”Cepat keluarkan senjatamu, Wira! hadapi monster-monster belalang itu!” Bisma memegangi lengan Wira cukup kuat.
Capit-capit tiga belalang besar itu terus bergerak, terbuka dan tertutup. Suara bertemunya antar ujung capit terdengar menyeramkan dan ruangan kelas itu menjadi mencekam karena suara capit ketiga monster belalang itu.
Tiga monster belalang mulai mendekati dan tangan-tangan mereka mengarah pada para mahasiswa.
”Pergi lawan mereka, Diki. Kamu di sini satu-satunya yang mempunyai pedang!” teriak Roni sambil menepuk pundak Diki sang ketua angkatan di kelas mereka.
”Apa-apaan, bahkan pedang ini terasa berat. Aku hanya suka bermain game dengan pedang, bukan di dunia nyata. Aku takut para mereka.”
Diki ketakutan melihat tiga monster itu, bagaimana mungkin dia melawan mereka sedangkan dia tidak pernah berolahraga apalagi melawan tiga monster itu sekaligus.
”Sial! Berikan saja pedangmu itu padaku!” teriak Roni berlagak.
”Tidak! Ini pedangku! Pakai senjatamu sendiri!” timpal Diki.
Apa-apaan mereka itu!
Woooonggg!
Para mahasiswa mundur hingga ke ujung ruangan, belalang-belalang raksasa itu ternyata mampu terbang, mereka menggerakkan sayap-sayap di belakang punggung mereka dan mereka terbang di bawah atap kelas dan menyeringai dengan capit mereka.
KIEEEEKKKK!
”Siapapun! Tolong, hadapi mereka!” teriak seorang wanita.
Satu belalang terbang lebih dekat dan bersiap dengan tangan-tangannya yang tajam, saat itu juga Wira yang berada paling depan maju ke depan seorang diri. Hal itu tidak lain karena Roni yang berada di belakangnya mendorong Wira agar dia menjadi korban para monster belalang itu.
Wira terpaksa maju beberapa langkah karena didorong, dan saat itulah satu monster belalang menerjang cepat ke arahnya.
”Wira ...!” teriak Bisma khawatir.
WOOONNGG!
Mata Wira tajam melihat pergerakan belalang raksasa itu yang hendak menusuk tubuhnya dengan tangan-tangan tajamnya. Meskipun Wira sedikit kaget karena dorongan Roni, tapi dia memiliki sebuah rahasia.
Tiga tahun ini dia ditempa latihan ketat dengan kekuatan bela diri dan olah tubuh oleh paman Gani, sang petugas kebersihan kampus. Itu bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilalui oleh Wira dengan pelatihan yang penuh kedisiplinan.
Kekhawatiran Bisma pun terobati, Wira menghindari tusukan tangan belalang terbang itu dan meraih salah satu tangan belalang itu. Wira memutar tubuhnya dan membanting belalang monster itu sekuat tenaga dan jatuh menimba meja dengan keras.
BRUSH!
Salah satu pecahan kayu menusuk punggung monster belalang itu sehingga monster itu kesulitan untuk bangun.
KIEEEEEEKKK!
”Wira! pakai saja pedangku, aku belum siap memakainya!” teriak Diki sambil melemparkan pedangnya ke arah Wira.
Triing!
Pedang itu jatuh di dekat Wira, bersamaan dengan dua belalang yang kini menyerang Wira sekaligus. Pedang milik Diki berhenti tertahan di kaki Wira, dengan cepat Wira menggerakkan kakinya di dekat gagang pedang dan menendang ke atas.
Tring!
Pedang melayang dan Wira memutar tubuhnya memegang pedang itu. Serangan satu belalang monster itu melewati Wira, dan Wira dengan cepat menebas tiga tangan sebelah kiri monster belalang itu.
Brush!
Belalang itu jatuh dan darah kuning menyembur. Tersisa satu belalang yang masih terbang dan bersiap menyerang Wira dari belakang saat Wira belum siap benar.
Splash!
Serangan energi kosmik tiba-tiba datang dari arah para mahasiswa yang ketakutan, seorang wanita yang memegang tongkat sihir itu melemparkan serangan energi ke arah belalang yang hampir saja mengenai punggung Wira.
Brush!
Belalang itu terpental dan membentur dinding, terjatuh dan terluka di lantai.
Slash!
