Tianlan merebahkan tubuhnya di atas rerumputan. Dadanya naik turun seiring dengan nafasnya yang tidak beraturan. Dalam hati dia mengutuk tubuh yang begitu lemah ini, padahal ketika dia masih menjadi Ketua Mafia, berlari mendaki hingga menuruni gunung saja belum membuatnya lelah.
"Aku hanya menyuruhmu berlari hingga matahari terbenam, bukan menyuruhmu berlari selama sepuluh tahun tanpa henti," ucap Ruan Ning sembari merebahkan pantatnya untuk ikut duduk di sebelah Tianlan.
"Berisik, ini karena tubuh ini sangat lemah," gerutu Tianlan.
Ruan Ning sangat mengerti itu, dia bahkan mengetahui bahwa jiwa yang saat ini bersemayam di tubuh Tianlan bukanlah jiwa yang asli, melainkan jiwa yang telah melewati berbagai ruang dan waktu untuk bisa sampai ke dunia ini.
Jangan lupa bahwa sebelum dia dilempar di dimensi ruang dan waktu ini, Ruan Ning sudah terlebih dahulu tinggal di dalam Dantian Tianlan.
Ruan Ning memperhatikan Danau di depan mereka. Kini matahari su
Sudah ratusan kali Tianlan mencoba agar dia bisa menyeimbangkan tubuhnya di atas air, tetapi masih saja gagal.Rasanya ingin sekali dia mengomeli Ruan Ning, mengatakan bahwa tidak mungkin orang bisa berlari di atas air tanpa kemampuan Qinggongnya.Sangat tidak masuk akal.Saat ini Tianlan tengah duduk di tepi Danau, beristirahat sebentar sebelum melanjutkan latihannya lagi.Dia membuka gulungan ditangannya. Mungkin ada satu metode dari gulungan ini yang bisa membantunya.Tianlan mulai membaca isi gulungan tersebut.Tidak ada yang istimewa, isinya masih sama seperti yang ia baca ketika pertama kali mendapatkan gulungan ini.Hanya saja, ada satu tulisan yang mencuri perhatian Tianlan. Itu berbunyi, "Roh dan Jiwa adalah sama, bersatu padu membentuk Jiwa spiritual baru.""Roh dan jiwa? Jiwa Spiritual?"Terdengar seperti mantra.aRoh dan Jiwa.Jiwa spiritual.Ah, sepertinya Tianlan mengerti.Dia me
Yang benar saja, kemampuan Tianlan tidak sebanding dengan kemampuannya ketika masih menjadi Ketua Mafia, dan Ruan Ning langsung memberikannya latihan seperti ini?Bisa dipastikan bahwa Tianlan tidak akan bisa keluar dengan keadaan baik-baik saja dari array ini.SyutCrass"Ssh." Ringisan keluar dari mulut Tianlan.Sangat sulit bergerak dengan leluasa dalam array sempit seperti ini, apalagi tidak ada senjata yang bisa membantu Tianlan serta kemampuannya yang saat ini masih belum memadai, mungkin dia tidak akan bisa keluar dari array ini hidup-hidup.Anak-anak panah tersebut terus melesat ke dalam array secara bertubi-tubi. Tianlan benar-benar dibuat kewalahan, dalam hati ia merutuki Ruan Ning yang telah memberikan latihan seperti ini dalam kondisi Tianlan yang masih lemah."Aku akan membalasmu Ruan Ning! Dasar makhluk aneh!" Teriak Tianlan kesal.Sambil menyeruput tehnya, alis Ruan Ning mengerny
Dari tengah danau yang tenang, terdengar alunan melodi yang begitu indah, tersebar di setiap penjuru dimensi ruang dan waktu.Suara itu berasal dari seruling bambu yang dimainkan Tianlan.Pada awalnya alunan melodi tersebut terdengar begitu tenang dan lembut. Bahkan Zhaoyang ikut terhipnotis dalam permainan Tianlan, namun lama-kelamaan, nada-nada dari seruling itu semakin tajam dan kuat.Suasana yang semula tenang kini menjadi lebih menegangkan, setiap melodi yang keluar dari seruling itu menimbulkan dampak yang besar pada lingkungan sekitarnya.Angin bertiup kencang di dalam dimensi ruang dan waktu, air danau yang tadinya tenang kini terombang-ambing secara acak.Zhaoyang merasa seolah-olah dimensi ini bergejolak.Lama dalam keadaan kacau seperti itu, akhirnya melodi dari seruling yang dimainkan Tianlan kembali tenang dan semakin tenang hingga tak terdengar lagi oleh Zhaoyang.Semuanya juga sudah kembali seperti semula, aman dan dama
