”Cepat keluarkan senjatamu, Wira! hadapi monster-monster belalang itu!” Bisma memegangi lengan Wira cukup kuat.
Capit-capit tiga belalang besar itu terus bergerak, terbuka dan tertutup. Suara bertemunya antar ujung capit terdengar menyeramkan dan ruangan kelas itu menjadi mencekam karena suara capit ketiga monster belalang itu.
Tiga monster belalang mulai mendekati dan tangan-tangan mereka mengarah pada para mahasiswa.
”Pergi lawan mereka, Diki. Kamu di sini satu-satunya yang mempunyai pedang!” teriak Roni sambil menepuk pundak Diki sang ketua angkatan di kelas mereka.
”Apa-apaan, bahkan pedang ini terasa berat. Aku hanya suka bermain game dengan pedang, bukan di dunia nyata. Aku takut para mereka.”
Diki ketakutan melihat tiga monster itu, bagaimana mungkin dia melawan mereka sedangkan dia tidak pernah berolahraga apalagi melawan tiga monster itu sekaligus.
”Sial! Berikan saja pedangmu itu padaku!” teriak Roni berlagak.
”Tidak! Ini pedangku! Pakai senjatamu sendiri!” timpal Diki.
Apa-apaan mereka itu!
Woooonggg!
Para mahasiswa mundur hingga ke ujung ruangan, belalang-belalang raksasa itu ternyata mampu terbang, mereka menggerakkan sayap-sayap di belakang punggung mereka dan mereka terbang di bawah atap kelas dan menyeringai dengan capit mereka.
KIEEEEKKKK!
”Siapapun! Tolong, hadapi mereka!” teriak seorang wanita.
Satu belalang terbang lebih dekat dan bersiap dengan tangan-tangannya yang tajam, saat itu juga Wira yang berada paling depan maju ke depan seorang diri. Hal itu tidak lain karena Roni yang berada di belakangnya mendorong Wira agar dia menjadi korban para monster belalang itu.
Wira terpaksa maju beberapa langkah karena didorong, dan saat itulah satu monster belalang menerjang cepat ke arahnya.
”Wira ...!” teriak Bisma khawatir.
WOOONNGG!
Mata Wira tajam melihat pergerakan belalang raksasa itu yang hendak menusuk tubuhnya dengan tangan-tangan tajamnya. Meskipun Wira sedikit kaget karena dorongan Roni, tapi dia memiliki sebuah rahasia.
Tiga tahun ini dia ditempa latihan ketat dengan kekuatan bela diri dan olah tubuh oleh paman Gani, sang petugas kebersihan kampus. Itu bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilalui oleh Wira dengan pelatihan yang penuh kedisiplinan.
Kekhawatiran Bisma pun terobati, Wira menghindari tusukan tangan belalang terbang itu dan meraih salah satu tangan belalang itu. Wira memutar tubuhnya dan membanting belalang monster itu sekuat tenaga dan jatuh menimba meja dengan keras.
BRUSH!
Salah satu pecahan kayu menusuk punggung monster belalang itu sehingga monster itu kesulitan untuk bangun.
KIEEEEEEKKK!
”Wira! pakai saja pedangku, aku belum siap memakainya!” teriak Diki sambil melemparkan pedangnya ke arah Wira.
Triing!
Pedang itu jatuh di dekat Wira, bersamaan dengan dua belalang yang kini menyerang Wira sekaligus. Pedang milik Diki berhenti tertahan di kaki Wira, dengan cepat Wira menggerakkan kakinya di dekat gagang pedang dan menendang ke atas.
Tring!
Pedang melayang dan Wira memutar tubuhnya memegang pedang itu. Serangan satu belalang monster itu melewati Wira, dan Wira dengan cepat menebas tiga tangan sebelah kiri monster belalang itu.
Brush!
Belalang itu jatuh dan darah kuning menyembur. Tersisa satu belalang yang masih terbang dan bersiap menyerang Wira dari belakang saat Wira belum siap benar.
