Share

Chapter 164

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

21++

Perlahan Haven bergerak.

Ia tidak pernah merasakan sensai senikmat ini.

Milik Gaby terasa begitu mencengkram miliknya di bawah sana.

Perlahan itupula, rasa sakit bergantikan dengan rasa nikmat yang luar biasa.

Gaby mencengkram lengan Haven.

“Terima kasih sudah menjaganya,” ucap Haven sembari menggerakkan pinggulnya.

Sampai beberapa saat kemudian, Gaby merasakan miliknya berkedut kembali.

Haven menunduk—mencium bibir perempuan itu dan mempercepat gerakannya sampai akhirnya tubuh Gaby melengkung dan mendapatkan peleapsannya.

Tidak sampai di sana..

Haven memutar tubuh Gaby sampai membelakanginya.

Kemudian mengangkat sedikit pinggang gadis yang resmi menjadi wanitanya itu.

Sampai akhirnya Haven kembali menhujam milik Gaby dari belakang.

Mencengkram dengan erat pinggang Gaby.

“Ahh!” tubuh Gaby terombang-ambing akibat hujaman Haven di belakang.

Gaby hanya berpegang pada sandaran kasurnya.

Dari belakang, Haven tidak membiarkan buah dada Gaby menganggur begitu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 165

    21++ Perjanjian sudah dimulai. Saat ini hidup Gaby akan sepenuhnyad diatur oleh Haven. Bahkan untuk pergi ke kantor saja diantar. “Sampai kapan aku diantar?” tanya Gaby menoleh ke samping. “Sampai aku yakin kamu tidak kebut-kebutan di jalan,” balas Haven tanpa menoleh. Setelah memarkirkan mobilnya di depan kantor Gabriella, barulah Haven menoleh. “Aku tidak yakin kamu bisa menahan diri tidak kebut-kebutan di jalan.” Gaby berdecak pelan. “Mobilku jenis sport, sudah sepantasnya dikendarai dengan kecepatan rata-rata..” “Sudah seharusnya mobil sport melaju dengan kencang. Tidak pelan-pelan seperti mobilmu ini..” balas Gaby panjang lebar. Haven tersenyum miring. “Baiklah aku akan belikan mobil seperti ini.” “Tidak!” Gaby melotot. “Mobilku banyak.” “Semua mobilmu sport.” “Ya karena aku suka.” “Aku tidak suka.” Haven menatap Gaby. “Yasudah tidak usah menyetir mobil selamanya.” “Haven!!” teriak Gaby. Haven meraih pipi Gaby. “Jangan teriak-teriak sayang..” Ga

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 166

    21++ “Terima hukuman kamu.” Haven meloloskan jarinya di bawah sana. Membelai milik Gaby yang sudah basah akibar perbuatannya. Tubuh Gaby memang selalu menginginkan sentuhan Haven. Namun kali ini pria itu benar-benar mempermainkannya. Gaby mendongak—tidak bisa menahan desahannya saat jemari Haven yang panjang mengobrak-abrik miliknya di bawah sana. Apalagi bibir pria itu yang menghisap dadanya. Menggigit puncak dadanya. Namun disaat ia akan sampai di puncak kenikmatan itu, justru Haven berhenti. Haven menarik tengkuknya dan mencium bibirnya kembali. Pria itu menarik pinggangnya dan dalam sekejap Gaby sudah ada di pangkuan pria itu. Pada awalnya Haven ingin memberi jeda pada mereka. Bahkan tadi pagi ia tidak mendekati Gaby. Karena ia tahu jika terlalu dekat dengan wanita itu, ia pasti ingin menyentuhnya kembali. Namun pagi ini justru Gaby memancing amarahnya. Sehingga ia tidak bisa menahannya lagi. Terus berciuman dan saling bertukar saliva. Jemari Haven mem

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 167

    Baru saja menginjakkan kaki di kantor. Semua orang menyapa Haven dengan hormat. Langkahnya yang tegas membuat semua pegawainya menunduk dengan hormat setiap berpapasan dengannya. Semburat senyum tipis terpampang di wajahnya yang datar. Tentu saja menjadi pertanyaan bagi beberapa pegawainya yang melewatinya. Siapa yang tidak tahu Haven Thomas Edison adalah pria dingin dan jarang tersenyum. Bos yang tegas dan galak serta tidak menerima kesalahan apapun. Haven langsung menuju ruangannya. Namun baru saja ia sampai—ia dikejutkan oleh sosok pria tua yang memungguginya. Haven menghela nafas. “Kenapa kakek ke sini pagi-pagi?” Pria tua itu adalah kakek Haven. Pendiri Edison Corp. Hendry menoleh dan memutar tubuhnya menghadap cucu tercinta. Meski usianya sudah tidak muda lagi dan membawa tongkat ke mana-mana untuk berjalan tetapi semangatnya masih membara. “Kamu telat 20 menit. Tidak seharusnya pemimpin telat..” Hendry menatap curiga pada Haven. “Apa yang terjadi denganmu?” ia mend

