Tianlan menatap kedepan dengan penuh percaya diri. Di hadapannya berdiri kokoh sebuah gerbang yang mengarah langsung ke dalam hutan.
Itulah Gerbang Ke Hutan Beast yang Tianlan tunggu-tunggu selama beberapa hari terakhir ini.
Minggu lalu puncak masalah yang menghantui Desa ini telah sampai di puncaknya. Seluruh keluarga Cheng telah musnah dari muka bumi.
Cheng Huan yang merupakan satu-satunya yang tersisa dari keluarga Cheng melenyapkan dirinya sendiri tepat di hadapan seluruh penduduk Desa.
Akhirnya semua penduduk tidak lagi merasa takut. Semuanya telah selesai dan tidak ada lagi rasa cemas. Mereka sangat berterima kasih kepada Tianlan dan mengatakan bahwa mereka akan membantu Tianlan jika dia membutuhkan bantuan nantinya.
"Kau cukup cerdas, Nak." Suara dari dalam kepala Tianlan menggema di benaknya.
Tentu saja suara itu milik “Jiwa yang baru lahir milik Xie Tianlan” yang berada dalam Dantiannya.
Tianlan cukup kesal dengan makh
"Kenapa kalian mengikutiku?" ... Jiangwu dan Qixuan hanya diam. Mereka memandang satu sama lain dengan tatapan bingung. Bukan tanpa alasan mereka merasa kebingungan, pasalnya mereka telah menyembunyikan hawa keberadaan mereka serapat mungkin, bahkan Kultivator tingkat tinggi saja tidak bisa merasakan hawa keberadaan mereka ketika mereka menggunakan kemampuan ini. Namun kenapa orang ini dengan begitu mudahnya memergoki mereka? Jika dilihat dari penampilannya, sudah jelas bahwa usianya jauh lebih muda dibandingkan mereka. Tingkat kultivasinya juga tidak mungkin setara dengan mereka. 'Orang ini benar-benar aneh,' batin keduanya secara bersamaan, 'Juga menarik,' batin mereka lagi. Bruuk. Ketika keduanya tengah asik melamun, tubuh Tianlan ambruk secara tiba-tiba. Keduanya berbalik dan mendapati tubuh Tianlan sudah terbaring di atas tanah. Mereka sedikit kebingungan sebelum mereka merasakan sebuah tubrukan ringan dari arah belakang.
ini tiga orang yang semula duduk mengelilingi api unggun bertambah menjadi empat orang, karena Tianlan yang juga ikut bergabung bersama ketiganya. Jiangwu dan Qixuan sedang sibuk memanggang daging menggunakan api unggun tersebut. Daging yang mereka panggang ialah daging seekor rusa yang mereka buru saat Tianlan masih tidak sadarkan diri. Sementara itu, Zhaoyang duduk di sebelah Tianlan sambil terus menerus menatap gege nya tersebut. Sepertinya dia sangat khawatir Tianlan sudah pingsan selama tiga hari dan selama itu pula ketiga orang ini juga berada di gua ini bersamanya, untuk menjaga dan merawatnya, itulah yang ia dengar dari Qixuan. Tianlan juga baru mengetahui nama kedua pemuda ini saat mereka memperkenalkan diri mereka padanya beberapa saat yang lalu. "Kenapa kalian mengikutiku?" Jiangwu dan Qixuan kini telah selesai memanggang dan mulai menghidangkan daging berasap tersebut di hadapan Tianlan dan Zhaoyang. Aroma masakan yang meng
Tianlan menyentuh anak panah tersebut sebelum menggenggam erat bagian tengah dari anak panah itu dan menariknya keluar. Tianlan kembali memperhatikan anak panah tersebut lebih seksama.Tianlan baru menyadari bahwa tampilan anak panah ini sangat-sangatlah unik. Jika anak panah pada umumnya hanya memiliki satu mata panah, maka anak panah yang saat ini ia genggam memiliki dua mata panah yang saling menyilang. Serta anak panah ini terbuat dari bambu, sangat berbeda dengan anak panah pada umumnya yang biasanya terbuat dari kayu."Ini tidak terlihat seperti anak panah biasa," gumam Tianlan sembari menyusuri keseluruhan bagian anak panah tersebut dengan Jari-jarinya."Itu bukan anak panah." Tiba-tiba suara jiwa yang baru lahir milik Tianlan bergema di dalam kepalanya.Mendengar itu, sebelah alis Tianlan terangkat, menandakan bahwa dia tidak mengerti dengan apa yang baru saja dikatakan oleh makhluk aneh dalam dirinya tersebut."Berhenti memanggilku makhluk
Di atas tanah, terdapat sebuah pola serta lubang kecil yang terlihat sedikit unik. Pola tersebut membentuk sebuah gambar dan corak yang membentang cukup luas. Tianlan meraih benda tersebut dari atas tanah dan kembali berdiri tegak, pola tersebut cukup luas, membentuk sebuah gambar Phoenix yang cukup besar. Tianlan berjongkok dan kembali melihat lubang kecil yang ia lihat pertama kali. Lubang ini juga memiliki bentuk yang tak kalah unik dengan pola Phoenix tersebut, lubang tersebut berada tepat di mata sang Phoenix. "Gege!" Tianlan melihat bayangan Zhaoyang datang dari kejauhan dan segera memposisikan dirinya untuk kembali berdiri tegak. Dia melihat ke arah datangnya Zhaoyang. Dari waktu ke waktu, bayangan Zhaoyang terlihat semakin jelas, dan pada akhirnya Zhaoyang sampai ke tempatnya berdiri. Tianlan sedikit merasa aneh, pasalnya beberapa saat yang lalu Qixuan baru saja mengatakan bahwa dia tidak bisa masuk ke sini disebabkan a
