Share

38. Gulungan aneh.

Author: Moon
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Tianlan terus mengikuti cahaya tersebut sampai dia berhadapan dengan sebuah pintu, pintu tersebut terletak di bagian ruangan paling ujung, diapit oleh dua rak buku berukuran besar dan tinggi. Pantas saja Tianlan tidak bisa melihatnya.

Cahaya tersebut kembali berkedip-kedip dan mengitari sekitar daun pintu. Tianlan maju dan mendorong pintu itu hingga terbuka.

Ketika dia melangkahkan kakinya melewati pintu tersebut, tiba-tiba saja dia merasakan sebuah energi yang sangat besar merambat di seluruh tempat itu.

Itu adalah ruangan kedua yang Tianlan temui selama dia di sini. Di ruangan ini, tidak terdapat perabotan seperti yang ia lihat di ruangan pertama.

Ruangan ini tidak jauh berbeda dengan bagian dalam gua, hanya dinding berbatu saja yang bisa Tianlan lihat. Namun, sepertinya penglihatannya sedikit salah, karena ketika dia masuk lebih dalam lagi, dia bisa melihat arsitektur-arsitektur yang sama sekali tidak pernah ia lihat sebelumnya.

Ruangan ini

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Moon
Terima kasih atas dukungannya Saya akan lebih berusaha lagi ......
goodnovel comment avatar
utigini3112
update kurang banyak dan bab terlalu pendek
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjalanan Waktu Xie Tianlan   39. 7 Roh Spirit Legendaris.

    Dari waktu ke waktu, cahaya-cahaya tersebut berpendar dan mulai memudar, menampilkan tujuh siluet yang berbeda."Melihat dari situasi ini, sepertinya sang pewaris telah tiba."Salah satu sosok tersebut berbicara, nada suaranya dingin dan tajam, seperti anak panah yang melesat dari busurnya."Aku tidak tahu akan secepat ini."Kali ini suara halus nan lembut lah yang Tianlan dengar, suara itu seperti menyimpan segala pengetahuan, tak terbantahkan dan mengandung banyak makna yang tersirat.Sosok-sosok tersebut sudah sepenuhnya berubah menjadi tubuh fisik. Salah satu sosok yang posisinya berada di pusat berjalan mendekati Tianlan. Dia adalah sesosok pria berjubah perak yang menawan, terlihat seperti sosok yang abadi namun masih tidak meninggalkan nilai dunia.Pria berjubah perak tersebut mengulurkan tangannya ke arah Tianlan, "Berikan tanganmu."Tianlan tidak membantah sedikit pun dan mengulurkan tangannya ke depan.Pria berjubah p

  • Perjalanan Waktu Xie Tianlan   40. Pedang Cahaya Bentuk Baru.

    "Kami akan naik ke langit setelah melakukan tugas terakhir kami di dunia fana, setelah itu kami akan beristirahat di "XinYo"," ucap Jin Wen.("Xinyo" > Alam peristirahatan. Alam ini dijaga oleh seorang Dewa penjaga Xinyo, tempat bagi para roh, manusia serta makhluk yang telah terbebas dari tugas dunia untuk beristirahat.Note : Bukan kepercayaan kelompok mana pun. Ini murni hanya karangan semata)"Takdir adalah takdir, Pedang Cahaya telah lahir kembali dengan bentuk baru. Ramalan telah diucapkan, dan kekacauan tak terhindarkan. Waspadalah terhadap topeng rubah emas," lanjut Jin Wen.Mendengar itu, kepala Tianlan semakin pusing saja. Dia sama sekali tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Jin Wen."Apa sebenarnya yang ingin kau katakan?" Tianlan bertanya.Ketujuh Roh spirit tidak menjawab.Jin Yuan maju ke hadapan Tianlan dan meletakkan telapak tangannya di dahi Tianlan."Identitasmu adalah Pangeran Mahkota Kekaisaran

  • Perjalanan Waktu Xie Tianlan   41. Menanyakan Tentang Pedang.

