Share

Bab 277

Penulis: Matahariku
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-15 17:37:10
Hengky menuruni tangga sambil menghubungi Willy. Telepon berdering selama beberapa kali baru diterima oleh lelaki itu. Suara malas Willy terdengar di seberang telepon.

“Kamu telepon aku malam-malam karena berantem dengan istrimu?”

“Sekarang kamu di mana?” tanya Hengky.

“Kenapa? Mau ajak aku minum? Hari ini aku sibuk, aku sedang jalan-“

Sebelum lelaki itu selesai berbicara, Hengky langsung memotong, “Dia sakit, sekarang kamu datang dulu ke sini.”

Hengky berdecak dan berkata, “Aku nggak ada waktu. Bukannya kamu ada dokter pribadi? Kenapa nggak minta dia saja yang datang?”

“Nggak boleh! Aku kasih kamu waktu 20 menit dan segera datang!” jawab Hengky tanpa menerima penolakan.

“Ak-“

Hengky tidak memberikan kesempatan untuk lelaki itu menolak. Dia langsung memutuskan sambungan telepon.

Yanti dan Bi Citra melihat ke arah Hengky yang menuruni tangga. Mereka menilai dan menebak raut wajah lelaki itu. Melihat ekspresi tenang Hengky membuat Yanti mengumpat dalam hati dan mendesah kecewa. Sedangkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 278

    Hengky hening sejenak dan dengan suara dingin berkata, “Panggil mereka ke sini.”“Baik.”Sesaat kemudian Bi Citra memanggil seluruh pelayan suruhan Sekar. Semua orang berbaris di hadapan Hengky yang tengah memainkan pemantik di tangannya. Lelaki itu memandangi setiap orang yang ada di sana dengan dingin. Setiap orang menunduk tanpa ada yang berani berbicara. Yanti juga merasakan suasananya ada yang aneh dan tidak berani berbicara.Setelah satu menit, Hengky melempar pemantik ke atas meja hingga menghasilkan suara nyaring. Semua orang terlonjak dan gemetar di tempat.“Kalian semua dipecat! Sepuluh menit lagi saya nggak mau lihat satu pun dari kalian!”Kalimat tersebut membuat kehebohan kecil. Semua orang saling berpandangan dan tidak tahu harus berbuat apa. Yanti juga tidak menyangka akan seperti ini. Awalnya dia pikir paling gawat dia diusir kembali ke kediamannya Sekar. Ternyata Hengky langsung memecat mereka semua.“Den, kami dipekerjakan oleh Nyonya. Seharusnya Den Hengky nggak berh

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-15
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 279

    Tidak sampai dua menit kemudian, Bi Citra membawa Willy naik ke kamar utama. Bi Citra tidak masuk, dia hanya membawa lelaki itu sampai di depan pintu saja. Dia mengetuk pintu dan berkata, “Pak, Pak Willy sudah datang.”Winda meletakkan sendoknya dan melirik ke arah luar. Pandangannya dengan Willy bertemu. Lelaki itu melambaikan tangan ke arahnya sambil berjalan masuk dan berkata, “Hengky bilang kamu sakit dan minta aku datang. Kamu kenapa?”“Kamu ….” Winda menoleh ke arah Hengky dan menatap lelaki itu. Hengky melayangkan lirikan penuh peringatan pada Willy sambil berkata, “Kata Bi Citra kamu demam seharian, kamu periksa dia.”Willy mengangkat alisnya dan menatap Winda sekilas. Selain pucat dan sedikit lemas, dia tidak terlihat ada apa-apa. Lelaki itu menarik Hengky agar menjauh dari Winda dan berbisik, “Kamu panggil aku hanya untuk hal kecil ini? kamu tahu malam ini aku ada kencan yang sangat penting?!”Hengky menatapnya datar dan dengan santai berkata, “Kalau sampai kakekmu tahu-”“Su

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-15
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 280

    Hengky menatap Willy selama beberapa detik dengan ekspresi muram. Kemudian, dia membuka pintu kantor dan masuk tanpa berkata apa-apa.Willy ikut masuk ke dalam kantor lalu menutup pintu. Belum sempat dia duduk, Hengky sudah bertanya padanya, “Bagaimana dengan kondisi tubuhnya? Ada masalah apa, nggak?”“Nggak apa-apa, kok.” Willy menatapnya dengan heran dan berkata, “Demamnya sudah reda, biasa-biasa saja.”Setelah melihat ekspresi Hengky yang aneh, Willy mendengus dan berkata, “Masa, sih? Cuma demam saja sudah buat kamu begitu khawatir?”Hengky mengerutkan bibir tipisnya dan berkata dengan acuh tak acuh, “Nggak, mungkin aku yang terlalu berprasangka.”Jelas-jelas waktu kembali dari rumah kakek, Winda masih baik-baik saja. Hari ini tiba-tiba dia demam ....Willy mengangkat alisnya dan tertawa pelan, lalu berkata, “Aku rasa kamu sudah jatuh ke tangannya.”Hengky mengerutkan bibirnya tanpa mengatakan apa pun.“Kalau nggak ada apa-apa lagi, aku pergi dulu,” kata Willy sambil tersenyum.“Sat

