Andonesia, tahun 2075 Dunia hari ini mengalami kehancuran karena pengrusakan lingkungan oleh perusahaan maupun perorangan. Tapi, manusia tak peduli. Mereka justru berperang di bawah iklim yang berubah total dan tak sadar sebuah batuan besar dari langit menghantam bumi. Semua orang dalam keadaan panik, berlari tanpa tujuan. Bumi gelap seketika ketika kabut hitam aneh datang sementara listrik tengah padam. "Uuuhhh....!" Seorang pria tiba-tiba terbangun dengan tubuh yang terasa pegal, seolah-olah ia sudah tiduran terlalu lama. Pria itu menatap sekitarnya hingga akhirnya beradu pandang dengan perawat yang baru saja memasuki ruangannya dengan ekspresi terkejut. "Dokter Angel! Pasien nomor 10 akhirnya sadar." Perawat tersebut langsung mengabari seorang dokter cantik yang sedang menulis di ruangannya. Mendengar pasien dengan nomer 10 akhirnya sadar, Angel langsung mengikuti perawat yang tadi mengabarinya. "Klek!" Angel membuka pintu itu dan menatap pasien nomer 10 dan langsung
Tahun 2050 Negara Andonesia adalah negara yang makmur dengan teknologi terdepan. Semua orang menggunakan "klik" untuk memenuhi kebutuhannya. Terkecuali dengan Rama, pria yang bekerja di pemerintahan ini, menganggap hidup bersama teknologi itu terlalu hampa. Dia menginginkan hidup normal di pedesaan, bermimpi memiliki sepetak tanah dan rumah. Hidup sederhana dengan berkebun dan beternak. Jika uang tabungannya sudah terkumpul, impian itu akan segera terwujud. Namun yang terjadi... "BRUKHT!!!" Badan Rama terpental jauh ke depan ketika sebuah mobil melaju kencang dan menabraknya. Padahal ia berdiri di bahu jalan ketika sedang menunggu taksi online yang dipesannya. Sepertinya pengemudi mobil itu mabuk atau semacamnya. Dalam pandangan memburam, Rama pun bergumam, "Apa aku harus berakhir seperti ini?" Tak lama, kesadaran Rama pun menghilang. *** Tahun 721 Masehi Rama merasa tubuhnya terasa ringan, ia merasa berada di angin. Tiba-tiba sesuatu seperti mengisap jiwanya. Dan!!
Di sisi lain, Pak Bima duduk bersimpuh di hadapan keluarga Wijaya Kusumo. Ayah kandung dari Rama dan Jaya itu harus dapat bantuan sagu untuk mengisi kembali balabba miliknya. Sebuah tempat yang terbuat dari anyaman daun sagu untuk menyimpan sagu. "Jangan begitu pak Bima, aku akan membantumu. Tolong jangan bersimpuh di hadapanku..." Pak Wijaya memapah pak Bima agar berdiri. "Terima kasih pak Wijaya, aku tidak akan melupakan jasamu ini..."ucap Pak Bima dengan linangan air mata. "Bibi..!" Pak Wijaya memanggil pelayannya dan mengintruksikan untuk mengisi balabba milik pak Bima dengan sagu. "Tolong isi hingga penuh..."pesannya lagi. "Baik Tuan..." Pelayan itu sontak pergi ke tempat penyimpanan milik kelurga Wijaya. "Pak Bima ini keluarga kerajaan, tolong lain kali jangan bersimpuh di depanku... Aku hanya seorang pedagang," jelas Pak Wijaya merendah. Beliau adalah warga paling kaya yang pekerjaannya seorang pedagang. Meskipun begitu, beliau tidak pernah memandang hina kelua
