Share

Chapter 159

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-25 11:14:33

21++

Memperdalam ciumannya. Haven melumat bibir Gaby. Pria itu mengigit bibir Gaby pelan agar terbuka.

Saat terbuka, lidahnya masuk dan membelai bibir Gaby degan mudah.

Gaby pasrah—ciuman ini sulit ditolaknya.

Lehernya terasa akan patah arena terus mendongak. Untung saja Haven menggendong tubuhnya masuk ke dalam kamar.

Mendudukkan tubuhnya di atas meja.

Gaby mendongak—membiarkan bibir Haven bergerak melumat bibirnya dengan rakus.

Ia mengalunkan kedua tangannya di leher pria itu. Bibirnya tidak kuasa menahan desahannya saat bibir Haven membelai lehernya.

Krek!

Dress bagian atas yang Gaby gunakan sudah robek di tangan Haven.

“Aku bukan orang yang sabar..” Haven menunduk—tangannya sudah menarik lepas pengait bra di belakang.

Gaby mengusap kepala Haven saat pria itu menunduk.

Haven dengan rakus melumat dada Gaby yang membusung. Menghisapnya dengan rakus berga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 160

    Setelah kejadian itu, Gaby dan Haven tidak pernah bertemu. Meski pagi dimana Gaby pulang ke Apartemen, mereka sempat berciuman mesra. Gaby tidak masalah. Lagipula ketika mereka bertemu mereka tidak bisa berbuat lebih. Hal itu juga semakin membuatnya tersiksa. Mungkin juga karena Haven yang sibuk bekerja. Gaby sempat dihubungi oleh Haven, pria itu akan pergi ke London untuk melakukan perjalanan dinas. Namun tadi siang Haven mengiriminya pesan untuk mereka bertemu di sebuah restoran. Gaby menggunakan dress min berwarna hitam. Sengaja, karena tubuhnya yang sempurna pasti menggoda bagi pria manapun. Termasuk Haven. “Sorry aku telat.” Gaby mengambil duduk di hadapan Haven. Haven mengetuk jam tangannya. “Telat lima menit. Saya tidak suka dengan orang yang telat, Gabriella.” Gaby mengerucutkan bibirnya. “Hanya lima menit kan? Lagipula aku kan berdandan. Nanti kalau alisku tinggi sebelah bagaimana? Membuat alisku ini yang paling lama….” Omelnya sambil menunjuk alis hitamn

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 161

    Setelah makan, Gaby bersama Haven turun. Tujuan Haven adalah mengantar Gaby pulang ke Apartemen. Tidak boleh ke klub. Apalagi keliaran saat malam hari. Kecuali saat bersamanya. Gaby menatap punggung Haven yang berjalan di depannya. Tidak ada romantis-romantisnya! Bisa kek digandeng tangannya ini! Gaby menatap tangannya yang nganggur dan hanya membawa tasnya saja. Gaby berjalan dengan jas Haven berada di pinggangnya. Untuk menutupi pahanya yang terbuka! Gaby menghela nafas sebelum mendekati Haven yang berada di samping mobilnya. “Menggunakan mobilku?” Haven mengangguk. “Lalu mobilmu?” “Ada orang yang akan membawanya..” Haven mengadahkan tangannya meminta kunci mobil Gaby. “Aku tidak akan mengijinkanmu menyetir kalau masih kebut-kebutan di jalan.” Haven menatap Gaby. God! Gaby tidak bisa. Ia menggeleng. “No!” Gaby tidak bisa berkutik karena kuncinya sudah diserahkan pada Haven. “Menyetir itu aturan Gabriella. Kalau mau kebut-kebutan itu di arena sirkuit

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 162

    Terdiam sepanjang perjalanan ke Apartemen Gaby. Gaby masih terngiang-ngiang dengan ucapan Haven tadi di parkiran. Sedendam apapun dengan orang, ia tidak akan berani sampai menghancurkan hidup orang itu. Meski ia punya kuasa untuk melakukan hal itu. Tapi Gaby hanya mengancam saja, tidak pernah melakukan hal seperti itu. “Ada apa Gabriella?” tanya Haven ketika selesai memarkirkan mobil Gaby di basement. Gaby menoleh ke samping. “Apa kau akan benar-benar menghancuran hidup Aldi?” Haven mengernyit. “Kenapa? kamu takut saya menghancurkan hidup mantan kekasih kamu?” “Aku tidak takut… tapi—” Gaby menghela nafas. “Aku tidak punya hubungan lagi dengannya. Tapi menghancurkan hidup orang lain itu keterlaluan.” Haven tersenyum miring. “Kamu masih mencintainya?” Gaby menggeleng. “Aku tidak pernah menyukainya apalagi mencintainya.” “Lantas kenapa kamu menghalangi saya untuk menghancurkan hidupnya?” “Dia mengganggu milik saya dan artinya juga menggangu saya. Kejadian di klu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 163

