Share

Bab 407

“Memangnya kenapa kalau aku pukul kamu?” Roma mencubit Yuna dengan kuat dan mengangkat wajah perempuan itu, “Terus terang saja, kamu hanyalah mainan di tanganku. Aku ambil aku hanya karena aku ingin main denganmu. Sekarang aku sudah bosan, kamu boleh pergi.”

Yuna mengangkat tangannya dan menampar wajah Roma lalu membentaknya, “Roma, kamu benar-benar binatang!”

Roma menyentuh sudut bibirnya yang ditampar Yuna dengan lidah. Kemudian, dia tertawa sinis dan mencekik leher Yuna. Pada detik berikutnya, dia menampar wajah Yuna berulang kali, seolah-olah dia sedang melampiaskan amarahnya pada perempuan itu.

Sorot mata Roma berangsur-angsur menjadi ganas. Senyum senang merekah di bibirnya. Mata Yuna pun berubah dari yang marah pada awalnya menjadi ngeri dan takut.

Entah berapa lama waktu berlalu, Roma mengayunkan pergelangan tangannya yang sakit. Akhirnya dia baru berhenti. Pada saat ini, Yuna sudah tidak memiliki tenaga untuk menangis lagi. Wajah cantiknya dipenuhi dengan bekas luka tamparan.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status