Wira diselamatkan, dia segera menebas salah satu belalang yang tangannya sudah terpotong sebelumnya. Kepala belalang itu terlepas dan menggelinding, darah kuning menggenang.
[Petualang, anda membunuh satu monster di awal kehancuran dunia. Hukuman kepada Petualang telah ditetapkan karena melanggar aturan dengan memilih dua kemampuan petualang. Senjata pembunuh tidak akan bisa muncul sebelum anda membunuh tiga monster di awal kehancuran dunia]
[Misi membunuh monster untuk mendapatkan senjata pembunuh, 1/3]
Wira harus membunuh tiga monster agar dia bisa memunculkan senjata miliknya sendiri, jadi itu yang akan dilakukannya.
”Minggir!” seseorang menyenggol Wira, itu adalah Roni dan ketiga rekan geng di belakangnya. Roni menarik pedang yang dipegang Wira begitu saja dan dia langsung menusuk monster belalang yang sudah tidak berdaya karena punggungnya tertusuk kaki-kaki meja yang membuatnya sulit bergerak.
KIEEEEKKK!
Darah kuning terlihat.
”Lihat! Aku yang membunuhnya, aku memang kuat. Wira tak bisa mencegah hal itu, dia menghela napasnya perlahan. Tersisa satu monster lagi yang sudah dilemparkan dengan sihir kosmik. Namun, saat Roni mendekati monster itu sudah tak bergerak karena serangan kosmik itu menghancurkan organ dalamnya.
Tiga monster belalang sudah dikalahkan.
Wira melihat layar kecil yang sama persis dengan layar yang ada saat memilih kemampuan. Seperti jendela status untuk player game. Jadi, hal itu berlanjut dan muncul untuk memberitahu petualang? Jadi, di dunia nyata, petualang adalah player.
”Berikan pedangku!” teriak Diki mendekati Roni, ”Aku meminjamkannya pada Wira sebelumnya karena dia harus bertarung melawan para monster itu.”
”Aku tidak akan memberikannya, pedang ini sekarang menjadi milikku. Aku suka pedang ini, kamu tidak layak memiliki pedang ini karena kamu pecundang,” jawab Roni berlagak.
”Apa kamu bilang! Itu punyaku!”
”Tidak, ini sekarang menjadi milikku!” teriak Roni kembali.
Klak!
Roni kaget, Wira dengan cepat sudah memegang lengan Roni dan memelintirnya dengan kuat. Roni merasa kesakitan dan kaget karena gerakan Wira sangat cepat.
”Kembalikan pedang itu, itu milik Diki!”
Sial! Roni menggerutu, dia melepaskan pedang itu hingga terjatuh begitu saja. Roni merasa lengah sehingga tangannya dipelintir dengan cepat oleh Wira. Roni menyimpan dendam para Wira, sosok lemah itu sekarang mulai berulah rupanya.
”Baiklah, pedang sampah begitu aku tidak tertarik. Aku akan menjadi senjata yang lebih kuat dari kekuatanku sendiri!”
Diki menurunkan mengambil pedang itu kembali, pedang itu sudah berlumuran darah kuning. Namun, itu adalah pedang miliknya.
”Terima kasih, Wira.”
Roni terlihat kesal, dia memikirkan cara untuk bisa membalas apa yang sudah dilakukan Wira padanya. Dia benar-benar dipermalukan di depan semua orang. Padahal, dulu dia sering mengganggu Wira dan dia selalu diam saja. Dan, cengkeraman tangannya tadi benar-benar kuat, bahkan dia bertarung melawan monster sendirian.
Apakah dia benar-benar kuat? Ah, tidak! Itu pasti refleks karena terpaksa saat Roni mendorongnya. Ya, itu benar! Dia pasti terpaksa dan refleks melawan monster-monster belalang itu.
Suasana kembali tenang, mereka sedang diskusi apakah mereka akan berdiam di kelas dan menunggu bantuan. Jika mereka keluar kelas, maka resikonya lebih berat karena monster belalang bahkan masuk ke kelas mereka. Artinya, di luar sana banyak monster.
Sebagian dari mereka ingin keluar dan mencari perlindungan, tapi sebagian besar ingin bertahan karena ketakutan.
”Wira, apakah kamu memiliki window seperti layar game?” tanya Bisma sambil berbisik pada Wira.
”Iya, apa kamu juga memilikinya?”
