktu sampai jam istirahat makan siang. jika kau tidak bisa menemukan penghianat itu.” Agatha menghela napas. “Ganti semua bodyguard yang mengawalku.” Akhirnya Agatha masuk ke dalam mobil. Selama di dalam mobil, Agatha tidak berhenti cemas. Untuk siapapun yang berusaha membunuhnya. Agatha pastikan akan segera menangkap orang itu. Hidupnya tidak bisa tenang dan dihantui oleh kematian. Akhirnya mobil sampai juga di kantor. Dengan selamat! Agatha masuk ke dalam ruang—disambut oleh sekretarisnya. “Rapat akan dilaksanakan pukul 1

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 469

    “Sial.” Agatha tidak berhenti mengumpat setelah keluar dari ruang penyidikan. “Aku yakin ada yang menyuruhnya untuk membunuhku.” Agatha mengatakannya pada polisi. Namun polisi itu menghela napas dan terlihat lelah. “Kami sudah menyelidikinya. Kami sudah datang ke tempat tinggalnya. Tidak ada tanda-tanda disuruh orang….” “Tidak mungkin.” Agatha menggeleng. “Pasti ada petunjuk… Aku sering diteror. Tidak mungkin kalau dia hanya menyukaiku. aku yakin dia memang punya niat buruk dan disuruh orang lain.” “Tenanglah..” polisi itu hanya menepuh pelan bahu Agatha. Agatha ingin melayangkan protes tapi ia ditarik oleh seseorang. Pengacara Gio. Akhirnya Agatha dan pengacara Gio berada di dalam mobil untuk berbicara. “tidak ada gunanya berbicara pada polisi. Bukti tidak ada. Mereka juga tidak akan menggap kasus ini serius.” Pengacara Gio memberikan dokumen pada Agatha. Agatha membukanya. Melihat isinya sembari dijelaskan. “Pria itu sudah 2 tahun belakangan mengincar wanita c

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 468

    Agatha pulang. Berjalan gontai masuk ke dalam penthouse. Tadi.. di rumah sakit. Karena dirinya semuanya malah bertengkar. Orang tua Gio memang berpihak padanya. tapi tidak dengan nenek Gio yang begitu membencinya. Tadi di rumah sakit…. “Jangan lakukan hal itu, Mom.” Aluna lagi-lagi menarik margaret agar menjauh dari Agatha. “Gio bukan anak kecil. Dia dewasa dan dia bisa menentukan apa yang dia inginkan. Dia ingin melindungi Agatha. aku sebagai orang tua tidak bisa mencegahnya dan akan mendukungnya.” “Kamu gila? setelah melihat anakmuu sekarat kamu mengatakan hal ini?” tanya Margaret memegang lengan Aluna. “Sadarlah Aluna, Gio ditusuk pria yang mengincar wanita itu.” margaret menatap Agatha begitu benci. Aluna memijjit keningnya. “Jangan membahas hal ini lebih dulu. Kita tunggu Gio..” “Gio tahu apa yang harus dilakukannya.” Margaret menatap Ethan. “Apa yang kamu lakukan?” “Semua keputusan ada di tangan Gio. Aku sebagai orang tua tidak bisa memaksanya. Begitupun

DMCA.com Protection Status