Share

Chapter 135

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-19 13:01:56

“Minggir sialan!” Ethan membuat kerumunan itu akhirnya terbelah.

Ia langsung meraih Gio dan menggandeng tangan Aluna.

Mereka langsung pergi ke rumah sakit.

Kata dokter keadaan Gio tidak serius.

Bocah itu sesak karena kaget dan dikerumuni banyak orang.

Aluna dan Ethan duduk di sofa dekat Gio yang sedang berbaring di atas ranjang.

“Kita perlu bicara Aluna,” ucap Ethan.

Aluna menoleh. Ia merasa nada bicara Ethan dingin.

Pria itu pasti marah. Tentang, berita itu. Ethan pasti kecewa padanya.

Di rooftop rumah sakit adalah tempat teraman agar tidak ada orang yang melihat mereka apalagi mendengar pembicaraan mereka.

Ethan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku.

“Aku tidak akan tanya berita itu. Tapi aku percaya kamu tidak akan pernah melakukan hal itu.”

Aluna menoleh.

“Aku yakin ada orang yang tidak senang denganmu sehingga membuat berita murahan seperti itu..” Ethan menghela nafas.

“Bagaimanapun aku akan mencari siapa yang membuat berita itu dan memberinya pelaja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 136

    Akhirnya Gio diperbolehkan pulang. Untuk sekarang, Aluna tidak memperbolehkan Gio sekolah. Menunggu keadaan sampai membaik. Aluna baru saja menemani Gio tidur di kamar. Sekarang ia berjalan menuruni tangga. “Aluna..” panggil seorang wanita yang baru saja masuk. Aluna tersenyum ragu. “Mama ke sini..” Margaret mengernyit sinis. Ia mendekat. “Kenapa tidak memberitahu mama Gio masuk rumah sakit? Mama pikir kalian baik-baik saja..” “Gio hanya dirawat sehari di rumah sakit sehingg Aluna tidak memberitahu kalian.” Margaret menyipitkan mata. Ia melangkah mendekati Aluna. Ketika sampai di hadapan Aluna. Tangannya terangkat. Sontak hal tersebut membuat Aluna memejamkan mata. Sampai ia membuka matanya dan merasakan tangan Margaret yang mengusap kepalanya. “Pasti berat sekali ya?” Margaret menghela nafas. “Mama tahu berita yang sedang beredar. Tidak penting kamu melakukannya atau tidak. Tapi mama yakin kalaupun kamu melakukannya kamu pasti menggunakan uang itu untuk me

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-19
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 137

    “Sudah ketemu orang yang menyebar berita tentang Aluna?” tanya Ethan pada Sandy, orang kepercayaannya. “Sudah, sir. Ternyata dia bekerja di tempat bordil. Memang benar dia satu sekolah dengan anda., dia juga berada di angkatan yang sama dengan anda.” “Sial,” geram Ethan. “Hidupnya saja sudah hancur bagaimana aku menghancurkan hidupnya lagi..” lirihnya. “Setelah aku selidiki ternyata di mengidap HIV dan sudah diambang kematian,” jelas Sandy. “Sial…” geram Ethan. “Malah mau mati lagi. Bagaimana aku memberinya pelajaran?” Sandy yang ditanya malah bingung. “Haruskah aku tanya pada Aluna?” tanya Ethan. “Jika anda bertanya pada istri anda. Kemungkinannya hanya satu, kekasih anda pasti ingin anda memaafkan perempuan itu.” Ethan mengerjap. “Aku belum menikah dengan Aluna. Nanti kalau menikah aku akan mengundangmu..” “Aku tidak ingin memaafkannya..” lirih Ethan. “Bukannya tobat akan segera mati, tapi malah mencari masalah dengan orang lain.” “Mungkin iri dengan hidup orang

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-19
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 138

    Ethan menatap dirinya di depan cermin. Sudah sempurna! Kemeja beserta jas putih itu melekat sempurna di tubuhnya. Namun ada yang membuat Ethan frustasi. Sejak kemarin walaupun berada di dalam hotel yang sama, ia tidak boleh bertemu dengan Aluna. Katanya dipingit. Tapi Ethan sungguh tidak tahan ingin melihat Aluna. Akhirnya ia keluar dari kamarnya. Baru saja sampai di depan kamar Aluna, ia terlonjak begitu kaget. “Hayoo mau ngapain kamu!” teriak Margaret mengejutkan Ethan. Ethan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. “Aku hanya melihat-lihat..” sambil menyipitkan mata. “Kasihan tidak bisa melihat Aluna…” lirih Margaret sambil menggelengkan kepala. “Padahal Aluna sangat cantik.” “Benarkah?” kedua mata Ethan berbinar. “Aku akan menemuinya.” Berusaha membuka pintu. Namun saat terbuka malah berhadapan dengan ibu Aluna. “Tidak boleh masuk!” Linda bersindekap menatap Ethan. “Sebentar saja ya bu..” Ethan memohon sambil menyatukan tangannya. “Tidak boleh..” Linda menyilangkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chaptee 139