    21++ Gaby memejamkan mata saat Haven melumat bibirnya. Sudah beberapa lama mereka saling memangut dan bertukar saliva. Gaby yang bergerak berpindah tempat ke atas pangkuan Haven. Haven menarik tengkuk Gaby semakin dalam. Jemarinya mencengkram pinggang permepuan itu. Mereka berhenti ketika pasokan udara habis. Haven berhenti dan menatap Gaby dengan wajahnya yang datar. “Besok jam setengah delapan. Jangan telat.” Haven mengusap puncak kepala Gaby. “Maksudnya?” Gaby mengernyit. “Aku jemput kamu.” “Kamu..pulang?” tanya Gaby. Haven tersenyum miring. “Kamu tidak ingin aku pulang?” Jemari lentik Gaby berada di bahu Haven. Perlahan turun menyusuri dada pria itu. “Bagiamana kalau aku bilang iya?” Haven mengusap dahi Gaby yang sedikit berkeringat. Bibir perempuan itu begitu menggoda. Gaby yang menunduk di pangkuannya membuat dada perempuan itu terlihat begitu jelas. Belahan dada yang dalam itu seakan menariknya. Haven menarik tengkuk Gaby dan kembali mencium b

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 164

    21++ Perlahan Haven bergerak. Ia tidak pernah merasakan sensai senikmat ini. Milik Gaby terasa begitu mencengkram miliknya di bawah sana. Perlahan itupula, rasa sakit bergantikan dengan rasa nikmat yang luar biasa. Gaby mencengkram lengan Haven. “Terima kasih sudah menjaganya,” ucap Haven sembari menggerakkan pinggulnya. Sampai beberapa saat kemudian, Gaby merasakan miliknya berkedut kembali. Haven menunduk—mencium bibir perempuan itu dan mempercepat gerakannya sampai akhirnya tubuh Gaby melengkung dan mendapatkan peleapsannya. Tidak sampai di sana.. Haven memutar tubuh Gaby sampai membelakanginya. Kemudian mengangkat sedikit pinggang gadis yang resmi menjadi wanitanya itu. Sampai akhirnya Haven kembali menhujam milik Gaby dari belakang. Mencengkram dengan erat pinggang Gaby. “Ahh!” tubuh Gaby terombang-ambing akibat hujaman Haven di belakang. Gaby hanya berpegang pada sandaran kasurnya. Dari belakang, Haven tidak membiarkan buah dada Gaby menganggur begitu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 165

    21++ Perjanjian sudah dimulai. Saat ini hidup Gaby akan sepenuhnyad diatur oleh Haven. Bahkan untuk pergi ke kantor saja diantar. “Sampai kapan aku diantar?” tanya Gaby menoleh ke samping. “Sampai aku yakin kamu tidak kebut-kebutan di jalan,” balas Haven tanpa menoleh. Setelah memarkirkan mobilnya di depan kantor Gabriella, barulah Haven menoleh. “Aku tidak yakin kamu bisa menahan diri tidak kebut-kebutan di jalan.” Gaby berdecak pelan. “Mobilku jenis sport, sudah sepantasnya dikendarai dengan kecepatan rata-rata..” “Sudah seharusnya mobil sport melaju dengan kencang. Tidak pelan-pelan seperti mobilmu ini..” balas Gaby panjang lebar. Haven tersenyum miring. “Baiklah aku akan belikan mobil seperti ini.” “Tidak!” Gaby melotot. “Mobilku banyak.” “Semua mobilmu sport.” “Ya karena aku suka.” “Aku tidak suka.” Haven menatap Gaby. “Yasudah tidak usah menyetir mobil selamanya.” “Haven!!” teriak Gaby. Haven meraih pipi Gaby. “Jangan teriak-teriak sayang..” Ga

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 166

    21++ “Terima hukuman kamu.” Haven meloloskan jarinya di bawah sana. Membelai milik Gaby yang sudah basah akibar perbuatannya. Tubuh Gaby memang selalu menginginkan sentuhan Haven. Namun kali ini pria itu benar-benar mempermainkannya. Gaby mendongak—tidak bisa menahan desahannya saat jemari Haven yang panjang mengobrak-abrik miliknya di bawah sana. Apalagi bibir pria itu yang menghisap dadanya. Menggigit puncak dadanya. Namun disaat ia akan sampai di puncak kenikmatan itu, justru Haven berhenti. Haven menarik tengkuknya dan mencium bibirnya kembali. Pria itu menarik pinggangnya dan dalam sekejap Gaby sudah ada di pangkuan pria itu. Pada awalnya Haven ingin memberi jeda pada mereka. Bahkan tadi pagi ia tidak mendekati Gaby. Karena ia tahu jika terlalu dekat dengan wanita itu, ia pasti ingin menyentuhnya kembali. Namun pagi ini justru Gaby memancing amarahnya. Sehingga ia tidak bisa menahannya lagi. Terus berciuman dan saling bertukar saliva. Jemari Haven mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 167

