Namun setelah itu, Rachel merasa hal ini sangat konyol. Bagaimana mungkin istri Hengky hanyalah seorang artis kecil? Orang dengan latar belakang keluarga bagus seperti Hengky mustahil bisa jatuh cinta pada perempuan dangkal seperti itu.Rachel mencoba mencari jawaban dengan menatap Hengky. Begitu dia melihat Hengky diam saja, dia pun merasa lebih percaya diri di dalam hati.“Kamu kira setelah temani Hengky selama beberapa hari, kamu benar-benar bisa menikah dengannya dan jadi Nyonya Pranoto? Lebih baik kamu lihat kenyataannya dengan jelas. Dengan statusmu itu, kamu nggak akan pernah bisa menikah dengan Hengky!”Konyol sekali, keluarga Pranoto adalah keluarga kaya kalangan atas yang hampir menguasai semua jalur kehidupan perekonomian di seluruh negeri. Jangankan artis yang kurang terkenal seperti Winda, artis papan atas pun tidak pantas bersanding dengan Hengky. Kalau bukan karena itu, Rachel juga tidak akan terburu-buru datang mencari pria itu.Winda melirik Rachel sekilas. Raut wajahn
Tanpa memberi Winda kesempatan untuk bicara, Rachel menatap Hengky dengan kesal dan berkata dengan sedikit mengancam, “Aku datang dengan ketulusan besar untuk bekerja sama dengan Pak Hengky. Pak Hengky nggak mungkin nggak bisa membedakan mana yang lebih penting, bukan?”Meskipun Sunarto Group tidak sebesar Pranoto Group, perusahaan itu juga termasuk perusahaan terkemuka di Kota Lingga. Dibandingkan dengan istri yang tidak dapat membantu kariernya, Rachel sebagai putri pemilik Sunarto Group dapat lebih membantu Hengky. Orang yang cerdas sudah pasti tahu harus memilih yang mana.Begitu Rachel selesai bicara, Hengky tiba-tiba tertawa sinis. Matanya yang gelap dan dalam menatap Rachel, lalu dia berkata dengan suara berat, “Bu Rachel sedang mengancam aku?”Rachel melihat wajah Hengky yang dingin. Dia pun segera menyangkal, “Nggak, aku hanya ingin memberi Pak Hengky pilihan yang lebih baik. Dibandingkan orang yang hanya bisa jadi pajangan ini, aku lebih bisa bantu Pak Hengky dalam masalah ka
Raut wajah Rachel sedikit berubah. Santo berkata seperti itu jelas sedang memberinya peringatan, agar dia jaga mulutnya dan tidak sembarangan bicara.Rachel sejak awal sudah marah. Kata-kata Santo barusan semakin membuat Rachel merasa harga dirinya terinjak-injak.Rachel menatap Santo dan berkata dengan ketus, “Apa maksudmu? Kamu coba takut-takuti aku?”Santo melihat ekspresi marah di wajah Rachel dan berkata dengan tenang, “Bu Rachel, saya nggak bermaksud seperti itu–”Rachel langsung menyela dan berkata dengan arogan, “Hengky punya kekuatan dan kekuasaan, tapi keluargaku juga nggak bisa diremehkan begitu saja. Hanya dengan satu kata darinya ingin menghancurkan keluarga Sunarto? Nggak segampang itu, kan?”Santo hanya tersenyum tanpa menanggapi perkataan Rachel. Rachel menatap Santo selama beberapa detik, perempuan itu pun merasa hal ini tidak menarik lagi. Selain itu, dia sudah berkata seperti itu, dia tidak boleh kehilangan momentumnya. Oleh karena itu, Rachel pergi dan masuk ke dala
“Kenapa kamu datang ke sini?” tanya Hengky. Matanya yang gelap tidak menunjukkan emosi apa pun.Winda tidak mengerti, jadi dia menjawab dengan jujur, “Aku ingin makan siang bersamamu. Tadi pagi kamu sama sekali nggak hiraukan aku ....”Saat mengucapkan kata-kata terakhir, matanya yang cerah seketika meredup. Wajahnya juga tampak kecewa.Kalau Hengky tidak melihat Winda dan Jefri berbicara di pintu masuk Atmaja Group, maka Hengky akan percaya.Hengky tertawa sinis, “Kamu kira aku akan percaya?”Winda tampak terkejut. Hengky telah melepaskan dagu Winda dan mendekat ke telinga perempuan itu, lalu berkata, “Katakan yang sejujurnya, aku nggak akan marah.”Katakan yang sejujurnya? Winda merasa bingung, tidak mengerti apa maksud perkataan Hengky tersebut. Winda sama sekali tidak menyangka kalau Hengky kebetulan melewati Atmaja Group hari ini dan melihatnya sedang berbicara dengan Jefri.“Aku benar-benar hanya datang untuk makan bersamamu. Aku ....”Mata Hengky tiba-tiba menjadi dingin, tidak
Winda terlalu larut dengan pertanyaan itu, sehingga dia bahkan tidak tahu kalau mereka telah tiba di tempat tujuan. Dia masih tenggelam dalam pikirannya sampai Hengky yang merasa kesal mengetuk setir mobil dengan jari telunjuknya. Setelah mendengar suara itu, Winda baru sadar.Winda spontan melihat ke luar melalui jendela mobil. Sorot matanya masih tampak sedikit linglung. Dia pun bertanya, “Sudah sampai?”“Turun.”Hengky mengucapkan satu kata itu dengan dingin, lalu keluar dari mobil lebih dulu. Winda segera mengikutinya.Winda terus mengikuti Hengky naik lift hingga tiba di ruang pribadi di lantai atas. Hengky sama sekali tidak mengucapkan sepatah kata pun padanya lagi.Suasana makan siang terasa sangat mencekam. Winda tidak begitu nafsu makan, jadi dia makan sangat sedikit.Dalam perjalanan pulang, Winda mencari kesempatan untuk bicara dengan Hengky. Namun setelah membuka mulutnya, Winda tidak tahu harus berkata apa. Setelah ragu-ragu sejenak, akhirnya dia tidak mengatakan apa pun.