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-18
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 281

    “Bagaimanapun, kalian harus lebih berhati-hati. Kalau orang itu masih belum menyerah lalu melakukan sesuatu yang ekstrim lagi ... kalian mungkin nggak akan seberuntung saat itu.”Untung saja mereka bertiga selamat dalam kecelakaan mobil saat itu. Kalau tidak, orang yang terbaring di kamar mayat sekarang pasti Hengky dan yang lainnya.Namun, luka yang dialami Hengky cukup serius. Agar Winda dan keluarganya tidak khawatir, Hengky berpura-pura kalau dirinya baik-baik saja. Dia pun memaksa diri untuk keluar dari rumah sakit.Setelah memikirkan hal ini, Willy pun merasa khawatir, “Minggu ini lebih baik kamu pergi ke rumah sakit saja untuk diperiksa. Aku takut kecelakaan waktu itu akan meninggalkan gejala sisa apa.”“Nggak usah,” tolak Hengky.Willy sudah menduga Hengky akan berkata seperti itu. Dia pun mengancam sambil tersenyum, “Kalau kamu nggak mau pergi, mau nggak mau aku harus telepon nenekmu.”Hengky spontan menatap Willy sambil mengerutkan kening. Beberapa detik kemudian, dia akhirny

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-18
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 282

    Winda sudah bertindak sampai sejauh ini. Apakah Hengky masih tidak memercayai ketulusannya?Winda menghela napas panjang lalu memejamkan matanya. Perasaan lelah seketika menderanya. Walaupun hatinya sedang sangat kacau, entah karena efek obat atau bukan, Winda merasa semakin mengantuk. Tanpa sadar, perlahan-lahan dia pun tertidur.Hengky mandi seadanya dengan cepat. Dia bahkan tidak sempat mengeringkan rambutnya. Begitu selesai ganti baju, dia kembali ke kamar.Begitu masuk ke dalam kamar, Hengky melihat Winda yang mengenakan piyama tipis berbaring di atas selimut. Perempuan itu sudah tidur.Hengky spontan mengerutkan keningnya. Dia berjalan mendekat dengan pelan, lalu dia memindahkan Winda dengan gerakan yang sangat pelan. Setelah itu, dia menarik selimut di bawah tubuh Winda dan menutupi tubuh Winda dengan selimut itu.Winda tiba-tiba bergumam dalam tidurnya, lalu meraih tangan Hengky yang hendak pria itu tarik kembali. Kemudian, Winda mengusap wajahnya di tangan itu.“Hengky ....”H

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-18
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 283

    “Sudah lebih dari setengah jam Pak Hengky pergi. Sebelum pergi Pak Hengky juga suruh Bibi buatkan sup untuk Bu Winda. Kalau soal Pak Hengky tidur di kamar atau nggak, Bibi nggak tahu, Bu.”Winda termenung sejenak. Dia mengangkat tangan dan menggosok alisnya, lalu berkata dengan nada datar, “Nggak apa-apa, aku tanya doang.”Winda benar-benar menjadi linglung. Bisa-bisanya dia menanyakan hal itu pada Bi Citra. Mana mungkin Bi Citra tahu.“Oh ya, sebelum Pak Hengky pergi, dia juga pesan agar Bu Winda istirahat dulu di rumah beberapa hari. Nggak usah khawatir soal pekerjaan.”Sudut bibir Winda seketika terangkat ketika dia mendengar perkataan itu. Dia tidak tahu kalau Hengky adalah bos sebenarnya Star Kingdom Entertainment. Selama ini dia mengira dia bisa bebas di perusahaan karena manajernya adik kandung Ivan. Namun sekarang, Winda mengerti kalau semua itu karena Hengky.Kalau tidak, perusahaan mana yang akan membiarkan orang yang terpuruk dan tidak memiliki kemajuan terus bekerja.Sekara

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-18
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 284

