Share

Bab 151

Penulis: Matahariku
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-25 14:24:32
Marina melihat keduanya hanya menatap TV tanpa bicara, dia pun mengambil remote di atas meja dan mematikan TV.

Jefri langsung tersadar, dia spontan melihat ke arah Luna dan berkata dengan suara yang berat, “Kakakmu sudah nggak menyukai aku lagi. Sekalipun kita bersama, dia juga nggak akan ganggu kamu lagi.”

Jefri menatap Luna dengan lekat, berharap menemukan sesuatu dari ekspresinya yang tipis. Benar saja, dalam sekejap, Jefri melihat ada rasa muak di mata Luna.

“Kak Jefri, bisa nggak kita nggak bicarakan hal ini dulu?” Luna menggigit bibirnya dan mendongakkan kepalanya sedikit untuk menatap Jefri. Di dalam mata perempuan itu penuh dengan rasa serba salah dan kesepian.

Biasanya, Jefri pasti sudah melunak. Namun, entah kenapa hari ini dia menginginkan sebuah jawaban pasti. Bagaimanapun, dia telah menunggu selama bertahun-tahun. Hanya saja, Luna selalu mengabaikannya. Sekarang ibunya telah membicarakan hal ini, maka Jefri harus menanyakan hal ini sampai jelas.

Jefri menatap Marina dan be
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 152

    “Nggak akan.” Jefri mengucapkannya tanpa sadar, tapi di dalam hatinya justru panik bukan main. Dia menggertakkan giginya, lalu dia melihat wajah Luna yang seperti tersenyum tapi tidak tersenyum. Dia pun memantapkan hatinya dan berkata, “Luna, aku nggak takut untuk katakan yang sebenarnya padamu. Ada masalah dengan keuangan Gunawan Group. Aku harus menikah denganmu baru bisa dapat dukungan dari Om James untuk bantu Gunawan Group melewati masa sulit ini.”“Kamu juga tahu, dari dulu aku sudah suka sama kamu dan ingin menikah denganmu. Kamu juga pernah berjanji padaku, kalau aku bantu kamu lakukan hal itu, kamu akan pertimbangkan untuk menikah denganku. Hanya saja dipercepat sekarang.”Marina yang baru kembali dari dapur langsung mendengar ucapan Jefri. Raut wajahnya seketika berubah. Pada dasarnya keluarga Atmaja tidak begitu setuju dengan pernikahan ini. Jika mereka tahu ada masalah di Gunawan Group, takutnya keluarga Atmaja semakin tidak setuju.Sebenarnya Luna sudah lama mendengar bebe

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 153

    Hengky sengaja memelankan langkah kakinya ketika berjalan mendekat, lalu dia memperhatikan wajah tidur Winda. Winda tampak sangat kelelahan, ada lingkaran hitam di bawah matanya. Suhu AC di ruangan itu agak rendah, Winda yang telungkup di atas meja sampai meringkuk karena kedinginan.Hengky menarik kembali pandangannya, lalu mengambil pena yang masih dipegang Winda. Tepat ketika dia membungkuk untuk menggendong Winda ke tempat tidur, dia melihat selembar kertas di bawah tangan Winda. Hengky mencoba melihat dari jarak lebih dekat, dia pun langsung mengenali garis besar coretan di kertas itu adalah sebuah bentuk cincin, sama seperti yang dia lihat di tong sampah hari itu.“Pak, Bu ....” Entah sejak kapan Bi Citra naik ke lantai atas dan berdiri di luar pintu. Baru saja dia hendak berbicara, Hengky tiba-tiba berbalik dan memberinya isyarat untuk diam.Saat ini Bi Citra baru melihat Winda yang sedang tidur. Dia spontan tersenyum mengerti, lalu berbalik dan turun ke lantai bawah.Hengky men

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 154

    Suasana hati Winda seketika berubah drastis ketika dia melihat wajah Hengky yang dingin, seolah-olah tidak ingin berbicara dengannya. Dia pun menjadi tidak nafsu makan. Setelah makan beberapa suap, dia tidak bisa makan lagi.Terlebih lagi Hengky, sejak Winda duduk di sampingnya, seluruh tubuh pria itu memancarkan aura yang membuat tekanan udara di sekitarnya menjadi rendah. Hal itu juga membuat para pelayan di ruangan itu ketakutan sehingga tidak berani bernapas terlalu keras.Winda melirik Hengky, lalu berbisik pada Santo yang duduk di seberang meja makan, “Ada apa dengannya?”Santo hanya menggelengkan kepalanya. Meskipun dia tidak tahu mengapa, dia yakin pasti ada hubungannya dengan Winda.Winda terdiam sambil menggigit bibirnya. Kemudian, dia mengambil sepotong daging dengan sendok dan menaruhnya ke piring Hengky. Setelah itu, dia menatap Hengky dengan mata yang berkilau dan tersenyum sambil berkata, “Coba kamu cicipi daging ini. Hari ini ....”Tiba-tiba terdengar suara “prang”. Hen