    Baru saja menginjakkan kaki di kantor. Semua orang menyapa Haven dengan hormat. Langkahnya yang tegas membuat semua pegawainya menunduk dengan hormat setiap berpapasan dengannya. Semburat senyum tipis terpampang di wajahnya yang datar. Tentu saja menjadi pertanyaan bagi beberapa pegawainya yang melewatinya. Siapa yang tidak tahu Haven Thomas Edison adalah pria dingin dan jarang tersenyum. Bos yang tegas dan galak serta tidak menerima kesalahan apapun. Haven langsung menuju ruangannya. Namun baru saja ia sampai—ia dikejutkan oleh sosok pria tua yang memungguginya. Haven menghela nafas. “Kenapa kakek ke sini pagi-pagi?” Pria tua itu adalah kakek Haven. Pendiri Edison Corp. Hendry menoleh dan memutar tubuhnya menghadap cucu tercinta. Meski usianya sudah tidak muda lagi dan membawa tongkat ke mana-mana untuk berjalan tetapi semangatnya masih membara. “Kamu telat 20 menit. Tidak seharusnya pemimpin telat..” Hendry menatap curiga pada Haven. “Apa yang terjadi denganmu?” ia mend

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27

Bab terbaru

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 622

    “Puas membuat kawatir orang tua? Puas bermain-main dengan acara penting?” tanya Gio pada Aiden. Aiden berhenti. pada langkah yang ketiga di tangga. Laki-laki itu berhenti dan menghadap ayahnya. “Bagaimana rasanya?” tanya Aiden sembari tersenyum. “Kalian tidak pernah datang ke acara pentingku. Jadi aku ingin melakukannya juga…” “Bagaimana rasanya?” tanyanya. “Aiden!” Gio memijit keningnya yang terasa pusing. “Kami melakukannya karena ada alasannya.” “Aku juga punya alasan untuk tidak datang ke acara itu.” Aiden memutar tubuhnya. berjalan—sampai Gio memanggilnya lagi. “Acara balapan yang kamu maksud?” tanyanya. “Balapan tidak jelas seperti itu? jika ingin balapan di sirkuit bukan di jalan raya. Kamu membahayakan orang lain. kamu juga membahayakan diri kamu sendiri.” “Aiden kamu jangan melakukan hal seperti ini lagi ya..” Agatha menatap putranya. “Mom dan Dad tidak akan melakukan hal seperti dulu lagi.” “Kalau kamu mau balapan, kamu bisa mengajak kamu ke sir

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 621

    Di sinilah… Raini pergi ke atap gedung. Sendirian di tengah gelap yang hanya diterangi oleh cahaya rembulan yang bersinar dengan terang. Raini membiarkan rambutnya tertiup angin ke sana ke mari. Kedua tangannya bersandar pada dinding pembatas. Tempatnya memang di sini. Jelas dirinya dan Aiden sangat berbeda. Aiden memang lebih cocok dengan perempuan bernama Talia itu. Tadi, Raini melihat mereka dari kejauhan. Talia pasti dari keluarga yang memiliki perusahaan besar juga. Mereka memang cocok. Lantas… Kenapa hatinya sedikit tidak rela ya? Apa mungkin ia tidak rela jika Aiden bersama perempuan lain? Tidak! Sampai kapanpun Raini tidak boleh mendambakan apa yang tidak boleh didambakan. Tempatnya di sini… Menyingkir lalu tidak terlihat oleh siapapun. “Jadi seperti ini ya pemandangan kota dari atas gedung tinggi..” Raini tersenyum pelan. “Maklum orang kampung…” Raini menggeleng pelan. “Ternyata sangat bagus. pantas saja banyak orang kampung yang berbondong-b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 620