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 168

    Haven menghela nafas. “Aku belum tertarik…” “2 tahun yang lalu sudah lama cucuku..” Hendery menggeleng pelan. “Lupakan mantan kamu itu.” “Ada banyak wanita di luar sana yang lebih cantik dan lebih baik dari mantan kamu.” Hendery mengambil satu map berwarna cokelat. “Kakek menyiapkan daftar nama-nama wanita yang bisa kekasih kamu.” “Kek..” Hendery tetap membuka dokumen itu sampai menunjukkan folmulir data diri banyak sekali wanita. “Semuanya berpendidikan dan anak dari pempimpin perusahaan. Selain cantik dan pintar, mereka juga bisa mendukung perusahaan kamu.” Haven menghela nafas sungguh lelah. “Haven tidak mau!” balas Haven. “Bagaimana tidak mau mencoba saja belum.” Hendery menunjuk Haven. “Kamu harus mencoba berkencan sekali dengan mereka. minimal bertemu dulu baru menolak. belum apa-apa sudah menolak!” Haven menghela nafas lelah. “Haven belum tertarik menjalin hubungan dengan wanita lagi.” “Apa? Jangan lama-lama! Kakek takut kamu menjadi suka pria daripada wani

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 169

    [Gabriella, aku tidak bisa bertemu denganmu untuk beberapa hari karena pekerjaan. Aku harap kamu bisa menjaga diri] Setelah mengirimkan pesan tersebut, Haven menaruh ponselnya ke dalam saku. Tujuan yang pertama adalah datang ke Singapore. Untuk menemui wanita yang sudah dipilihkan oleh kakeknya. Selain untuk berkencan ia juga ada pekerjaan selama beberapa hari di sana. “Wanita yang pertama…” ucap Galang, Sekretarisnya. Sekaligus teman kecilnya. “Putri kedua Eccar Corp. Lulusan S3 di Harvard. Saat ini menjadi dosen di National University of Singapore.” Galang memiringkan kepalanya. “Umurnya 31 tahun… lebih tua darimu ternyata.” “Oke lanjut. Anda akan bertemu dengannya satu jam lagi,” ucap Galang setelah melihat jam di tangannya. Haven berjalan mendahului Galang. “Tidak penting,” sahutnya. Galang menggeleng pelan. “Seperti kakekmu, dicoba dulu. siapa tahu kalian cocok!” Haven mendadak berhenti—menoleh dan menatap temannya itu tajam. “Kau bilang apa?” Galang berd

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 170

    Gaby masih asik bergoyang dibawah sinar lampu yang begitu gemerlap. Bukannya sedih ditinggal sang kekasih, Gaby malah senang kerena bisa menghabiskan waktunya di klub. Namun, dalam lubuk hatinya yang terdalam. Ia juga merindukan Haven. Padahal baru beberapa jam ditinggal oleh pria itu. Setelah pusa bergoyang ria, Ia menyingkir dan kembali ke bangkunya. Huh! Ia hanya minum beer, jadi tidak akan terlalu mabuk. Gaby mengeluarkan rokok elektriknya. Menghisapnya dan memhembuskannya dengan santai. “Lega…” Gaby memejamkan mata. Berharap Haven tidak kembali cepat-cepat. Bulu kuduknya mendadak merinding membayangkan pria itu tiba-tiba menyusulnya ke sini. Tapi tidak akan! Jelas-jelas pria itu sudah berpamitan akan pergi. Gaby yang sedang menikmati waktunya tidak akan sadar jika ada orang yang mengikuitnya. Pria yang disewa oleh Haven untuk mengawasinya. Memtoret dan memvideo diam-diam Gaby lalu mengirimkannya langsung pada Haven. Di sisi lain. Haven baru saja