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 155

    Setelah Hengky dan Winda duduk di kursi belakang, sopir pun menyalakan mobil. Suasana di dalam mobil sunyi senyap. Hengky menatap laptopnya di sepanjang jalan. Jangankan bicara, dia bahkan tidak menatap Winda. Suasana di antara mereka berdua seperti kembali seperti dulu.Winda berandai-andai di dalam hatinya selama beberapa saat, lalu dia pun mengumpulkan keberanian untuk bertanya, “Kamu pergi ke mana tadi malam?”Hengky tidak menjawab, Winda spontan mengerutkan kening dan bertanya lagi, “Kemarin kamu lagi marah sama aku, ya?”Tangan Hengky yang bergerak di atas keyboard tiba-tiba berhenti, bibir tipisnya pun mengerut. Winda terus memperhatikan Hengky, sehingga dia bisa menangkap semua gerakan kecil Hengky dengan mudah. Dia bergerak mendekat ke sisi Hengky lalu dia mengulurkan tangannya. Namun, tangan Winda baru saja menyentuh lengan Hengky, pria itu langsung menepisnya dengan kasar.“Winda, kalau kamu nggak mau pulang ke rumah lama, keluar dari mobil sekarang juga,” kata Hengky dengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 156

    Para pelayan yang lewat memandang mereka dengan kaget. Mereka spontan bergumam di dalam hati mereka. Winda yang berinisiatif memegang lengan Hengky ....Terakhir mereka pulang ke rumah, Winda masih bersikap ingin jauh-jauh dari Hengky, sehingga seluruh dunia tahu kalau mereka tidak akur.Rumah keluarga Pranoto adalah bangunan bergaya klasik. Setelah melalui taman di depan, mereka baru tiba di ruang tamu utama. Di dalam ruang tamu sudah ada beberapa orang sedang duduk santai sambil mengobrol. Begitu Hengky datang bersama Winda, suara obrolan dan tawa di ruang tamu tiba-tiba berhenti. Semua mata tertuju pada mereka berdua.Winda melirik sekelilingnya sekilas, mereka semua adalah kerabat keluarga Pranoto. Dua orang yang duduk di kursi utama adalah kakek dan nenek Hengky, Adi dan Sekar.“Kakek, Nenek,” sapa Winda dan Hengky secara bersamaan.“Hengky sudah pulang,” kata seorang perempuan paruh baya yang duduk di samping Sekar. Kemudian, dia memperhatikan Winda sejenak dan berkata dengan nad

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 157

    Winda tersenyum tipis dan berkata, “Tante, karena aku sudah menikah dengan Hengky, berarti aku bagian dari keluarga Pranoto. Kenapa aku nggak boleh pulang ke sini?”Dita memelototi Winda dan membalas, “Mulutmu itu benar-benar hebat, ya. Tapi kenapa tadi kamu diam saja di depan papaku dan Hengky? Pandai sekali berpura-pura, nggak heran kalau kamu suka akting.”Sekar hanya memiliki satu anak perempuan, karena itu dia sangat menyayangi Dita sejak kecil. Dia terus memanjakan Dita sehingga Dita tumbuh menjadi orang yang memiliki temperamen buruk. Biasanya mulut Dita memang selalu tidak kenal ampun ketika berbicara. Terlebih lagi, dia tidak menyukai Winda. Makanya setiap kalimat yang dia ucapkan begitu menusuk.Kalau ini terjadi sebelumnya, Winda pasti sudah melawan Dita. Namun sekarang, dia hanya ingin menjalani kehidupan yang baik bersama Hengky. Tidak peduli seberapa menyakitkan kata-kata Dia, Winda sama sekali tidak peduli.Setelah melihat Winda yang terdiam saja, Sekar melirik Dita dan