    Seorang pemuda dengan setelan kemeja dan jas rapi baru saja turun dari mobil. Langkahnya mantap—kemudian disusul oleh perempuan yang berada di belakangnya. Perempuan cantik yang menggunakan dress berwarna putih. Nampak sangat cantik dengan rambut panjang yang digerai… Aiden menyodorkan lengannya. Raini tersenyum manis dan menggandeng tangan Aiden. Tahukah permintaan Aiden? Ya, membawa Raini untuk pergi ke pesta bersamanya. Lantas, Raini harus menuruti permintaan lelaki itu jika ingin lelaki itu hadir di pesta. Raini tidak pernah berhadapan dengan orang segila Aiden. Tapi mari imbangi kegilaan Raini. Bersikap seperti apa kemuan Aiden saja. Raini berjalan dengan hati-hati. di luar ternyata banyak sekali kamera wartawan yang menyorot dirinya. Pasti mereka akan membuat berita dan bertanya-tanya tentang identitasnya. Raini bersumpah… Pasti setelah ini, kehidupan sekolahnya kian rumit. Pasti akan muncul rumor aneh tentan dirinya dan Aiden. Aiden dan Raini b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 619

    “Dia di mana?” Agatha berkacak pinggang sembari mondar-mandir. Ia sudah berdandan rapi namun Aiden malah belum pulang… Gio menggenggam tangan Agatha. “Kali ini aku tidak bisa mentolerir perbuatannya..” “Tunggu sebentar. dia pasti pulang.” Agatha mengeluarkan ponselnya.. Melakukan panggilan berkali-kali namun satupun tidak dijawab. “Ayo kita berangkat..” nampak wajah Gio begitu dingin. Hanya berjalan beberapa langkah saja.. “Bagaimana kalau kita menunggu sedikit lebih lama..” Agatha mendongak. “Aku yakin dia akan segera pulang.” Gio menatap jam tangannya. “Kalaupun pulang dia butuh berganti pakaian segala macam. Kita tidak ada waktu sayang.” Agatha akhirnya mengangguk. menyetujui untuk berangkat. Akhirnya dengan berat hati Agatha dan Gio berangkat tanpa anak mereka. Entah, Gio tidak mau tahu keberadaan anaknya. Di sisi lain, Raini yang melihat mereka merasa ini tidak benar. Ia harus mencari Aiden dan membuat laki-laki itu datang ke pesta ulang tahun Winston.

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 618

    Raini menjadi semakin panik ketika tubuh mereka terasa benar-benar menempel. “Cepat ambil,” lirih Raini. Aiden tersenyum. menunduk dan mendekatkan bibirnya pada telinga kanan perempuan itu. “Cepat ambil, aku tidak akan melihatmu,” ucap Raini. “Lantas kenapa wajahmu memerah seperti itu?” Raini mengerjap karena kesal akhirnya ia berbalik—namun kakinya tidak bisa berpijak dengan benar alhasil… Braak! Raini memejamkan mata—bersiap menerima kerasnya lantai. Tapi yang ia dapatkan adalah pelukan dari tangan seseorang. Raini membuka mata—wajah Aiden yang sudah begitu dekat di hadapannya. Kenapa… Jantungnya berdetak sangat cepat. Juga, suhu tubuhnya yang tiba-tiba memanas sampai membuat pipinya begitu panas seperti terbakar. Raini baru menyadari jika Aiden masih bertelanjang dada… “Bu-bu buahnya jatuh!” Raini melepaskan diri dari Aiden. Buru-buru mengambil buah itu dengan cepat. “Aku tidak makan buah yang sudah jatuh.” Aiden mengamati Raini yang begitu gugup memungut

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 617

    “Apa aunty tahu kau menggunakan motor ke sekolah?” tanya Raini yang baru memarkirkan sepeda listriknya di halaman mansion. Aiden melepas helmnya. Pertama kalinya ia membawa motornya ke rumah. “Belum.” Aiden menggeleng. “Sekarang akan tahu.” Raini mendekati Aiden. “Bukankah bahaya?” tanyanya. “Kau belum memiliki sim juga.” “Bukan urusanmu.” Aiden menyipitkan mata. Aiden pergi begitu saja ke dalam mansion. Meninggalkan Raini yang ngomel-ngomel. Aiden pergi ke dalam rumah. disambut oleh ibunya yang selalu berada di rumah menunggunya pulang. “Kamu sudah pulang..” Agatha mendekat. “Di luar itu motor kamu?” tanya Agatha. Aiden mengangguk. Agatha berhenti sejenak. “Mom marah?” tanya Aiden. Agahta menggeleng. “Itu hobi baru kamu kan?” Agatha mengusap pelan bahu Aiden. “Asalkan kamu menaikinya dengan hati-hati, jangan sampai terluka. Mom tidak masalah.” “Mom dulu juga bisa tahu naik motor. Tapi sekarang lupa caranya..” Agatha terkekeh pelan. “Mom bisa?” Agatha men

DMCA.com Protection Status