Di atas tanah, terdapat sebuah pola serta lubang kecil yang terlihat sedikit unik. Pola tersebut membentuk sebuah gambar dan corak yang membentang cukup luas.
Tianlan meraih benda tersebut dari atas tanah dan kembali berdiri tegak, pola tersebut cukup luas, membentuk sebuah gambar Phoenix yang cukup besar.
Tianlan berjongkok dan kembali melihat lubang kecil yang ia lihat pertama kali. Lubang ini juga memiliki bentuk yang tak kalah unik dengan pola Phoenix tersebut, lubang tersebut berada tepat di mata sang Phoenix.
"Gege!"
Tianlan melihat bayangan Zhaoyang datang dari kejauhan dan segera memposisikan dirinya untuk kembali berdiri tegak.
Dia melihat ke arah datangnya Zhaoyang.
Dari waktu ke waktu, bayangan Zhaoyang terlihat semakin jelas, dan pada akhirnya Zhaoyang sampai ke tempatnya berdiri.
Tianlan sedikit merasa aneh, pasalnya beberapa saat yang lalu Qixuan baru saja mengatakan bahwa dia tidak bisa masuk ke sini disebabkan a
Dikatakan 700 tahun yang lalu, perang besar antara ras alam fana dan ras alam bawah telah terjadi di Jiangxi (Perbatasan antara dunia fana dan dunia bawah) Pada saat itu kedua alam berada dalam kekacauan besar, bahkan para Dewa tidak bisa melakukan apa pun. Seluruh pasukan dari alam bawah dipimpin oleh sang Raja Iblis, dia adalah Iblis terkuat pada masa itu, tak ada satu pun yang berani menentangnya, bahkan Dewa-Dewa tidak ada yang berani menyinggungnya. Sang Raja Iblis sangat berambisi untuk memenangkan pertempuran itu, dengan pedang Cahayanya, dia hampir membelah bumi. Pada saat itu, ras alam fana hanya bisa berharap kepada para Dewa agar bisa menahan Raja Iblis. Namun, kekuatan Raja Iblis begitu kuat, dia bahkan hampir bisa melumpuhkan sang Kaisar, pemimpin para Dewa. Akibat dari kekacauan tersebut, ketujuh roh spirit legendaris harus turun tangan untuk menghentikan Raja Iblis. Namun, untuk melumpuhkan sang Raja Iblis, ketujuh roh s
Lama ia menyusuri lorong ini dengan Zhaoyang di sisinya, namun dia tidak menemukan tanda-tanda adanya jalan keluar dari tempat ini. Tetapi, walaupun begitu, Tianlan masih harus menemukan jalan keluar dari sini, dia tidak mau mati sia-sia di tempat ini, percuma saja gelar Ketua Mafia paling disegani dan ditakuti yang ia sandang selama ini jika dia mati kelaparan di tempat ini, sungguh Tianlan tidak mau membayangkannya. Ketika mereka sudah berjalan cukup jauh dan Tianlan pun sudah hampir berniat untuk menghancurkan dinding-dinding berbatu ini, tanpa sengaja matanya menangkap cahaya samar yang berkedip-kedip melalui celah bebatuan. Melihat itu, Tianlan tanpa membuang waktu lebih lama lagi, langsung menghancurkan dinding batu tersebut dan berjalan masuk, diikuti oleh Zhaoyang di belakangnya. Tianlan mengira dia akan melihat pemandangan langit biru yang cerah serta menghirup udara hutan yang segar, namun harapannya itu pupus ketika matanya masih menangkap
Tianlan terus mengikuti cahaya tersebut sampai dia berhadapan dengan sebuah pintu, pintu tersebut terletak di bagian ruangan paling ujung, diapit oleh dua rak buku berukuran besar dan tinggi. Pantas saja Tianlan tidak bisa melihatnya. Cahaya tersebut kembali berkedip-kedip dan mengitari sekitar daun pintu. Tianlan maju dan mendorong pintu itu hingga terbuka. Ketika dia melangkahkan kakinya melewati pintu tersebut, tiba-tiba saja dia merasakan sebuah energi yang sangat besar merambat di seluruh tempat itu. Itu adalah ruangan kedua yang Tianlan temui selama dia di sini. Di ruangan ini, tidak terdapat perabotan seperti yang ia lihat di ruangan pertama. Ruangan ini tidak jauh berbeda dengan bagian dalam gua, hanya dinding berbatu saja yang bisa Tianlan lihat. Namun, sepertinya penglihatannya sedikit salah, karena ketika dia masuk lebih dalam lagi, dia bisa melihat arsitektur-arsitektur yang sama sekali tidak pernah ia lihat sebelumnya. Ruangan ini
