”Cepat keluarkan senjatamu, Wira! hadapi monster-monster belalang itu!” Bisma memegangi lengan Wira cukup kuat.
Capit-capit tiga belalang besar itu terus bergerak, terbuka dan tertutup. Suara bertemunya antar ujung capit terdengar menyeramkan dan ruangan kelas itu menjadi mencekam karena suara capit ketiga monster belalang itu.
Tiga monster belalang mulai mendekati dan tangan-tangan mereka mengarah pada para mahasiswa.
”Pergi lawan mereka, Diki. Kamu di sini satu-satunya yang mempunyai pedang!” teriak Roni sambil menepuk pundak Diki sang ketua angkatan di kelas mereka.
”Apa-apaan, bahkan pedang ini terasa berat. Aku hanya suka bermain game dengan pedang, bukan di dunia nyata. Aku takut para mereka.”
Diki ketakutan melihat tiga monster itu, bagaimana mungkin dia melawan mereka sedangkan dia tidak pernah berolahraga apalagi melawan tiga monster itu sekaligus.
”Sial! Berikan saja pedangmu itu padaku!” teriak Roni berlagak.
”Tidak! Ini pedangku! Pakai senjatamu sendiri!” timpal Diki.
Apa-apaan mereka itu!
Woooonggg!
Para mahasiswa mundur hingga ke ujung ruangan, belalang-belalang raksasa itu ternyata mampu terbang, mereka menggerakkan sayap-sayap di belakang punggung mereka dan mereka terbang di bawah atap kelas dan menyeringai dengan capit mereka.
KIEEEEKKKK!
”Siapapun! Tolong, hadapi mereka!” teriak seorang wanita.
Satu belalang terbang lebih dekat dan bersiap dengan tangan-tangannya yang tajam, saat itu juga Wira yang berada paling depan maju ke depan seorang diri. Hal itu tidak lain karena Roni yang berada di belakangnya mendorong Wira agar dia menjadi korban para monster belalang itu.
Wira terpaksa maju beberapa langkah karena didorong, dan saat itulah satu monster belalang menerjang cepat ke arahnya.
”Wira ...!” teriak Bisma khawatir.
WOOONNGG!
Mata Wira tajam melihat pergerakan belalang raksasa itu yang hendak menusuk tubuhnya dengan tangan-tangan tajamnya. Meskipun Wira sedikit kaget karena dorongan Roni, tapi dia memiliki sebuah rahasia.
Tiga tahun ini dia ditempa latihan ketat dengan kekuatan bela diri dan olah tubuh oleh paman Gani, sang petugas kebersihan kampus. Itu bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilalui oleh Wira dengan pelatihan yang penuh kedisiplinan.
Kekhawatiran Bisma pun terobati, Wira menghindari tusukan tangan belalang terbang itu dan meraih salah satu tangan belalang itu. Wira memutar tubuhnya dan membanting belalang monster itu sekuat tenaga dan jatuh menimba meja dengan keras.
BRUSH!
Salah satu pecahan kayu menusuk punggung monster belalang itu sehingga monster itu kesulitan untuk bangun.
KIEEEEEEKKK!
”Wira! pakai saja pedangku, aku belum siap memakainya!” teriak Diki sambil melemparkan pedangnya ke arah Wira.
Triing!
Pedang itu jatuh di dekat Wira, bersamaan dengan dua belalang yang kini menyerang Wira sekaligus. Pedang milik Diki berhenti tertahan di kaki Wira, dengan cepat Wira menggerakkan kakinya di dekat gagang pedang dan menendang ke atas.
Tring!
Pedang melayang dan Wira memutar tubuhnya memegang pedang itu. Serangan satu belalang monster itu melewati Wira, dan Wira dengan cepat menebas tiga tangan sebelah kiri monster belalang itu.
Brush!
Belalang itu jatuh dan darah kuning menyembur. Tersisa satu belalang yang masih terbang dan bersiap menyerang Wira dari belakang saat Wira belum siap benar.
Splash!
Serangan energi kosmik tiba-tiba datang dari arah para mahasiswa yang ketakutan, seorang wanita yang memegang tongkat sihir itu melemparkan serangan energi ke arah belalang yang hampir saja mengenai punggung Wira.
Brush!
Belalang itu terpental dan membentur dinding, terjatuh dan terluka di lantai.
Slash!