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 158

    “Kecuali Hengky sendiri yang bilang sama aku kalau dia mau cerai denganku. Kalau nggak, aku nggak akan pernah tanda tangani surat cerai ini.”Usai berkata, Winda membungkuk kepada Sekar sebagai tanda hormat. Setelah itu, dia berjalan keluar dari ruang tamu.Bagian luar ruang tamu terhubung ke taman dan kolam ikan. Vivi sedang berdiri di tepi kolam dan memberi makan ikan. Begitu dia melihat Winda keluar, dia melemparkan makanan ikan ke pelayan dan berjalan ke arah Winda.“Aku sarankan kamu tanda tangan saja.” Vivi meluruskan lehernya dan menatap Winda dengan tatapan permusuhan, “Kali ini Nenek benar-benar marah. Dia langsung murka saat lihat berita tadi malam. Lagi pula, kamu nggak suka kakakku. Untuk apa kamu bersikeras tetap berada di sisinya?”“Siapa bilang aku nggak suka dia?” tukas Winda sambil tersenyum.Vivi tertegun sambil melihat senyum di wajah Winda. Setelah itu, dia tertawa dan berkata, “Nggak perlu ada yang bilang lagi, kan? Di Kota Jenela siapa yang nggak tahu kalau kamu s

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 159

    “Kakek.” Hengky mengernyitkan kening dan berkata dengan serius, “Kejadian kali ini memang murni kecelakaan, aku percaya padanya. Bagaimanapun, mamaku yang jodohkan aku dengannya. Aku nggak akan cerai dengannya.”Adi mendengus pelan ketika mendengar jawaban cucunya, “Kamu benar-benar mengira aku nggak tahu apa yang kamu pikirkan?”Hengky mengatupkan bibirnya, kali ini dia tidak menjawab pertanyaan kakeknya.Adi menghela napas panjang, dia pun tidak mengungkapkan isi hati Hengky. “Bagaimanapun, masalah ini membawa pengaruh yang terlalu besar. Sekarang nggak peduli di dalam keluarga atau di luar keluarga kita, rumornya sangat nggak enak didengar. Bahkan perusahaan ikut terpengaruh. Kamu adalah pemimpin masa depan keluarga Pranoto. Kamu harus tahu apa yang harus lebih diprioritaskan.”“Aku akan tangani masalah ini dengan serius.”“Karena kamu sudah ngomong begitu, aku juga nggak akan ngomong apa-apa lagi.” Adi mengambil kembali surat pernyataan cerai itu dan berkata dengan suara beratnya,

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25

Bab terbaru

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 597

    Hengky mengerti maksud Winda, tapi dia berpura-pura bersikap dingin dan membalas, “Kamu sudah nggak sabar mau ketemu dia? Aku kasih tahu, ya, kamu nggak akan pergi ke mana pun sampai kamu sembuh!”Kata-kata itu bagaikan belati dingin yang menancap jantungnya. Dia menatap Hengky dengan penuh rasa kecewa dan berkata, “Hengky, kamu jelas-jelas tahu aku cuma ….”“Cuma apa? Kamu baik-baik saja di sini. Aku nggak mau kejadian tadi terulang lagi!”“Aku ….”Winda ingin mengatakan sesuatu, tapi melihat tatapan Hengky yang begitu dingin, dia menelan kembali kata-katanya. Hengky pun hanya menatapnya sekilas, tapi ketika dia hendak pergi, dia merasakan hawa dingin yang menempel ke tangannya dari tangan Winda.“Bisa, nggak, kamu jangan pergi dulu?”Kehangatan yang terpancar dari telapak tangan Hengky menyapu bersih hawa dingin yang ada di tubuhnya. Hengky menoleh dan melihat tangan mereka yang sedang saling bertautan, lalu dia beralih melihat tatapan mata Winda yang sedang memohon kepadanya. Ucapan

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 596

    Ketika baru saja keluar dari lift rumah sakit, Hengky melihat sudah ada kerumunan orang yang berdiri di depan kamar Winda. Mereka semua tampak lega melihat kedatangannya.Dokter segera menyambutnya dan berkata, “Pak Hengky datang juga akhirnya. Bu Winda mengurung diri di kamar. Lukanya harus cepat diobati.”“Oke, aku ngerti,” jawab Hengky, lalu dia bergegas mengetuk pintu kamar dan berkata, “Winda, ini aku, buka pintunya.”Perlahan Winda mengangkat kepalanya saat mendengar suara Hengky. Dari matanya tebersit ekspresi kebahagiaan dan turun dari ranjangnya untuk membuka kunci pintu. Mata Winda langsung memerah ketika dia melihat sosok yang tak asing baginya di balik pintu. Dia pun langsung melemparkan tubuhnya sendiri ke dalam pelukannya.Namun Hengky tidak membalas pelukannya. Dia hanya menatap sinis Winda dan menegurnya, “Winda, ngapain lagi kamu?”“Tadi aku mimpi kamu kena tembak tepat di jantung …. Hengky, aku takut.”Tubuh Hengky sempat bergidik sesaat dan detak jantungnya mulai ber

