Share

Chapter 112

Penulis: Iamyourhappy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-12 14:02:25

21++

Aluna tertawa. “Tidak ada yang menyukaiku di sini.”

“Kenapa?” tanya Ethan sembari merengkuh pinggang Aluna.

“Karena aku punya anak.. dan imageku di desa ini tidak bagus.”

Ethan mendesis. “Sial…” umpatnya. “Orang di sini banyak menghinamu.”

“Tapi..” Ethan mengusap dahi Aluna. “Tapi orang-orang tidak berani mendekatimu. Aku bersyukur tentang hal itu.”

Aluna menatap wajah Ethan.

“Wajah kamu semakin kusam,” ujarnya.

Bagaimana tidak kusam. Sudah beberapa hari di sini pekerjaannya di bawah sinar matahari. Sekarang punya kesibukan lagi, berlatih seharian penuh.

“Bukankah aku semakin terlihat manly?” Ethan memerkan kulit tangannya yang mulai menggelap. “Kulitku terlihat lebih gelap.”

Aluna tertawa pelan. “Aku tahu. Tapi itu tidak akan berlangsung lama. Kulit tubuhmu akan kembali memutih..”

“Aku tidak peduli Aluna.” Ethan menatap Aluna. Mengusap bibir bawah Aluna yang begitu menggoda.

“Aku akan melakukan semuanya asal kalian bisa bersamaku.” Mengusap pipi Aluna pelan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 113

    Hampir dua minggu Ethan berada di kampung Aluna. Untung sja ia gampang menyerap ilmu bela diri. Ditambah ia juga pernah mengikuti kelas taekwondo untuk waktu yang lama. Nenek Aluna sendiri yang mengetes kemampuan Ethan. Walaupun, hampir seluruh tubuh Ethan terkena pukulan nenek Aluna. Tapi ternyata Ethan lolos juga. “Kalian boleh menikah asalkan mendapatkan restu keluarga Ethan.” itu pesan dari Linda pada Ethan dan Aluna. Untuk itu mereka harus mendapatkan restu orang tua Ethan dahulu. Ethan dan Aluna akan ke ke kota untuk bertemu orang tua Ethan. Ethan sedang mengemasi barang-barang pentingnya. Ia tidak akan membawa apapun untuk kembali. “Baju-bajumu, Mas? Kau tidak membawanya?” tanya Andy mengamati Ethan yang hanya memasukkan dompet ke dalam tas slempang. “Tidak, kau bisa mengambilnya,” balas Ethan. Andy menganga. Padahal baju-baju itu baru dibeli di pasar. Dan jumlahnya banyak karena Ethan langsung membeli saja tidak melihat harganya. “Orang kaya memang tidak d

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 114

    Setidaknya membutuhkan waktu 7 jam untuk sampai di kota. Setelah sampai, Ethan menggendong Gio yang sedang tertidur. Ia sudah menyiapkan kamar khusus anaknya di rumahnya. Aluna juga sangat mengantuk. Ia langsung pergi ke kamar Ethan. Langsung merebahkan dirinya di atas kasur Ethan yang empuk. Aluna memejamkan mata—baru saja akan terlelap dalam mimpinya. Tubuhnya di seret ke samping dan dipeluk. Puncak kepalanya di cium beberapa kali. “Aku mengantuk Ethan..” lirih Aluna sudah memejamkan mata. Ethan mengangguk. “Aku tahu..” Tapi bukannya membiarkan Aluna tidur, Ethan malah mengusap wajahnya di leher Aluna. Mencium dengan gemas leher Aluna. “Ethan..” geram Aluna. Bagaimana bisa tidur jika lehernya terus dicium dan dihisap sesuka hati. Aluna membuka mata dan mendongak. “Kapan bertemu dengan keluargamu?” “Nanti, aku belum memberitahu mereka.” Aluna mengangguk. Masuk ke dalam pelukan Ethan. Ia menyandarkan kepalanya di dada Ethan. “Selama ini Gio masih suka kambu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-13
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 115

