Share

30. Awal Mula.

Author: Moon
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Sejak awal keluarga Cheng Di dibenci oleh Kepala keluarga utama keluarga Cheng, Cheng Hao. Alasan dari kebencian itu adalah karena keluarga Cheng Di adalah keturunan langsung dari Cheng Bai, nenek moyang dari keluarga Cheng.

Rumor yang mengatakan bahwa Cheng Yu, ayah kandung Cheng Di hanya memiliki sedikit garis keturunan dari Keluarga Cheng itu semua salah.

Cheng Hao menyembunyikan fakta ini dari orang-orang. Alasan kenapa Cheng Hao melakukan ini adalah karena dia ingin terus menjadi kepala keluarga utama Keluarga Cheng, dan meneruskannya kepada anak cucunya. Pada awalnya Cheng Hao hanya menggantikan posisi kepala keluarga utama keluarga Cheng terdahulu yang mati akibat konflik dua daratan, namun seiring waktu, Cheng Hao semakin merasa berkuasa dan tamak, sejak saat itu segala cara ia lakukan untuk mempertahankan posisi ini.

Cheng Yu pada awalnya memberontak kepada Cheng Hao, namun karena ancaman Cheng Hao kepada keluarganya dan dukungan yang sangat sedikit, Ch

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perjalanan Waktu Xie Tianlan   31. Kenapa Kalian Mengikutiku.

    Tianlan menatap kedepan dengan penuh percaya diri. Di hadapannya berdiri kokoh sebuah gerbang yang mengarah langsung ke dalam hutan. Itulah Gerbang Ke Hutan Beast yang Tianlan tunggu-tunggu selama beberapa hari terakhir ini. Minggu lalu puncak masalah yang menghantui Desa ini telah sampai di puncaknya. Seluruh keluarga Cheng telah musnah dari muka bumi. Cheng Huan yang merupakan satu-satunya yang tersisa dari keluarga Cheng melenyapkan dirinya sendiri tepat di hadapan seluruh penduduk Desa. Akhirnya semua penduduk tidak lagi merasa takut. Semuanya telah selesai dan tidak ada lagi rasa cemas. Mereka sangat berterima kasih kepada Tianlan dan mengatakan bahwa mereka akan membantu Tianlan jika dia membutuhkan bantuan nantinya. "Kau cukup cerdas, Nak." Suara dari dalam kepala Tianlan menggema di benaknya. Tentu saja suara itu milik “Jiwa yang baru lahir milik Xie Tianlan” yang berada dalam Dantiannya. Tianlan cukup kesal dengan makh

  • Perjalanan Waktu Xie Tianlan   32. Aku Sudah Mengisi Sebagian Qi mu.

    "Kenapa kalian mengikutiku?" ... Jiangwu dan Qixuan hanya diam. Mereka memandang satu sama lain dengan tatapan bingung. Bukan tanpa alasan mereka merasa kebingungan, pasalnya mereka telah menyembunyikan hawa keberadaan mereka serapat mungkin, bahkan Kultivator tingkat tinggi saja tidak bisa merasakan hawa keberadaan mereka ketika mereka menggunakan kemampuan ini. Namun kenapa orang ini dengan begitu mudahnya memergoki mereka? Jika dilihat dari penampilannya, sudah jelas bahwa usianya jauh lebih muda dibandingkan mereka. Tingkat kultivasinya juga tidak mungkin setara dengan mereka. 'Orang ini benar-benar aneh,' batin keduanya secara bersamaan, 'Juga menarik,' batin mereka lagi. Bruuk. Ketika keduanya tengah asik melamun, tubuh Tianlan ambruk secara tiba-tiba. Keduanya berbalik dan mendapati tubuh Tianlan sudah terbaring di atas tanah. Mereka sedikit kebingungan sebelum mereka merasakan sebuah tubrukan ringan dari arah belakang.