Wira diselamatkan, dia segera menebas salah satu belalang yang tangannya sudah terpotong sebelumnya. Kepala belalang itu terlepas dan menggelinding, darah kuning menggenang.
[Petualang, anda membunuh satu monster di awal kehancuran dunia. Hukuman kepada Petualang telah ditetapkan karena melanggar aturan dengan memilih dua kemampuan petualang. Senjata pembunuh tidak akan bisa muncul sebelum anda membunuh tiga monster di awal kehancuran dunia]
[Misi membunuh monster untuk mendapatkan senjata pembunuh, 1/3]
Wira harus membunuh tiga monster agar dia bisa memunculkan senjata miliknya sendiri, jadi itu yang akan dilakukannya.
”Minggir!” seseorang menyenggol Wira, itu adalah Roni dan ketiga rekan geng di belakangnya. Roni menarik pedang yang dipegang Wira begitu saja dan dia langsung menusuk monster belalang yang sudah tidak berdaya karena punggungnya tertusuk kaki-kaki meja yang membuatnya sulit bergerak.
KIEEEEKKK!
Darah kuning terlihat.
”Lihat! Aku yang membunuhnya, aku memang kuat. Wira tak bisa mencegah hal itu, dia menghela napasnya perlahan. Tersisa satu monster lagi yang sudah dilemparkan dengan sihir kosmik. Namun, saat Roni mendekati monster itu sudah tak bergerak karena serangan kosmik itu menghancurkan organ dalamnya.
Tiga monster belalang sudah dikalahkan.
Wira melihat layar kecil yang sama persis dengan layar yang ada saat memilih kemampuan. Seperti jendela status untuk player game. Jadi, hal itu berlanjut dan muncul untuk memberitahu petualang? Jadi, di dunia nyata, petualang adalah player.
”Berikan pedangku!” teriak Diki mendekati Roni, ”Aku meminjamkannya pada Wira sebelumnya karena dia harus bertarung melawan para monster itu.”
”Aku tidak akan memberikannya, pedang ini sekarang menjadi milikku. Aku suka pedang ini, kamu tidak layak memiliki pedang ini karena kamu pecundang,” jawab Roni berlagak.
”Apa kamu bilang! Itu punyaku!”
”Tidak, ini sekarang menjadi milikku!” teriak Roni kembali.
Klak!
Roni kaget, Wira dengan cepat sudah memegang lengan Roni dan memelintirnya dengan kuat. Roni merasa kesakitan dan kaget karena gerakan Wira sangat cepat.
”Kembalikan pedang itu, itu milik Diki!”
Sial! Roni menggerutu, dia melepaskan pedang itu hingga terjatuh begitu saja. Roni merasa lengah sehingga tangannya dipelintir dengan cepat oleh Wira. Roni menyimpan dendam para Wira, sosok lemah itu sekarang mulai berulah rupanya.
”Baiklah, pedang sampah begitu aku tidak tertarik. Aku akan menjadi senjata yang lebih kuat dari kekuatanku sendiri!”
Diki menurunkan mengambil pedang itu kembali, pedang itu sudah berlumuran darah kuning. Namun, itu adalah pedang miliknya.
”Terima kasih, Wira.”
Roni terlihat kesal, dia memikirkan cara untuk bisa membalas apa yang sudah dilakukan Wira padanya. Dia benar-benar dipermalukan di depan semua orang. Padahal, dulu dia sering mengganggu Wira dan dia selalu diam saja. Dan, cengkeraman tangannya tadi benar-benar kuat, bahkan dia bertarung melawan monster sendirian.
Apakah dia benar-benar kuat? Ah, tidak! Itu pasti refleks karena terpaksa saat Roni mendorongnya. Ya, itu benar! Dia pasti terpaksa dan refleks melawan monster-monster belalang itu.
Suasana kembali tenang, mereka sedang diskusi apakah mereka akan berdiam di kelas dan menunggu bantuan. Jika mereka keluar kelas, maka resikonya lebih berat karena monster belalang bahkan masuk ke kelas mereka. Artinya, di luar sana banyak monster.
Sebagian dari mereka ingin keluar dan mencari perlindungan, tapi sebagian besar ingin bertahan karena ketakutan.
”Wira, apakah kamu memiliki window seperti layar game?” tanya Bisma sambil berbisik pada Wira.
”Iya, apa kamu juga memilikinya?”