Dari waktu ke waktu, cahaya-cahaya tersebut berpendar dan mulai memudar, menampilkan tujuh siluet yang berbeda."Melihat dari situasi ini, sepertinya sang pewaris telah tiba."Salah satu sosok tersebut berbicara, nada suaranya dingin dan tajam, seperti anak panah yang melesat dari busurnya."Aku tidak tahu akan secepat ini."Kali ini suara halus nan lembut lah yang Tianlan dengar, suara itu seperti menyimpan segala pengetahuan, tak terbantahkan dan mengandung banyak makna yang tersirat.Sosok-sosok tersebut sudah sepenuhnya berubah menjadi tubuh fisik. Salah satu sosok yang posisinya berada di pusat berjalan mendekati Tianlan. Dia adalah sesosok pria berjubah perak yang menawan, terlihat seperti sosok yang abadi namun masih tidak meninggalkan nilai dunia.Pria berjubah perak tersebut mengulurkan tangannya ke arah Tianlan, "Berikan tanganmu."Tianlan tidak membantah sedikit pun dan mengulurkan tangannya ke depan.Pria berjubah p
"Kami akan naik ke langit setelah melakukan tugas terakhir kami di dunia fana, setelah itu kami akan beristirahat di "XinYo"," ucap Jin Wen.("Xinyo" > Alam peristirahatan. Alam ini dijaga oleh seorang Dewa penjaga Xinyo, tempat bagi para roh, manusia serta makhluk yang telah terbebas dari tugas dunia untuk beristirahat.Note : Bukan kepercayaan kelompok mana pun. Ini murni hanya karangan semata)"Takdir adalah takdir, Pedang Cahaya telah lahir kembali dengan bentuk baru. Ramalan telah diucapkan, dan kekacauan tak terhindarkan. Waspadalah terhadap topeng rubah emas," lanjut Jin Wen.Mendengar itu, kepala Tianlan semakin pusing saja. Dia sama sekali tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Jin Wen."Apa sebenarnya yang ingin kau katakan?" Tianlan bertanya.Ketujuh Roh spirit tidak menjawab.Jin Yuan maju ke hadapan Tianlan dan meletakkan telapak tangannya di dahi Tianlan."Identitasmu adalah Pangeran Mahkota Kekaisaran
Ketika Tianlan tersadar, yang terlihat di penglihatannya untuk pertama kalinya adalah pemandangan langit biru serta awan-awan yang bertebaran.Dia memijit pelipisnya sebelum bangkit dan melihat sekeliling.Saat ini dia berada di sebuah daratan yang hanya dikelilingi oleh air. Sejauh mata memandang, Tianlan hanya bisa melihat air, air dan air.Tianlan merasa dia seperti terdampar di sebuah pulau tidak berpenghuni, sangat senyap dan jauh."Aku sangat tidak mengira bahwa roh-roh itu akan memberikan banyak keuntungan padamu bocah."Tianlan memutar tubuhnya ketika mendengar suara itu. Dia melihat sesosok kecil yang sangat familiar tengah duduk di atas sebuah batu besar.Sosok itu adalah Ruan Ning yang Tianlan lihat ketika dia tak sengaja masuk ke dalam Dantiannya.Ruan Ning melihat ke arahnya dengan malas, "Mereka sangat tidak tahu malu, dengan seenaknya mereka melemparku ke dimensi ini."Tianlan mengabaikan ocehan makhluk itu dan l