    Menyenangkan juga pagi-pagi melihat pemandangan Ethan yang memandikan Gio. Aluna memandang Ethan dan Gio yang berada di dalam bathup. Mereka berdua bermain air layaknya anak seumuran. Lihatlah Ethan. Pria itu nampak begitu senang bermain bebek-bebek yang berjalan di atas air. “Papa aku tidak mau bermain itu!” Gio menunjuk bebek. “Kenapa? Ini lucu Gio!” Ethan mengangkat bebek itu. “Itu untuk anak-anak. Gio tidak suka Papa!” Gio menggeleng dengan bibir yang mengerucut lucu. “Kamu masih kecil. Siapa bilang kamu sudah besar?” Ethan akhirnya menyingkirkan bebek yang lucu. Sayang sekali padahal lucu sekali karena warnanya merah, kuning dan ungu. Padahal ia suka, kenapa malah anaknya yang tidak suka. “Terus mau main apa?” “Tembak!” Gio menembak Ethan dengan tembakan air. Ethan memejamkan mata. Membiarkan anaknya menyemprotkan air itu di wajahnya. Baru kali ini seorang Ethan mau mengalah dengan pasrah lagi. Ethan membuka mata saat Gio tertawa dengan begitu senang.

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-13
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 116

    Hari yang ditunggu datang. Bukan ditunggu, tapi Aluna menantikannya. Dan jantungnya tidak berhenti berdetak semenjak berada di mobil. Sedangkan anaknya duduk dengan rapi di tengah-tengah antara dirinya dan Ethan. “Aluna,” panggil Ethan. Mengambil tangan Aluna dan menggenggamnya pelan. “Jangan kawatir, aku tidak akan membiarkan mereka menyakiti kalian.” Aluna mengangguk pelan. Aluna dan Ethan berjalan dengan Gio yang berada di tengah mereka. Untungnya bocah itu memang pengertian dan cerdas. Gio diam dan mengikuti orang tuanya saja. Sampai di restoran. Dua orang sudah duduk dengan santai di sebuah bangku. Margaret menatap Aluna.. lalu pandangannya berpusat pada seorang anak kecil yang berada di antara mereka. Tiba-tiba ia menjadi diam dan tidak berkata-kata. Karena bocah itu sungguh mirip dengan Ethan saat kecil. Peter dan Margaret berdiri saat Ethan dan Aluna sudah sampai di hadapan mereka. “Aku ingin mengenalkan Aluna dan Gio pada kalian secara resmi.” Etha

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-13
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 118

    “Apa kamu yakin kalau kita akan menikah—” “Tentu saja aku yakin. Memangnya kamu tidak ingin menikah denganku? Ada pilihan pria lain selain aku?” Ethan yang tiba-tiba cerewet. Padahal Aluna belum selesai bertanya. Aluna menatap sinis Ethan. Pria itu sudah berjalan lebih dulu sembari menggendong anak mereka yang sudah tertidur. Punggung lebar pria itu menghilang lebih dulu. Aluna tidak memeriksa Gio lagi karena Ethan pasti sudah memastikan anak mereka tdiur dengan nyaman. Aluna merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Menatap langit kamar yang terasa semakin gelap saja segelap aura pemiliknya. Aluna menatap Ethan yang mengunci dengan rapat pintu. “Kenapa dikunci begitu rapat?” heran sekali. “Seperti sedang mengunci kandang saja.” “Memang,” balas Ethan. Berbalik dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Namun hanya Aluna yang tahu tatapan itu. “Supaya…” Ethan melangkah mendekat. Aluna menyipitkan mata. Ethan seperti seekor singa yang sedang mengintai mangsanya. dan dialah yang mnej

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-14
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 118