Bisma mengangguk, semua orang memiliki jendela status. Beberapa mahasiswa tidak memilikinya, hal itu karena mereka tidak memilih kemampuan saat berada di dalam ruangan dimensi untuk memilih kemampuan.
’Toloooong!”
”Toloong kami! Tolong, tidaakk!”
Suara-suara teriakan terdengar di luar kelas dan di semua tempat. Kekacauan terjadi, suara-suara minta tolong sangat mencekam.
Beberapa orang melihat ke jendela, dan mereka melihat semua hal aneh, monster terbang di angkasa. Mereka seperti bukan berada di bumi lagi, kiamat adalah jawaban yang tepat untuk menggambarkan apa yang mereka lihat.
KIEEEEKKK! KIIEEEEEEEKK!
Beberapa makhluk bersuara menyeramkan terdengar di depan pintu, makhluk-makhluk itu mencium bau makanan yaitu manusia.
”Biarkan kami yang melawan! Monster-monster lemah itu akan kami hancurkan dengan kekuatan kami!” Roni berlagak dan maju, tiga rekan satu geng ikut maju di belakang Roni. Mereka terlihat sombong dan siap melumat monster-monster yang hendak masuk ke kelas.
Dan, babak baru petualangan mereka dimulai kembali.
Klap![Status petualang; Wira][Bertahan hidup adalah tujuan anda di awal kehancuran dunia. Tingkatkan kekuatan anda dan naikkan kemampuan anda untuk mempersiapkan tahap kehancuran dunia selanjutnya]Wira membaca status jendela dengan kemampuannya sebagai Petualang. Saat itu, empat orang yang selalu mengganggu Wira maju dengan bergaya menuju pintu, mereka siap menyambut musuh monster yang datang.Roni berbisik pada ketiga teman gengnya, jika si lemah Wira saja bisa bertarung melawan monster-monster belalang itu. Maka, mereka pasti lebih hebat dan lebih mudah mengalahkan monster. Mereka juga akan menjadi lebih kuat dengan bantuan sistem petualang dengan kemampuan yang mereka pilih masing-masing sebelumnya. Mereka begitu percaya diri keluar kelas dan siap menghadapi para monster.Crop!Malin yang berada di sebelah Roni kaget, Roni melotot melihat ke arah Malin yang gemetaran tubuhnya. Sebuah benda dengan cepat menembus tubuh Malin hingga ke belakang tubuhnya. Dan, wajah mengerikan kel
Makhluk tinggi itu datang ke arah Wira, benturan tubuh mereka terjadi dan membuat para mahasiswa lainnya ada yang menutup matanya.Slap!Brush!Wira terdorong ke belakang dan tubuh monster kurus tinggi itu menimpa Wira, suaranyanya terdengar menyayat.KUUUUKKKKK! (Sakit, sakit ....)Bruk! Kepala monster itu tergeletak di samping kepala Wira dan membentur lantai dan tak lagi bergerak. Sementara, ujung pedang ternyata menembus tubuh monster itu hingga tembus ke atas. Wira kesulitan bergerak, saat serangan mereka bertemu. Wira melihat celah dengan kemampuan matanya yang tajam dan menusuk monster itu dengan cepat.[Petualang, anda berhasil membunuh Monster Rak-Rak. Target misi untuk mendapatkan senjata, 2/3]”Bantu singkirkan makhluk jelek ini, Bisma,” kata Wira kesulitan karena dia tertimpa makhluk tersebut dan terjepit dengan pedang yang masih dipegangnya.Bisma segera mendekati Wira dan menggunakan kakinya untuk menendang tubuh monster itu. Sementara, Wira menarik pedangnya.Bruk!Mons
Wira kaget dengan statusnya, dia adalah seorang pembunuh! Bagaimana mungkin dia pembunuh?KIEEEEKKKK! (manusia ras rendahan, beraninya!)Satu monster Rak Rak yang dihempaskan Wira sebelumnya mencoba bangkit, dia terhuyung dan menerjang ke arah Wira.[Sense seorang pembunuh aktif, tubuh anda yang telah terlatih sebagai ahli pertarungan disinkronisasi dengan kemampuan pembunuh]Wosh!Tangan monster itu melewati Wira, Wira mundur ke belakang satu langkah dan tangannya dengan cepat menyikut leher belakang monster itu dengan cepat.BAM! Monster itu menjerit dan kepalanya membentur lantai kelas dengan kuat. Wira dengan cepat menjatuhkan kaki kanannya dan menginjak punggung monster itu dengan kuat.Brush!Monster itu kesakitan dan kesulitan bergerak, Wira melihat Diki yang kaget karena Wira mampu mengatasi monster itu.”Pakai pedangmu, Diki. Bunuh dia, dengan begitu kemampuanmu bisa bertambah.”Wira menyerahkan pedang di tangannya pada pemiliknya, Diki menerimanya meskipun sedikit ragu. Wira
