Winda menatap Hengky sambil tersenyum dan menyesap anggur merahnya.Hengky menatapnya beberapa detik, lalu tiba-tiba mengangkat tangannya, mengangkat kepalanya dan meneguk anggur merah di gelasnya sampai habis.Winda terdiam sejenak dan menatapnya, sementara Hengky menyeka mulutnya dengan serbet, lalu berdiri.“Aku sudah selesai makan. Kamu pelan-pelan saja makannya.”Setelah berkata begitu, Hengky berbalik badan dan berjalan kembali ke dalam rumah.Jari-jari Winda yang memegang gelas wine perlahan mengencangkan genggamannya. Wajahnya yang tadinya cerah menjadi muram.Dia mendesah kecewa. Dia melihat makanan-makanan lezat di atas meja, tetapi tidak lagi berselera makan.Dia pikir dia bisa menggunakan kesempatan ini untuk mendekatkan hubungan mereka berdua, tapi sepertinya dia terlalu terburu-buru.Hengky tidak kembali ke kamar tidur dan pergi ke ruang kerja sendirian.Dia membuka sebuah buku di atas meja dan mengeluarkan foto tua yang sudah menguning.Itu adalah foto grup yang terdiri
Mata Hengky menghindari tatapan Winda. Dia berkata dengan datar, “Aku datang untuk mengambil barang. Kamu tidur saja.”Mendengar perkataan tersebut, Winda berhenti mengucek matanya. Saat Hengky hendak berdiri, dia segera meraih pria itu.“Mau ke mana selarut ini?” ujar Winda dengan sedikit gugup, seolah takut Hengky akan pergi.Awalnya, Hengky ingin tidur di sofa yang ada di ruang kerja. Namun, setelah mendengar suara Winda, dia tampak sedikit ragu.Winda bangun, turun dari tempat tidur dengan kaki telanjang, lalu berdiri di hadapannya. Dia meraih tangan Hengky dan mengayun-ayunkannya, lalu mengerjapkan matanya dengan lembut dan berkata dengan manja, “Aku takut tidur sendirian. Boleh nggak kamu temani aku?”Hengky teringat akan mimpi buruk yang dialami Winda tadi malam, memandangi wanita yang terlihat sangat manis saat sedang memohon itu, lalu mengerucutkan bibir dan menelan keinginannya untuk menolak mentah-mentah.Jakunnya bergerak sedikit, dan dia berkata dengan tenang, “Aku mau ma
Reaksi Hengky itu membuat Winda tertegun sejenak. Ada yang aneh dengan Hengky. Kenapa pria ini begitu kooperatif dengannya malam ini?Dia merasa aneh di dalam hati, namun dia pasti tidak akan melewatkan kesempatan bagus untuk memperdekat hubungan merekaDia segera melompat dari tempat tidur, memakai sandal dan pergi ke kamar mandi untuk mengeluarkan pengering rambut.Hengky sedang duduk di tepi ranjang, dan Winda duduk berlutut di atas ranjang. Begitu pengering rambut menyentuh rambut Hengky, pria itu tanpa sadar menghindarinya.Segera setelah itu, dia merasakan sepasang tangan dengan lembut membelai rambutnya dan memainkan rambutnya. Telapak tangan Hengky yang diletakkan di atas lututnya perlahan mengepal. Dia kemudian mengerucutkan bibirnya dan diam saja.Dia bisa merasakan bahwa wanita di belakangnya itu sangat dekat dengannya, gerakannya sangat lembut dan serius. Tangan wanita itu menyentuh kulitnya, tapi seolah-olah dia sedang menyentuh hatinya ....Bibir Hengky mengerucut dan mem
Dia sangat puas dengan dandanannya hari ini, dan dia yakin bahwa dia adalah orang yang paling menarik perhatian di pesta hari ini.Namun, meski sudah berdandan dengan sepenuh hati, Hengky sama sekali tidak meliriknya. Jika pria ini menikah, dia mungkin akan meragukan kejantanannya. Kalau tidak, kenapa pria ini bisa tidak tertarik padanya sama sekali ….Ketika tidak mendapat respon apa pun, senyuman Yuna jadi membeku sesaat. Dia membuka kontrak itu dan melihatnya. Dia tidak melihat ada masalah di dalamnya, jadi dia mengeluarkan pena dari tasnya dan bersiap untuk menandatangani kontrak itu.“Tunggu sebentar,” ujar Hengky tiba-tiba, menatapnya dengan dingin, mengulurkan tangan padanya dan berkata, “Mana barang yang kuinginkan?”Gerakan Yuna terhenti. Dia meletakkan pulpennya, mengeluarkan kartu memori dari tasnya, dan meletakkannya di telapak tangan Hengky.“Ini file-nya, nggak ada cadangannya.”Hengky bahkan tidak melihatnya. Setelah dia selesai berbicara, dia mendengar bunyi “krek” dan