    Hengky mengulurkan tangan dan mengambil dokumen di atas meja. Kemudian, dia merobek dokumen itu beberapa kali dan membuangnya ke tempat sampah di samping meja.“Aku nggak tahu apa yang dia katakan pada Nenek. Tapi aku harap Nenek lihat ini dulu sebelum bicarakan hal ini.”Begitu Hengky selesai bicara, orang yang berdiri di belakangnya membuka laptop dan meletakkannya di depan Sekar.Sekar merapikan syalnya dan menatap layar laptop dengan wajah cemberut. Saat ini, Yanti berdiri tepat di samping Sekar. Begitu Yanti melihat gambar di layar, raut wajahnya langsung berubah drastis. Dia mencengkeram ujung bajunya, matanya yang memerah menatap layar laptop dengan lekat.Sejak awal Yanti mengira Winda berkata padanya kalau CCTV terpasang di setiap sudut vila hanya untuk menakut-nakutinya. Tidak disangka ternyata itu benar. Dia lebih tidak menyangka kalau Hengky ternyata begitu peduli dengan perempuan itu, sampai bisa memperlihatkan rekaman CCTV itu kepada Sekar.Sekar menatap layar laptop yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-19
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 285

    Yanti terus memohon, “Nyonya, mengingat saya sudah bekerja untuk keluarga Pranoto selama bertahun-tahun, tolong beri saya kesempatan lagi.”Sekar bahkan tidak melihatnya lagi, dia langsung berkata pada Doni, “Doni, antar mereka keluar. Mulai hari ini, aku nggak mau melihat satu pun dari mereka di rumah ini, mengerti?”“Nggak, saya ....”Yanti masih ingin memohon pada Sekar. Namun, Doni maju untuk menghentikannya dan berkata dengan tegas, “Tolong kalian tinggalkan rumah ini.”Tanpa memberi Yanti kesempatan untuk menimbulkan keributan, Doni sudah memberi isyarat. Satpam yang telah menunggu di luar bergegas masuk.Setelah melihat satpam datang, para pelayan dengan sadar diri langsung keluar. Yanti yang tidak rela melihat Sekar sebentar. Namun, mau tidak mau dia juga harus pergi bersama yang lain.Setelah semua orang pergi, Sekar baru menatap Hengky dengan wajah serius, “Sekarang kamu sudah puas, kan?”Hengky menurunkan sedikit tatapannya dan tidak berkata apa-apa. Bagaimanapun, Hengky ad

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-19

Bab terbaru

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 597

    Hengky mengerti maksud Winda, tapi dia berpura-pura bersikap dingin dan membalas, “Kamu sudah nggak sabar mau ketemu dia? Aku kasih tahu, ya, kamu nggak akan pergi ke mana pun sampai kamu sembuh!”Kata-kata itu bagaikan belati dingin yang menancap jantungnya. Dia menatap Hengky dengan penuh rasa kecewa dan berkata, “Hengky, kamu jelas-jelas tahu aku cuma ….”“Cuma apa? Kamu baik-baik saja di sini. Aku nggak mau kejadian tadi terulang lagi!”“Aku ….”Winda ingin mengatakan sesuatu, tapi melihat tatapan Hengky yang begitu dingin, dia menelan kembali kata-katanya. Hengky pun hanya menatapnya sekilas, tapi ketika dia hendak pergi, dia merasakan hawa dingin yang menempel ke tangannya dari tangan Winda.“Bisa, nggak, kamu jangan pergi dulu?”Kehangatan yang terpancar dari telapak tangan Hengky menyapu bersih hawa dingin yang ada di tubuhnya. Hengky menoleh dan melihat tangan mereka yang sedang saling bertautan, lalu dia beralih melihat tatapan mata Winda yang sedang memohon kepadanya. Ucapan

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 596

    Ketika baru saja keluar dari lift rumah sakit, Hengky melihat sudah ada kerumunan orang yang berdiri di depan kamar Winda. Mereka semua tampak lega melihat kedatangannya.Dokter segera menyambutnya dan berkata, “Pak Hengky datang juga akhirnya. Bu Winda mengurung diri di kamar. Lukanya harus cepat diobati.”“Oke, aku ngerti,” jawab Hengky, lalu dia bergegas mengetuk pintu kamar dan berkata, “Winda, ini aku, buka pintunya.”Perlahan Winda mengangkat kepalanya saat mendengar suara Hengky. Dari matanya tebersit ekspresi kebahagiaan dan turun dari ranjangnya untuk membuka kunci pintu. Mata Winda langsung memerah ketika dia melihat sosok yang tak asing baginya di balik pintu. Dia pun langsung melemparkan tubuhnya sendiri ke dalam pelukannya.Namun Hengky tidak membalas pelukannya. Dia hanya menatap sinis Winda dan menegurnya, “Winda, ngapain lagi kamu?”“Tadi aku mimpi kamu kena tembak tepat di jantung …. Hengky, aku takut.”Tubuh Hengky sempat bergidik sesaat dan detak jantungnya mulai ber

