Beranda / Romansa / Perjanjian Leluhur / 308. Ladang Pembantaian

Share

308. Ladang Pembantaian

"Bagaimana aku menikmatinya kalau kau menyiksaku?"

Jayanti mengeluarkan sumpah serapah saat Cakra mengikat tangan dan kakinya dengan rantai di besi silang vertikal di bilik pesta.

"Yang penting aku menikmatinya," sahut Cakra masa bodoh. "Bukankah setiap kali pesta kau rudapaksa laki-laki sampai mati?"

Cakra menarik rok Jayanti dengan kasar sehingga robek besar.

Jayanti meneteskan air mata diperlakukan secara bengis begitu.

Ia meratap, "Aku ingin bercinta denganmu, sungguh, tidak dapatkah kau berlaku sedikit romantis?"

"Mereka juga ingin bercinta denganmu, tapi kau perlakukan secara biadab."

Cakra melumuri kemaluan Jayanti dengan cairan beraroma ikan asin, kemudian melumuri payudara dengan jus kental.

"Sekarang cobalah kau renungkan perbuatanmu. Mengapa kau membunuh ksatria pekon hanya untuk cinta?"

"Aku mohon lepaskan aku."

"Semoga tidak ada kucing dan semut."

Tiba-tiba terdengar suara kucing seraya mendatangi bau ikan asin, "Meong...! Meong...!"

"Sayang sekali...!"

Cakra
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status