Splash!
Serangan energi kosmik tiba-tiba datang dari arah para mahasiswa yang ketakutan, seorang wanita yang memegang tongkat sihir itu melemparkan serangan energi ke arah belalang yang hampir saja mengenai punggung Wira.
Brush!
Belalang itu terpental dan membentur dinding, terjatuh dan terluka di lantai.
Slash!
Wira diselamatkan, dia segera menebas salah satu belalang yang tangannya sudah terpotong sebelumnya. Kepala belalang itu terlepas dan menggelinding, darah kuning menggenang.
[Petualang, anda membunuh satu monster di awal kehancuran dunia. Hukuman kepada Petualang telah ditetapkan karena melanggar aturan dengan memilih dua kemampuan petualang. Senjata pembunuh tidak akan bisa muncul sebelum anda membunuh tiga monster di awal kehancuran dunia]
[Misi membunuh monster untuk mendapatkan senjata pembunuh, 1/3]
Wira harus membunuh tiga monster agar dia bisa memunculkan senjata miliknya sendiri, jadi itu yang akan dilakukannya.
”Minggir!” seseorang menyenggol Wira, itu adalah Roni dan ketiga rekan geng di belakangnya. Roni menarik pedang yang dipegang Wira begitu saja dan dia langsung menusuk monster belalang yang sudah tidak berdaya karena punggungnya tertusuk kaki-kaki meja yang membuatnya sulit bergerak.
KIEEEEKKK!
Darah kuning terlihat.
”Lihat! Aku yang membunuhnya, aku memang kuat. Wira tak bisa mencegah hal itu, dia menghela napasnya perlahan. Tersisa satu monster lagi yang sudah dilemparkan dengan sihir kosmik. Namun, saat Roni mendekati monster itu sudah tak bergerak karena serangan kosmik itu menghancurkan organ dalamnya.
Tiga monster belalang sudah dikalahkan.
Wira melihat layar kecil yang sama persis dengan layar yang ada saat memilih kemampuan. Seperti jendela status untuk player game. Jadi, hal itu berlanjut dan muncul untuk memberitahu petualang? Jadi, di dunia nyata, petualang adalah player.
”Berikan pedangku!” teriak Diki mendekati Roni, ”Aku meminjamkannya pada Wira sebelumnya karena dia harus bertarung melawan para monster itu.”
”Aku tidak akan memberikannya, pedang ini sekarang menjadi milikku. Aku suka pedang ini, kamu tidak layak memiliki pedang ini karena kamu pecundang,” jawab Roni berlagak.
”Apa kamu bilang! Itu punyaku!”
”Tidak, ini sekarang menjadi milikku!” teriak Roni kembali.
Klak!
Roni kaget, Wira dengan cepat sudah memegang lengan Roni dan memelintirnya dengan kuat. Roni merasa kesakitan dan kaget karena gerakan Wira sangat cepat.
”Kembalikan pedang itu, itu milik Diki!”
Sial! Roni menggerutu, dia melepaskan pedang itu hingga terjatuh begitu saja. Roni merasa lengah sehingga tangannya dipelintir dengan cepat oleh Wira. Roni menyimpan dendam para Wira, sosok lemah itu sekarang mulai berulah rupanya.
”Baiklah, pedang sampah begitu aku tidak tertarik. Aku akan menjadi senjata yang lebih kuat dari kekuatanku sendiri!”
Diki menurunkan mengambil pedang itu kembali, pedang itu sudah berlumuran darah kuning. Namun, itu adalah pedang miliknya.
”Terima kasih, Wira.”
Roni terlihat kesal, dia memikirkan cara untuk bisa membalas apa yang sudah dilakukan Wira padanya. Dia benar-benar dipermalukan di depan semua orang. Padahal, dulu dia sering mengganggu Wira dan dia selalu diam saja. Dan, cengkeraman tangannya tadi benar-benar kuat, bahkan dia bertarung melawan monster sendirian.