  • Perjalanan Waktu Xie Tianlan   33. Ada Yang Aneh Di Sini.

    ini tiga orang yang semula duduk mengelilingi api unggun bertambah menjadi empat orang, karena Tianlan yang juga ikut bergabung bersama ketiganya. Jiangwu dan Qixuan sedang sibuk memanggang daging menggunakan api unggun tersebut. Daging yang mereka panggang ialah daging seekor rusa yang mereka buru saat Tianlan masih tidak sadarkan diri. Sementara itu, Zhaoyang duduk di sebelah Tianlan sambil terus menerus menatap gege nya tersebut. Sepertinya dia sangat khawatir Tianlan sudah pingsan selama tiga hari dan selama itu pula ketiga orang ini juga berada di gua ini bersamanya, untuk menjaga dan merawatnya, itulah yang ia dengar dari Qixuan. Tianlan juga baru mengetahui nama kedua pemuda ini saat mereka memperkenalkan diri mereka padanya beberapa saat yang lalu. "Kenapa kalian mengikutiku?" Jiangwu dan Qixuan kini telah selesai memanggang dan mulai menghidangkan daging berasap tersebut di hadapan Tianlan dan Zhaoyang. Aroma masakan yang meng

  • Perjalanan Waktu Xie Tianlan   34. Tidak Bisa Masuk.

    Tianlan menyentuh anak panah tersebut sebelum menggenggam erat bagian tengah dari anak panah itu dan menariknya keluar. Tianlan kembali memperhatikan anak panah tersebut lebih seksama.Tianlan baru menyadari bahwa tampilan anak panah ini sangat-sangatlah unik. Jika anak panah pada umumnya hanya memiliki satu mata panah, maka anak panah yang saat ini ia genggam memiliki dua mata panah yang saling menyilang. Serta anak panah ini terbuat dari bambu, sangat berbeda dengan anak panah pada umumnya yang biasanya terbuat dari kayu."Ini tidak terlihat seperti anak panah biasa," gumam Tianlan sembari menyusuri keseluruhan bagian anak panah tersebut dengan Jari-jarinya."Itu bukan anak panah." Tiba-tiba suara jiwa yang baru lahir milik Tianlan bergema di dalam kepalanya.Mendengar itu, sebelah alis Tianlan terangkat, menandakan bahwa dia tidak mengerti dengan apa yang baru saja dikatakan oleh makhluk aneh dalam dirinya tersebut."Berhenti memanggilku makhluk

  • Perjalanan Waktu Xie Tianlan   35. Sebuah Kunci?

    Di atas tanah, terdapat sebuah pola serta lubang kecil yang terlihat sedikit unik. Pola tersebut membentuk sebuah gambar dan corak yang membentang cukup luas. Tianlan meraih benda tersebut dari atas tanah dan kembali berdiri tegak, pola tersebut cukup luas, membentuk sebuah gambar Phoenix yang cukup besar. Tianlan berjongkok dan kembali melihat lubang kecil yang ia lihat pertama kali. Lubang ini juga memiliki bentuk yang tak kalah unik dengan pola Phoenix tersebut, lubang tersebut berada tepat di mata sang Phoenix. "Gege!" Tianlan melihat bayangan Zhaoyang datang dari kejauhan dan segera memposisikan dirinya untuk kembali berdiri tegak. Dia melihat ke arah datangnya Zhaoyang. Dari waktu ke waktu, bayangan Zhaoyang terlihat semakin jelas, dan pada akhirnya Zhaoyang sampai ke tempatnya berdiri. Tianlan sedikit merasa aneh, pasalnya beberapa saat yang lalu Qixuan baru saja mengatakan bahwa dia tidak bisa masuk ke sini disebabkan a

  • Perjalanan Waktu Xie Tianlan   36. Sebuah lorong.