Para wartawan melihat ekspresinya yang tiba-tiba berubah masam, ragu-ragu sejenak, kemudian berkumpul di sekelilingnya.Yuna terdorong oleh mereka. Dia mengenakan sepatu stiletto, sehingga kehilangan keseimbangan dan jatuh ke arah Hengky.Hengky hanya meliriknya dingin. Yuna berpikir pria itu akan mengulurkan tangan untuk menangkapnya dengan cara yang sopan di depan media. Tak disangka, Hengky justru bergerak ke samping dan menyingkir saat dia terjatuh.Pikiran Yuna tiba-tiba menjadi kosong. Kalau dia langsung jatuh ke lantai di depan banyak kamera dan reporter, hal ini akan menjadi sejarah kelam dan bahan tertawaan orang seumur hidupnya.Namun, Hengky tampak tidak berniat untuk menangkapnya.Yuna menutup matanya dengan putus asa, tapi rasa sakit yang dia kira akan datang tidak kunjung datang. Seseorang meraih pinggangnya dan menahannya sebelum dia jatuh.Yuna sangat gembira, mengira Hengky tidak tega melihatnya terjatuh, tetap mengulurkan tangan untuk membantunya. Namun, saat membuka
“Anda secara pribadi membawa Yuna untuk datang ke pesta ini hari ini. Apa selanjutnya Star Kingdom Entertainment berencana untuk menjadikannya sebagai artis yang paling dipromosikan?”“Pak Hengky nggak pernah terlibat skandal dengan aktris mana pun. Sikapnya terhadap Yuna kali ini berbeda dari sebelumnya. Apa kalian berencana untuk mengumumkan hubungan kalian?”“Pak Hengky, bisakah Anda menjawab ….”Setelah apa yang terjadi di kantor Pranoto Group kemarin, seluruh media sudah mendapat hikmahnya hari ini. Tidak ada satu pun yang berani mengungkit tentang Winda, seolah-olah skandal dan rumor yang tersebar sejak awal adalah skandal antara Hengky dan Yuna.Sebenarnya, para reporter ini mungkin tidak takut apa-apa, tapi perusahaan tempat mereka bekerja berbeda. Perubahan sikap Hengky kemarin, yaitu di mana pria itu langsung langsung marah setelah ada yang mengungkit tentang Winda, tentu membuat orang-orang berprasangka.Selain itu, setelah berita itu keluar, semua komentar buruk tentang Win
Yuna terkejut mendengarnya, tapi ekspresi kaget di wajahnya sudah kembali menjadi senyuman. Meski dia tidak mengatakannya, dia merasa bahagia di dalam hati.Hengky melakukan semua itu demi reputasi dan nama baik Winda, tapi masih ada orang yang tidak percaya. Kalau bukan demi masa depannya, dia ingin sekali melihat Winda dimaki ribuan orang karena ketahuan berbohong.“Itu sebenarnya hanya kebetulan. Malam itu, saya dan Pak Hengky bertemu dengan seorang sutradara yang sangat penting di pesta. Pak Hengky ada minum alkohol. Dia menelepon Pak Santo dan meminta pria itu untuk menjemputnya. Mungkin kebetulan bertemu dengan Winda saat itu, jadi kelihatannya seperti masuk bersama.”“Kalau gaun itu, semua orang pasti tahu kalau aku pernah menjadi brand ambassador untuk merek ini sebelumnya. Meski kontraknya nggak diperpanjang, aku tetap akan membeli produk baru mereka. Mungkin Winda melihat aku terlihat cantik memakai gaun itu, jadi dia juga membelinya.”Dengan kata lain, Winda menirunya.Hal s
Yuna menahan rasa girang dalam hatinya dan berkata sambil tersenyum kecil, “Aku sudah lama ingin mengenal Pak Damian. Aku sudah pernah menonton banyak karya Bapak, dan nggak berlebihan untuk mengatakan bahwa semuanya adalah karya klasik. Di industri kita, aktor yang bisa berperan dalam karya Bapak baru bisa dianggap sebagai aktor papan atas.”Perkataannya ini tidak dimaksudkan untuk menjilat Damian. Bagaimanapun juga, dalam industri ini, Damian sudah dikenal dengan sikapnya yang tidak peduli dengan orang-orang yang mau membayar dengan uang. Kalau kemampuan aktingmu tidak diakui olehnya, tidak peduli siapa yang merekomendasikanmu, dia tetap tidak akan menunjukmu untuk berperan dalam karyanya.Dulu pernah ada seorang produser yang menghabiskan ratusan juta untuk memasukkan kekasihnya ke dalam karya sutradara satu ini. Damian mengecam hal ini di depan banyak orang di dalam industri yang sama, memutuskan kontrak dengan produser itu, dan menggunakan uangnya sendiri untuk mendanai syuting fi