Apakah dia benar-benar kuat? Ah, tidak! Itu pasti refleks karena terpaksa saat Roni mendorongnya. Ya, itu benar! Dia pasti terpaksa dan refleks melawan monster-monster belalang itu.
Suasana kembali tenang, mereka sedang diskusi apakah mereka akan berdiam di kelas dan menunggu bantuan. Jika mereka keluar kelas, maka resikonya lebih berat karena monster belalang bahkan masuk ke kelas mereka. Artinya, di luar sana banyak monster.
Sebagian dari mereka ingin keluar dan mencari perlindungan, tapi sebagian besar ingin bertahan karena ketakutan.
”Wira, apakah kamu memiliki window seperti layar game?” tanya Bisma sambil berbisik pada Wira.
”Iya, apa kamu juga memilikinya?”
Bisma mengangguk, semua orang memiliki jendela status. Beberapa mahasiswa tidak memilikinya, hal itu karena mereka tidak memilih kemampuan saat berada di dalam ruangan dimensi untuk memilih kemampuan.
’Toloooong!”
”Toloong kami! Tolong, tidaakk!”
Suara-suara teriakan terdengar di luar kelas dan di semua tempat. Kekacauan terjadi, suara-suara minta tolong sangat mencekam.
Beberapa orang melihat ke jendela, dan mereka melihat semua hal aneh, monster terbang di angkasa. Mereka seperti bukan berada di bumi lagi, kiamat adalah jawaban yang tepat untuk menggambarkan apa yang mereka lihat.
KIEEEEKKK! KIIEEEEEEEKK!
Beberapa makhluk bersuara menyeramkan terdengar di depan pintu, makhluk-makhluk itu mencium bau makanan yaitu manusia.
”Biarkan kami yang melawan! Monster-monster lemah itu akan kami hancurkan dengan kekuatan kami!” Roni berlagak dan maju, tiga rekan satu geng ikut maju di belakang Roni. Mereka terlihat sombong dan siap melumat monster-monster yang hendak masuk ke kelas.
Dan, babak baru petualangan mereka dimulai kembali.
Klap![Status petualang; Wira][Bertahan hidup adalah tujuan anda di awal kehancuran dunia. Tingkatkan kekuatan anda dan naikkan kemampuan anda untuk mempersiapkan tahap kehancuran dunia selanjutnya]Wira membaca status jendela dengan kemampuannya sebagai Petualang. Saat itu, empat orang yang selalu mengganggu Wira maju dengan bergaya menuju pintu, mereka siap menyambut musuh monster yang datang.Roni berbisik pada ketiga teman gengnya, jika si lemah Wira saja bisa bertarung melawan monster-monster belalang itu. Maka, mereka pasti lebih hebat dan lebih mudah mengalahkan monster. Mereka juga akan menjadi lebih kuat dengan bantuan sistem petualang dengan kemampuan yang mereka pilih masing-masing sebelumnya. Mereka begitu percaya diri keluar kelas dan siap menghadapi para monster.Crop!Malin yang berada di sebelah Roni kaget, Roni melotot melihat ke arah Malin yang gemetaran tubuhnya. Sebuah benda dengan cepat menembus tubuh Malin hingga ke belakang tubuhnya. Dan, wajah mengerikan kel
Makhluk tinggi itu datang ke arah Wira, benturan tubuh mereka terjadi dan membuat para mahasiswa lainnya ada yang menutup matanya.Slap!Brush!Wira terdorong ke belakang dan tubuh monster kurus tinggi itu menimpa Wira, suaranyanya terdengar menyayat.KUUUUKKKKK! (Sakit, sakit ....)Bruk! Kepala monster itu tergeletak di samping kepala Wira dan membentur lantai dan tak lagi bergerak. Sementara, ujung pedang ternyata menembus tubuh monster itu hingga tembus ke atas. Wira kesulitan bergerak, saat serangan mereka bertemu. Wira melihat celah dengan kemampuan matanya yang tajam dan menusuk monster itu dengan cepat.