Bisma mengangguk, semua orang memiliki jendela status. Beberapa mahasiswa tidak memilikinya, hal itu karena mereka tidak memilih kemampuan saat berada di dalam ruangan dimensi untuk memilih kemampuan.
’Toloooong!”
”Toloong kami! Tolong, tidaakk!”
Suara-suara teriakan terdengar di luar kelas dan di semua tempat. Kekacauan terjadi, suara-suara minta tolong sangat mencekam.
Beberapa orang melihat ke jendela, dan mereka melihat semua hal aneh, monster terbang di angkasa. Mereka seperti bukan berada di bumi lagi, kiamat adalah jawaban yang tepat untuk menggambarkan apa yang mereka lihat.
KIEEEEKKK! KIIEEEEEEEKK!
Beberapa makhluk bersuara menyeramkan terdengar di depan pintu, makhluk-makhluk itu mencium bau makanan yaitu manusia.
”Biarkan kami yang melawan! Monster-monster lemah itu akan kami hancurkan dengan kekuatan kami!” Roni berlagak dan maju, tiga rekan satu geng ikut maju di belakang Roni. Mereka terlihat sombong dan siap melumat monster-monster yang hendak masuk ke kelas.
Dan, babak baru petualangan mereka dimulai kembali.
Klap![Status petualang; Wira][Bertahan hidup adalah tujuan anda di awal kehancuran dunia. Tingkatkan kekuatan anda dan naikkan kemampuan anda untuk mempersiapkan tahap kehancuran dunia selanjutnya]Wira membaca status jendela dengan kemampuannya sebagai Petualang. Saat itu, empat orang yang selalu mengganggu Wira maju dengan bergaya menuju pintu, mereka siap menyambut musuh monster yang datang.Roni berbisik pada ketiga teman gengnya, jika si lemah Wira saja bisa bertarung melawan monster-monster belalang itu. Maka, mereka pasti lebih hebat dan lebih mudah mengalahkan monster. Mereka juga akan menjadi lebih kuat dengan bantuan sistem petualang dengan kemampuan yang mereka pilih masing-masing sebelumnya. Mereka begitu percaya diri keluar kelas dan siap menghadapi para monster.Crop!Malin yang berada di sebelah Roni kaget, Roni melotot melihat ke arah Malin yang gemetaran tubuhnya. Sebuah benda dengan cepat menembus tubuh Malin hingga ke belakang tubuhnya. Dan, wajah mengerikan kel
Makhluk tinggi itu datang ke arah Wira, benturan tubuh mereka terjadi dan membuat para mahasiswa lainnya ada yang menutup matanya.Slap!Brush!Wira terdorong ke belakang dan tubuh monster kurus tinggi itu menimpa Wira, suaranyanya terdengar menyayat.KUUUUKKKKK! (Sakit, sakit ....)Bruk! Kepala monster itu tergeletak di samping kepala Wira dan membentur lantai dan tak lagi bergerak. Sementara, ujung pedang ternyata menembus tubuh monster itu hingga tembus ke atas. Wira kesulitan bergerak, saat serangan mereka bertemu. Wira melihat celah dengan kemampuan matanya yang tajam dan menusuk monster itu dengan cepat.[Petualang, anda berhasil membunuh Monster Rak-Rak. Target misi untuk mendapatkan senjata, 2/3]”Bantu singkirkan makhluk jelek ini, Bisma,” kata Wira kesulitan karena dia tertimpa makhluk tersebut dan terjepit dengan pedang yang masih dipegangnya.Bisma segera mendekati Wira dan menggunakan kakinya untuk menendang tubuh monster itu. Sementara, Wira menarik pedangnya.Bruk!Mons
Wira kaget dengan statusnya, dia adalah seorang pembunuh! Bagaimana mungkin dia pembunuh?KIEEEEKKKK! (manusia ras rendahan, beraninya!)Satu monster Rak Rak yang dihempaskan Wira sebelumnya mencoba bangkit, dia terhuyung dan menerjang ke arah Wira.[Sense seorang pembunuh aktif, tubuh anda yang telah terlatih sebagai ahli pertarungan disinkronisasi dengan kemampuan pembunuh]Wosh!Tangan monster itu melewati Wira, Wira mundur ke belakang satu langkah dan tangannya dengan cepat menyikut leher belakang monster itu dengan cepat.BAM! Monster itu menjerit dan kepalanya membentur lantai kelas dengan kuat. Wira dengan cepat menjatuhkan kaki kanannya dan menginjak punggung monster itu dengan kuat.Brush!Monster itu kesakitan dan kesulitan bergerak, Wira melihat Diki yang kaget karena Wira mampu mengatasi monster itu.”Pakai pedangmu, Diki. Bunuh dia, dengan begitu kemampuanmu bisa bertambah.”Wira menyerahkan pedang di tangannya pada pemiliknya, Diki menerimanya meskipun sedikit ragu. Wira