    “Jangan dipikirkan. Yang pasti aku akan melindungi kalian.” Ethan tersenyum. Mengusap pipi Aluna menggunakan jempol tangannya. Aluna menunduk. Menyandarakan dagunya di dada Ethan. “Tapi bagaimana kalau aku berusaha membuat mereka luluh?” Ethan menyipitkan mata tidak suka. Apalagi rahangnya mengeras. Bukannya marah, hanya tidak suka. “Jangan membantahku..” Ethan memutar balikkan posisinya hingga sekarang Aluna di bawahnya. “Kamu marah?” Aluna mengerucutkan bibirnya. “Jangan marah. Aku hanya ingin membantu..” “Membantu apa hm? Diam saja tidak usa melakukan apapun.” Ethan membuat Aluna terdiam dengan mengecup bibir wanita itu. “Jangan melanggar perintahku.” Mengusap dahi Aluna yang sedikit berkeringat. “Mengerti?” suara Ethan terdengar rendah namun penuh penekanan. Aluna mengangguk pasrah. Ia tidak bisa melawan Ethan saat sudah mode arogan dan dominan seperti ini. Besok saja dirayu, kalau bisa. “Apa yang kamu pikirkan?” Ethan menatap curiga Aluna yang tiba-tiba mel

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-14
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 119

    BYUUUR ETHAN ITU GILA. ETHAN ITU RADA STRESS! Umpat Aluna setelah mereka berada di dalam air yang dingin. “Ethan fuck you!” “Aku membencimu!” Meskipun begitu kesal, Aluna tidak bisa melepaskan pegangannya di bahu Ethan. Karena ia tidak bisa berenang! Tahu kan masa lalunya seperti apa? Ia bahkan hampir tenggelam. Ethan tertawa. “Aku juga mencintaimu babe.” Jarak dari balkon kamar mereka ke kolam sekitar 3,5 meter. Dengan entengnya Ethan membuka pagar yang ternyata bisa di bongkar pasang. Aluna yang masih terkejut—dimanfaatkan oleh Ethan dengan merengkuh pinggangnya guna terjun ke kolam bersamaan. Aluna mengusap wajahnya kasar. Ia benar-benar kesal sampai rasanya ingin menangis. “Jangan menangis hei-hei..” Ethan yang panik melihat Aluna menutup wajahnya. Lalu terdengar isakan tangis dari wanita itu. “Maaf..maaf..” Ethan mengusap pipi Aluna. Ia membawa tubuh mereka ke tepi. “Maaf Aluna..” lirih Ethan yang merasa bersalah. Baru kali ini menjahili Aluna sam

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-14
  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 120

    Aluna berjinjit dan memasangkan dasi di leher Ethan. “Haruskaha aku ikut bekerja?” “Tidak.” Ethan menatap cermin. Menatap penampilannya apakah sudah sempurna atau belum. Aluna menghela nafas. kemudian berputar dan menaruh jas itu di bahu Ethan. “Kamu sudah tampan…” ucapnya menggeleng. Dasar narsis! Ethan yang menyugar rambut di hadapan cermin. Pria itu nampak memandang diri sendiri untuk beberapa lama. “Kau tampan, kau cerdas dan kau punya segalanya…” lirih Ethan menatap diri sendiri. Aluna tersenyum sambil menggeleng. Sudah tidak heran lagi. “Sudah?” tanya Aluna. Ethan mengangguk. Aluna memandang Ethan. Sedikit merasa bersalah. Karena Ethan yang memilih dirinya, Ethan harus mundur dari jabatan wakil presdir. Ethan yang hampir seumur hidupnya dipersiapkan menjadi pemimpin Winston, sekarang harus mundur dari perusahaan itu. “Kamu mikir apa?” tanya Ethan menangkup wajah Aluna. “Jangan berpikir macam-macam.” “Aku hanya berdoa, agar hari ini kamu lancar. Kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-15