Bug!Wira menghindari serangan salah satu monster dan memutar kakinya, lututnya menghantam kepala monster Rak Rak di barisan depan.Brush!Wira melompat sambil menginjak monster yang jatuh, dagger yang dipegangnya dengan cepat terangkat dan melihat penyerang lagi.KIIEEEEEE!BRUSH!Wira memotong tangan monster itu dan menebas lehernya sekaligus, dagger yang sangat tajam. Darah kuning menyembur dan monster Rak Rak satu jatuh ke lantai.[Petualang, anda membunuh monster Rak Rak. Kemampuan anda meningkat, semakin banyak monster yang anda kalahkan, kemampuan anda akan meningkat secara signifikan]Itu bagus!Wira melihat satu monster lagi yang menyerang Wira, saat itulah energi buff diberikan oleh Bisma pada Wira sehingga Wira merasakan energinya bertambah secara cepat.”Majulah monster kurus!”HIIIIAAAAA!Wira melakukan gerakan zig zag untuk mengelabui monster itu dan saat melewati monster itu, daggernya menusuk bagian vital tubuh monster itu dan mendorongnya hingga membentur dinding loro
”Tolooong!” seorang mahasiswa ketakutan dan berlari, di belakangnya beberapa monster mengejarnya. Wanita itu terlihat sangat panik dan terus berlari mencari bantuan, dia melihat Wira dan Bisma sehingga berlari ke arah keduanya. Saat ini, dia hanya perlu selamat dari kematian.”Selamatkan aku!”Mahasiswi itu terus berteriak tak karuan dan berlari sebisa mungkin, dia menghambur ke arah Wira dan Bisma, tak peduli apapun, dia hanya ingin selamat.Wosh!Wira sudah berlari dan melewati wanita itu. ”Kau bantu wanita itu, Bisma.”Bisma paham, Wira sudah menghadang serombongan monster Rak Rak menggunakan senjata; entah dari mana mereka punya pedang aneh dan tombak. Tebasan pedang dihindari Wira dengan kemampuan mata malaikat yang sangat jelas melihat pergerakan serangan monster itu. Wira menggeser tubuhnya, pedang melewati tubuhnya. Dan, pukulan telak menghantam perut monster tinggi itu hingga membuat monster itu menghantam dinding.Brush!Serangan datang lagi, tombak mencoba menusuk Wira dari
”Wira! Jangan berbuat sembrono, mereka berjumlah banyak. Ayo mundur lebih dulu.””Tidak, Bisma. Kita harus menjadi semakin kuat untuk menghadapi ancaman yang lebih besar. Ayo bentuk Tim!”Keduanya mundur di balik dinding, di tangga teratas. Para monster semakin dekat ke arah mereka.”Kamu memang gila, Wira. Apa boleh buat! Anggap saja ini main game.”Wira mengangguk. ”Terima kasih, Bisma.”[Membentuk Tim, sinkronisasi kekuatan tim dilakukan. Kemampuan pembunuh dan support membentuk areal kekuatan. Anda mampu menekan mental musuh anda dalam radius target 10 meter. Kemampuan tim meningkat sebanyak 30 persen]Tim yang bagus! Ini sempurna.Tap! Tap! Tap!Langkah para monster semakin dekat, dan saat mereka mencapai undakan terakhir. Wira mengagetkan mereka dengan daggernya. Para monster itu kaget dan tak menduga, manusia datang kepada mereka dan langsung menyerang.Slash! Slash!Pertarungan terjadi, para monster mundur ke bawah meskipun dua monster sudah terjatuh karena serangan Wira. Mons