Bug!Wira menghindari serangan salah satu monster dan memutar kakinya, lututnya menghantam kepala monster Rak Rak di barisan depan.Brush!Wira melompat sambil menginjak monster yang jatuh, dagger yang dipegangnya dengan cepat terangkat dan melihat penyerang lagi.KIIEEEEEE!BRUSH!Wira memotong tangan monster itu dan menebas lehernya sekaligus, dagger yang sangat tajam. Darah kuning menyembur dan monster Rak Rak satu jatuh ke lantai.[Petualang, anda membunuh monster Rak Rak. Kemampuan anda meningkat, semakin banyak monster yang anda kalahkan, kemampuan anda akan meningkat secara signifikan]Itu bagus!Wira melihat satu monster lagi yang menyerang Wira, saat itulah energi buff diberikan oleh Bisma pada Wira sehingga Wira merasakan energinya bertambah secara cepat.”Majulah monster kurus!”HIIIIAAAAA!Wira melakukan gerakan zig zag untuk mengelabui monster itu dan saat melewati monster itu, daggernya menusuk bagian vital tubuh monster itu dan mendorongnya hingga membentur dinding loro
”Tolooong!” seorang mahasiswa ketakutan dan berlari, di belakangnya beberapa monster mengejarnya. Wanita itu terlihat sangat panik dan terus berlari mencari bantuan, dia melihat Wira dan Bisma sehingga berlari ke arah keduanya. Saat ini, dia hanya perlu selamat dari kematian.”Selamatkan aku!”Mahasiswi itu terus berteriak tak karuan dan berlari sebisa mungkin, dia menghambur ke arah Wira dan Bisma, tak peduli apapun, dia hanya ingin selamat.Wosh!Wira sudah berlari dan melewati wanita itu. ”Kau bantu wanita itu, Bisma.”Bisma paham, Wira sudah menghadang serombongan monster Rak Rak menggunakan senjata; entah dari mana mereka punya pedang aneh dan tombak. Tebasan pedang dihindari Wira dengan kemampuan mata malaikat yang sangat jelas melihat pergerakan serangan monster itu. Wira menggeser tubuhnya, pedang melewati tubuhnya. Dan, pukulan telak menghantam perut monster tinggi itu hingga membuat monster itu menghantam dinding.Brush!Serangan datang lagi, tombak mencoba menusuk Wira dari
”Wira! Jangan berbuat sembrono, mereka berjumlah banyak. Ayo mundur lebih dulu.””Tidak, Bisma. Kita harus menjadi semakin kuat untuk menghadapi ancaman yang lebih besar. Ayo bentuk Tim!”Keduanya mundur di balik dinding, di tangga teratas. Para monster semakin dekat ke arah mereka.”Kamu memang gila, Wira. Apa boleh buat! Anggap saja ini main game.”Wira mengangguk. ”Terima kasih, Bisma.”[Membentuk Tim, sinkronisasi kekuatan tim dilakukan. Kemampuan pembunuh dan support membentuk areal kekuatan. Anda mampu menekan mental musuh anda dalam radius target 10 meter. Kemampuan tim meningkat sebanyak 30 persen]Tim yang bagus! Ini sempurna.Tap! Tap! Tap!Langkah para monster semakin dekat, dan saat mereka mencapai undakan terakhir. Wira mengagetkan mereka dengan daggernya. Para monster itu kaget dan tak menduga, manusia datang kepada mereka dan langsung menyerang.Slash! Slash!Pertarungan terjadi, para monster mundur ke bawah meskipun dua monster sudah terjatuh karena serangan Wira. Mons