Bab terbaru

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 623 Ending

    GUYS INI CHAPTER TERAKHIR. SEMOGA SUKA YA... Aiden memutuskan untuk pergi langsung tanpa sarapan. ia pergi ke parkiran yang terletak di samping. Di sanalah motornya tersimpan… Namun ia berhenti ketika melihat ayahnya yang berada di samping motornya. “Kenapa dad di sana?” tanya Aiden mengernyit. “Dad ingin membuang motorku?” tanya Aiden lagi. Gio menghela napas. Kemudian tangannya terulur mengusap motor Aiden pelan. “Warnanya bagus… helmnya juga cocok.” Gio tersenyum. “Kamu membelinya dengan uang kamu sendiri ya?” kemudian mengangguk. “Motornya bagus.” Aiden mengernyit. Kemudian mendekat. “Apa yang terjadi dengan Dad?” Gio mengusap pelan bahu anaknya. “Dad minta maaf, Dad tidak tahu kalau Dad bersalah pada kamu. Dad sering mengabaikan kamu. Dad menganggap enteng acara penting kamu. Dad terlalu sibuk bekerja sampai tidak memperhatikan kamu…” “Dad juga lupa kalau semua anak pasti melakukan kesalahan…” Gio tersenyum. “Dad seharusnya memuji kamu daripada

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 622

    “Puas membuat kawatir orang tua? Puas bermain-main dengan acara penting?” tanya Gio pada Aiden. Aiden berhenti. pada langkah yang ketiga di tangga. Laki-laki itu berhenti dan menghadap ayahnya. “Bagaimana rasanya?” tanya Aiden sembari tersenyum. “Kalian tidak pernah datang ke acara pentingku. Jadi aku ingin melakukannya juga…” “Bagaimana rasanya?” tanyanya. “Aiden!” Gio memijit keningnya yang terasa pusing. “Kami melakukannya karena ada alasannya.” “Aku juga punya alasan untuk tidak datang ke acara itu.” Aiden memutar tubuhnya. berjalan—sampai Gio memanggilnya lagi. “Acara balapan yang kamu maksud?” tanyanya. “Balapan tidak jelas seperti itu? jika ingin balapan di sirkuit bukan di jalan raya. Kamu membahayakan orang lain. kamu juga membahayakan diri kamu sendiri.” “Aiden kamu jangan melakukan hal seperti ini lagi ya..” Agatha menatap putranya. “Mom dan Dad tidak akan melakukan hal seperti dulu lagi.” “Kalau kamu mau balapan, kamu bisa mengajak kamu ke sir

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 621

    Di sinilah… Raini pergi ke atap gedung. Sendirian di tengah gelap yang hanya diterangi oleh cahaya rembulan yang bersinar dengan terang. Raini membiarkan rambutnya tertiup angin ke sana ke mari. Kedua tangannya bersandar pada dinding pembatas. Tempatnya memang di sini. Jelas dirinya dan Aiden sangat berbeda. Aiden memang lebih cocok dengan perempuan bernama Talia itu. Tadi, Raini melihat mereka dari kejauhan. Talia pasti dari keluarga yang memiliki perusahaan besar juga. Mereka memang cocok. Lantas… Kenapa hatinya sedikit tidak rela ya? Apa mungkin ia tidak rela jika Aiden bersama perempuan lain? Tidak! Sampai kapanpun Raini tidak boleh mendambakan apa yang tidak boleh didambakan. Tempatnya di sini… Menyingkir lalu tidak terlihat oleh siapapun. “Jadi seperti ini ya pemandangan kota dari atas gedung tinggi..” Raini tersenyum pelan. “Maklum orang kampung…” Raini menggeleng pelan. “Ternyata sangat bagus. pantas saja banyak orang kampung yang berbondong-b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 620

    Seorang pemuda dengan setelan kemeja dan jas rapi baru saja turun dari mobil. Langkahnya mantap—kemudian disusul oleh perempuan yang berada di belakangnya. Perempuan cantik yang menggunakan dress berwarna putih. Nampak sangat cantik dengan rambut panjang yang digerai… Aiden menyodorkan lengannya. Raini tersenyum manis dan menggandeng tangan Aiden. Tahukah permintaan Aiden? Ya, membawa Raini untuk pergi ke pesta bersamanya. Lantas, Raini harus menuruti permintaan lelaki itu jika ingin lelaki itu hadir di pesta. Raini tidak pernah berhadapan dengan orang segila Aiden. Tapi mari imbangi kegilaan Raini. Bersikap seperti apa kemuan Aiden saja. Raini berjalan dengan hati-hati. di luar ternyata banyak sekali kamera wartawan yang menyorot dirinya. Pasti mereka akan membuat berita dan bertanya-tanya tentang identitasnya. Raini bersumpah… Pasti setelah ini, kehidupan sekolahnya kian rumit. Pasti akan muncul rumor aneh tentan dirinya dan Aiden. Aiden dan Raini b