    Ketika Tianlan tersadar, yang terlihat di penglihatannya untuk pertama kalinya adalah pemandangan langit biru serta awan-awan yang bertebaran.Dia memijit pelipisnya sebelum bangkit dan melihat sekeliling.Saat ini dia berada di sebuah daratan yang hanya dikelilingi oleh air. Sejauh mata memandang, Tianlan hanya bisa melihat air, air dan air.Tianlan merasa dia seperti terdampar di sebuah pulau tidak berpenghuni, sangat senyap dan jauh."Aku sangat tidak mengira bahwa roh-roh itu akan memberikan banyak keuntungan padamu bocah."Tianlan memutar tubuhnya ketika mendengar suara itu. Dia melihat sesosok kecil yang sangat familiar tengah duduk di atas sebuah batu besar.Sosok itu adalah Ruan Ning yang Tianlan lihat ketika dia tak sengaja masuk ke dalam Dantiannya.Ruan Ning melihat ke arahnya dengan malas, "Mereka sangat tidak tahu malu, dengan seenaknya mereka melemparku ke dimensi ini."Tianlan mengabaikan ocehan makhluk itu dan l

  • Perjalanan Waktu Xie Tianlan   42. Pewaris Pantatnya!

    "Ketujuh Roh spirit memberikanmu kekuatan untuk misi yang harus kau jalani."Alis Tianlan mengernyit ketika mendengar kata yang sangat tidak asing di telinganya, "Misi?"Ruan Ning menganggukkan kepalanya, "Mereka ingin kau membunuh Pendiri Sekte Cermin Giok."Tianlan merasa roh-roh spirit ini benar-benar tidak punya hati nurani, mereka secara sepihak memberikan Misi untuk Tianlan, bahkan tanpa meminta persetujuannya.Pupus sudah harapan Tianlan untuk bisa hidup tenang di kehidupan ini."Mereka memberimu ini." Ruan Ning melempar sesuatu ke arah Tianlan.Itu adalah sebuah gulungan yang terlihat sangat familiar. Tianlan meraih gulungan tersebut dan membukanya. Benar saja, itu adalah gulungan yang sama seperti yang ia lihat ketika masih di dalam gua."Lihatlah lebih seksama," ucap Ruan Ning dengan nada malas, makhluk itu berbaring di atas batu dengan sebelah tangannya menyangga kepalanya dan satu kaki menindih kaki lainnya.Tianlan

  • Perjalanan Waktu Xie Tianlan   43. Latihan Pertama.

    "Tidak, aku tidak mau!" ucap Tianlan sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Dia membuang muka ke arah lain, memasang gestur menolak.Yang benar saja, dia tidak mau repot-repot melakukan misi tidak penting ini.Sebuah pembuluh darah terbentuk di pelipis Ruang Ning, "Kau harus menerima ini apa pun yang terjadi! Tidak bisa membantah!""Lalu bagaimana caranya agar aku bisa membatalkannya?""Tidak bisa dibatalkan, Itu sebabnya terima saja dengan tangan terbuka," jawab Ruan Ning final, "Tidak ada bantahan lagi, pergi temui anak itu, sepertinya dia sudah mulai siuman."Setelah mendengar ucapan Ruan Ning, Tianlan segera berbalik dan pergi ke pondok kecil itu lagi.Dia memasuki pondok dan melihat Zhaoyang yang kini telah membuka kedua matanya.Anak itu tidak berbicara, tetapi ketika dia melihat Tianlan, barulah bibir itu bersuara."Di- mana aku?"Tianlan terdiam.Dia terkejut. Tentu saja dia terkejut, pasalnya secar

  • Perjalanan Waktu Xie Tianlan   44. Ribuan Cahaya Di Udara Dimensi Ruang Dan Waktu.