    Pintu terbuka. Gaun putih yang memanjuntai indah. Aluna tersenyum dibalik tudung yang digunakan. Gaun putih itu melekat sempurna di tubuhnya. Aluna menatap Ethan yang tengah menunggunya sembari tidak berhenti menatapnya. Bagi Ethan, dari banyaknya hari yang dilalui bersama Aluna. Hari ini adalah hari yang paling membahagiaakan. Apalagi Aluna menggunakan dress putih itu—seperti seorang bidadari yang sedang berjalan ke arahnya. Seperti ada satu sorot lampu yang hanya menyinari mereka berdua. Ethan hanya fokus pada Aluna yang saat ini semakin dekat dengannya. Aluna berhenti ketika ia berada di hadapan Ethan. “Jangan menangis Ethan..” lirih Aluna. Ethan mengerjap. “Aku tidak menangis..” melotot, tidak terima dikatakan menangis. Padahal Cuma berkaca-kaca saja.. Ethan mengulurkan tangannya. Aluna menyambutnya dan mereka berhadapan dengan pendeta. Aluna dan Ethan saling memandang saatnya mengucapkan janji pernikahan mereka. “I Ethan Winston, take you Aluna Freya,

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 140

    21++ Setelah ucapa pernikahan mereka. Ethan dan Aluna seharusnya berada di kamar hotel untuk dirias. Persiapan acara resepsi yang akan dilakukan nanti malam. mereka hanya mempunya waktu beberapa jam sampai acara mulai. Tapi Ethan malah menariknya ke sebuah ruang yang sepertinya digunakan untuk menyimpan berbagai alat kebersihan. “Ethan kamu gila—” ucapan Aluna terpotong saat Ethan telah menarik tengkuknya. Menciumnya dengan rakus. Ethan bahkan tidak membiarkan Aluna bernafas dengan benar. Aluna mengalunkan tangannya di leher Ethan. jujur saja susah untuk menolak permianan suaminya itu. Ethan mengangkat tubuh Aluna ke atas meja yang sedikit reot itu. “Aku merindukanmu..” Ethan mengecup leher Aluna. Memberi tanda kepemilikan di sana.. “Ah!” Aluna mendongak. mengusap kepala Ethan sebagai pelampiasannya. “Pelankan suaramu babe,” ucap Ethan. Ia mengusap bibir Aluna menggunakan jari jempolnya. Sedangkan bibirnya turun membelai dada Aluna yang begitu seksi. “Aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 141

    Ada satu gedung yang digunakan acara resepsi. Resepsi hanya dihadiri oleh kerabat, rekan bisnis Winston. Aluna yang begitu cantik menggunakan dress berwarna maroon. Rambutnya disanggul begitu cantik. Mereka menyapa para tamu sebelum acara inti resepsi ini dimulai. “Sudah lelah?” tanya Ethan. Aluna mengangguk. “Bukan hanya lelah, tapi aku mengantuk. Kamu menyiksaku tadi saing.” Ethan tertawa. “Bukan menyiksamu. Kamu menikmati sekali kok..” “Ih!” Aluna memukul pelan bahu Ethan. Sampai mereka terdiam karena orang tua Ethan mendekat sembari membawa seorang perempuan bersama mereka. Aluna yakin perempuan itu adik tiri Ethan yang sudah dibicarakan oleh Ethan sendiri. Aluan menatap Ethan yang ternyata hanya diam dan menatap orang tuanya dengan datar. Aluna menggandeng lengan Ethan. Ia mengusap lengan Ethan pelan untuk menenangkan Ethan yang sepertinya tidak begitu suka. “Ethan..” panggil Peter. “Ini adik kamu, Ellya. Dia baru sampai tadi sore sehingga tidak bisa men

