Perdana menteri terkejut saat siuman mendapati rambutnya terurai.Ia menemukan jawaban pada wajah bercahaya pria berperut buncit."Aku menginginkan dirimu menjadi istri," kata Ben Ren. "Atau kau tidak bisa kembali selamanya ke alam siluman.""Kurang ajar," geram perdana menteri. "Kau berani sekali mengancam diriku!""Aku tidak mungkin mendapatkan istri secantik bidadari kalau tidak mengancam."Perdana menteri berusaha meredam amarahnya, ia butuh konde emas untuk pulang ke kerajaan."Sampai kapan aku menjadi istrimu?""Sampai ajalku tiba.""Kalau begitu sekarang saja kubunuh dirimu!"Perdana menteri menyerang Ben Ren dengan jurus andalan siluman.Ben Ren hampir kewalahan melayani. Jurus yang dimainkan wanita itu demikian hebat."Aku tidak segan-segan menghancurkan konde emas ini kalau kau terus menyerangku!""Hancurkan saja! Berarti aku terbebas dari keinginanmu! Aku bisa memilih sahabatmu menjadi suami!""Walah...! Bagaimana ini?"Ben Ren mengeluarkan jurus pamungkas untuk menandingi
"Kita mau pergi ke kota cinta, kenapa ada perempuan?"Ranggaslawi sengaja datang dari Amsterdam untuk membantu Cakra. Ia meninggalkan istri griya tawang bersama pelayan."Apakah ia selirmu?""Ia adalah Romadara, calon penguasa istana Dublek," jawab Cakra. "Kita berjuang di bawah komandonya.""Oh, calon permaisuri...!"Cakra keki. "Kau makin edan saja tinggal di negeri manusia!"Ranggaslawi tinggal di kota yang mengusung kebebasan, otaknya jadi makin somplak.Cakra berangkat ke kota Dublek dengan restu empat permaisuri, meski ia tidak tahu apa arti restu itu bagi pengembaraan mereka.Iring-iringan kereta barang itu seolah tidak menarik perhatian ular piton yang bertengger di atas pohon."Mereka sepertinya diperintahkan untuk tidak mengganggu perjalanan kita," kata Golok Santet. "Mereka pura-pura tidak berhasrat padaku."Padahal semalam Golok Santet sampai sibuk menggebuk kepala piton dengan jurus Ular Berkepala Dua.Romadara dan sahabat lain aman karena mereka dibaluri bawang putih."K
"Bagaimana permaisuri utama dapat mengetahui apa yang terjadi?"Cakra heran Dewi Anjani seakan dapat membaca catatan kehidupannya. Padahal mereka tak pernah melakukan sambung kalbu karena terlarang.Menempatkan Nawangwulan sebagai permaisuri kelima sebelum ratu ular sungguh di luar perkiraan."Ia mestinya menempatkan ratu ular sebagai permaisuri kelima, meski aku sangsi ratu siluman itu akan memenuhi janjinya.""Nawangwulan dan ratu ular sudah dilamar Anjani dan mereka bersedia menjadi permaisuri kelima dan keenam.""Sejak kapan?""Sebelum ratu ular datang menemui dirimu.""Ia datang untuk membunuhku.""Ia datang untuk mengujimu, begitulah informasi yang diperoleh dari Nyi Ratu Suri."Jadi semua itu skenario ratu bidadari, batin Cakra. Ia mengatur strategi untuk menguasai jazirah bentala dengan mengikat puteri mahkota. Nawangwulan dipersunting untuk mempererat hubungan dengan jazirah tirta.Kiranya Nyi Ratu Suri telah menjadi penasehat untuk Dewi Anjani dalam persiapan menduduki sing
Tinumbala adalah pendekar sakti dari kota Dublek.Ia digadang-gadang akan menjadi perdana menteri karena kekuatannya dalam bercinta.Malam itu ia bercinta secara nonstop di rumah besar di lereng bukit."Semestinya ombak menghancurkan rumah itu," kata Cakra. "Tiada sedikit pun manfaat dari kemegahannya."Rumah itu milik Tinumbala dan menjadi persinggahan terkenal bagi wisatawan lokal maupun asing.Di rumah itu terdapat restoran dengan resep hidangan dan perempuan penghibur dari berbagai ras manusia.Satu-satunya rumah bordir yang menyediakan perempuan dari dunia berbeda, bangsa siluman pun ada."Aku kira rumah itu cukup untuk menampung anak-anak di distrik Utara," kata Bramantana. "Aku bersama Fredy dan Ben Ren mengevakuasi anak-anak, mereka sangat ketakutan dan kelaparan."Anak-anak dikumpulkan sementara di dataran kering bersama kereta pangan."Ya kita berbagi tugas," sahut Cakra. "Romadara dan Mahameru menjaga kereta perbekalan dan anak-anak. Aku bersama pendekar botuna mendatangi r
