Share

Bab 276

“Aku mau kamu menemaniku biar aku bisa melihat kamu kapan pun itu.”

Winda terkekeh dan mencoba menutupi sorot sedihnya sambil berkata, “Sebenarnya waktu Bi Citra bilang mau telepon kamu, aku ingin sekali kamu tahu. Tapi kita baru saja berantem kemarin malam dan kamu sedang marah. Aku takut setelah Bi Citra kasih tahu kamu, kamu justru nggak peduli.”

Kalau sampai Hengky berkata bahwa hal kecil seperti ini tidak perlu memberi tahu lelaki itu, maka Winda pasti akan semakin sakit lagi. Lebih baik lelaki itu tidak perlu tahu, dia masih bisa berpura-pura berbohong pada dirinya sendiri bahwa Hengky peduli dengannya.

Mendengar nada sedih suara perempuan itu membuat hati Hengky tercubit. Tatapannya pada Winda berubah lembut.

“Kenapa nggak ke dokter?”

Suara lembut lelaki itu membuat Winda menghela napas lega. Dia memeluk pinggul Hengky dan dengan suara seraknya berkata, “Hanya demam, tinggal minum obat saja.”

Kening Hengky berkerut mendengar suara perempuan itu dan bertanya, “Kenapa suara kamu j
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status