Beberapa mahasiswa dan juga pegawai kampus terlihat saling berbincang di tempat lantai bawah, tempat pusat informasi berada. Pintu keluar kampus juga berada di sana, sayangnya pintu terkunci dan tidak bisa dibuka.Wira dan Bisma turun dari lantai dua, mereka mendapatkan perhatian dari beberapa mahasiswa yang bertahan di lantai satu. Mereka sempat kaget dan mengira bahwa yang turun adalah para monster. Masih ada yang selamat dari lantai atas, mereka ke bawah pasti untuk mencari jalan keluar dari gedung ini.Seorang lelaki yang didengarkan di antara mereka yang tertahan di bawah menjelaskan tentang keadaan saat ini. Dia menjelaskan bahwa semuanya harus tenang dan saling bekerjasama.”Kita harus bersatu, di luar sedang kacau dan pintu tak bisa dibuka. Semua hubungan telekomunikasi mati. Jadi, selama kita di sini, jangan saling berpisah!” suara Kevin, dia adalah ketua BEM kampus tersebut. Semua orang sangat mengenal Kevin, dia memegang pedang yang terlihat kokoh. Dia pasti seorang Petualan
”Tolong aku!” teriak wanita itu, monster-monster itu semakin dekat dengannya, satu rekannya sudah tak bisa diselamatkan. Sayangnya, kelompok orang yang berkumpul di dekat pintu keluar tidak ada yang tergerak untuk menyelamatkan wanita itu. Semua sedang berkumpul dan tidak mau mengambil resiko dengan maju menyelamatkan.Pada intinya, mereka sedang mencari aman untuk diri mereka sendiri. Di saat seperti ini, nyawa sendiri adalah sesuatu yang paling berharga, meskipun dengan mengorbankan orang lain.Wira melihat Kevin yang gemetar memegang pedangnya, sepertinya telah terjadi banyak pertempuran di sini. Mereka sudah trauma dan tak mau mencoba menyelamatkan orang lain dan hanya berkumpul untuk kelompok yang tersisa.Wira tak bisa menyalahkan siapa pun, dunia memang sedang menuju kehancuran.”Fokus untuk menjaga formasi, kita akan menghadapi mereka!”Teriakan komando dari Kevin membuat siapa pun di kelompok itu mengeluarkan senjata dan mempersiapkan kemampuan mereka. Setelah para monster itu
”Penyembuh, cepat!” teriak pemimpin salah satu tim di sisi pertarungan lain, musuh mereka seperti makhluk ikan dengan empat jari. Mereka kekar dan memegang tombak-tombak yang tajam, serangan monster itu sangat kuat sehingga membuat tim Petualang bertarung dengan menyatukan kemampuan mereka.Brush!”Bantu yang terluka!” teriak pemimpin lagi.Healer menggunakan energi penyembuh bagi yang terluka, kecepatan mereka dalam mengobati luka bukanlah kemampuan biasa. Mereka dapat mengobati sobekan luka dan menghentikan pendarahan dan menutupi luka tersebut.Serangan datang lagi, mereka juga bergerombol mereka bernama Sharkos. Pemberitahuan masing-masing Petualang mendapatkan informasi kalau monster itu berasal dari tempat yang dalam. Deep World.[Makhluk Deep World memasuki wilayah bumi, Sharkos. Mereka ingin mengambil alih bumi karena tempat mereka hancur]Crop!Tubuh manusia terangkat dengan tombak Sharkos. Penyembuh di belakang sedang menyembuhkan rekan timnya yang lain. Tim menjadi kacau ba
”MAKANAN! SERANG!”Teriakan sang pemimpin Orc, Komandan Orc yang merupakan satuan tempur yang dimiliki pasukan Orc melihat Wira dan dua rekannya keluar dari pepohonan. Sang Komandan Orc melihat ketiganya ancaman, ada energi kuat yang dirasakan Komandan Orc itu sehingga para pasukannya yang membawa manusia menjatuhkan jarahannya dan menyerang Wira.HIIIIAAAA!”Apa yang bisa kubantu?” tanya Nadia pada Bisma, dia memiliki kekuatan sihir angin.”Bantu sebisamu, kita akan membantu dari jarak jauh!”Nadia pun paham, itu artinya Wira yang berada di depan akan melawan langsung pasukan Orc itu. Pertarungan tak bisa dihindari, Bisma percaya Wira bisa menghadapi mereka karena sebelumnya, Wira sudah berhadapan dengan Boss Dungeon. Bisma kini mempercayakan kekuatan Wira untuk berada di depan.Klang! Klang! Klang!Wira menggunakan kecepatan langkah halilintar, ditambah kemampuan mata malaikat yang mampu melihat pergerakan dari para Orc. Energi yang sudah diserap oleh Wira juga meningkatkan kemampua