    Dikatakan 700 tahun yang lalu, perang besar antara ras alam fana dan ras alam bawah telah terjadi di Jiangxi (Perbatasan antara dunia fana dan dunia bawah) Pada saat itu kedua alam berada dalam kekacauan besar, bahkan para Dewa tidak bisa melakukan apa pun. Seluruh pasukan dari alam bawah dipimpin oleh sang Raja Iblis, dia adalah Iblis terkuat pada masa itu, tak ada satu pun yang berani menentangnya, bahkan Dewa-Dewa tidak ada yang berani menyinggungnya. Sang Raja Iblis sangat berambisi untuk memenangkan pertempuran itu, dengan pedang Cahayanya, dia hampir membelah bumi. Pada saat itu, ras alam fana hanya bisa berharap kepada para Dewa agar bisa menahan Raja Iblis. Namun, kekuatan Raja Iblis begitu kuat, dia bahkan hampir bisa melumpuhkan sang Kaisar, pemimpin para Dewa. Akibat dari kekacauan tersebut, ketujuh roh spirit legendaris harus turun tangan untuk menghentikan Raja Iblis. Namun, untuk melumpuhkan sang Raja Iblis, ketujuh roh s

  • Perjalanan Waktu Xie Tianlan   37. Suara Misterius.

    Lama ia menyusuri lorong ini dengan Zhaoyang di sisinya, namun dia tidak menemukan tanda-tanda adanya jalan keluar dari tempat ini. Tetapi, walaupun begitu, Tianlan masih harus menemukan jalan keluar dari sini, dia tidak mau mati sia-sia di tempat ini, percuma saja gelar Ketua Mafia paling disegani dan ditakuti yang ia sandang selama ini jika dia mati kelaparan di tempat ini, sungguh Tianlan tidak mau membayangkannya. Ketika mereka sudah berjalan cukup jauh dan Tianlan pun sudah hampir berniat untuk menghancurkan dinding-dinding berbatu ini, tanpa sengaja matanya menangkap cahaya samar yang berkedip-kedip melalui celah bebatuan. Melihat itu, Tianlan tanpa membuang waktu lebih lama lagi, langsung menghancurkan dinding batu tersebut dan berjalan masuk, diikuti oleh Zhaoyang di belakangnya. Tianlan mengira dia akan melihat pemandangan langit biru yang cerah serta menghirup udara hutan yang segar, namun harapannya itu pupus ketika matanya masih menangkap

  • Perjalanan Waktu Xie Tianlan   38. Gulungan aneh.

    Tianlan terus mengikuti cahaya tersebut sampai dia berhadapan dengan sebuah pintu, pintu tersebut terletak di bagian ruangan paling ujung, diapit oleh dua rak buku berukuran besar dan tinggi. Pantas saja Tianlan tidak bisa melihatnya. Cahaya tersebut kembali berkedip-kedip dan mengitari sekitar daun pintu. Tianlan maju dan mendorong pintu itu hingga terbuka. Ketika dia melangkahkan kakinya melewati pintu tersebut, tiba-tiba saja dia merasakan sebuah energi yang sangat besar merambat di seluruh tempat itu. Itu adalah ruangan kedua yang Tianlan temui selama dia di sini. Di ruangan ini, tidak terdapat perabotan seperti yang ia lihat di ruangan pertama. Ruangan ini tidak jauh berbeda dengan bagian dalam gua, hanya dinding berbatu saja yang bisa Tianlan lihat. Namun, sepertinya penglihatannya sedikit salah, karena ketika dia masuk lebih dalam lagi, dia bisa melihat arsitektur-arsitektur yang sama sekali tidak pernah ia lihat sebelumnya. Ruangan ini

Latest chapter

  • Perjalanan Waktu Xie Tianlan   Bab 88 : Danau yang Menjadi Padang Tandus.