    Tianlan merebahkan tubuhnya di atas rerumputan. Dadanya naik turun seiring dengan nafasnya yang tidak beraturan. Dalam hati dia mengutuk tubuh yang begitu lemah ini, padahal ketika dia masih menjadi Ketua Mafia, berlari mendaki hingga menuruni gunung saja belum membuatnya lelah."Aku hanya menyuruhmu berlari hingga matahari terbenam, bukan menyuruhmu berlari selama sepuluh tahun tanpa henti," ucap Ruan Ning sembari merebahkan pantatnya untuk ikut duduk di sebelah Tianlan."Berisik, ini karena tubuh ini sangat lemah," gerutu Tianlan.Ruan Ning sangat mengerti itu, dia bahkan mengetahui bahwa jiwa yang saat ini bersemayam di tubuh Tianlan bukanlah jiwa yang asli, melainkan jiwa yang telah melewati berbagai ruang dan waktu untuk bisa sampai ke dunia ini.Jangan lupa bahwa sebelum dia dilempar di dimensi ruang dan waktu ini, Ruan Ning sudah terlebih dahulu tinggal di dalam Dantian Tianlan.Ruan Ning memperhatikan Danau di depan mereka. Kini matahari su

  • Perjalanan Waktu Xie Tianlan   45. Berhasil.

    Sudah ratusan kali Tianlan mencoba agar dia bisa menyeimbangkan tubuhnya di atas air, tetapi masih saja gagal.Rasanya ingin sekali dia mengomeli Ruan Ning, mengatakan bahwa tidak mungkin orang bisa berlari di atas air tanpa kemampuan Qinggongnya.Sangat tidak masuk akal.Saat ini Tianlan tengah duduk di tepi Danau, beristirahat sebentar sebelum melanjutkan latihannya lagi.Dia membuka gulungan ditangannya. Mungkin ada satu metode dari gulungan ini yang bisa membantunya.Tianlan mulai membaca isi gulungan tersebut.Tidak ada yang istimewa, isinya masih sama seperti yang ia baca ketika pertama kali mendapatkan gulungan ini.Hanya saja, ada satu tulisan yang mencuri perhatian Tianlan. Itu berbunyi, "Roh dan Jiwa adalah sama, bersatu padu membentuk Jiwa spiritual baru.""Roh dan jiwa? Jiwa Spiritual?"Terdengar seperti mantra.aRoh dan Jiwa.Jiwa spiritual.Ah, sepertinya Tianlan mengerti.Dia me

  • Perjalanan Waktu Xie Tianlan   46. Empat Tahun Telah Berlalu.

    Yang benar saja, kemampuan Tianlan tidak sebanding dengan kemampuannya ketika masih menjadi Ketua Mafia, dan Ruan Ning langsung memberikannya latihan seperti ini?Bisa dipastikan bahwa Tianlan tidak akan bisa keluar dengan keadaan baik-baik saja dari array ini.SyutCrass"Ssh." Ringisan keluar dari mulut Tianlan.Sangat sulit bergerak dengan leluasa dalam array sempit seperti ini, apalagi tidak ada senjata yang bisa membantu Tianlan serta kemampuannya yang saat ini masih belum memadai, mungkin dia tidak akan bisa keluar dari array ini hidup-hidup.Anak-anak panah tersebut terus melesat ke dalam array secara bertubi-tubi. Tianlan benar-benar dibuat kewalahan, dalam hati ia merutuki Ruan Ning yang telah memberikan latihan seperti ini dalam kondisi Tianlan yang masih lemah."Aku akan membalasmu Ruan Ning! Dasar makhluk aneh!" Teriak Tianlan kesal.Sambil menyeruput tehnya, alis Ruan Ning mengerny

Latest chapter

  • Perjalanan Waktu Xie Tianlan   Bab 88 : Danau yang Menjadi Padang Tandus.