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 142

    “Siapa? Aku tidak pernah melihatmu?” mengulurkan tangan. Namun baru saja Ellya ingin menjabat tangan Bobby, Ethan lebih dulu menepis tangan Bobby. “Hei kau!” Bobby yang tidak terima acara perkenalannya dihancurkan oleh Ethan begitu saja. “Jangan dekat-dekat… jangan sembarangan.” Ethan sembari menatap tajam Bobby. “Aku hanya ingin berkenalan dengan gadis cantik ini..” Bobby menggeleng frustasi dan menepuk dadanya sendiri. “Apa salahku hah..” “Dia adikku. Jangan sembarangan kau.” Jika saja tidak berada di acaranya, Ethan pasti sudah menendang kaki temannya ini untuk diam dan jangan menggangu Ellya. “Adik?” heran Bobby. Bobby menatap Ellya dan Ethan bergantian. Mirip sih! Tapi masa adik? Dari mana? Tapi setelah berpikir lebih jauh.. ia baru sadar. Adik Ethan yang tidak pernah muncul. Bahkan keberadaannya antara ada dan tiada karena selalu diasingkan ke luar negeri. “Oh kau adik Ethan…” Bobby mengambil tangan Ellya lancang dan mencium punggung tangan mulus itu. “H

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 143

    Acara dimulai. Dengan memotong kue bersama sampai berdansa di tengah. Aluna menoleh pada ibunya yang membawa Gio pergi. Syukurlah Gio harus segera istirahat. Jangan sampai kelelahan dan sakit. “Gio sudah aman. Aku menghubungi dokter untuk berjaga-jaga. Dokter itu akan segera ke sini saat kondisi Gio melemah..” Ethan memeluk pinggang Aluna. Tubuh mereka saling menempel. “Hm. Aku sangat kawatir dengan Gio..” “Aku takut tubuhnya semakin melemah.” “Kita akan segera mendapatkan pendonor jantung untuk Gio.” Aluna mengangguk. “Semoga.” Ethan memutar tubuh Aluna. Tangannya terangkat hingga Aluna berputar sendiri. Sampai tubuh mereka saling mendekat kembali. Dan lebih erat dari sebelumnya. Ethan menyatukan dahi mereka. Ethan melirik mama papanya yang berada di samping mereka. “Mereka tidak mau kalah. semakin tua semakin romantis,” ucap Ethan sembari menyatukan dahinya dengan dahi Aluna. “Adik kamu…” Aluna menyipitkan mata melihat Ellya yang berdansa dengan Bobby.

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21

Bab terbaru

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 606

    “Jangan keluyuran Aiden. Kamu akan ujian semester…” ucap Gio yang berada di meja makan. Aiden yang semula memakan makanan dengan tenang kini berhenti. “Walaupun aku keluyuran nilaiku akan tetap bagus..” Gio menghela napas. “Aiden kamu belajar di rumah. Kami itu kawatir.” Aiden mengambil tasnya. Berjalan begitu saja meninggalkan ruang makan. “Aiden!” panggil Gio. “Kamu tidak mendengarkan Dad?” tanya Gio. Aiden memutar tubuhnya. “Yang Dad butuhkan nilai dan prestasi yang bagus kan?” tanyanya. “Aiden sudah melakukannya. Aiden memberikan semua yang kalian inginkan.” “Sekarang..” Aiden menatap ayahnya itu. “Aiden hanya ingin melakukan apapun yang Aiden ingin lakukan.” Gio menggeleng. “Dad tidak akan mengijinkan jika itu hal yang buruk. Dad akan menentang kegiatan buruk kamu di luar sana…” Aiden mengernyit. “Hal buruk itu membuatku senang daripada di rumah..” “Aiden, Mom akan pensiun. Mom akan sering di rumah. kita bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama..” Agat

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 605

    Jacob berdiri—sambil menghisap rokoknya santai. “Balap liar, tinju liar… minum, rokok, bolos…” “klub…” lirih Jacob. Aiden menatap Jacob. “Termasuk s3ks bebas?” “Aku tidak berani.” Julian menggeleng. “Keluargaku dokter, dari kecil aku selalu diperlihatkan penyakit-penyakit mengerikan. Salah satu penyakit itu dari hal seperti itu. jadi aku tidak melakukannya..” “Tidak tahu si bodoh itu!” menunjuk Jacob. Jacob menampilkan jari piecenya. “Aku juga tidak. Tidak tahu nanti…” “Bodoh!” Julian melempar Jacob dengan kaleng bekas untungnya tidak sampai terkena. Aiden terdiam… “Kau mau mencobanya?” ~~ Pertama kalinya Gio di panggil ke sekolah. Kali ini bukan karena prestasi membanggakan Aiden, melainkan keburukan yang dilakukan oleh anak itu. “Aiden sering bolos. Meski nilainya tetap bagus. Dia sering bolos dan menghabiskan waktu di rooftop. Saya tidak tahu apa yang terjadi pada Aiden. Namun, nilai absensinya juga penting. Mohon dipertimbangkan.” Itu adalah perkataan kepa