"Aku hanya menebaknya..." jelas Rama cepat. Pak Bima yang mendengar percakapan kedua anaknya itu mengangguk. "Kukira kamu mulai diam-diam kembali belajar pada paman Nugroho..." timpalnya. Nugroho adalah seorang pejabat daerah yang juga merupakan anggota kerajaan yang menjabat sebagai menteri pertanian. Meski seorang pejabat pertanian, Nugroho tidak terlalu memiliki peran penting. Di masa itu, bidang pertanian adalah bidang pekerjaan terendah. Sedangkan bidang tertinggi ada pada menteri pertahanan, menteri perdagangan dan menteri luar-dalam kerajaan. Meskipun begitu beliau adalah salah satu anggota keluarga kerajaan yang masih menyambut ramah keluarga Adipati. Rama pemilik tubuh terdahulu menyukai belajar, meski pengetahuannya tidak terlalu mendalam. Sayangnya, dia sulit menangkap pelajaran. Namun pemilik tubuh terdahulu, tak menyerah. Dia tetap berbakti dan rajin. Untungnya, Rama yang sekarang adalah masyarakat modern yang menyukai perkebunan, peternakan dan perdagangan. Ia ju
[Selamat datang di onshop] Saat ini Rama sedang sendirian di kamarnya, pintu kamar sudah ia kunci. Jaya sedang pergi jaga malam bergantian dengan warga lainnya. Pak Bima di kamar dengan ibu Sri. Ini saat yang tepat untuk Rama membedah onshop. Menurut informasi yang Rama dapatkan, 1 logam emas setara dengan 2 juta Rupih, 1 logam perak setara 200 ribu Rupih, 1 logam perunggu setara 20 ribu Rupih. Nilai mata uang di zaman ini lebih besar karna lebih murni dibanding zaman modern yang sudah terkena inflasi. Rama memasukkan 1 logam perunggu ke dalam gambar token di onshop. Seketika terlihat nominal 20 ribu Rupih. Rama tersenyum puas dan membayar 5 Rupih untuk harga brownies tadi pagi. 'Lebih baik tidak berhutang' pikirnya. Rama memandangi kotak Brownies dan seketika robot mungil kembali muncul. [Anda bisa membuang sampah ke kotak sampah daur ulang, satu sampah dihargai 1 rupih] Rama langsung tersenyum puas dan mengklik gambar kotak sampah, memasukkan kotak brownies ke dalam gambar
Pagi ini cerah seperti biasa, semua warga desa memulai rutinitasnya. Ada yang mencuci di sungai, pergi ke kebun dan bekerja di rumah para pejabat. Tadi pagi saat dirumah, Rama sudah menyiapkan insektisida dan perekat yang ia beli di onshop, tak lupa pula membeli semprot manual 10 liter. Penampilan Rama terlihat mencolok dengan menggendong semprot manual itu. Rama mulai menyemprot daun cabe dari bawah keatas, karna hama kutu biasa berada di bawah daun, maka Rama memakai semprotan yang mengeluarkan air seperti embun. Para warga berkumpul di sekitar kebun pak Bima. Menatap kagum, bingung dan pikiran lainnya, karna apa yang Rama gunakan belum pernah mereka lihat sebelumnya. Pak Bima dan Jaya mulai membersihkan rumput-rumput liar disekitar tanaman cabai. Sementara Rama mulai menyisiri tanaman cabai dan menyemprotnya. Ketika ingin menyemprot tanaman cabai dengan insektisida, Rama harus melakukannya di pagi hari atau di sore hari, disaat matahari belum terasa panas. Selesai menyemprot tan
"Waaaaahhhh!! Enak sekali..." kata Jaya penuh semangat ketika mencoba nasi goreng yang dibuat Rama. "Masakan ini kaya akan bumbu, bahkan ada telur dan suiran ayam." kata pak Bima ikut berkomentar. "Enak sekali nakk... kapan kamu menyiapkan semua ini?" tanya ibu Sri juga. Rama hanya tersenyum ketika keluarganya menikmati masakan sederhana yang ia buat. Padahal nasi gorengnya dibuat dengan bumbu kemasan. Sepulang dari sungai, Rama langsung mengeluarkan kompor gas kecil dan memasak nasi goreng, menggoreng telur dan menyuir ayam goreng. Kemudian ditambah dengan bawang goreng. Semua dibeli di onshop! Semua terasa mudah dengan onshop, kendalanya token Rama di onshop mulai menipis. Rama berpikir akan membeli beberapa sabun dan shampo sachet untuk dijual dan mengisi token onshopnya. "Apa nama masakan ini Ram?" tanya Jaya. "Nasi goreng spesial" Jelas Rama. "Ini... Nasi?" Tanya ibu dengan raut wajah kaget. "Nasi yang cuma para pejabat tinggi yang bisa memakannya?" Tanya Jaya me