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 595

    “Bu Winda balik ke ranjang dulu. Sebentar lagi dokter datang,” kata si pengawal dengan kepala basah kuyup akibat keringat dingin.Walau begitu, Winda hanya menggelengkan kepalanya dan berulang kali berkata, “Aku mau ketemu Hengky!”“Tapi Pak Hengky lagi nggak di rumah sakit. Ibu ….”Sebelum pengawal itu selesai berbicara, dokter dan perawat yang sedang bertugas datang ke kamarnya Winda.“Ada apa?” tanya si dokter. Lantas, dokter melihat ada bercak darah di lantai, serta tangan Winda yang bersimbah darah. Dokter pun segera berkata, “Ada apa, Bu Winda? Kenapa jarum infusnya dicabut?”Si perawat juga menghampiri Winda dan berkata, “Bu, ayo saya bantu naik lagi ke ranjang. Saya balut dulu lukanya.”Tanpa melakukan perlawanan, Winda mengikuti arahan si perawat untuk diantar kembali ke ranjang. Si perawat pun merasa lega, tapi ketika dia baru ingin membalut lukanya, tiba-tiba Winda menghindar dan dengan matanya yang merah menatap si pengawal, “Aku mau ketemu Hengky. Kalau dia nggak datang, a

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 594

    Hengky menggerakkan bola matanya sekilas dan kembali berkata kepada Winda dengan sinis, “Kalaupun aku mat, aku tetap nggak mau kamu nolong aku.”Raut wajah Winda langsung pucat mendengar itu. Matanya mulai memerah dan dia hendak membuka mulut untuk mengatakan sesuatu, tapi Winda sudah tidak bisa lagi menahan tangisannya. Melihat mata Winda memerah, Hengky jadi merasa gusar dan berpesan kepadanya untuk cukup beristirahat saja. Kemudian Hengky pun berbalik dan keluar dari kamarnya Winda.Winda ingin menahan Hengky untuk tetap berada di sisinya, tapi pintu sudah tertutup rapat sebelum dia sempat berbicara. Kini suasana di kamar jadi tenang. Winda masih tak bisa menahan luapan perasaan dan air mata pun mengalir deras. Dia menggigit bibirnya sendiri dengan keras untuk meredam suara tangisannya, dan menelan semua emosi itu sendirian.Hengky yang baru menutup pintu juga berhenti di depan dan melihat ke dalam melalui kaca kecil. Dia dengan jelas melihat Winda menangis, tapi dia tidak mengeluar

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 593

    “Kenapa bisa jadi begini …,” ujar Winda terkejut. Dia mengira dengan kuasa yang dimiliki keluarga Pranoto, mencari seseorang bukanlah hal yang sulit, lagi pula orang yang dicari juga begitu terkenal,rasanya mustahil tak ditemukan.“Ada seseorang yang hapus semua jejaknya sebelum aku mulai nyari. Semua petunjuk yang ada dipatahkan sama dia,” kata Hengky.Kalau saja pada saat itu Winda tidak menyadari ada sesuatu yang aneh pada mobil itu, mungkin sekarang Hengky …. Sudahlah, Winda tidak mau memikirkannya lebih jauh, dia takut kehilangan Hengky.Mobil Jeep hitam itu tidak mengikuti mereka sampai ke bandara. Mobil itu tiba-tiba muncul dan langsung menodongkan pistol ke arah Hengky tanpa ragu, yang jelas berarti mereka dari awal sudah ada niat untuk membunuhnya. Pertanyaannya, sebenarnya siapa yang bisa melakukan itu?Winda merasa misteri ini jadi makin dalam saja, dan lagi setiap kejadian selalu ada hubungannya dengan dia dan juga Hengky. Winda belum mengalami ini di kehidupan sebelumnya.