"Ketujuh Roh spirit memberikanmu kekuatan untuk misi yang harus kau jalani."Alis Tianlan mengernyit ketika mendengar kata yang sangat tidak asing di telinganya, "Misi?"Ruan Ning menganggukkan kepalanya, "Mereka ingin kau membunuh Pendiri Sekte Cermin Giok."Tianlan merasa roh-roh spirit ini benar-benar tidak punya hati nurani, mereka secara sepihak memberikan Misi untuk Tianlan, bahkan tanpa meminta persetujuannya.Pupus sudah harapan Tianlan untuk bisa hidup tenang di kehidupan ini."Mereka memberimu ini." Ruan Ning melempar sesuatu ke arah Tianlan.Itu adalah sebuah gulungan yang terlihat sangat familiar. Tianlan meraih gulungan tersebut dan membukanya. Benar saja, itu adalah gulungan yang sama seperti yang ia lihat ketika masih di dalam gua."Lihatlah lebih seksama," ucap Ruan Ning dengan nada malas, makhluk itu berbaring di atas batu dengan sebelah tangannya menyangga kepalanya dan satu kaki menindih kaki lainnya.Tianlan
"Tidak, aku tidak mau!" ucap Tianlan sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Dia membuang muka ke arah lain, memasang gestur menolak.Yang benar saja, dia tidak mau repot-repot melakukan misi tidak penting ini.Sebuah pembuluh darah terbentuk di pelipis Ruang Ning, "Kau harus menerima ini apa pun yang terjadi! Tidak bisa membantah!""Lalu bagaimana caranya agar aku bisa membatalkannya?""Tidak bisa dibatalkan, Itu sebabnya terima saja dengan tangan terbuka," jawab Ruan Ning final, "Tidak ada bantahan lagi, pergi temui anak itu, sepertinya dia sudah mulai siuman."Setelah mendengar ucapan Ruan Ning, Tianlan segera berbalik dan pergi ke pondok kecil itu lagi.Dia memasuki pondok dan melihat Zhaoyang yang kini telah membuka kedua matanya.Anak itu tidak berbicara, tetapi ketika dia melihat Tianlan, barulah bibir itu bersuara."Di- mana aku?"Tianlan terdiam.Dia terkejut. Tentu saja dia terkejut, pasalnya secar
Zhaoyang yang melihat Tianlan sudah sadar langsung menghampiri lelaki itu dengan sebuah nampan berisi obat di tangannya.Tianlan menatap Zhaoyang.“Lan-ge, apakah kau baik-baik saja?” tanya Zhaoyang.Tianlan bangkit dari tempat tidur dan merasa punggungnya agak kebas. Mungkin karena lukanya belum sembuh, jadi masih terasa berdenyut.“Berapa lama aku tidak sadarkan diri?” tanya Tianlan..“Tiga hari,” jawab Zhaoyang.Mata Tianlan terbelalak mendengar itu. “Tiga hari? Apa saja yang terjadi saat aku sedang tidak sadarkan diri? Bagaimana keadaan Sekte?”Zhaoyang meletakkan nampan yang ia pegang di atas meja dan menjawab. “Saat kau pingsan, para iblis mundur secara tiba-tiba. Aku tidak tahu apa yang menyebabkan mereka mundur, tapi Master Hua Rong juga langsung pergi setelah mengantarmu ke kamar.”“Lalu di mana Hua Rong sekarang?” tanya Tianlan.Zhaoyang menggeleng. “Aku tidak tahu, dia tidak mengatakan padaku akan pergi ke mana, dia hanya memintaku menjagamu.”Mendengar itu, Tianlan langsun
Akhirnya, Pangeran Xie pergi untuk melaksanakan tugasnya. Ia membawa pasukan terlatih bersamanya. Sesampainya di dua daratan, pangeran Xie beserta pasukannya mulai menyebarkan rumor yang memicu konflik antara dua daratan itu. Mereka berhasil mengadu domba dua daratan dan meredakan konflik kekaisaran. Membuat para rakyat berhenti mempertanyakan pemerintah kekaisaran. Setelah tugasnya selesai, pangeran Xie kembali ke kekaisaran. Awalnya semuanya berjalan baik-baik saja. Tetapi, situasinya mulai tak terkendali. Konflik antara kedua daratan kian hari kian memanas. Bahkan, sudah ada beberapa kasus penyerangan yang menewaskan beberapa rakyat. Hingga puncaknya, perang besar pecah antara dua daratan itu. Mereka saling menyerang, dan saling membunuh. Tidak ada belas kasihan dalam perang ini. Bukan hanya pasukan militer, tapi anak-anak, para wanita dan para lansia juga ikut menjadi korban. Perang ini berlangsung sampai berhari-hari, yang membuat Pangeran Xie merasa sangat bersalah. Ak