POV NadiaAduh! Kepalaku sakit sekali. Rasanya seperti terbentur sesuatu dengan keras. Tubuhku juga bergoyang sedemikian rupa seperti mengiringi musik secara refleks. Apa yang terjadi padaku.Ah!Aku mengerjat mataku perlahan, sedikit lelah bercampur dengan rasa sakit yang menjalar di tubuhku.Di mana aku?Mataku mulai melihat, kepalaku di bawah dan rambutku tergerak. Aku dalam posisi terbalik, dan aku berada di punggung seseorang?Oh ya! Belum lama ini, tepatnya beberapa jam berlalu dan dunia berubah. Aku seorang mahasiswa jurusan pendidikan yang sedang berkuliah. Di kelas, tiba-tiba semua riuh dan monster berdatangan. Aku mengambil sebuah kemampuan sebagai seorang Petualang dan bergabung di luar kamus. Lalu, pasukan Orc datang dan menyerbu tim kami.Semua terbunuh, kecuali aku yang pingsan dan sekarang aku sedang dibawa oleh para monster itu. Mataku terbuka sepenuhnya, aroma menyengat dari tubuh Orc membuatku mual. Apakah aku akan dimakan. Tubuhku mulai bisa bergerak, tangan kananny
Keistimewaan khusus?[Petualang Wira, anda mendapatkan Spesial Box][Buka][Anda mampu menyerap energi dari makhluk yang anda bunuh, tidak ada syarat. Semua spesies di alam semesta mampu anda serap energinya]Spesies di alam semesta! Artinya ... makhluk apapun ada di alam semesta ini? Hal itu menjawab bahwa hari ini semua berubah dan makhluk-makhluk aneh berdatangan ke bumi.Dan ... Wira berada di sebuah bukit terjal yang tinggi, di belakangnya portal yang baru saja dilewatinya masih tercipta. Tali energi masih melilit perutnya, itu yang menghubungkannya dengan Bisma.Tempat apa ini?Wira melihat sekelilingnya, lahan tandus dan pohon-pohon raksasa terlihat di kejauhan. Portal di belakangnya adalah tempat para Orc itu keluar dan memasuki bumi. Di depan Wira, ujung dari ketinggian tebing. Tali energi masih cukup panjang dan Wira memberanikan diri melangkah hingga ke ujung tebing.Wira membungkuk karena melihat bahaya dari sense pembunuh miliknya, dan matanya terperanjat dengan apa yang
”Bergabunglah bersama kami, kami bisa menjamin keselamatan kalian.” Lelaki gemuk dari fakultas berbeda dengan Wira dan Bisma. Dia memegang sebuah kapak besar, ada darah kuning yang tersisa di kapak tersebut. Lelaki gemuk itu bersama dengan tujuh orang lainnya yang sedang berkumpul.Mayat-mayat terlihat di setiap sudut tempat, baik mayat monster dan beberapa manusia. Namun, semua tak peduli akan hal itu karena mereka semua sedang terancam bahaya di saat kondisi serba aneh hari ini. Mereka mulai terbiasa ketika melihat monster yang bergerak tiba-tiba dan menyerang manusia.”Biarkan saja mereka, Toni. Tidak perlu sok baik, lihat saja mereka terlihat lemah. Mereka hanya akan menjadi beban kita.” Genta yang merupakan teman Toni memandang remeh pada Bisma dan Wira. Orang-orang lemah yang bergabung bersama mereka akan membuat mereka bertambah beban saat ada penyerangan monster. Tim yang diisi orang-orang lemah, hanya akan membuat mereka susah bergerak karena harus melindungi saat sedang bert