    Zhaoyang yang melihat Tianlan sudah sadar langsung menghampiri lelaki itu dengan sebuah nampan berisi obat di tangannya.Tianlan menatap Zhaoyang.“Lan-ge, apakah kau baik-baik saja?” tanya Zhaoyang.Tianlan bangkit dari tempat tidur dan merasa punggungnya agak kebas. Mungkin karena lukanya belum sembuh, jadi masih terasa berdenyut.“Berapa lama aku tidak sadarkan diri?” tanya Tianlan..“Tiga hari,” jawab Zhaoyang.Mata Tianlan terbelalak mendengar itu. “Tiga hari? Apa saja yang terjadi saat aku sedang tidak sadarkan diri? Bagaimana keadaan Sekte?”Zhaoyang meletakkan nampan yang ia pegang di atas meja dan menjawab. “Saat kau pingsan, para iblis mundur secara tiba-tiba. Aku tidak tahu apa yang menyebabkan mereka mundur, tapi Master Hua Rong juga langsung pergi setelah mengantarmu ke kamar.”“Lalu di mana Hua Rong sekarang?” tanya Tianlan.Zhaoyang menggeleng. “Aku tidak tahu, dia tidak mengatakan padaku akan pergi ke mana, dia hanya memintaku menjagamu.”Mendengar itu, Tianlan langsun

  • Perjalanan Waktu Xie Tianlan   Bab 87 : Berakhirnya Ingatan Kehidupan Pertama.

    Akhirnya, Pangeran Xie pergi untuk melaksanakan tugasnya. Ia membawa pasukan terlatih bersamanya. Sesampainya di dua daratan, pangeran Xie beserta pasukannya mulai menyebarkan rumor yang memicu konflik antara dua daratan itu. Mereka berhasil mengadu domba dua daratan dan meredakan konflik kekaisaran. Membuat para rakyat berhenti mempertanyakan pemerintah kekaisaran. Setelah tugasnya selesai, pangeran Xie kembali ke kekaisaran. Awalnya semuanya berjalan baik-baik saja. Tetapi, situasinya mulai tak terkendali. Konflik antara kedua daratan kian hari kian memanas. Bahkan, sudah ada beberapa kasus penyerangan yang menewaskan beberapa rakyat. Hingga puncaknya, perang besar pecah antara dua daratan itu. Mereka saling menyerang, dan saling membunuh. Tidak ada belas kasihan dalam perang ini. Bukan hanya pasukan militer, tapi anak-anak, para wanita dan para lansia juga ikut menjadi korban. Perang ini berlangsung sampai berhari-hari, yang membuat Pangeran Xie merasa sangat bersalah. Ak

  • Perjalanan Waktu Xie Tianlan   Bab 86 : Hadiah Pedang.

    Luo Beng menatap pedang ditangannya dengan wajar sumringah. Ia lalu berdiri dan mengayun-ayunkan pedangnya dengan lihai. Senyum lebar tak pernah luntur dari wajahnya yang rupawan. Tianlan melihat ayunan pedang yang Luo Beng lakukan. Walaupun saat ini Luo Beng hanya sedang bermain-main dengan pedang itu, Tianlan bahkan bisa merasakan kekuatan dari setiap ayunannya. Gerakannya halus dan mengalir tanpa hambatan, tidak berlebihan tetapi kuat. Teknik pedang yang ia gunakan adalah teknik pedang tingkat tinggi. Bahkan di usianya yang masih 16 tahun ini, Luo Beng sudah bisa menggunakan teknik pedang tingkat tinggi. Tidak heran jika nanti dia bisa menjadi Raja Iblis terkuat di alam bawah. Luo Beng sudah selesai mengayun-ayunkan pedangnya dan kembali menghampiri Pangeran Xie. "Apa kau menyukainya?" tanya pangeran Xie. Luo Beng mengangguk antusias. "Karena Kakak Xie yang memberikannya, aku akan menamai pedang ini Zhaoyang Hong, yang artinya matahari terbit. Pedang ini akan bersinar ter

  • Perjalanan Waktu Xie Tianlan   Bab 85 : Kehidupan Pertama.