    Zhaoyang yang melihat Tianlan sudah sadar langsung menghampiri lelaki itu dengan sebuah nampan berisi obat di tangannya.Tianlan menatap Zhaoyang.“Lan-ge, apakah kau baik-baik saja?” tanya Zhaoyang.Tianlan bangkit dari tempat tidur dan merasa punggungnya agak kebas. Mungkin karena lukanya belum sembuh, jadi masih terasa berdenyut.“Berapa lama aku tidak sadarkan diri?” tanya Tianlan..“Tiga hari,” jawab Zhaoyang.Mata Tianlan terbelalak mendengar itu. “Tiga hari? Apa saja yang terjadi saat aku sedang tidak sadarkan diri? Bagaimana keadaan Sekte?”Zhaoyang meletakkan nampan yang ia pegang di atas meja dan menjawab. “Saat kau pingsan, para iblis mundur secara tiba-tiba. Aku tidak tahu apa yang menyebabkan mereka mundur, tapi Master Hua Rong juga langsung pergi setelah mengantarmu ke kamar.”“Lalu di mana Hua Rong sekarang?” tanya Tianlan.Zhaoyang menggeleng. “Aku tidak tahu, dia tidak mengatakan padaku akan pergi ke mana, dia hanya memintaku menjagamu.”Mendengar itu, Tianlan langsun

  • Perjalanan Waktu Xie Tianlan   Bab 87 : Berakhirnya Ingatan Kehidupan Pertama.

    Akhirnya, Pangeran Xie pergi untuk melaksanakan tugasnya. Ia membawa pasukan terlatih bersamanya. Sesampainya di dua daratan, pangeran Xie beserta pasukannya mulai menyebarkan rumor yang memicu konflik antara dua daratan itu. Mereka berhasil mengadu domba dua daratan dan meredakan konflik kekaisaran. Membuat para rakyat berhenti mempertanyakan pemerintah kekaisaran. Setelah tugasnya selesai, pangeran Xie kembali ke kekaisaran. Awalnya semuanya berjalan baik-baik saja. Tetapi, situasinya mulai tak terkendali. Konflik antara kedua daratan kian hari kian memanas. Bahkan, sudah ada beberapa kasus penyerangan yang menewaskan beberapa rakyat. Hingga puncaknya, perang besar pecah antara dua daratan itu. Mereka saling menyerang, dan saling membunuh. Tidak ada belas kasihan dalam perang ini. Bukan hanya pasukan militer, tapi anak-anak, para wanita dan para lansia juga ikut menjadi korban. Perang ini berlangsung sampai berhari-hari, yang membuat Pangeran Xie merasa sangat bersalah. Ak

  • Perjalanan Waktu Xie Tianlan   Bab 86 : Hadiah Pedang.

    Luo Beng menatap pedang ditangannya dengan wajar sumringah. Ia lalu berdiri dan mengayun-ayunkan pedangnya dengan lihai. Senyum lebar tak pernah luntur dari wajahnya yang rupawan. Tianlan melihat ayunan pedang yang Luo Beng lakukan. Walaupun saat ini Luo Beng hanya sedang bermain-main dengan pedang itu, Tianlan bahkan bisa merasakan kekuatan dari setiap ayunannya. Gerakannya halus dan mengalir tanpa hambatan, tidak berlebihan tetapi kuat. Teknik pedang yang ia gunakan adalah teknik pedang tingkat tinggi. Bahkan di usianya yang masih 16 tahun ini, Luo Beng sudah bisa menggunakan teknik pedang tingkat tinggi. Tidak heran jika nanti dia bisa menjadi Raja Iblis terkuat di alam bawah. Luo Beng sudah selesai mengayun-ayunkan pedangnya dan kembali menghampiri Pangeran Xie. "Apa kau menyukainya?" tanya pangeran Xie. Luo Beng mengangguk antusias. "Karena Kakak Xie yang memberikannya, aku akan menamai pedang ini Zhaoyang Hong, yang artinya matahari terbit. Pedang ini akan bersinar ter

  • Perjalanan Waktu Xie Tianlan   Bab 85 : Kehidupan Pertama.