Tapak Suci adalah peracik ulung ramuan cinta, ia dibantu delapan tabib sakti.Pelanggannya adalah bangsawan terkemuka di jazirah bentala, terutama pengantin lama yang kehilangan gairah untuk bercinta.Tapak Suci berbisnis ke berbagai negeri bersama delapan sahabatnya dan menyandang gelar Sembilan Tabib Suci."Kalian tangani sembilan tabib comberan itu," kata Cakra. "Aku mencari pendekar seribu selangkangan.""Kurang ajar," geram Tapak Suci. "Berani sekali kau menghina kami.""Kalian memang hina! Penghinaan apa lagi yang pantas buat kalian?"Cakra pergi. "Kalian bagianku," kata Ranggaslawi saat mereka hendak menghalangi Cakra masuk ke koridor kamar. "Biarkan pangeran mencari bestie-nya.""Bagaimana kalau kita lomba bercinta?" ujar Ranggaslawe. "Pemenangnnya mencium bokong kuda.""Bedebah!" umpat Tapak Suci. "Kalian perlu diajar tata krama!"Mereka mengeroyok empat pendekar botuna.Sembilan Tabib Suci adalah tokoh sakti yang sangat disegani di distrik Utara, namun pendekar botuna juga
Sembilan Tabib Suci terkejut mendengar ramuan berkhasiatnya dicampur ekstrak buah bintaro dan apel pantai.Mereka segera menghentikan pertarungan, dan duduk bersemedi berusaha menetralkan aliran darah yang mulai terasa menyengat.Bukan gelegak cinta, tapi rasa sakit laksana ribuan jarum menusuk setiap pembuluh darah."Bagiku gampang sekali membunuh kalian," kata Cakra. "Kalian tokoh sakti tidak berdaya karena minum ramuan yang dihidangkan pelayan Tinumbala, tapi aku ingin kalian merasakan bagaimana rasanya mati oleh ramuan sendiri."Cakra pergi ke dalam rumah membantu pendekar botuna membersihkan mayat yang bergeletakkan.Mereka membuangnya ke dalam goa di kaki bukit, lalu mereka mengangkut mayat sembilan tabib sakti yang tewas mengenaskan, setelah itu Cakra meruntuhkan dinding karang sehingga mulut goa tertutup rapat.Kemudian Cakra memanggil Romadara yang berada di dataran kering untuk membawa anak-anak ke rumah itu."Beberapa pelayan dibiarkan hidup," kata Cakra. "Seandainya mereka
Panglima perang membabat kepala Duke dengan pedang. Kepala walikota Utara itu putus dan jatuh menggelinding ke pelataran.Panglima perang mengambil lima kotak uang yang dipegang mayat tanpa kepala itu.Panglima perang membuka tutup kotak, ia terbeliak, di dalam kotak terdapat kepala kakek bercambang lebat."Setan alas...!"Panglima perang membuka empat kotak lagi. Isinya sama, kepala pengawal pribadi Duke, lima jago bayaran."Bangsat...! Siapa yang berani mempermainkan aku?"Cakra muncul dari dalam kantor walikota. Ia membawa kunci gudang harta dan ditimang-timang.Panglima perang mendelik melihat ksatria yang menghampirinya itu."Ada kepentingan apa kau di kota Dublek? Kunci apa yang kau pegang itu?""Kunci ini untuk memulihkan situasi di distrik Utara, aku akan memberikan kepada calon penguasa istana Dublek.""Jadi benar kabar yang beredar bahwa pangeran Nusa Kencana turut campur dalam urusan negaraku?""Pemimpin kalian layak dibinasakan karena sudah melampaui batas.""Sejak kapan k
"Jangan sampaikan kabar perempuan kepadaku."Cakra menegur Bramantana lewat sambung kalbu. Perempuan bisa mengacaukan perjuangan berat yang tengah ditempuhnya.Perempuan sangat mempengaruhi kejernihan pikiran Cakra sejak menguasai ilmu Selubung Khayali."Kecuali berita buruk tentang mereka.""Baiklah, pangeran," kata Bramantana. "Perempuan kiranya menghambat perjuangan dirimu, bukan membakar adrenalin."Cakra sedang menghadapi banyak perempuan di kota Dublek, semakin mumet jika ditambah dengan persoalan yang ditimbulkan permaisuri utama.Keputusan Dewi Anjani mengaburkan hakikat Raja Agung untuk memimpin jazirah bentala.Kekuasaan yang diperoleh dengan ikatan janji suci sangat rentan terhadap keseimbangan hirarki istana."Anjani belum mengerti hatiku," keluh Cakra. "Aku dapat menikmati perempuan sesuka hati tanpa melanggar norma bentala, untuk apa menjalani kehidupan terikat? Keterikatan secara naluriah akan mempengaruhi keputusanku tentang kesewenangan istana."Cakra sulit memperbai