Bruk"Aww!" Zhaoyang meringis ketika pantatnya secara tidak sengaja menghantam tanah keras di bawahnya.Sementara Tianlan berdiri di sebelah Zhaoyang.Mereka baru saja dikeluarkan dari Dimensi ruang dan waktu oleh Ruan Ning, dan kini mereka sedang berada di tengah hutan.Dulu ketika mereka bertemu ketujuh roh spirit, mereka berada di dalam gua. Dan sekarang ketika mereka keluar dari Dimensi ruang dan waktu, mereka dilempar di tengah hutan."Dasar Ruan Ning makhluk aneh yang kejam," gerutu Zhaoyang. Sepertinya sifat yang anak ini miliki sekarang setengahnya berasal dari Tianlan, terbukti dari gerutuannya barusan, tidak jauh berbeda dengan Tianlan.Tianlan memperhatikan sekelilingnya, sepertinya dia pernah melihat tempat ini sebelumnya.Setelah membersihkan kotoran di pakaiannya, Zhaoyang mendekati Tianlan dan bertanya, "Gege, di mana ini?""Hutan Beast," gumam Tianlan setelah terdiam beberapa detik.Ini a
Keduanya - Tianlan dan Zhaoyang - sedang berjalan-jalan di sekitar pasar Desa Zao. Mereka ingin melihat-lihat apa saja perubahan yang dialami Desa ini selama 4 tahun terakhir.Tianlan menyadari bahwa banyak sekali perbedaan yang ia temui dari tempat ini.Jika dulu Desa ini terasa begitu suram, maka sekarang Desa ini terasa begitu ramai dan maju. Tianlan bisa merasakan perbedaannya lewat kios-kios pedagang yang buka di sepanjang jalan. Jika dulu kios-kios itu hanya berupa gerobak dorong kecil, maka sekarang kios-kios itu telah berubah menjadi sebuah toko.Bahkan jumlah toko-toko yang berdiri di sini sudah lebih banyak dibandingkan 4 tahun yang lalu.Tianlan melihat sebuah kios yang masih menggunakan gerobak dorong, gerobak itu berada di tepi jalan tepat di depan antara toko alat tulis dan toko peralatan rumah tangga yang juga berada tepat di sebelah toko alat tulis.Gerobak itu terlihat begitu familiar, dan itu membuat Tianlan memutuskan untuk mengh
"Kisah persaudaraan antara Raja Luo dan Pangeran Mahkota Xie serta awal mula perang besar 700 tahun yang lalu, akan diurai dalam pertunjukan ini!" ucap pelukis itu dengan suara lantang.Sedari awal Tianlan sudah tertarik dengan pertunjukan ini. Setelah mendengar ucapan pelukis itu tadi, Tianlan tak bisa menahan rasa penasarannya. Mungkin dia akan mendapatkan beberapa informasi tentang Raja Iblis Luo jika dia benar-benar fokus dengan pertunjukan ini.Perang besar 700 tahun lalu yang dikatakan oleh pelukis itu pastilah perang yang sama dengan perang antara ras alam bawah dan ras alam fana, yang menyebabkan alam fana terguncang hebat pada masa itu.Jika itu benar, maka Tianlan akan sangat bersyukur, karena ini sangat penting untuk misinya.Pelukis itu kemudian melempar gulungannya ke udara.Setelah dilempar, gulungan itu tidak langsung jatuh ke bawah. Benda itu tetap melayang di udara sampai pelukis itu mulai menari-nari di atas panggung dengan memain