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 604

    Di rooftop… Aiden pergi menemui Jacob. Ia akan mengembalikan vape ini. Aiden berhenti di ambang pintu. Julian juga ada di sana. Mereka duduk di atas sofa dengan santai. “Kalian tidak ikut kelas?” tanya Aiden. Jacob mengedikkan bahu. “Tidak, aku malas.” Segampang itu mereka menghindari kelas. Aiden mendekat—merogoh sakunya dan memberikan vape itu pada Jacob. “Aku mencobanya sedikit.” Jacob mengernyit. “Kau tidak ada penyakit menular kan?” Aiden berdecak pelan. “Tidak!” Jacob mengantongi vapenya. Sedangkan Julian sepertinya tertidur dengan buku yang berada di wajah. “Kenapa dia?” tanya Aiden. “Tidur setelah membaca buku,” balas Jacob. Aiden memasukkan kedua tangannya di dalam saku. “Apa yang kalian lakukan di sini?” tanyanya. “Bolos,” balas Julian. Lelaki itu bangun. Kemudian mengambil duduk santai. Tangannya terulur mengambil sebuah kaleng cola. Melihat wajah Julian yang babak belur pasti dipukuli orang tuanya. Ada bekas kebiruan yang masih terlihat.

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 603

    Sesampainya di Mansion. Anggun mendekati mereka. Terlihat sangat khawatir. “Kamu baik-baik saja?” tanyanya. Aiden mengangguk sekilas. Gio berkacak pinggang. menyugar rambutnya pelan sebelum menatap Aiden. “Kenapa kamu pergi ke sana?” tanyanya. Aiden yang semula mendunduk kini mendongak. “Karena bosan…” Gio mengusap wajahnya kasar. “Apa kamu tahu pesta itu seperti apa?” tanya Gio lagi. Seperti sedang mengintrogasi anaknya. “Tidak.” “Apa kamu tahu akibat dari perbuatanmu?” tanya Gio. “Bisa berpengaruh pada reputasi perusahaan Dad.” “Mulai sekarang, Dad tidak akan mengijinkan kamu berteman dengan anak-anak seperti mereka.” Aiden menyipitkan mata. Tanpa menjawab perkataan orang tuanya. Aiden langsugn pergi begitu saja. “Aiden!” panggil. Gio. Aiden berhenti. lalu membalikkan tubuhnya. “Kenapa lagi? Dad ingin menyalahkanku kan?” tanya Aiden. “Iya, memang salah Aiden. Tidak seharusnya Aiden datang ke pesta itu..” “Tidak seharusnya Aiden ditangkap polisi da

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 602

    Di kantor polisi. Gio benar-benar tidak menyangka Aiden terlibat dalam pesta yang terindikasi melibatkanprostitusi dan obat-obatan terlarang. Gio datang bersama Agatha ke kantor polisi.. Aiden duduk menunduk bersama anak-anak yang lain. Agatha langsung memeluk Aiden. “Kamu baik-baik saja?” tanyanya. Aiden mendongak. “Mom…” mengeratkan pelukannya. Agatha menangkup wajah Aiden. “Kamu baik-baik saja kan?” tanya Agatha. Aiden mengangguk. Agatha mendekat. mencium aroma putranya. “Kamu tidak minum dan tidak merokok… apa yang kamu lakukan di pesta itu?” tanya Agatha. “Bosan..” balas Aiden. Agatha mengerjap. “Jangan ulangi ya. Kalau pergi ijin dulu ke mom atau Dad.” Ruangan polisi semuanya ramai. Yang datang kebanyakan orang tua para pelajar ini adalah kalangan berada. Mereka marah-marah pada anaknya. bahkan ketika datang langsung saja menampar anaknya dengan begitu keras.. Seperti… orang tua Julian yang baru saja langsung marah dan menampar anaknya. Agatha menger