Luo Beng menatap pedang ditangannya dengan wajar sumringah. Ia lalu berdiri dan mengayun-ayunkan pedangnya dengan lihai. Senyum lebar tak pernah luntur dari wajahnya yang rupawan. Tianlan melihat ayunan pedang yang Luo Beng lakukan. Walaupun saat ini Luo Beng hanya sedang bermain-main dengan pedang itu, Tianlan bahkan bisa merasakan kekuatan dari setiap ayunannya. Gerakannya halus dan mengalir tanpa hambatan, tidak berlebihan tetapi kuat. Teknik pedang yang ia gunakan adalah teknik pedang tingkat tinggi. Bahkan di usianya yang masih 16 tahun ini, Luo Beng sudah bisa menggunakan teknik pedang tingkat tinggi. Tidak heran jika nanti dia bisa menjadi Raja Iblis terkuat di alam bawah. Luo Beng sudah selesai mengayun-ayunkan pedangnya dan kembali menghampiri Pangeran Xie. "Apa kau menyukainya?" tanya pangeran Xie. Luo Beng mengangguk antusias. "Karena Kakak Xie yang memberikannya, aku akan menamai pedang ini Zhaoyang Hong, yang artinya matahari terbit. Pedang ini akan bersinar ter
Karena sibuk memikirkan siapa dalang dibalik penyerangan ini, Tianlan tidak bisa fokus dengan para Iblis yang terus menerus menyerang. Ia terlalu shock karena mengetahui banyak fakta yang mengejutkan."Lan-ge!" Zhaoyang berteriak memanggil Tianlan saat melihat salah satu iblis yang ingin menyerang pria itu. "Sial!"Zhaoyang berlari kencang ke arah Tianlan untuk menghentikan iblis itu. Namun, ia sedikit terlambat, karena iblis itu sudah terlebih dahulu mencakar punggung Tianlan. Darah merembes dari punggung Tianlan. Bagian belakang hanfunya kini telah basah oleh darahnya sendiri.Wajahnya pucat, pandangannya buram. Melihat mayat-mayat muridnya yang bergelimpangan, serta kekacauan yang terjadi di sekitarnya. Entah kenapa, rasanya Tianlan seperti pernah melihat moment seperti ini sebelumnya. Di mana ia pernah melihat kejadian seperti ini, semuanya sama persis.Bayangan-bayangan acak kembali muncul dalam benaknya. Ia melihat pedang yang berlapis emas, lalu ia juga melihat topeng berwajah
Guhao menatap keluar jendela istana. Ia menyeringai lebar. Asap hitam menyelimuti tubuhnya yang tegap di bawah sinar rembulan.Istana malam ini terasa sunyi."Sebentar lagi, kekuatanku akan melampaui Raja Iblis Luo. Tetapi bukan dengan cara beradu kekuatan, melainkan beradu kelihaian."Tawanya menggema di seluruh ruangan. Seringaiannya semakin melebar seiring waktu, ia menggenggam erat giok hijau di tangannya.Tubuh yang saat ini ia tempati hanyalah wadah. Selama 700 tahun ia berkelana. Sudah banyak tubuh yang ia rasuki.Tubuh aslinya hanya berupa asap hitam. Jika ia bisa merasuki tubuh Luo Beng, maka ia akan abadi dan menjadi yang paling kuat diantara yang lainnya. "Hahahah." Tawa menggelegar kembali ia keluarkan.Wajah Xie Tianlan muncul dalam benaknya. Semakin ia mengingat wajah itu, maka semakin senang pula hatinya.Reinkarnasi Pangeran Xie telah muncul kembali setelah 700 tahun menghilang. Dia sudah bereinkarnasi untuk yang ke-6 kalinya, namun Luo Beng masih belum bisa mematahka
Tianlan berusaha memejamkan matanya, ia ingin fokus bermeditasi. Konsentrasi penuh ia lakukan hanya untuk mendapatkan ketenangan.Namun, setiap kali dia ingin berkonsentrasi, ada saja hal yang membuyarkan pikirannya. Dari mulai suara langkah kaki para prajurit yang berjaga, lalu suara dahan yang tertiup angin, dan bahkan suara angin itu sendiri. Semunya mengganggu. Tianlan membuka mata, ia menghembuskan nafas lelah. Karena pembicaraannya dengan Guhao beberapa saat yang lalu, ketenangannya terganggu. Bahkan ia tidak melihat Hua Rong sampai sekarang. Ia bertanya-tanya, kemana pria rubah itu pergi sampai selama ini? Ini hanya membuatnya makin stress. "Pangeran Mahkota datang!" Teriak Kasim dari luar kamar Tianlan.Tianlan melihat ke arah pintu, di sana nampak Pangeran Hanji yang sedang berjalan memasuki kamar peristirahatan Tianlan."Maaf mengganggu waktumu Tuan Muda Xie," ucap Pangeran Hanji seraya membungkukkan tubuhnya memberi hormat.Tianlan berdiri dan ikut memberi hormat. Walaupu