Beberapa mahasiswa dan juga pegawai kampus terlihat saling berbincang di tempat lantai bawah, tempat pusat informasi berada. Pintu keluar kampus juga berada di sana, sayangnya pintu terkunci dan tidak bisa dibuka.Wira dan Bisma turun dari lantai dua, mereka mendapatkan perhatian dari beberapa mahasiswa yang bertahan di lantai satu. Mereka sempat kaget dan mengira bahwa yang turun adalah para monster. Masih ada yang selamat dari lantai atas, mereka ke bawah pasti untuk mencari jalan keluar dari gedung ini.Seorang lelaki yang didengarkan di antara mereka yang tertahan di bawah menjelaskan tentang keadaan saat ini. Dia menjelaskan bahwa semuanya harus tenang dan saling bekerjasama.”Kita harus bersatu, di luar sedang kacau dan pintu tak bisa dibuka. Semua hubungan telekomunikasi mati. Jadi, selama kita di sini, jangan saling berpisah!” suara Kevin, dia adalah ketua BEM kampus tersebut. Semua orang sangat mengenal Kevin, dia memegang pedang yang terlihat kokoh. Dia pasti seorang Petualan
”Tolong aku!” teriak wanita itu, monster-monster itu semakin dekat dengannya, satu rekannya sudah tak bisa diselamatkan. Sayangnya, kelompok orang yang berkumpul di dekat pintu keluar tidak ada yang tergerak untuk menyelamatkan wanita itu. Semua sedang berkumpul dan tidak mau mengambil resiko dengan maju menyelamatkan.Pada intinya, mereka sedang mencari aman untuk diri mereka sendiri. Di saat seperti ini, nyawa sendiri adalah sesuatu yang paling berharga, meskipun dengan mengorbankan orang lain.Wira melihat Kevin yang gemetar memegang pedangnya, sepertinya telah terjadi banyak pertempuran di sini. Mereka sudah trauma dan tak mau mencoba menyelamatkan orang lain dan hanya berkumpul untuk kelompok yang tersisa.Wira tak bisa menyalahkan siapa pun, dunia memang sedang menuju kehancuran.”Fokus untuk menjaga formasi, kita akan menghadapi mereka!”Teriakan komando dari Kevin membuat siapa pun di kelompok itu mengeluarkan senjata dan mempersiapkan kemampuan mereka. Setelah para monster itu
Camp pengungsian kokoh dan aman, beberapa monster terlihat di lorong tempat. Camp itu dilindungi dengan kekuatan sihir dan juga kuatnya bangunan. Beberapa monster goblin tidak bisa masuk dan hanya lewat begitu saja.Suara panggilan alarm dari Kantor Walikota, letaknya tidak jauh dari Camp Pengungsian. Ada panggilan darurat.[Dungeon Dewa muncul, Anda sedang diburu, Petualang Kemampuan Ganda]Apa ini!Notifikasi khusus! Dungeon yang menunggu dirinya!Ada misteri yang aneh.”Aku ikut, Kapten Tio.”Saat Kapten Tio sedang berdiskusi dengan rekan-rekan tentara lainnya, mereka hendak pergi atau tidak ke tempat panggilan bahaya itu. Wira mendekati Tio dan meminta untuk ikut.”Wira, kami sedang berdiskusi apakah kami akan pergi ke sana atau tidak. Mereka memutuskan untuk tidak pergi. Bisa jadi itu hanya jebakan dari para monster, ketika kami kesana kami hanya akan jadi tumbal.”Jadi begitu, para tentara sudah memutuskan tidak akan pergi ke lokasi panggilan bahaya. Dunia serba kacau, siapa pun
Wira memberitahu kepada Anton, salah satu tentara yang belum punya skill. Dia diminta bersabar karena dua hari lagi kemungkinan akan ada kesempatan kedua bagi manusia yang belum memiliki skill. Anton sangat senang mendengar hal itu dan tidak akan menyia-nyiakan kesempatan tersebut.”Kamu tahu dari mana Wira?” tanya Bisma penasaran.”Dari notifikasi Petualang. Memangnya, kamu tidak dapat?” Wira balik bertanya.”Tidak ada.”Wira sedikit kaget, tapi dia tahu sekarang. Setiap orang memiliki notifikasi yang berbeda, ada rahasia lainnya yang belum diketahui Wira.”Terima kasih informasinya Petualang baik, saya akan mempersiapkan diri mengambil kesempatan selanjutnya. Aku akan mengambil kemampuan yang baik untuk melindungi orang lain.” Anton bersemangat.”Tunggu Wira,” suara Bisma membuat Wira penasaran, ”Notifikasi, aku baru dapat notifikasi tentang dua hari lagi bahwa akan ada kesempatan kedua bagi manusia yang belum memiliki kemampuan.”Wira kaget, ”Baru keluar notifikasinya?””Benar Wira