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 171

    Setelah 7 hari di Singapore akhirnya Haven pulang juga. Bukan karena lelah bekerja, tapi lebih ke lelah karena harus bertemu dengan wanita yang dijodohkan dengannya. Semuanya membosankan. Semua wanita itu langsung jatuh ke dalam pesonanya. Dan akhirnya memintanya untuk menikah. Sial! Haven tidak ingin bertemu dengan para wanita lagi. “Ada beberapa wanita yang harus anda temu lagi saat sudah kembali.” Galang membuka tablet. “Yang jelas. Beberapa itu bisa jadi banyak.” Haven berjalan lebih dulu. Sedangkan di belakang Galang bertugas membawa koper-kopernya. Bisa dibayangkan betapa susahnya keadaan Galang, sudah membawa tablet malah membawa koper juga. Belum lagi menghadapi Haven seperti Singat. “Ada sekitar 10..” lirih Galang. Haven berhenti. “Sialan,” umpatnya dengan keras. “Aku tida peduli.” Mengambil kunci kemudian berjalan lebih dulu mendahului Galang. Tujuannya hanya satu. Yaitu ke klub untuk menemui miliknya yang telah berkeliaran terlalu lama. Tidak

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 172

    Haven tidak sabar dan kembali mencium Gaby meskipun mereka berada di lorong klub. Keputusan Haven adalah membawa Gaby untuk ke kamar klub yang berada di lantai teratas. Setelah masuk ke dalam kamar. Haven merobek dress sialan itu! dress yang menarik mata lelaki untuk memandang Gaby. Gaby hanya pasrah. Di bawah pengaruh alkohol ia juga menikmati dan justru bertindak aktif. Haven menjelahi tubuh Gaby. Dengan sekali tarikan bra hitam yang digunakan Gaby sudah terjatuh di lantai. Haven mengurung tubuh Gaby di tembok. Ia menunduk dan mencium bibir wanita itu kembali. “Haven..” lirih Gaby. Haven menunduk—memberikan tanda kepemilikan di leher Gaby. Jemarinya dengan mengusap buah dada Gaby yang sudah tidak terbungkus kain apapun. Mengusapnya dan meremasnya perlahan hingga membuat Gaby melenguh secara tidak sadar. Gaby pasrah! Tubuhnya pasrah dan menikmati setiap sentuhan Haven. Haven semakin menunduk dan menghisap dada Gaby. Memainkan puncak dada wanita itu dengan lid

Bab terbaru

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 476

    “Apa anda tahu siapa yang bertanggung jawab atas keamanan di rumah kakak ipar Agatha?” tanya Gio di sambungan telepon. Ia sedang melakukan panggilan dengan pak Rudi. Pak Rudi tidak datang menjenguk Agatha. karena Gio melarangnya, ia menyuruh pak Rudi untuk bersembunyi dan melindungi diri sendiri. Ia takut jika mereka menyakiti orang-orang yang membantu Agatha. “Iya aku tahu. Aku dan Agatha yang mengaturnya.” Gio berkacak pinggang. “Pastikan semua orang-orang yang menjaga di rumah itu semua berpihak pada Agatha. Jessika bilang, dia curiga pada ibu mertuanya.” “Bukankah mereka masih satu rumah?” “Iya. Aku akan mengaturnya,” balas Pak Rudi. “Kalau memang berbahaya. Aku akan menyiapkan tempat untuk mereka tinggal.” “Saya pastikan dulu, Sir. Nanti saya akan mengabari anda. Saya juga takut jika orang-orang itu mencelakai Jessika dan anak-anaknya.” Setelah itu Gio menutup sambungan telepon itu. Ia kembali memusatkan perhatiannya pada Anton yang kini sedang memilih es kr

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 475

    Agatha mengalami koma. Kecelakaan itu berat. membuat hampir seluruh tubuh Agatha terluka. Gio berada di luar ruangan Agatha. menatap perempuan itu dari sebuah kaca. Gio berkacak pinggang. Menyalahkan diri sendiri karena tidak menangkap penjahat itu. seharusnya ia membawa penjahat itu, mengurungnya… Bukan malah menyerahkan pada polisi. Sehingga tahanan itu kabur. Gio mengangkat sambungan telepon. “Aku tidak mau tahu. Malam ini bajingan itu harus ketemu. Bawa bajingan itu ke tempat yang sudah aku kirimkan padamu.” “Baik sir. Saat ini anak buah saya masih mengejar pria itu.” Gio menutup sambungan teleponnya dan melihat Agatha sebentar sebelum duduk. Gio menunduk—mengusap wajahnya kasar. ada tangan mungil yang memberikannya sebuah es krim. Gio mengangkat kepalanya. menatap seorang anak laki-laki. Anak itu tersenyum. “Uncle jangan menangis.” bocah itu berbicara dengan jelas. Dilihat dari postur tubuhnya memang sudah besar, tapi masih terlihat anak kecil. “Bagaimana keadaan Ag