Dikatakan 700 tahun yang lalu, perang besar antara ras alam fana dan ras alam bawah telah terjadi di Jiangxi (Perbatasan antara dunia fana dan dunia bawah) Pada saat itu kedua alam berada dalam kekacauan besar, bahkan para Dewa tidak bisa melakukan apa pun. Seluruh pasukan dari alam bawah dipimpin oleh sang Raja Iblis, dia adalah Iblis terkuat pada masa itu, tak ada satu pun yang berani menentangnya, bahkan Dewa-Dewa tidak ada yang berani menyinggungnya. Sang Raja Iblis sangat berambisi untuk memenangkan pertempuran itu, dengan pedang Cahayanya, dia hampir membelah bumi. Pada saat itu, ras alam fana hanya bisa berharap kepada para Dewa agar bisa menahan Raja Iblis. Namun, kekuatan Raja Iblis begitu kuat, dia bahkan hampir bisa melumpuhkan sang Kaisar, pemimpin para Dewa. Akibat dari kekacauan tersebut, ketujuh roh spirit legendaris harus turun tangan untuk menghentikan Raja Iblis. Namun, untuk melumpuhkan sang Raja Iblis, ketujuh roh s
Lama ia menyusuri lorong ini dengan Zhaoyang di sisinya, namun dia tidak menemukan tanda-tanda adanya jalan keluar dari tempat ini. Tetapi, walaupun begitu, Tianlan masih harus menemukan jalan keluar dari sini, dia tidak mau mati sia-sia di tempat ini, percuma saja gelar Ketua Mafia paling disegani dan ditakuti yang ia sandang selama ini jika dia mati kelaparan di tempat ini, sungguh Tianlan tidak mau membayangkannya. Ketika mereka sudah berjalan cukup jauh dan Tianlan pun sudah hampir berniat untuk menghancurkan dinding-dinding berbatu ini, tanpa sengaja matanya menangkap cahaya samar yang berkedip-kedip melalui celah bebatuan. Melihat itu, Tianlan tanpa membuang waktu lebih lama lagi, langsung menghancurkan dinding batu tersebut dan berjalan masuk, diikuti oleh Zhaoyang di belakangnya. Tianlan mengira dia akan melihat pemandangan langit biru yang cerah serta menghirup udara hutan yang segar, namun harapannya itu pupus ketika matanya masih menangkap
Tianlan terus mengikuti cahaya tersebut sampai dia berhadapan dengan sebuah pintu, pintu tersebut terletak di bagian ruangan paling ujung, diapit oleh dua rak buku berukuran besar dan tinggi. Pantas saja Tianlan tidak bisa melihatnya. Cahaya tersebut kembali berkedip-kedip dan mengitari sekitar daun pintu. Tianlan maju dan mendorong pintu itu hingga terbuka. Ketika dia melangkahkan kakinya melewati pintu tersebut, tiba-tiba saja dia merasakan sebuah energi yang sangat besar merambat di seluruh tempat itu. Itu adalah ruangan kedua yang Tianlan temui selama dia di sini. Di ruangan ini, tidak terdapat perabotan seperti yang ia lihat di ruangan pertama. Ruangan ini tidak jauh berbeda dengan bagian dalam gua, hanya dinding berbatu saja yang bisa Tianlan lihat. Namun, sepertinya penglihatannya sedikit salah, karena ketika dia masuk lebih dalam lagi, dia bisa melihat arsitektur-arsitektur yang sama sekali tidak pernah ia lihat sebelumnya. Ruangan ini
Dari waktu ke waktu, cahaya-cahaya tersebut berpendar dan mulai memudar, menampilkan tujuh siluet yang berbeda."Melihat dari situasi ini, sepertinya sang pewaris telah tiba."Salah satu sosok tersebut berbicara, nada suaranya dingin dan tajam, seperti anak panah yang melesat dari busurnya."Aku tidak tahu akan secepat ini."Kali ini suara halus nan lembut lah yang Tianlan dengar, suara itu seperti menyimpan segala pengetahuan, tak terbantahkan dan mengandung banyak makna yang tersirat.Sosok-sosok tersebut sudah sepenuhnya berubah menjadi tubuh fisik. Salah satu sosok yang posisinya berada di pusat berjalan mendekati Tianlan. Dia adalah sesosok pria berjubah perak yang menawan, terlihat seperti sosok yang abadi namun masih tidak meninggalkan nilai dunia.Pria berjubah perak tersebut mengulurkan tangannya ke arah Tianlan, "Berikan tanganmu."Tianlan tidak membantah sedikit pun dan mengulurkan tangannya ke depan.Pria berjubah p