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 601

    Jacob dan Julian sama-sama menarik Aiden kabur. Mereka berlari—di antara kegelapan. Dari yang awalnya Aiden ditarik lari. Kini Aiden yang menarik mereka agar berlari lebih kencang. Terutama Jacob yang sangat payah dalam berlari. Lelaki itu sungguh kelelahan. Sampai mereka berhenti di jalan raya yang gelap. “Kenapa kita kabur..” Aiden dengan polosnya. “Are you stupid?” tanya Julian. “Kau bisa ditangkap jika tidak kabur..” “Aku tidak melakukan kesalahan..” Aiden mengerjapkan mata. “Aku bahkan tidak minum sama sekali. untuk apa aku ikut kabur seperti kalian.” Julian berdecak dengan kasar. Julian melirik Jacob. Maksudnya agar Jacob menjelaskan pada Aiden. Tapi Jacob justru terduduk dengan napas yang tersenggal. Seperti lari maratho puluhan kilometer. Berbeda dengan Aiden maupun Julian yang nampak biasa saja. Mungkin juga efek alkohol. Pipi Jacob memerah… wajahnya berkeringat. “Jangan mati di sini.” Julian mendekat—kemudian menggoyangkan kepala Jacob. Jacob

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 600

    Semua yang ada di sini di luar perkiraan Aiden. Aiden menjaga jaraknya dengan Jacob. “Ada berapa banyak siswa Winston di sini?” tanya Aiden. Jacob mengernyit. “Aku kira tidak banyak. hanya sedikit karena yang berani datang juga sedikit..” Aiden berkacak pinggang. “Kau tahu jika hal ini sampai ketahuan..” “Maka jangan sampai ketahuan..” Jacob tersenyum. merangkul Aiden lagi. Aiden melepaskan tangan Jacob. “Aku akan di sini…. sebentar.” Aiden hanay penasaran dengan sistem kerja dari lelang itu seperti apa. Ia akan di sini sampai acara lelang itu selesai. Setidaknya bisa menjawab rasa penasarannya. Ini yang terakhir kali ia datang ke pesta seperti ini. maka ia harus mendapatkan apa yang ingin ia tahu. Aiden menjauh. Ia lebih memilih duduk di bangku kosong sendirian daripada bergabung dengan geng tadi. Keramaian juga tidak terlalu cocok dengannya. Usianya yang baru menginjak 15 tahun seharusnya masih smp kelas 3. Tapi karena ia masuk kelas akselarasi ia menjadi leb

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 599

    Sebuah rumah mewah yang nampak sepi dari luar. Namun ada banyak mobil sport yang terparkir di halaman. Aiden keluar dari taksi. Apakah pakaiannya pantas pergi ke pesta? Ia hanya menggunakan celana pendek dan jersey timnya. Tidak masalah.. Aiden akan masuk sebentar dan kalau tidak asik ia akan segera pulang. Aiden akhirnya masuk ke dalam. Musik yang menggema. Lampu yang redup dan ada lampu kelap-kelip. Seperti klub yang ia lihat di video pendek ponselnya. “Aiden!” seorang laki-laki mendekat Aiden. Laki-laki itu membawa satu gelas yang terisi oleh cairan… “Waaah pangeran Winston datang ke sini..” Aiden tidak tahu siapa nama laki-laki ini. namun sepertinya memang teman sekelasnya. “Apa aku tidak boleh datang ke sini?” tanya Aiden. Hanya memastikan jika dirinya tidak masalah jika datang ke tempat ini. “Tentu saja boleh bro!” lelaki itu memeluk Aiden. “Kau ingat aku kan?” tanyanya. Aiden hanya diam. kemudian mengernyit tidak yakin. “Baiklah…” lelaki itu meng

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 598

    “Minta maaf pada Mom.” Aiden menunduk sebentar. “Aiden minta maaf mom.” Setelah meminta maaf, Aiden keluar dari mobil. “Aiden kamu mau ke mana?” teriak Agatha panik. “Biar saja..” lirih Gio. Mereka berdua menatap Aiden yang berjalan sendiri kemudian mencegat taksi. Agatha menghela napas. “Jangan terlalu keras dengannya…” lirihnya. “Tapi dia membentak kamu.” Gio menatap Agatha. “Meskipun dia anakku, aku tidak akan rela istriku dibentak atau diteriaki..” Gio menoleh. “Aku saja tidak pernah membentak kamu dan tidak akan pernah. Jadi aku tidak akan membiarkan anak kita melakukan hal itu… Agatha mendekat kemudian memeluk Gio. “Aku hanya takut dia marah pada kita.” Gio mengusap pelan bahu Agatha. “Biar saja marah. Dia memang berhak marah. Aku juga tahu kesalahanku.” Agatha tidak bisa melihat taksi yang membawa anaknya lagi. “Apa dia membawa uang?” tanya Agatha. “Aku takut kalau dia tidak bawa uang untuk membayar taksi.” “Dia membawa ponsel. Aku selalu mengisi penu

DMCA.com Protection Status