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 474

    Agatha keluar dari rumah sakit. Setelah memastikan Gio beristirahat dengan tenang. Agatha berhenti pada sebuah cermin. Menatap lehernya yang memerah. Merogoh sebuah syal yang berada di tasnya. Kemudian melingkarnnya di lehernya. Bibirnya mengembangkan senyuman. Masih tergambar dengan jelas ciuman mereka tadi. Saling memangut dan meluapkan rasa rindu. Agatha kembali berjalan dan menaiki mobil untuk pulang. Di sepanjang perjalanan Agatha tidak berhenti melamun. Ada banyak yang ia pikirkan. Meski ia sudah menjadi pemimpin…. Ada banyak hal yang belum ia selesaikan. Mencari pelaku yang membunuh ayah dan kakaknya. Mencari pelaku sebenarnya yang menyerang Gio. Mencari pelaku yang berusaha membunuhnya juga. Lalu… Pikirannya juga penuh memikirkan hubungannya dengan Gio setelah ini. Ia hampir mencapai tujuannya. Yang artinya perjanjian mereka akan segera berakhir. Lantas, jika berakhir. apakah hubungannya dengan Gio juga akan berakhir begitu saja. Seharusnya

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 473

    “Bagaiamana keadaanmu.” Agatha menatap Gio. “Aku baik-baik saja. tapi aku harus kembali ke rumah sakit.” Gio mengambil tangan Agatha dan menggenggamnya. “Kau ikut denganku.” Agatha berhenti. “Aku tidak bisa bersamamu dulu.” “Aku tidak bisa menerimanya.” Gio tetap menggandeng tangan Agatha. Tapi Agatha tetap kekeh dengan ucapannya yang ia katakan pada keluarga Gio. “Tidak, Gio. Aku tidak bisa…” Agatha mendongak. “Aku akan menemuimu sampai keadaan benar-benar aman.” Gio menghela napas. “Sampai kapan?” “Besok? Lusa? Bulan depan?” tanya Gio. Agatha terdiam. karena dirinya sendiri juga tidak tahu. Tapi setidaknya sampai kekuasaan benar berada di dalam genggamannya. Sampai orang-orang yang mencelekainya ditangkap. “Aduh…” Gio memegang perutnya. “Bagaimana ini… perutku..” Gio menyipitkan mata. “Anda harus ke rumah sakit segera Sir..” dokter mendekat. ia juga khawatir dengan keadaan Gio. Namun diam-diam Gio memberi petunjuk bahwa ia sedang berpura-pura. “Adu duh..”

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 472

    Beberapa hari yang lalu. Gio tersadar dari komanya. Pertama kali orang yang ia cari adalah Agatha. Ibunya bilang, Agatha pulang. Agatha berjanji tidak akan menemuinya sampai keadaan benar-benar aman. Marah. Tentu saja, neneknya yang membuat Agatha pergi. Gio masih membutuhkan perawatan intensif. Untuk bergerak saja ia tidak bisa. Untuk itu ia mengerahkan orang-orangnya untuk membantunya. Dari pada seperti ini, sudah terlanjur. Maka ia akan meneruskannya saja. Ia akan berpura-pura tidak berhubungan dengan Agatha dahulu sampai Rapat itu dimulai. Pada awalnya ia akan datang awal rapat. Tapi sekali lagi keadaannya tidak memungkinkan. Perutnya masih terasa keram. Alhasil ia datang terlambat—namun masih melihat perkembangan rapat itu lewat kamera kecil. Kamera itu terpasang di pakaian orang yang mewakilinya di sana. “Banyak orang yang menghianatiku juga.” Gio berada di dalam mobil. Melihat orang-orang yang tidak mengangkat tangan untuk Agatha. Orang-orang yang tela