"Baiklah, aku akan mencatat siapa saja yang memesan barang. Seminggu lagi aku akan berangkat ke desa kuncup..." jelas Rama. Rama mulai mengeluarkan buku kecil dan bolpoin, para warga kebingungan dengan barang yang dipakai Rama karena barang-barang itu terlihat menakjubkan dan ajaib. Namun, mereka menahan rasa penasaran mereka. Saat ini, yang terpenting adalah cairan ajaib yang dimiliki Rama! "Aku..." "Aku juga..." Satu persatu warga desa mulai mengangkat tangan dan mengatakan keinginannya. "Tuan Muda Rama, pupuk apa yang tadi kamu pakai?" Tanya pak Jarwo. "Itu pupuk untuk merangsang pembuahan, membuatnya berkualitas dan produksinya melimpah." jelas Rama. Meski terkadang warga desa kebingungan dengan perkataan Rama. Mereka tetap mengangguk, sepertinya apa yang Rama ucapkan adalah kata-kata para keluarga kerajaan yang terpelajar saja. "Aku pesan itu juga ya Tuan Muda Rama..." sambung pak Jarwo. "Aku juga..." kata pak Bromo dan warga lainnya pun mulai mengerumuni Rama. **
Andonesia, tahun 2075 Dunia hari ini mengalami kehancuran karena pengrusakan lingkungan oleh perusahaan maupun perorangan. Tapi, manusia tak peduli. Mereka justru berperang di bawah iklim yang berubah total dan tak sadar sebuah batuan besar dari langit menghantam bumi. Semua orang dalam keadaan panik, berlari tanpa tujuan. Bumi gelap seketika ketika kabut hitam aneh datang sementara listrik tengah padam. "Uuuhhh....!" Seorang pria tiba-tiba terbangun dengan tubuh yang terasa pegal, seolah-olah ia sudah tiduran terlalu lama. Pria itu menatap sekitarnya hingga akhirnya beradu pandang dengan perawat yang baru saja memasuki ruangannya dengan ekspresi terkejut. "Dokter Angel! Pasien nomor 10 akhirnya sadar." Perawat tersebut langsung mengabari seorang dokter cantik yang sedang menulis di ruangannya. Mendengar pasien dengan nomer 10 akhirnya sadar, Angel langsung mengikuti perawat yang tadi mengabarinya. "Klek!" Angel membuka pintu itu dan menatap pasien nomer 10 dan langsung
"Dar!!" "Tuan Muda!" jerit Lilia. "Kau sangat berani!!" Baxia mengayunkan ekornya untuk menghantam Jenderal Kris, tubuh Jenderal Kris melayang jauh hingga menghantam badan kapal yang lain, ia mengeluarkan darah dan mati di tempat. 'Bagaimana dengan Tuan Muda?'tanya Lilia. 'Tenanglah baby, aku akan membawa Tuan kembali setelah memberi mereka pengajaran.' Baxia berbalik dan memperlihatkan aura yang sangat dominan serta mengerikan, seketika air laut di sekitar kapal Mamarika bergemuruh. "PULANGLAH DAN JANGAN KEMBALI!! ATAU AKU AKAN BUAT PERHITUNGAN DAN MENGHANCURKAN BANGSA KALIAN!" suara Baxia menggema hingga memekakkan telinga yang mendengarnya, sehingga mereka harus menutup telinga agar tidak terlalu sakit. Jenderal Sean mengangguk sembari menutup telinganya. Mendapatkan jawaban yang diinginkannya, Baxia berbalik membawa tubuh Rama ke kapal mereka. Pasukan bayangan sudah menunggu Baxia dengan perasaan khawatir. Rama tidak sadarkan diri, saat diperiksa tidak ada tanda-tand