"Kekuatan, keindahan, kecantikan, ketampanan, serta kejayaan. Semua itu terkumpul menjadi satu dalam diri Pangeran Mahkota Xie. Dia lahir dan tumbuh di istana Kekaisaran Xie. Dia adalah cahaya dari cahaya, seseorang yang ditakdirkan untuk kedamaian dunia. Tak ada seorang pun yang bisa mengalihkan pandangan sedetikpun dari sosoknya. Dialah manusia pertama yang dianugerahi para Dewa dengan gelar Berlian Perak Dari Timur." "Sedangkan Raja Luo adalah seorang jenius legendaris yang pernah ada. Sosoknya dingin dan penuh misteri, Kekuatannya begitu luar biasa hingga bisa menghancurkan satu kerajaan hanya dalam waktu satu malam. Tidak pernah kalah dalam perang dan selalu membawa kejayaan bagi kerajaannya, Raja Luo dijuluki sebagai Rubah Emas Pembawa Petaka dari para musuh-musuhnya." "Hubungan diantara Raja Luo dan Pangeran Mahkota Xie begitu kuat. Mereka seakan terhubung oleh sebuah benang takdir. Selalu bersama dan saling melengkapi satu sama lain. Hingga sampai suatu ketik
Tianlan mencari ke sana kemari, tetapi dia tak menemukan sosok pelukis Hua Rong di mana pun. Karena sepertinya dia tidak akan menemukan keberadaan pelukis Hua Rong, maka Tianlan memutuskan untuk tidak mencarinya lagi. Mungkin pria itu sudah keluar dari Desa ini sehingga Tianlan tidak bisa lagi menyusulnya. Kini Tianlan dan Zhaoyang memasuki sebuah kedai teh, karena Tianlan ingin mencari tempat tinggal baru, maka dia harus mencari banyak informasi, dan kedai teh adalah tempat yang tepat untuk mendapatkan informasi, karena banyak orang-orang yang berkunjung ke sini, tentu saja akan banyak pembicaraan-pembicaraan yang masuk ke telinganya. Tianlan memesan teh dan duduk di salah satu meja. Ia terus melamun sampai akhirnya tehnya datang. Sedari tadi Tianlan terus mengingat kejadian beberapa menit yang lalu, dia memikirkan bagaimana tubuhnya merespon cerita yang disampaikan pelukis Hua Rong. Perasaan sedih yang ia rasakan, serta tatapan Hua Rong. Semua itu b
Zhaoyang yang melihat Tianlan sudah sadar langsung menghampiri lelaki itu dengan sebuah nampan berisi obat di tangannya.Tianlan menatap Zhaoyang.“Lan-ge, apakah kau baik-baik saja?” tanya Zhaoyang.Tianlan bangkit dari tempat tidur dan merasa punggungnya agak kebas. Mungkin karena lukanya belum sembuh, jadi masih terasa berdenyut.“Berapa lama aku tidak sadarkan diri?” tanya Tianlan..“Tiga hari,” jawab Zhaoyang.Mata Tianlan terbelalak mendengar itu. “Tiga hari? Apa saja yang terjadi saat aku sedang tidak sadarkan diri? Bagaimana keadaan Sekte?”Zhaoyang meletakkan nampan yang ia pegang di atas meja dan menjawab. “Saat kau pingsan, para iblis mundur secara tiba-tiba. Aku tidak tahu apa yang menyebabkan mereka mundur, tapi Master Hua Rong juga langsung pergi setelah mengantarmu ke kamar.”“Lalu di mana Hua Rong sekarang?” tanya Tianlan.Zhaoyang menggeleng. “Aku tidak tahu, dia tidak mengatakan padaku akan pergi ke mana, dia hanya memintaku menjagamu.”Mendengar itu, Tianlan langsun
Akhirnya, Pangeran Xie pergi untuk melaksanakan tugasnya. Ia membawa pasukan terlatih bersamanya. Sesampainya di dua daratan, pangeran Xie beserta pasukannya mulai menyebarkan rumor yang memicu konflik antara dua daratan itu. Mereka berhasil mengadu domba dua daratan dan meredakan konflik kekaisaran. Membuat para rakyat berhenti mempertanyakan pemerintah kekaisaran. Setelah tugasnya selesai, pangeran Xie kembali ke kekaisaran. Awalnya semuanya berjalan baik-baik saja. Tetapi, situasinya mulai tak terkendali. Konflik antara kedua daratan kian hari kian memanas. Bahkan, sudah ada beberapa kasus penyerangan yang menewaskan beberapa rakyat. Hingga puncaknya, perang besar pecah antara dua daratan itu. Mereka saling menyerang, dan saling membunuh. Tidak ada belas kasihan dalam perang ini. Bukan hanya pasukan militer, tapi anak-anak, para wanita dan para lansia juga ikut menjadi korban. Perang ini berlangsung sampai berhari-hari, yang membuat Pangeran Xie merasa sangat bersalah. Ak