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 471

    “Tapi Agatha Ethelind Harper baru saja terjun ke dunia bisnis. kinerjanya di dalam perusahaan baru mencapai tahun pertama.” Agatha tersenyum sinis. Menggunakan pengalamannya yang baru sebentar untuk menjatuhkannya. Agatha masih menahan senyumnya—ingin tertawa padahal. Kekurangannya yang diumbar di depan banyak investor. Sedangkan kekuarangan Levin disembunyikan. Agatha menjadi satu-satunya wanita yang berada di dalam ruangan ini. “Siapa yang mendukung Agatha Harper Ethelind menjadi pemimpin sementara?” Satu persatu orang-orang yang mendukung Agatha mengangkat tangan. Sekitar 3… Lalu satu orang mengangkat tangannya… Ternyata Pak Beni… Pak Beni tersenyum sembari mengangguk pada Agatha. Sedangkan pak Robert? Jangan tanya. Pria itu bahkan tidak berani menatap Agatha. seolah tidak mengenal. Tidak seperti tadi… Ternyata… si Mafia itu tidak mendukungnya. Memang, di dalam dunia bisnis tidak bisa ditebak mana yang benar-benar teman. Dan mana yang musuh. Setidaknya

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 470

    “maaf nona. Hal seperti ini saya pasti tidak akan terulang lagi.” satu bodyguard maju menghadap Agatha. Ada dua mobil yang dicoba dijalankan. Hanya satu yang remnya blong. Mobil yang selalu digunakan oleh Agatha. Agatha berkacak pinggang. ia tidak ingin menghabiskan energinya untuk hal tidak masuk akal seperti ini. Tapi semua ini menyangkut nyawanya. “Sebagai ketua. Kau harus mencari tahu siapa anak buahmu yang berhianat. Aku memberimu waktu sampai jam istirahat makan siang. jika kau tidak bisa menemukan penghianat itu.” Agatha menghela napas. “Ganti semua bodyguard yang mengawalku.” Akhirnya Agatha masuk ke dalam mobil. Selama di dalam mobil, Agatha tidak berhenti cemas. Untuk siapapun yang berusaha membunuhnya. Agatha pastikan akan segera menangkap orang itu. Hidupnya tidak bisa tenang dan dihantui oleh kematian. Akhirnya mobil sampai juga di kantor. Dengan selamat! Agatha masuk ke dalam ruang—disambut oleh sekretarisnya. “Rapat akan dilaksanakan pukul 1

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 469

    “Sial.” Agatha tidak berhenti mengumpat setelah keluar dari ruang penyidikan. “Aku yakin ada yang menyuruhnya untuk membunuhku.” Agatha mengatakannya pada polisi. Namun polisi itu menghela napas dan terlihat lelah. “Kami sudah menyelidikinya. Kami sudah datang ke tempat tinggalnya. Tidak ada tanda-tanda disuruh orang….” “Tidak mungkin.” Agatha menggeleng. “Pasti ada petunjuk… Aku sering diteror. Tidak mungkin kalau dia hanya menyukaiku. aku yakin dia memang punya niat buruk dan disuruh orang lain.” “Tenanglah..” polisi itu hanya menepuh pelan bahu Agatha. Agatha ingin melayangkan protes tapi ia ditarik oleh seseorang. Pengacara Gio. Akhirnya Agatha dan pengacara Gio berada di dalam mobil untuk berbicara. “tidak ada gunanya berbicara pada polisi. Bukti tidak ada. Mereka juga tidak akan menggap kasus ini serius.” Pengacara Gio memberikan dokumen pada Agatha. Agatha membukanya. Melihat isinya sembari dijelaskan. “Pria itu sudah 2 tahun belakangan mengincar wanita c

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 468

    Agatha pulang. Berjalan gontai masuk ke dalam penthouse. Tadi.. di rumah sakit. Karena dirinya semuanya malah bertengkar. Orang tua Gio memang berpihak padanya. tapi tidak dengan nenek Gio yang begitu membencinya. Tadi di rumah sakit…. “Jangan lakukan hal itu, Mom.” Aluna lagi-lagi menarik margaret agar menjauh dari Agatha. “Gio bukan anak kecil. Dia dewasa dan dia bisa menentukan apa yang dia inginkan. Dia ingin melindungi Agatha. aku sebagai orang tua tidak bisa mencegahnya dan akan mendukungnya.” “Kamu gila? setelah melihat anakmuu sekarat kamu mengatakan hal ini?” tanya Margaret memegang lengan Aluna. “Sadarlah Aluna, Gio ditusuk pria yang mengincar wanita itu.” margaret menatap Agatha begitu benci. Aluna memijjit keningnya. “Jangan membahas hal ini lebih dulu. Kita tunggu Gio..” “Gio tahu apa yang harus dilakukannya.” Margaret menatap Ethan. “Apa yang kamu lakukan?” “Semua keputusan ada di tangan Gio. Aku sebagai orang tua tidak bisa memaksanya. Begitupun

DMCA.com Protection Status