'Tidakkah kau merasa seperti De javu pada tempat ini?' Ruan Ning balas bertanya.Sejak awal Tianlan memang merasa pernah datang ke sini dan mengenali tempat ini. Tetapi untuk de javu atau semacamnya, Tianlan belum pernah merasakan hal seperti itu sebelumnya.Namun, tak lama kemudian Tianlan ingat. Saat di danau bersama Hua Rong malam itu, ia pernah melihat gambaran-gambaran sekilas, yang menyebabkan kepalanya pusing hingga ia hampir tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya."Aku pernah melihat beberapa gambaran. Seperti topeng, lalu jubah, dan kemudian lentera. Aku seolah melihat benda-benda itu secara bergantian," jawab Tianlan sambil mengingat gambaran-gambaran itu.Ruan Ning tidak mengatakan apa pun lagi. Untuk beberapa saat mereka terdiam. Tidak ada yang membuka suara, sehingga ruangan itu berubah sunyi.'Tidakkah mau berpikir bahwa itu adalah ingatan dari kehidupan masa lalumu? Mungkin dari kehidupanmu yang sebelum-sebelumnya, yang kau lupakan dan muncul lagi saat ini.'Tianlan terliha
"Apakah kau mengira kau akan bisa melampauiku dengan cara seperti ini?"Tawa remeh pria misterius itu menggema di penjuru pasar yang telah sepi. Karena insiden Iblis tadi, tidak ada lagi orang-orang yang berani keluar rumah. Mereka semua kembali ke rumah masing-masing dan mengunci pintu rapat-rapat. Berlindung di dalam rumah yang menurut mereka tempat paling aman untuk bersembunyi."Siapa sangka aku akan bertemu Raja Iblis Luo secepat ini." Masih dengan tawa remeh, pria misterius itu tak melonggarkan sedikit pun kewaspadaannya. "Bukankah pertemuan pertama kita ini terlalu tegang? Bagaimana jika kita minum teh bersama dan mengingat masa lalu, bagaimana menurutmu Hua Rong? Ah tidak, maaf karena telah salah menyebut namamu. Biar kuulangi sekali lagi ... Bagaimana menurutmu, Raja Iblis Luo?"Hua Rong masih berdiri diam seperti patung. Jika ada orang awam yang melihatnya saat ini, pasti mereka mengira bahwa Hua Rong bersikap terlalu tenang. Namun, yang tak mereka ketahui adalah, di balik s
Ketika ia menyerahkan anaknya dulu ke keluarga Bei. Ia selalu mengunjungi keluarga itu satu kali dalam sebulan. Ia memberikan keperluan yang dibutuhkan keluarga Bei, agar bisa merawat anaknya dengan baik.Sejujurnya bukan keinginannya untuk menyerahkan putranya ke keluarga Bei. Namun, pada saat itu para penasehat istana, mentri-mentri dan para pejabat lainnya terus menerus mendesaknya untuk membuang anak tersebut.Saat putranya baru dilahirkan, ratunya meninggal. Menciptakan kesedihan tak berkesudahan dari rakyat kekaisaran Tang. Ia juga mendapat kabar bahwa putranya memiliki masalah dengan matanya.Mulai saat itu, kekaisaran dilanda masalah. Semakin putranya bertumbuh besar, masalah di kekaisaran semakin parah.Para pejabat istana menganggap bahwa semua masalah yang dihadapi kekaisaran adalah akibat dari kelahiran putranya yang buta. Mereka menganggap putranya sebagai pembawa sial dan aib kekaisaran. Karena takut keselamatan putranya terancam, kaisar membawa putranya ke desa Dan, te