    Karena sibuk memikirkan siapa dalang dibalik penyerangan ini, Tianlan tidak bisa fokus dengan para Iblis yang terus menerus menyerang. Ia terlalu shock karena mengetahui banyak fakta yang mengejutkan."Lan-ge!" Zhaoyang berteriak memanggil Tianlan saat melihat salah satu iblis yang ingin menyerang pria itu. "Sial!"Zhaoyang berlari kencang ke arah Tianlan untuk menghentikan iblis itu. Namun, ia sedikit terlambat, karena iblis itu sudah terlebih dahulu mencakar punggung Tianlan. Darah merembes dari punggung Tianlan. Bagian belakang hanfunya kini telah basah oleh darahnya sendiri.Wajahnya pucat, pandangannya buram. Melihat mayat-mayat muridnya yang bergelimpangan, serta kekacauan yang terjadi di sekitarnya. Entah kenapa, rasanya Tianlan seperti pernah melihat moment seperti ini sebelumnya. Di mana ia pernah melihat kejadian seperti ini, semuanya sama persis.Bayangan-bayangan acak kembali muncul dalam benaknya. Ia melihat pedang yang berlapis emas, lalu ia juga melihat topeng berwajah

  • Perjalanan Waktu Xie Tianlan   Bab 84 : Ulah Siapa?

    Guhao menatap keluar jendela istana. Ia menyeringai lebar. Asap hitam menyelimuti tubuhnya yang tegap di bawah sinar rembulan.Istana malam ini terasa sunyi."Sebentar lagi, kekuatanku akan melampaui Raja Iblis Luo. Tetapi bukan dengan cara beradu kekuatan, melainkan beradu kelihaian."Tawanya menggema di seluruh ruangan. Seringaiannya semakin melebar seiring waktu, ia menggenggam erat giok hijau di tangannya.Tubuh yang saat ini ia tempati hanyalah wadah. Selama 700 tahun ia berkelana. Sudah banyak tubuh yang ia rasuki.Tubuh aslinya hanya berupa asap hitam. Jika ia bisa merasuki tubuh Luo Beng, maka ia akan abadi dan menjadi yang paling kuat diantara yang lainnya. "Hahahah." Tawa menggelegar kembali ia keluarkan.Wajah Xie Tianlan muncul dalam benaknya. Semakin ia mengingat wajah itu, maka semakin senang pula hatinya.Reinkarnasi Pangeran Xie telah muncul kembali setelah 700 tahun menghilang. Dia sudah bereinkarnasi untuk yang ke-6 kalinya, namun Luo Beng masih belum bisa mematahka

  • Perjalanan Waktu Xie Tianlan   Bab 83 : Sekte diserang.

    Tianlan berusaha memejamkan matanya, ia ingin fokus bermeditasi. Konsentrasi penuh ia lakukan hanya untuk mendapatkan ketenangan.Namun, setiap kali dia ingin berkonsentrasi, ada saja hal yang membuyarkan pikirannya. Dari mulai suara langkah kaki para prajurit yang berjaga, lalu suara dahan yang tertiup angin, dan bahkan suara angin itu sendiri. Semunya mengganggu. Tianlan membuka mata, ia menghembuskan nafas lelah. Karena pembicaraannya dengan Guhao beberapa saat yang lalu, ketenangannya terganggu. Bahkan ia tidak melihat Hua Rong sampai sekarang. Ia bertanya-tanya, kemana pria rubah itu pergi sampai selama ini? Ini hanya membuatnya makin stress. "Pangeran Mahkota datang!" Teriak Kasim dari luar kamar Tianlan.Tianlan melihat ke arah pintu, di sana nampak Pangeran Hanji yang sedang berjalan memasuki kamar peristirahatan Tianlan."Maaf mengganggu waktumu Tuan Muda Xie," ucap Pangeran Hanji seraya membungkukkan tubuhnya memberi hormat.Tianlan berdiri dan ikut memberi hormat. Walaupu

  • Perjalanan Waktu Xie Tianlan   Bab 82 : Konferensi Sekte Dimulai.