[Mata Halilintar dimaksimalkan]Klang! Klang! Klang!Wira melihat semua pergerakan serangan dari delapan tangan di belakang Pempers dan bahkan menahan serangan tangan yang berada di depan. Serangan-serangan itu mampu dihadang dengan daggernya. Wira bisa menghadang semua serangan itu. Di belakang sana, Martha kaget dengan kemampuan Wira.Wira melihat peluang, matanya melihat aliran warna hijau yang merupakan titik kelemahan Pempers.Serangan Pempers datang, Wira menghindari serangan dua tangan Pempers dan memutar daggernya.Slash!Dua tangan Pempers jatuh dan Wira menebas pangkal kedua tangan Pempers.”SIALAN”Pempers marah dan memutar tubuhnya untuk menyerang Wira.Wosh!Wora sudah menggunakan gerakan lain yang menopang pada salah satu tiang dan dia melesat menghindari serangan itu dan berada di belakang Pempers.Slash!Empat tangan patah, Pempers kelihatan bingung dan kesakitan. Gerakan Pempers jadi limbung karena tidak imbang. Dan, saat dia berbalik untuk menyerang Wira dengan kedua
BOOOOOMMMM!Mata Wira tak bisa tertutup dengan kekuatan besar dari pedang energi yang membara, menusuk tubuh Pempers dari atas dengan serangan kejut yang cepat.Wira kaget, bagaimana bisa seorang Petualang yang baru mendapatkan kekuatan bisa memiliki serangan sekuat itu? Wira masih belum mengerti, bukankah sistem Petualang baru dimulai sejak monster bermunculan? Apa yang dilakukan wanita itu sehingga menjadi begitu kuat.Tap!Martha turun dari punggung Pempers dan melompat turun, dia menyarungkan pedangnya kembali. Tubuh raksasa Pempers tak bergerak dan terlihat kerusakan di semua bagian tubuhnya seperti terbakar api yang sangat panas.”Sudah berakhir, ayo kembali.” Martha cuek dan melangkah meninggalkan Pempers sambil melewati Wira.”Tunggu, di level berapa kamu sekarang?” tanya Wira penasaran, dia harus mengetahui dan melakukan pengamatan. Hal itu penting untuk kemajuan kekuatannya. Wira harus tahu.”Level empat, aku telah melakukan leveling dengan memburu monster di berbagai lorong
Dua menit! Wira harus mengalihkan Pempers dari Martha.Wosh![Langkah pembunuh dimaksimalkan sesuai level, level anda level 2]Wira merasakan kakinya begitu ringan, kecepatan yang baik dan matanya yang menjadi tajam. Dia mendapatkan kekuatan yang baik sebagai seorang pembunuh. Wira mencari celah dan mengitari Pempers yang besar.”Monster jelek! Akulah lawanmu!””MANUSIA LEMAH, BERANI SOK HEBAT DI DEPANKU!”Kaki-kaki Pempers bergerak sangat cepat, semuanya menyerang Wira dari segala arah karena Wira bergerak mengitarinya dengan cepatBrush! Brush! Brush!Wira menghindari serangan-serangan kaki raksasa itu, meliuk dan membuat gerakan zig-zag. Wira melihat dengan kemampuan matanya yang tajam, melihat kelemahan dari Pempers.Kelemahanitu ada di bawah Pempers, ditutupi dengan semua kaki-kakinya yang bergerak sangat cepat. Apakah itu jantung atau core yang disebutkan oleh sistem? Sulit untuk mendekatinya karena kaki-kaki monster itu bergerak sangat cepat.Klang! Klang!Serangan datang saat
[Pempers menyerap energi manusia, dia beradaptasi dengan bahasa manusia dan mendapatkan kecerdasan manusia]Jadi begitu! Notifikasi tersebut menjelaskan pada Wira dan rekan-rekannya. Musuh yang mereka hadapi akan menjadi semakin kuat dengan melakukan penyerapan energi setiap manusia yang menjadi tumbalnya.”Tolooooonnngg!”Salah satu manusia yang terbungkus dengan jaring kekuningan berteriak, dia baru sadar dan berusaha keluar dari ikatan jaring kuning tersebut. Monster berbulu besar itu menggunakan salah satu kakinya dan mengangkat orang tersebut.Crunch! Crunch!Mengerikan!Wira dan rekan-rekan timnya tak bisa menyelamatkan sosok yang dimakan dan ditelan. Wira dan Martha sedang melawan pasukan Rak Rak dan monster belalang yang jumlahnya sangat banyak. Mereka tak bisa menyelamatkan sosok yang dimakan oleh monster Pempers tersebut.”TERLALU BERISIK! MEMANG, MANUSIA ITU SANGAT BERISIK!”Suara Pemperse menggema, membuat Bisma dan Mega bahkan menggigil ngeri dan kaki mereka sedikit gemet