”Pertarungan keduanya sangatlah dahsyat, bahkan mampu mengetarkan seluruh kerajaan. Beberapa hari kemudian, Dewa kembali pada kerajaan dan mengatakan sudah membunuh Avatar karena dianggap sudah melawan Dewa.”Lylia menceritakan guru sihirnya hingga akhirnya tak lagi bisa bertemu dengan gurunya tersebut.”Aku yakin guruku, Avatar masih hidup.””Apa yang membuatmu yakin Adikku?” tanya Harry.”Aku masih merasakan energinya ada meskipun kecil, dan tentu saja,” Lylia mengeluarkan sebuah cincin dan ada berlian di tengahnya, ”Cincin energi ini terhubung dengan Guruku, jika dia meninggal maka energi cincin ini akan menghilang.”Harry menganggukkan kepalanya, Lylia hanya tidak tahu kenapa Gurunya tidak lagi kembali setelah pertempuran itu. Pasti ada sesuatu.Perbatasan kota Bekasi terlihat, mereka berjalan sudah cukup jauh. Di perjalanan mereka sempat bertemu monster biasa, dan mereka mengalahkan mereka dengan mudah. Sepanjang jalan pula, mereka semakin akrab dan saling bertukar cerita.[Misi
Energi di dalam tubuh Wira seolah terhubung dengan kemampuan Lylia, itu adalah kekuatan energi angin yang mampu dikontrol dengan baik.Para monster bersayap itu kehilangan mangsa, bus sebesar itu hilang dari pandangan mereka. Kemampuan Lylia mampu menutupi keberadaan bus dan para penumpangnya. Energi tipis dari tangan Lylia terlihat menyala.”Aku sudah tak mampu lagi melihat pembantaian, rakyatku sudah dihabisi oleh para Ogomi. Setidaknya aku bisa menggunakan kekuatanku saat ini.””Jangan memaksakan diri, Adikku. Energimu nanti terkuras,” kata Harry.Lylia hanya mengangguk.Wira yang penasaran mendapatkan jawaban dari Harry, bahwa adiknya memiliki guru yang mengajarkan sihir elemental. Di tahap kedua, Lylia mampu menggunakan kemampuan penyamaran atau kamuflase menjadi bagian dari elemental. kemampuan yang digunakan cukup menguras energi, Lylia tak akan bisa menahan cukup lama dengan kemampuannya itu.Jadi ... Wira paham, Lylia menggunakan kemampuan penyamaran terhadap angin disekitar
Sense dari kemampuan pembunuh milik Wira aktif, artinya ada ancaman besar yang akan datang.”Bisma! Sembunyi di balik pohon!” teriak Wira, dia menarik tangan Bisma. Harry dan Lylia kebingungan dan mengikuti Wira. Keempat orang itu menjauh dari jalan dan bersembunyi di balik pepohonan besar.Tiga bus yang beriringan itu berhenti sebentar karena goncangan cukup hebat. Orang-orang yang berada di dalam bus juga hanya melihat sesuatu dari jendela. Mereka merasa lebih aman berada di dalam bus.”Hei kalian! Cepat keluar dari bus! Cepat keluar dari bus!” teriak Wira.Beberapa orang mendengar teriakan Wira, tapi mereka merasa lebih aman di dalam bus. Mereka bahkan merasa kasihan karena empat orang itu tak bisa masuk bus. Mereka berempat pasti dalam bahaya jika serbuan monster kembali datang.”Wira, bukankah lebih aman jika berada di dalam bus?” Bisma bertanya pelan pada Wira.”Tidak, Bisma. Kali ini, tingkat bahayanya lebih tinggi. Mereka berada dalam bahaya jika berada di dalam bus. Namun, k