"Fatta, apa kau berhasil menjalin kontrak dengan Naga?" tanya Rama ketika melihat Fatta dan Baxia datang setelah 2 hari berkelana dialam Hewan Spiritual. 2 hari berkelana di alam Hewan Spiritual sama dengan 2 minggu berlalu di alam manusia. Baxia dan Fatta tersenyum, seekor hewan seperti mahluk purba muncul di punggung belakang Fatta, bentuknya sepertinya dinosaurus dengan ukuran mini setinggi setengah meter. Melihat hewan Spiritual milik Fatta, spontan Jaya tertawa terbahak-bahak."Kau berburu Naga, tapi malah mendapatkan Saurus?hahaha...Hewanmu sangat lucu Fatta!" Melihat itu Fatta dengan wajah datarnya memberi perintah kepada Barats, nama yang ia berikan kepada Hewan Spiritualnya untuk menunjukkan bakat uniknya. "Barats, perlihatkan wujud aslimu!!" Barats melompat dari punggung Fatta, ia kemudian memperlihatkan bentuknya yang semakin membesar hingga sebesar Baxia, "RAAAAAOOOOWWWW!!!" Barats memperlihatkan aumannya yang keras di wajah Jaya, Jaya tak mampu berbuat apapun, ia h
"Tuan Muda, apakah kau dari alam Hewan Spiritual?" tanya Fatta yang melihat Rama, Lilia dan Baxia datang bersamaan dari portal keluar alam Hewan spiritual. "Iya, ada apa? Apa ada masalah ketika aku pergi?" tanya Rama lagi, ia melihat ekspresi yang tidak biasa dari Fatta. "Tuan Muda, seharusnya kau mengajakku, aku juga ingin melakukan kontrak dengan Naga," sahut Fatta dengan ekspresi kecewa. Rama menghela napas lega, ia tak menyangka masalahnya seperti itu, ia bahkan sudah berpikiran yang tidak-tidak tadi. "Oho, aku bisa menemanimu!" kata Baxia, ia kemudian membuka kembali portal ke dunia alam Hewan Spiritual. Fatta kemudian menatap Rama dengan tatapan memohon untuk diizinkan pergi. "Baiklah, pergilah!" sahut Rama kemudian. "Terima kasih Tuan Muda," kata Fatta kemudian menghilang bersama Baxia di balik portal alam Hewan Spiritual. "Fatta itu termasuk manusia luar biasa, kekuatannya tidak seperti manusia biasa, apa mungkin dia manusia istimewa? Tapi tidak mudah menjalin kont
Sesampainya mereka di alam Hewan Spiritual, Rama dan Lilia di sambut dengan hangat. Namun para Naga bingung dengan Naga mini yang mengikuti Rama dan Lilia. "Apa Lilia punya anak?""Setauku tidak, Lilia belum memasuki masa kawin,""Lalu kenapa ada bayi Naga?""Mungkin Lilia menemukannya dan kasihan padanya,""Kau benar, bisa jadi seperti itu, tapi bukankah kita para Naga tidak pernah menelantarkan bayinya?""Aaahh.... Kau benar juga, lalu bayi siapa itu?"Semua Naga mulai menebak siapa bayi Naga yang mengikuti Rama dan Lilia, bahkan Ketua Naga terlihat bingung dengan Naga kecil yang mereka bawa. Rama tersadar dengan tatapan aneh sedari tadi yang mereka terima. "Baxia, kau boleh mengubah wujudmu kalau di sini," kata Rama, sepertinya wujud Baxia yang menggemaskan membuat para Naga bertanya-tanya. Mendengar itu Baxia lalu berubah ke wujud asalnya, Naga yang tadinya lucu dan menggemaskan berubah menjadi Naga yang mendominasi, gagah dan sangat kuat. melihat tanda di wajahnya Ketua Naga l
"Jadi apa nama untukku?" tanya Naga jantan yang telah menjalin kontrak dengan Rama itu, bahkan Lilia menatap dengan tidak percaya, bagaimana bisa 2 Naga menjalin kontrak dengan Tuan yang sama, bukan kah Tuan itu tidak akan mampu, tapi yang terjadi Rama terlihat mampu dan tidak kenapa-kenapa. "Kita sudah menjalin kontrak?" tanya Rama memastikan, ia memang merasa ada yang berbeda pada dirinya ketika menjalin kontrak dengan Naga jantan, tidak seperti ketika ia menjalin kontrak dengan Lilia. Bahkan Lilia tersadar, ada perubahan pada bulu putih di bagian wajah Naga jantan, bulu putih itu berkilau keemasan, di bagian sayap juga begitu, Namun ia masih berwarna biru muda, selain itu dan cahaya tadi tidak terjadi apapun kepada Naga jantan. "Apa yang kau lakukan kepada Tuanku?" tanya Lilia, ia khawatir Rama yang malah mendapat imbasnya. "Aku membagi kekuatanku padanya, aku tidak mungkin mencelakainya my love, jika dia mati kau dan aku akan mati juga," sahut Naga jantan, Lilia bersyukur atur