Luo Beng menatap pedang ditangannya dengan wajar sumringah. Ia lalu berdiri dan mengayun-ayunkan pedangnya dengan lihai. Senyum lebar tak pernah luntur dari wajahnya yang rupawan. Tianlan melihat ayunan pedang yang Luo Beng lakukan. Walaupun saat ini Luo Beng hanya sedang bermain-main dengan pedang itu, Tianlan bahkan bisa merasakan kekuatan dari setiap ayunannya. Gerakannya halus dan mengalir tanpa hambatan, tidak berlebihan tetapi kuat. Teknik pedang yang ia gunakan adalah teknik pedang tingkat tinggi. Bahkan di usianya yang masih 16 tahun ini, Luo Beng sudah bisa menggunakan teknik pedang tingkat tinggi. Tidak heran jika nanti dia bisa menjadi Raja Iblis terkuat di alam bawah. Luo Beng sudah selesai mengayun-ayunkan pedangnya dan kembali menghampiri Pangeran Xie. "Apa kau menyukainya?" tanya pangeran Xie. Luo Beng mengangguk antusias. "Karena Kakak Xie yang memberikannya, aku akan menamai pedang ini Zhaoyang Hong, yang artinya matahari terbit. Pedang ini akan bersinar ter
Karena sibuk memikirkan siapa dalang dibalik penyerangan ini, Tianlan tidak bisa fokus dengan para Iblis yang terus menerus menyerang. Ia terlalu shock karena mengetahui banyak fakta yang mengejutkan."Lan-ge!" Zhaoyang berteriak memanggil Tianlan saat melihat salah satu iblis yang ingin menyerang pria itu. "Sial!"Zhaoyang berlari kencang ke arah Tianlan untuk menghentikan iblis itu. Namun, ia sedikit terlambat, karena iblis itu sudah terlebih dahulu mencakar punggung Tianlan. Darah merembes dari punggung Tianlan. Bagian belakang hanfunya kini telah basah oleh darahnya sendiri.Wajahnya pucat, pandangannya buram. Melihat mayat-mayat muridnya yang bergelimpangan, serta kekacauan yang terjadi di sekitarnya. Entah kenapa, rasanya Tianlan seperti pernah melihat moment seperti ini sebelumnya. Di mana ia pernah melihat kejadian seperti ini, semuanya sama persis.Bayangan-bayangan acak kembali muncul dalam benaknya. Ia melihat pedang yang berlapis emas, lalu ia juga melihat topeng berwajah
Guhao menatap keluar jendela istana. Ia menyeringai lebar. Asap hitam menyelimuti tubuhnya yang tegap di bawah sinar rembulan.Istana malam ini terasa sunyi."Sebentar lagi, kekuatanku akan melampaui Raja Iblis Luo. Tetapi bukan dengan cara beradu kekuatan, melainkan beradu kelihaian."Tawanya menggema di seluruh ruangan. Seringaiannya semakin melebar seiring waktu, ia menggenggam erat giok hijau di tangannya.Tubuh yang saat ini ia tempati hanyalah wadah. Selama 700 tahun ia berkelana. Sudah banyak tubuh yang ia rasuki.Tubuh aslinya hanya berupa asap hitam. Jika ia bisa merasuki tubuh Luo Beng, maka ia akan abadi dan menjadi yang paling kuat diantara yang lainnya. "Hahahah." Tawa menggelegar kembali ia keluarkan.Wajah Xie Tianlan muncul dalam benaknya. Semakin ia mengingat wajah itu, maka semakin senang pula hatinya.Reinkarnasi Pangeran Xie telah muncul kembali setelah 700 tahun menghilang. Dia sudah bereinkarnasi untuk yang ke-6 kalinya, namun Luo Beng masih belum bisa mematahka
Tianlan berusaha memejamkan matanya, ia ingin fokus bermeditasi. Konsentrasi penuh ia lakukan hanya untuk mendapatkan ketenangan.Namun, setiap kali dia ingin berkonsentrasi, ada saja hal yang membuyarkan pikirannya. Dari mulai suara langkah kaki para prajurit yang berjaga, lalu suara dahan yang tertiup angin, dan bahkan suara angin itu sendiri. Semunya mengganggu. Tianlan membuka mata, ia menghembuskan nafas lelah. Karena pembicaraannya dengan Guhao beberapa saat yang lalu, ketenangannya terganggu. Bahkan ia tidak melihat Hua Rong sampai sekarang. Ia bertanya-tanya, kemana pria rubah itu pergi sampai selama ini? Ini hanya membuatnya makin stress. "Pangeran Mahkota datang!" Teriak Kasim dari luar kamar Tianlan.Tianlan melihat ke arah pintu, di sana nampak Pangeran Hanji yang sedang berjalan memasuki kamar peristirahatan Tianlan."Maaf mengganggu waktumu Tuan Muda Xie," ucap Pangeran Hanji seraya membungkukkan tubuhnya memberi hormat.Tianlan berdiri dan ikut memberi hormat. Walaupu