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 595

    “Bu Winda balik ke ranjang dulu. Sebentar lagi dokter datang,” kata si pengawal dengan kepala basah kuyup akibat keringat dingin.Walau begitu, Winda hanya menggelengkan kepalanya dan berulang kali berkata, “Aku mau ketemu Hengky!”“Tapi Pak Hengky lagi nggak di rumah sakit. Ibu ….”Sebelum pengawal itu selesai berbicara, dokter dan perawat yang sedang bertugas datang ke kamarnya Winda.“Ada apa?” tanya si dokter. Lantas, dokter melihat ada bercak darah di lantai, serta tangan Winda yang bersimbah darah. Dokter pun segera berkata, “Ada apa, Bu Winda? Kenapa jarum infusnya dicabut?”Si perawat juga menghampiri Winda dan berkata, “Bu, ayo saya bantu naik lagi ke ranjang. Saya balut dulu lukanya.”Tanpa melakukan perlawanan, Winda mengikuti arahan si perawat untuk diantar kembali ke ranjang. Si perawat pun merasa lega, tapi ketika dia baru ingin membalut lukanya, tiba-tiba Winda menghindar dan dengan matanya yang merah menatap si pengawal, “Aku mau ketemu Hengky. Kalau dia nggak datang, a

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 594

    Hengky menggerakkan bola matanya sekilas dan kembali berkata kepada Winda dengan sinis, “Kalaupun aku mat, aku tetap nggak mau kamu nolong aku.”Raut wajah Winda langsung pucat mendengar itu. Matanya mulai memerah dan dia hendak membuka mulut untuk mengatakan sesuatu, tapi Winda sudah tidak bisa lagi menahan tangisannya. Melihat mata Winda memerah, Hengky jadi merasa gusar dan berpesan kepadanya untuk cukup beristirahat saja. Kemudian Hengky pun berbalik dan keluar dari kamarnya Winda.Winda ingin menahan Hengky untuk tetap berada di sisinya, tapi pintu sudah tertutup rapat sebelum dia sempat berbicara. Kini suasana di kamar jadi tenang. Winda masih tak bisa menahan luapan perasaan dan air mata pun mengalir deras. Dia menggigit bibirnya sendiri dengan keras untuk meredam suara tangisannya, dan menelan semua emosi itu sendirian.Hengky yang baru menutup pintu juga berhenti di depan dan melihat ke dalam melalui kaca kecil. Dia dengan jelas melihat Winda menangis, tapi dia tidak mengeluar

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 593

    “Kenapa bisa jadi begini …,” ujar Winda terkejut. Dia mengira dengan kuasa yang dimiliki keluarga Pranoto, mencari seseorang bukanlah hal yang sulit, lagi pula orang yang dicari juga begitu terkenal,rasanya mustahil tak ditemukan.“Ada seseorang yang hapus semua jejaknya sebelum aku mulai nyari. Semua petunjuk yang ada dipatahkan sama dia,” kata Hengky.Kalau saja pada saat itu Winda tidak menyadari ada sesuatu yang aneh pada mobil itu, mungkin sekarang Hengky …. Sudahlah, Winda tidak mau memikirkannya lebih jauh, dia takut kehilangan Hengky.Mobil Jeep hitam itu tidak mengikuti mereka sampai ke bandara. Mobil itu tiba-tiba muncul dan langsung menodongkan pistol ke arah Hengky tanpa ragu, yang jelas berarti mereka dari awal sudah ada niat untuk membunuhnya. Pertanyaannya, sebenarnya siapa yang bisa melakukan itu?Winda merasa misteri ini jadi makin dalam saja, dan lagi setiap kejadian selalu ada hubungannya dengan dia dan juga Hengky. Winda belum mengalami ini di kehidupan sebelumnya.