"Maksudmu ada Naga lain selain dirimu saat ini?" tanya Rama, ia melihat Lilia menggeram marah dan mencoba mencari sumber bau itu. "Tuan Muda, aku akan pergi sebentar!" pamit Lilia, ia kemudian menjauh dari desa Mekarsari menuju bukit. 'Lilia, berhati-hatilah dan tetap pertahankan komunikasi kita."pinta Rama, ia terlihat khawatir melihat Lilia yang pergi begitu saja. 'Tentu Tuan Muda, aku adalah Naga penjaga sekaligus Naga petarung, jangan khawatir aku akan segera kembali,' Sesampainya di bukit kembaran, Lilia berdesis, tanda ia sedang marah, "Tunjukan dirimu, aku tau kau ada di dekatku!" seru Lilia, ia terlihat sangat marah. Kemudian seekor Naga yang lebih tinggi dari Lilia muncul, Naga itu memiliki warna biru muda dengan warna putih sayap di bagian mata. Matanya berwarna hitam pekat, sudah bisa ditebak Naga ini adalah Naga jantan. "Aku tak menyangka kau akan menyadari kehadiranku, "Naga itu terlihat sangat mendominasi, berbeda dengan Naga jantan yang biasa Lilia temui. Lili
'Lilia, apa yang terjadi?'tanya Rama. Lilia menatap ke arah bangungan Houston yang tak jauh dari dirinya, Xiao Wang Li dan Jessica berada. 'Tuan Muda, bangsa Mamarika sepertinya membuat senjata baru untuk memerangi kita,' 'Senjata baru, Seperti apa?'tanya Rama kembali. 'Senjata itu memiliki pelontar, berbentuk bulat berduri, diberi api dan ketika meluncur serta mengenai target, maka akan meledak di waktu tertentu, "jelas Lilia, ia menggeram marah. Ingin rasanya Lilia menghancurkan bangsa Mamarika sekarang juga, kalau saja bukan Rama yang melarang maka Lilia sudah membumihanguskan bangsa itu. 'Lilia tenanglah, bawa Xiao Wang Li dan adiknya kembali terlebih dahulu ke Mekarsari,' pinta Rama. "Xiao, Tuan Muda meminta kita untuk kembali terlebih dahulu ke Mekarsari," jelas Lilia setelah selesai berkomunikasi dengan Rama. Xiao Wang Li dan Jessica terlihat kebingungan sebelum akhirnya Lilia kembali bersuara. "Aku dan Tuan Muda terjalin kontrak, karena itu kami bisa berkomunikasi sec
"Lilia!!" Kali ini Xiao Wang Li sangat senang bertemu Lilia, ia tak menyangka kalau Lilia selama ini bersamanya. "Rrrrrgggghhhh... Rrrrrgggghhhh... " Lilia mulai berdesis, ia siap mengeluarkan laharnya kapanpun ia mau, jika ada yang berani mendekat siap-siap saja dibakar sampai hangus. "Prajurit!!" Jenderal Kris berteriak memanggil prajurit bersenjata api. Para prajurit mulai mengepung Lilia dan Xiao Wang Li, mereka juga mulai siaga dengan mengompa senjata api. "Jangan mendekat atau kalian aku bakar!!" ancam Lilia lagi, pasukan Mamarika mulai gentar, terlebih dengan apa yang baru mereka lihat. Naga benar-benar nyata!! Bukannya takut, Jenderal Kris menjadi berambisi untuk menjinakkan Lilia dan menjadikannya hewan milik mereka, mereka tidak tau jika hewan spiritual yang menjalin kontrak tidak bisa dijinakkan. "Tangkap Naga itu!!" perintah Jenderal Kris, pasukan Mamarika agak kebingungan, dengan apa mereka harus menangkap Naga yang memiliki tinggi 2 kali lipat lebih dari manusia.