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 619

    “Dia di mana?” Agatha berkacak pinggang sembari mondar-mandir. Ia sudah berdandan rapi namun Aiden malah belum pulang… Gio menggenggam tangan Agatha. “Kali ini aku tidak bisa mentolerir perbuatannya..” “Tunggu sebentar. dia pasti pulang.” Agatha mengeluarkan ponselnya.. Melakukan panggilan berkali-kali namun satupun tidak dijawab. “Ayo kita berangkat..” nampak wajah Gio begitu dingin. Hanya berjalan beberapa langkah saja.. “Bagaimana kalau kita menunggu sedikit lebih lama..” Agatha mendongak. “Aku yakin dia akan segera pulang.” Gio menatap jam tangannya. “Kalaupun pulang dia butuh berganti pakaian segala macam. Kita tidak ada waktu sayang.” Agatha akhirnya mengangguk. menyetujui untuk berangkat. Akhirnya dengan berat hati Agatha dan Gio berangkat tanpa anak mereka. Entah, Gio tidak mau tahu keberadaan anaknya. Di sisi lain, Raini yang melihat mereka merasa ini tidak benar. Ia harus mencari Aiden dan membuat laki-laki itu datang ke pesta ulang tahun Winston.

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 618

    Raini menjadi semakin panik ketika tubuh mereka terasa benar-benar menempel. “Cepat ambil,” lirih Raini. Aiden tersenyum. menunduk dan mendekatkan bibirnya pada telinga kanan perempuan itu. “Cepat ambil, aku tidak akan melihatmu,” ucap Raini. “Lantas kenapa wajahmu memerah seperti itu?” Raini mengerjap karena kesal akhirnya ia berbalik—namun kakinya tidak bisa berpijak dengan benar alhasil… Braak! Raini memejamkan mata—bersiap menerima kerasnya lantai. Tapi yang ia dapatkan adalah pelukan dari tangan seseorang. Raini membuka mata—wajah Aiden yang sudah begitu dekat di hadapannya. Kenapa… Jantungnya berdetak sangat cepat. Juga, suhu tubuhnya yang tiba-tiba memanas sampai membuat pipinya begitu panas seperti terbakar. Raini baru menyadari jika Aiden masih bertelanjang dada… “Bu-bu buahnya jatuh!” Raini melepaskan diri dari Aiden. Buru-buru mengambil buah itu dengan cepat. “Aku tidak makan buah yang sudah jatuh.” Aiden mengamati Raini yang begitu gugup memungut

  • Perjanjian Panas dengan Bos Arogan   Chapter 617

    “Apa aunty tahu kau menggunakan motor ke sekolah?” tanya Raini yang baru memarkirkan sepeda listriknya di halaman mansion. Aiden melepas helmnya. Pertama kalinya ia membawa motornya ke rumah. “Belum.” Aiden menggeleng. “Sekarang akan tahu.” Raini mendekati Aiden. “Bukankah bahaya?” tanyanya. “Kau belum memiliki sim juga.” “Bukan urusanmu.” Aiden menyipitkan mata. Aiden pergi begitu saja ke dalam mansion. Meninggalkan Raini yang ngomel-ngomel. Aiden pergi ke dalam rumah. disambut oleh ibunya yang selalu berada di rumah menunggunya pulang. “Kamu sudah pulang..” Agatha mendekat. “Di luar itu motor kamu?” tanya Agatha. Aiden mengangguk. Agatha berhenti sejenak. “Mom marah?” tanya Aiden. Agahta menggeleng. “Itu hobi baru kamu kan?” Agatha mengusap pelan bahu Aiden. “Asalkan kamu menaikinya dengan hati-hati, jangan sampai terluka. Mom tidak masalah.” “Mom dulu juga bisa tahu naik motor. Tapi sekarang lupa caranya..” Agatha terkekeh pelan. “Mom bisa?” Agatha men

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status