    'Tidakkah kau merasa seperti De javu pada tempat ini?' Ruan Ning balas bertanya.Sejak awal Tianlan memang merasa pernah datang ke sini dan mengenali tempat ini. Tetapi untuk de javu atau semacamnya, Tianlan belum pernah merasakan hal seperti itu sebelumnya.Namun, tak lama kemudian Tianlan ingat. Saat di danau bersama Hua Rong malam itu, ia pernah melihat gambaran-gambaran sekilas, yang menyebabkan kepalanya pusing hingga ia hampir tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya."Aku pernah melihat beberapa gambaran. Seperti topeng, lalu jubah, dan kemudian lentera. Aku seolah melihat benda-benda itu secara bergantian," jawab Tianlan sambil mengingat gambaran-gambaran itu.Ruan Ning tidak mengatakan apa pun lagi. Untuk beberapa saat mereka terdiam. Tidak ada yang membuka suara, sehingga ruangan itu berubah sunyi.'Tidakkah mau berpikir bahwa itu adalah ingatan dari kehidupan masa lalumu? Mungkin dari kehidupanmu yang sebelum-sebelumnya, yang kau lupakan dan muncul lagi saat ini.'Tianlan terliha

  • Perjalanan Waktu Xie Tianlan   Bab 81 : Raja Iblis Luo muncul.

    "Apakah kau mengira kau akan bisa melampauiku dengan cara seperti ini?"Tawa remeh pria misterius itu menggema di penjuru pasar yang telah sepi. Karena insiden Iblis tadi, tidak ada lagi orang-orang yang berani keluar rumah. Mereka semua kembali ke rumah masing-masing dan mengunci pintu rapat-rapat. Berlindung di dalam rumah yang menurut mereka tempat paling aman untuk bersembunyi."Siapa sangka aku akan bertemu Raja Iblis Luo secepat ini." Masih dengan tawa remeh, pria misterius itu tak melonggarkan sedikit pun kewaspadaannya. "Bukankah pertemuan pertama kita ini terlalu tegang? Bagaimana jika kita minum teh bersama dan mengingat masa lalu, bagaimana menurutmu Hua Rong? Ah tidak, maaf karena telah salah menyebut namamu. Biar kuulangi sekali lagi ... Bagaimana menurutmu, Raja Iblis Luo?"Hua Rong masih berdiri diam seperti patung. Jika ada orang awam yang melihatnya saat ini, pasti mereka mengira bahwa Hua Rong bersikap terlalu tenang. Namun, yang tak mereka ketahui adalah, di balik s

  • Perjalanan Waktu Xie Tianlan   Bab 80 : Pertanyaan Kaisar.

    Ketika ia menyerahkan anaknya dulu ke keluarga Bei. Ia selalu mengunjungi keluarga itu satu kali dalam sebulan. Ia memberikan keperluan yang dibutuhkan keluarga Bei, agar bisa merawat anaknya dengan baik.Sejujurnya bukan keinginannya untuk menyerahkan putranya ke keluarga Bei. Namun, pada saat itu para penasehat istana, mentri-mentri dan para pejabat lainnya terus menerus mendesaknya untuk membuang anak tersebut.Saat putranya baru dilahirkan, ratunya meninggal. Menciptakan kesedihan tak berkesudahan dari rakyat kekaisaran Tang. Ia juga mendapat kabar bahwa putranya memiliki masalah dengan matanya.Mulai saat itu, kekaisaran dilanda masalah. Semakin putranya bertumbuh besar, masalah di kekaisaran semakin parah.Para pejabat istana menganggap bahwa semua masalah yang dihadapi kekaisaran adalah akibat dari kelahiran putranya yang buta. Mereka menganggap putranya sebagai pembawa sial dan aib kekaisaran. Karena takut keselamatan putranya terancam, kaisar membawa putranya ke desa Dan, te

DMCA.com Protection Status