    Karena sibuk memikirkan siapa dalang dibalik penyerangan ini, Tianlan tidak bisa fokus dengan para Iblis yang terus menerus menyerang. Ia terlalu shock karena mengetahui banyak fakta yang mengejutkan."Lan-ge!" Zhaoyang berteriak memanggil Tianlan saat melihat salah satu iblis yang ingin menyerang pria itu. "Sial!"Zhaoyang berlari kencang ke arah Tianlan untuk menghentikan iblis itu. Namun, ia sedikit terlambat, karena iblis itu sudah terlebih dahulu mencakar punggung Tianlan. Darah merembes dari punggung Tianlan. Bagian belakang hanfunya kini telah basah oleh darahnya sendiri.Wajahnya pucat, pandangannya buram. Melihat mayat-mayat muridnya yang bergelimpangan, serta kekacauan yang terjadi di sekitarnya. Entah kenapa, rasanya Tianlan seperti pernah melihat moment seperti ini sebelumnya. Di mana ia pernah melihat kejadian seperti ini, semuanya sama persis.Bayangan-bayangan acak kembali muncul dalam benaknya. Ia melihat pedang yang berlapis emas, lalu ia juga melihat topeng berwajah

  • Perjalanan Waktu Xie Tianlan   Bab 84 : Ulah Siapa?

    Guhao menatap keluar jendela istana. Ia menyeringai lebar. Asap hitam menyelimuti tubuhnya yang tegap di bawah sinar rembulan.Istana malam ini terasa sunyi."Sebentar lagi, kekuatanku akan melampaui Raja Iblis Luo. Tetapi bukan dengan cara beradu kekuatan, melainkan beradu kelihaian."Tawanya menggema di seluruh ruangan. Seringaiannya semakin melebar seiring waktu, ia menggenggam erat giok hijau di tangannya.Tubuh yang saat ini ia tempati hanyalah wadah. Selama 700 tahun ia berkelana. Sudah banyak tubuh yang ia rasuki.Tubuh aslinya hanya berupa asap hitam. Jika ia bisa merasuki tubuh Luo Beng, maka ia akan abadi dan menjadi yang paling kuat diantara yang lainnya. "Hahahah." Tawa menggelegar kembali ia keluarkan.Wajah Xie Tianlan muncul dalam benaknya. Semakin ia mengingat wajah itu, maka semakin senang pula hatinya.Reinkarnasi Pangeran Xie telah muncul kembali setelah 700 tahun menghilang. Dia sudah bereinkarnasi untuk yang ke-6 kalinya, namun Luo Beng masih belum bisa mematahka

  • Perjalanan Waktu Xie Tianlan   Bab 83 : Sekte diserang.

    Tianlan berusaha memejamkan matanya, ia ingin fokus bermeditasi. Konsentrasi penuh ia lakukan hanya untuk mendapatkan ketenangan.Namun, setiap kali dia ingin berkonsentrasi, ada saja hal yang membuyarkan pikirannya. Dari mulai suara langkah kaki para prajurit yang berjaga, lalu suara dahan yang tertiup angin, dan bahkan suara angin itu sendiri. Semunya mengganggu. Tianlan membuka mata, ia menghembuskan nafas lelah. Karena pembicaraannya dengan Guhao beberapa saat yang lalu, ketenangannya terganggu. Bahkan ia tidak melihat Hua Rong sampai sekarang. Ia bertanya-tanya, kemana pria rubah itu pergi sampai selama ini? Ini hanya membuatnya makin stress. "Pangeran Mahkota datang!" Teriak Kasim dari luar kamar Tianlan.Tianlan melihat ke arah pintu, di sana nampak Pangeran Hanji yang sedang berjalan memasuki kamar peristirahatan Tianlan."Maaf mengganggu waktumu Tuan Muda Xie," ucap Pangeran Hanji seraya membungkukkan tubuhnya memberi hormat.Tianlan berdiri dan ikut memberi hormat. Walaupu

  • Perjalanan Waktu Xie Tianlan   Bab 82 : Konferensi Sekte Dimulai.