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 592

    “Bu Winda, sungguh baik secara kamu sudah terbangun,” ujar Fran melangkah masuk dengan terkejut dan mengulurkan tangannya untuk memeriksa Winda. Dia yang melihat ruangan penuh dengan orang asing, wajahnya menjadi geram dan mengulang, “Aku ingin bertemu dengan Hengky, gimana keadaan dia?”Dokter Fran terdiam sejenak dan berkata, “Pak Hengky tidak terluka. Aku sudah menyuruh perawat untuk memanggil ....”Sebelum Dokter Fran sempat menyelesaikan perkataannya, Hengky dan Santo bergegas datang ke ruangan itu. Melihat Winda yang sudah terbangun, wajah Hengky terlihat tenang, akan tetapi beban di hatinya langsung hilang.“Pak Hengky, Nyonya Winda sedang mencarimu,” ujar Fran.Tertutupi oleh orang-orang di sekitar, Winda tidak dapat melihat Hengky. Dia ingin sekali melihatnya dengan mata kepalanya sendiri kalau pria itu baik-baik saja, jadi dia memaksa mengangkat badannya untuk duduk di ranjang.Tetapi luka di tubuhnya terlalu menyakitkan, hingga membuat dia kliyengan ketika bergerak. Ketika d

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 591

    Santo terlihat tertekan dan berkata, “Mereka selalu selangkah lebih cepat dibanding kita dan bisa melenyapkan semua bukti. Kalau mereka bukan yang mengetahui kita dengan baik, tidak mungkin mereka bisa melakukannya dengan rapi.”Hengky menjawab dengan dingin, “Biarkan Howard melanjutkan investigasinya!”“Pak Hengky ....” Santo sejenak ragu-ragu lalu berkata, “Sekarang di luar negeri tidak aman, dan juga tidak menjamin kalau mereka tidak akan menyerangmu lagi. Apa mungkin kamu ingin aku persiapkan pesawat khusus untuk memulangkan kamu ke kampung halaman?”Walaupun dia tahu kalau kondisi istrinya tidak bisa bergerak, kekuatan dari pihak lawan sangatlah besar dan sepertinya tidak menjamin keselamatan mereka jika tinggal lebih lama di Fontana.Santo di lain sisi tidak memikirkan hal itu, tugas dia hanya untuk menjamin keamanan dari Hengky. Urusan yang lainnya bisa ditunda terlebih dahulu.“Tidak perlu,” tegas Hengky menolak. Dia menoleh untuk melihat Winda yang masih terbaring di ruang pe

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 590

    “Aku bisa bantu menghapus masalah ini, tapi kamu lebih baik lebih jujur ke aku. Kalau kamu membuat masalah sekecil apa pun, kamu mati sendiri saja nanti,” jawab Kakek, setelah selesai bicara dia langsung mematikan teleponnya.Pria itu tersenyum menyeringai sambil mengunci layar teleponan, lalu dia menyimpan teleponnya ke dalam sakunya.Joji yang melihatnya langsung bertanya, “Gimana? Kakek berkenan untuk membantu?”“Dia harus bantu walaupun dia juga tidak berkenan membantu kita. Karena dia lebih takut kalau aku ketangkap Hengky daripada diriku sendiri. Selama aku menyimpan rahasia dia balik kejadian hari itu, Kakek harus tetab membantuku menyelesaikan ekor masalah ini,” jawab pria itu menyeringai.Mendengar itu Joji mendesau dengan lega, lalu mengembalikan senapannya ke pria itu dan berkata, “Bagaimanapun juga kita harus tetap berhati-hati untuk sekarang ini. Meskipun dengan bantuan kakek, kita juga tidak boleh menganggap enteng masalah ini.”“Aku mau menghubungi Winda secara langsung,

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 589

    Joji merasa pesimis dengan rencana pria itu. Dia belum belum pernah berhubungan dengan Hengky secara langsung, jadinya dia tidak tahu betapa menakutkan orang itu. Jika Hengky mengetahui kalau ini merupakan perbuatan mereka, sepertinya Hengky tidak akan melepaskan mereka, walaupun dengan bantuan Kakek juga.“Kita diskusikan masalah ini nanti. Sekarang, paling penting yaitu menyelesaikan masalah ini dulu,” ujar Joji.“Oke, aku akan menelpon kakek sekarang,” jawab pria itu mengambil telepon seluler dari kantongnya dan segera menelepon kakek dari buku kontak pada telepon.Teleponnya berdering selama kurang lebih sepuluh detik sebelum diangkat. Suara yang berat dan penuh keagungan terdengar dari teleponnya dan dari suaranya dia merendahkan suaranya dan berkata dengan ketidakpuasan, “Bukannya aku sudah bilang untuk tidak meneleponku jika tidak ada urusan yang penting?”Pria itu menyeringai, matanya terlintas penuh dengan kebencian dan menjawab, “Kalau ga ada urusan penting, tentu aku nggak a

DMCA.com Protection Status