”Sinetron? Apa itu sejenis makanan?” Lylia merasa aneh dengan pertanyaan Wira.BOOOOMMM!Ledakan besar berasal dari portal yang hitam di atas mereka, saat ledakan itu terjadi portal dimensi tertutup dan ada beberapa potongan monster yang hancur dan berjatuhan di sekitar Wira dan yang lainnya.”Mereka tidak berhasil selamat, hanya kita yang tersisa.” Pemuda itu menatap tajam ke atas, tempat portal itu akhirnya menghilang sepenuhnya.”Jadi ini nyata?” Wira menggelengkan kepalanya, saat itu dia menerjang monster terakhir yang hendak bangun.Slap! Crop!Dagger Mati menembus tubuh monster itu dan dia menjerit untuk terakhir kalinya. Wira mencabut daggernya dan mendekati dua orang yang berdiri setelah mengalahkan semua monster yang ikut keluar portal bersama mereka. Wira menghilangkan daggernya.”Dari dimensi mana kalian datang?” tanya Wira ketika berhadapan dengan keduanya, Bisma pun ikut bergabung.”Oh, aku adalah pangeran Harry, ini adikku, Lylia. Terima kasih karena sudah membantu kami
Di sebuah Benua asing, satu jam sebelum gate raksasa muncul di atas Wira dan Bisma.Benua Ratex, sebuah kerajaan ada di sana yaitu Kerajaan Mora.Mora merupakan kerajaan yang tersisa satu-satunya di Benua Ratex. Kerajaan itu berada di antara Hutan Zona. Namun, hutan Zona sangatlah kecil. Penduduk dari kerajaan Mora tidaklah banyak, hal itu karena seluruh tempat yang mengelilingi kerajaan dipenuhi oleh monster. Monster-lah yang berkuasa mengelilingi kerajaan Mora. Mereka membunuh makhluk apapun yang mendekat, dan manusia terkadang ada yang keluar dari kerajaan untuk mencari tahu apakah ada kehidupan lain selain kerajaan mereka.Namun, tak ada yang kembali dan mereka hanya menjadi makanan para monster.Kali ini, kerajaan Mora diambang kehancuran, hal itu karena ada kerusakan array pelindung yang melindungi kerajaan Mora. Sebelumnya, array itu yang melindungi kerajaan Mora selama ini dan terkurung dalam lingkungan kerajaan. Para monster tidak bisa memasuki batas wilayah aray. Array itu h
Apa ini!Wira merasakan energi di tubuhnya meluap, energi yang besar dan terus masuk ke dalam tubuhnya. Jadi ..., inilah kemampuan dari Gelang Semesta. Energi sihir yang membakar tubuhnya.”Tubuhku dipenuhi energi!”HIIAAAAA!Pasukan ORC datang, kekuatan mereka lebih tinggi dari sebelumnya. Namun, Wira sudah berbeda dari sebelumnya. Kini, kekuatannya melimpah. Sihir angin meledak di tangannya.[Matic aktif]Dagger menyala, Wira memasukkan energi kuat ke dalam daggernya tersebut. Energi angin mengisi dagger Matic. Dan, Wira melesat dengan cepat.Saatnya beraksi!Wosh!Wira melepaskan Matic yang maju dengan energi besar, ledakan kuat menghantam para ORC yang dikendalikan Laluna.BOOOOOMMMM!Tanah bergetar, para ORC meledak dan Laluna kaget karena dia tak mampu merasakan energi para ORC yang dikendalikan dengan kekuatannya.”APA YANG TERJADI, BAGAIMANA BISA!”Wosh!Dari arah ledakan, bayangan cepat menerjang ke arah Laluna tanpa diduga. Saat Laluna menyadari siapa yang datang dengan cepa
Brush!Seorang Petualang tubuhnya terpotong oleh senjata pedang bercahaya milik ORC, tinggal beberapa orang yang masih terus berlari dan mereka melihat bis.”Cepat pergi, Bisma. Waktunya habis!”Wira berbalik dan siap menghadapi para ORC, tapi apa yang dilakukan Bisma sungguh di luar dugaan. Dia memberi aba-aba pada supir bis itu dan memintanya untuk pergi dan meninggalkan mereka. Petualang yang mengemudikan bis pun menganggukkan kepalanya, dia harus membawa beberapa orang di dalam bis agar bisa selamat. Dia terpaksa meninggalkan kedua orang yang menyelamatkan nyawa mereka.Maafkan kami!Broooommm! Mobil melaju.Barisan Petualang yang sedang berlari kaget, mereka sebentar lagi sampai di halte tersebut tapi mobil bis itu melaju meninggalkan mereka. Tersisa dua orang di depan mereka yang kini hanya berdiri.Matilah kita! Kita ditinggalkan!Sial! Gerutu mereka semua, tapi mereka terus berlari dan berharap untuk menyelamatkan diri dan menjauh dari serbuah ORC.Para ORC semakin dekat, Wira