    'Tidakkah kau merasa seperti De javu pada tempat ini?' Ruan Ning balas bertanya.Sejak awal Tianlan memang merasa pernah datang ke sini dan mengenali tempat ini. Tetapi untuk de javu atau semacamnya, Tianlan belum pernah merasakan hal seperti itu sebelumnya.Namun, tak lama kemudian Tianlan ingat. Saat di danau bersama Hua Rong malam itu, ia pernah melihat gambaran-gambaran sekilas, yang menyebabkan kepalanya pusing hingga ia hampir tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya."Aku pernah melihat beberapa gambaran. Seperti topeng, lalu jubah, dan kemudian lentera. Aku seolah melihat benda-benda itu secara bergantian," jawab Tianlan sambil mengingat gambaran-gambaran itu.Ruan Ning tidak mengatakan apa pun lagi. Untuk beberapa saat mereka terdiam. Tidak ada yang membuka suara, sehingga ruangan itu berubah sunyi.'Tidakkah mau berpikir bahwa itu adalah ingatan dari kehidupan masa lalumu? Mungkin dari kehidupanmu yang sebelum-sebelumnya, yang kau lupakan dan muncul lagi saat ini.'Tianlan terliha

  • Perjalanan Waktu Xie Tianlan   Bab 81 : Raja Iblis Luo muncul.

    "Apakah kau mengira kau akan bisa melampauiku dengan cara seperti ini?"Tawa remeh pria misterius itu menggema di penjuru pasar yang telah sepi. Karena insiden Iblis tadi, tidak ada lagi orang-orang yang berani keluar rumah. Mereka semua kembali ke rumah masing-masing dan mengunci pintu rapat-rapat. Berlindung di dalam rumah yang menurut mereka tempat paling aman untuk bersembunyi."Siapa sangka aku akan bertemu Raja Iblis Luo secepat ini." Masih dengan tawa remeh, pria misterius itu tak melonggarkan sedikit pun kewaspadaannya. "Bukankah pertemuan pertama kita ini terlalu tegang? Bagaimana jika kita minum teh bersama dan mengingat masa lalu, bagaimana menurutmu Hua Rong? Ah tidak, maaf karena telah salah menyebut namamu. Biar kuulangi sekali lagi ... Bagaimana menurutmu, Raja Iblis Luo?"Hua Rong masih berdiri diam seperti patung. Jika ada orang awam yang melihatnya saat ini, pasti mereka mengira bahwa Hua Rong bersikap terlalu tenang. Namun, yang tak mereka ketahui adalah, di balik s

  • Perjalanan Waktu Xie Tianlan   Bab 80 : Pertanyaan Kaisar.

    Ketika ia menyerahkan anaknya dulu ke keluarga Bei. Ia selalu mengunjungi keluarga itu satu kali dalam sebulan. Ia memberikan keperluan yang dibutuhkan keluarga Bei, agar bisa merawat anaknya dengan baik.Sejujurnya bukan keinginannya untuk menyerahkan putranya ke keluarga Bei. Namun, pada saat itu para penasehat istana, mentri-mentri dan para pejabat lainnya terus menerus mendesaknya untuk membuang anak tersebut.Saat putranya baru dilahirkan, ratunya meninggal. Menciptakan kesedihan tak berkesudahan dari rakyat kekaisaran Tang. Ia juga mendapat kabar bahwa putranya memiliki masalah dengan matanya.Mulai saat itu, kekaisaran dilanda masalah. Semakin putranya bertumbuh besar, masalah di kekaisaran semakin parah.Para pejabat istana menganggap bahwa semua masalah yang dihadapi kekaisaran adalah akibat dari kelahiran putranya yang buta. Mereka menganggap putranya sebagai pembawa sial dan aib kekaisaran. Karena takut keselamatan putranya terancam, kaisar membawa putranya ke desa Dan, te

DMCA.com Protection Status