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 592

    “Bu Winda, sungguh baik secara kamu sudah terbangun,” ujar Fran melangkah masuk dengan terkejut dan mengulurkan tangannya untuk memeriksa Winda. Dia yang melihat ruangan penuh dengan orang asing, wajahnya menjadi geram dan mengulang, “Aku ingin bertemu dengan Hengky, gimana keadaan dia?”Dokter Fran terdiam sejenak dan berkata, “Pak Hengky tidak terluka. Aku sudah menyuruh perawat untuk memanggil ....”Sebelum Dokter Fran sempat menyelesaikan perkataannya, Hengky dan Santo bergegas datang ke ruangan itu. Melihat Winda yang sudah terbangun, wajah Hengky terlihat tenang, akan tetapi beban di hatinya langsung hilang.“Pak Hengky, Nyonya Winda sedang mencarimu,” ujar Fran.Tertutupi oleh orang-orang di sekitar, Winda tidak dapat melihat Hengky. Dia ingin sekali melihatnya dengan mata kepalanya sendiri kalau pria itu baik-baik saja, jadi dia memaksa mengangkat badannya untuk duduk di ranjang.Tetapi luka di tubuhnya terlalu menyakitkan, hingga membuat dia kliyengan ketika bergerak. Ketika d

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 591

    Santo terlihat tertekan dan berkata, “Mereka selalu selangkah lebih cepat dibanding kita dan bisa melenyapkan semua bukti. Kalau mereka bukan yang mengetahui kita dengan baik, tidak mungkin mereka bisa melakukannya dengan rapi.”Hengky menjawab dengan dingin, “Biarkan Howard melanjutkan investigasinya!”“Pak Hengky ....” Santo sejenak ragu-ragu lalu berkata, “Sekarang di luar negeri tidak aman, dan juga tidak menjamin kalau mereka tidak akan menyerangmu lagi. Apa mungkin kamu ingin aku persiapkan pesawat khusus untuk memulangkan kamu ke kampung halaman?”Walaupun dia tahu kalau kondisi istrinya tidak bisa bergerak, kekuatan dari pihak lawan sangatlah besar dan sepertinya tidak menjamin keselamatan mereka jika tinggal lebih lama di Fontana.Santo di lain sisi tidak memikirkan hal itu, tugas dia hanya untuk menjamin keamanan dari Hengky. Urusan yang lainnya bisa ditunda terlebih dahulu.“Tidak perlu,” tegas Hengky menolak. Dia menoleh untuk melihat Winda yang masih terbaring di ruang pe

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 590

    “Aku bisa bantu menghapus masalah ini, tapi kamu lebih baik lebih jujur ke aku. Kalau kamu membuat masalah sekecil apa pun, kamu mati sendiri saja nanti,” jawab Kakek, setelah selesai bicara dia langsung mematikan teleponnya.Pria itu tersenyum menyeringai sambil mengunci layar teleponan, lalu dia menyimpan teleponnya ke dalam sakunya.Joji yang melihatnya langsung bertanya, “Gimana? Kakek berkenan untuk membantu?”“Dia harus bantu walaupun dia juga tidak berkenan membantu kita. Karena dia lebih takut kalau aku ketangkap Hengky daripada diriku sendiri. Selama aku menyimpan rahasia dia balik kejadian hari itu, Kakek harus tetab membantuku menyelesaikan ekor masalah ini,” jawab pria itu menyeringai.Mendengar itu Joji mendesau dengan lega, lalu mengembalikan senapannya ke pria itu dan berkata, “Bagaimanapun juga kita harus tetap berhati-hati untuk sekarang ini. Meskipun dengan bantuan kakek, kita juga tidak boleh menganggap enteng masalah ini.”“Aku mau menghubungi Winda secara langsung,

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 589

    Joji merasa pesimis dengan rencana pria itu. Dia belum belum pernah berhubungan dengan Hengky secara langsung, jadinya dia tidak tahu betapa menakutkan orang itu. Jika Hengky mengetahui kalau ini merupakan perbuatan mereka, sepertinya Hengky tidak akan melepaskan mereka, walaupun dengan bantuan Kakek juga.“Kita diskusikan masalah ini nanti. Sekarang, paling penting yaitu menyelesaikan masalah ini dulu,” ujar Joji.“Oke, aku akan menelpon kakek sekarang,” jawab pria itu mengambil telepon seluler dari kantongnya dan segera menelepon kakek dari buku kontak pada telepon.Teleponnya berdering selama kurang lebih sepuluh detik sebelum diangkat. Suara yang berat dan penuh keagungan terdengar dari teleponnya dan dari suaranya dia merendahkan suaranya dan berkata dengan ketidakpuasan, “Bukannya aku sudah bilang untuk tidak meneleponku jika tidak ada urusan yang penting?”Pria itu menyeringai, matanya terlintas penuh dengan kebencian dan menjawab, “Kalau ga ada urusan penting, tentu aku nggak a

DMCA.com Protection Status