[Petualang, anda berhasil membunuh Monster Rak-Rak. Target misi untuk mendapatkan senjata, 2/3]”Bantu singkirkan makhluk jelek ini, Bisma,” kata Wira kesulitan karena dia tertimpa makhluk tersebut dan terjepit dengan pedang yang masih dipegangnya.Bisma segera mendekati Wira dan menggunakan kakinya untuk menendang tubuh monster itu. Sementara, Wira menarik pedangnya.Bruk!Mons
Wira kaget dengan statusnya, dia adalah seorang pembunuh! Bagaimana mungkin dia pembunuh?KIEEEEKKKK! (manusia ras rendahan, beraninya!)Satu monster Rak Rak yang dihempaskan Wira sebelumnya mencoba bangkit, dia terhuyung dan menerjang ke arah Wira.[Sense seorang pembunuh aktif, tubuh anda yang telah terlatih sebagai ahli pertarungan disinkronisasi dengan kemampuan pembunuh]Wosh!Tangan monster itu melewati Wira, Wira mundur ke belakang satu langkah dan tangannya dengan cepat menyikut leher belakang monster itu dengan cepat.BAM! Monster itu menjerit dan kepalanya membentur lantai kelas dengan kuat. Wira dengan cepat menjatuhkan kaki kanannya dan menginjak punggung monster itu dengan kuat.Brush!Monster itu kesakitan dan kesulitan bergerak, Wira melihat Diki yang kaget karena Wira mampu mengatasi monster itu.”Pakai pedangmu, Diki. Bunuh dia, dengan begitu kemampuanmu bisa bertambah.”Wira menyerahkan pedang di tangannya pada pemiliknya, Diki menerimanya meskipun sedikit ragu. Wira
Bug!Wira menghindari serangan salah satu monster dan memutar kakinya, lututnya menghantam kepala monster Rak Rak di barisan depan.Brush!Wira melompat sambil menginjak monster yang jatuh, dagger yang dipegangnya dengan cepat terangkat dan melihat penyerang lagi.KIIEEEEEE!BRUSH!Wira memotong tangan monster itu dan menebas lehernya sekaligus, dagger yang sangat tajam. Darah kuning menyembur dan monster Rak Rak satu jatuh ke lantai.[Petualang, anda membunuh monster Rak Rak. Kemampuan anda meningkat, semakin banyak monster yang anda kalahkan, kemampuan anda akan meningkat secara signifikan]Itu bagus!Wira melihat satu monster lagi yang menyerang Wira, saat itulah energi buff diberikan oleh Bisma pada Wira sehingga Wira merasakan energinya bertambah secara cepat.”Majulah monster kurus!”HIIIIAAAAA!Wira melakukan gerakan zig zag untuk mengelabui monster itu dan saat melewati monster itu, daggernya menusuk bagian vital tubuh monster itu dan mendorongnya hingga membentur dinding loro
”Tolooong!” seorang mahasiswa ketakutan dan berlari, di belakangnya beberapa monster mengejarnya. Wanita itu terlihat sangat panik dan terus berlari mencari bantuan, dia melihat Wira dan Bisma sehingga berlari ke arah keduanya. Saat ini, dia hanya perlu selamat dari kematian.”Selamatkan aku!”Mahasiswi itu terus berteriak tak karuan dan berlari sebisa mungkin, dia menghambur ke arah Wira dan Bisma, tak peduli apapun, dia hanya ingin selamat.Wosh!Wira sudah berlari dan melewati wanita itu. ”Kau bantu wanita itu, Bisma.”Bisma paham, Wira sudah menghadang serombongan monster Rak Rak menggunakan senjata; entah dari mana mereka punya pedang aneh dan tombak. Tebasan pedang dihindari Wira dengan kemampuan mata malaikat yang sangat jelas melihat pergerakan serangan monster itu. Wira menggeser tubuhnya, pedang melewati tubuhnya. Dan, pukulan telak menghantam perut monster tinggi itu hingga membuat monster itu menghantam dinding.Brush!Serangan datang lagi, tombak mencoba menusuk Wira dari