'Tidakkah kau merasa seperti De javu pada tempat ini?' Ruan Ning balas bertanya.Sejak awal Tianlan memang merasa pernah datang ke sini dan mengenali tempat ini. Tetapi untuk de javu atau semacamnya, Tianlan belum pernah merasakan hal seperti itu sebelumnya.Namun, tak lama kemudian Tianlan ingat. Saat di danau bersama Hua Rong malam itu, ia pernah melihat gambaran-gambaran sekilas, yang menyebabkan kepalanya pusing hingga ia hampir tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya."Aku pernah melihat beberapa gambaran. Seperti topeng, lalu jubah, dan kemudian lentera. Aku seolah melihat benda-benda itu secara bergantian," jawab Tianlan sambil mengingat gambaran-gambaran itu.Ruan Ning tidak mengatakan apa pun lagi. Untuk beberapa saat mereka terdiam. Tidak ada yang membuka suara, sehingga ruangan itu berubah sunyi.'Tidakkah mau berpikir bahwa itu adalah ingatan dari kehidupan masa lalumu? Mungkin dari kehidupanmu yang sebelum-sebelumnya, yang kau lupakan dan muncul lagi saat ini.'Tianlan terliha
"Apakah kau mengira kau akan bisa melampauiku dengan cara seperti ini?"Tawa remeh pria misterius itu menggema di penjuru pasar yang telah sepi. Karena insiden Iblis tadi, tidak ada lagi orang-orang yang berani keluar rumah. Mereka semua kembali ke rumah masing-masing dan mengunci pintu rapat-rapat. Berlindung di dalam rumah yang menurut mereka tempat paling aman untuk bersembunyi."Siapa sangka aku akan bertemu Raja Iblis Luo secepat ini." Masih dengan tawa remeh, pria misterius itu tak melonggarkan sedikit pun kewaspadaannya. "Bukankah pertemuan pertama kita ini terlalu tegang? Bagaimana jika kita minum teh bersama dan mengingat masa lalu, bagaimana menurutmu Hua Rong? Ah tidak, maaf karena telah salah menyebut namamu. Biar kuulangi sekali lagi ... Bagaimana menurutmu, Raja Iblis Luo?"Hua Rong masih berdiri diam seperti patung. Jika ada orang awam yang melihatnya saat ini, pasti mereka mengira bahwa Hua Rong bersikap terlalu tenang. Namun, yang tak mereka ketahui adalah, di balik s
Ketika ia menyerahkan anaknya dulu ke keluarga Bei. Ia selalu mengunjungi keluarga itu satu kali dalam sebulan. Ia memberikan keperluan yang dibutuhkan keluarga Bei, agar bisa merawat anaknya dengan baik.Sejujurnya bukan keinginannya untuk menyerahkan putranya ke keluarga Bei. Namun, pada saat itu para penasehat istana, mentri-mentri dan para pejabat lainnya terus menerus mendesaknya untuk membuang anak tersebut.Saat putranya baru dilahirkan, ratunya meninggal. Menciptakan kesedihan tak berkesudahan dari rakyat kekaisaran Tang. Ia juga mendapat kabar bahwa putranya memiliki masalah dengan matanya.Mulai saat itu, kekaisaran dilanda masalah. Semakin putranya bertumbuh besar, masalah di kekaisaran semakin parah.Para pejabat istana menganggap bahwa semua masalah yang dihadapi kekaisaran adalah akibat dari kelahiran putranya yang buta. Mereka menganggap putranya sebagai pembawa sial dan aib kekaisaran. Karena takut keselamatan putranya terancam, kaisar membawa putranya ke desa Dan, te