Selama beberapa hari ini, banyak orang mengirimkan karangan bunga ke rumah Yuna dan datang mencarinya. Begitu Yuna membuka pintu, dia bisa melihat tulisan-tulisan yang menghujatnya serta sampah di depan rumahnya.Tadi malam Yuna benar-benar sudah tidak tahan lagi. Akhirnya, hari ini dia menyamar dan pindah ke hotel.Sesampainya di hotel, Yuna tidur hingga petang. Lampu di dalam kamar tidak dinyalakan, apalagi tirai yang tertutup membuat kamar semakin gelap. Seluruh tubuh Yuna kesakitan. Namun, dia takut dilihat orang dalam kondisi seperti ini. Oleh karena itu, setelah dipukul Roma, dia bahkan tidak berani pergi ke rumah sakit.Yuna mengambil laptopnya dan membuka akun instagram untuk memeriksa tren opini publik. Namun, hingga saat ini tidak ada perubahan. Roma bersikeras mengatakan kalau Yuna yang telah merayunya. Pria itu juga mengatakan Yuna memanfaatkan kesempatan untuk naik ke posisinya. Setelah itu, Roma mengendalikan arah opini publik dan melimpahkan semua kesalahan kepada Yuna.
Ziva berjalan ke depan pintu rumah kontrakannya, lalu mengeluarkan kunci dari tas. Baru saja dia memutar kuncinya, tiba-tiba sosok hitam keluar dari kegelapan dan mendorongnya dengan keras ke dalam rumah. Ziva yang lengah seketika berteriak kaget, lalu tersungkur di lantai.Kemudian, sosok hitam itu juga masuk ke dalam rumah dan menutup pintu. Begitu pintu tertutup, di dalam rumah seketika menjadi gelap.Hati Ziva spontan dipenuhi dengan ketakutan. Dia bahkan tidak peduli lagi dengan rasa sakitnya. Dia segera berdiri dan melihat sosok hitam itu.Meskipun kondisi sangat gelap, Ziva masih bisa melihat fitur wajah sosok itu. Perasaan yang familiar itu membuat Ziva hampir seketika menyadari sosok hitam itu adalah Roma.“Pak Roma?” Ziva menatap sosok itu dengan mata terbelalak lebar. Ketakutan di dalam hatinya meningkat hingga tingkat tertinggi. Dia mundur sambil berkata dengan suara bergetar, “Kenapa Pak Roma bisa ada di sini?”Tubuh Roma tinggi dan besar. Tatapan pria itu membuat orang ya
Suara ketukan di luar pintu berhenti sejenak. Roma cepat-cepat mencengkeram dagu Ziva agar perempuan itu tidak berteriak lagi. Begitu suasana jadi sunyi, Ziva bisa mendengarkan suara langkah kaki di luar berjalan pergi. Seketika hatinya mencelos.Senyum Roma menjadi semakin bengis ketika mendengar pria di luar sudah pergi. “Kamu lihat sendiri, kan. Kamu benar-benar kira ada orang yang akan tolong kamu? Kamu hanyalah anjing peliharaanku. Masih berani ingin kabur?”Ziva kesakitan hingga hampir tidak bisa bicara. Setiap kali dia menarik napas, dia kesakitan hingga berkeringat dingin. Dia menatap wajah Roma yang menakutkan. Dia sungguh menyesal telah memprovokasi Roma yang gila itu. Namun, masalah sudah jadi seperti ini. Ziva sama sekali tidak punya jalan untuk mundur.Dia menelan darah di dalam mulutnya dan sengaja membuat dirinya terlihat lemah. Dia pun menatap Roma sambil memohon, “Pak Roma, aku juga terpaksa. Dia ancam aku dan suruh aku lakukan semua itu. Aku nggak berani lawan dia ...