Share

Bab 382

Winda merasa sedikit tidak nyaman mendengarnya, tapi dia menekan perasaan tidak nyaman itu, menatap pria di depannya itu, dan tersenyum.

“Aku nggak percaya. Pasti kamu yang peduli padaku dan ingin membawaku ke rumah sakit,” ujar Winda dengan tegas, menatap langsung ke arah Hengky.

Ekspresi di wajah Hengky seketika menjadi masam. Matanya menghadap ke bawah, jadi kelopak matanya yang sedikit menutup menutupi emosi di matanya.

Dia berkata dengan nada sinis, “Peduli padamu? Berhentilah berharap.”

Mendengar perkataan Hengky, Winda berjalan dengan kaki telanjang di atas karpet, menahan rasa sakit dan berjinjit untuk dekati telinga pria itu. Dia tertawa pelan dan berkata, “Kamu yang tahu kamu peduli padaku atau nggak. Kalau nggak, kenapa kamu mencegah Nenek bertanya waktu di kamar?”

Sambil mengatakan itu, Winda mengulurkan tangannya dan meletakkan telapak tangannya di dada Hengky. Bibir merahnya hanya berjarak beberapa milimeter dari telinga pria itu. “Kamu jelas mencintaiku, tetapi kamu ngga
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status