”Wira! Jangan berbuat sembrono, mereka berjumlah banyak. Ayo mundur lebih dulu.””Tidak, Bisma. Kita harus menjadi semakin kuat untuk menghadapi ancaman yang lebih besar. Ayo bentuk Tim!”Keduanya mundur di balik dinding, di tangga teratas. Para monster semakin dekat ke arah mereka.”Kamu memang gila, Wira. Apa boleh buat! Anggap saja ini main game.”Wira mengangguk. ”Terima kasih, Bisma.”[Membentuk Tim, sinkronisasi kekuatan tim dilakukan. Kemampuan pembunuh dan support membentuk areal kekuatan. Anda mampu menekan mental musuh anda dalam radius target 10 meter. Kemampuan tim meningkat sebanyak 30 persen]Tim yang bagus! Ini sempurna.Tap! Tap! Tap!Langkah para monster semakin dekat, dan saat mereka mencapai undakan terakhir. Wira mengagetkan mereka dengan daggernya. Para monster itu kaget dan tak menduga, manusia datang kepada mereka dan langsung menyerang.Slash! Slash!Pertarungan terjadi, para monster mundur ke bawah meskipun dua monster sudah terjatuh karena serangan Wira. Mons
Beberapa mahasiswa dan juga pegawai kampus terlihat saling berbincang di tempat lantai bawah, tempat pusat informasi berada. Pintu keluar kampus juga berada di sana, sayangnya pintu terkunci dan tidak bisa dibuka.Wira dan Bisma turun dari lantai dua, mereka mendapatkan perhatian dari beberapa mahasiswa yang bertahan di lantai satu. Mereka sempat kaget dan mengira bahwa yang turun adalah para monster. Masih ada yang selamat dari lantai atas, mereka ke bawah pasti untuk mencari jalan keluar dari gedung ini.Seorang lelaki yang didengarkan di antara mereka yang tertahan di bawah menjelaskan tentang keadaan saat ini. Dia menjelaskan bahwa semuanya harus tenang dan saling bekerjasama.”Kita harus bersatu, di luar sedang kacau dan pintu tak bisa dibuka. Semua hubungan telekomunikasi mati. Jadi, selama kita di sini, jangan saling berpisah!” suara Kevin, dia adalah ketua BEM kampus tersebut. Semua orang sangat mengenal Kevin, dia memegang pedang yang terlihat kokoh. Dia pasti seorang Petualan
”Tolong aku!” teriak wanita itu, monster-monster itu semakin dekat dengannya, satu rekannya sudah tak bisa diselamatkan. Sayangnya, kelompok orang yang berkumpul di dekat pintu keluar tidak ada yang tergerak untuk menyelamatkan wanita itu. Semua sedang berkumpul dan tidak mau mengambil resiko dengan maju menyelamatkan.Pada intinya, mereka sedang mencari aman untuk diri mereka sendiri. Di saat seperti ini, nyawa sendiri adalah sesuatu yang paling berharga, meskipun dengan mengorbankan orang lain.Wira melihat Kevin yang gemetar memegang pedangnya, sepertinya telah terjadi banyak pertempuran di sini. Mereka sudah trauma dan tak mau mencoba menyelamatkan orang lain dan hanya berkumpul untuk kelompok yang tersisa.Wira tak bisa menyalahkan siapa pun, dunia memang sedang menuju kehancuran.”Fokus untuk menjaga formasi, kita akan menghadapi mereka!”Teriakan komando dari Kevin membuat siapa pun di kelompok itu mengeluarkan senjata dan mempersiapkan kemampuan mereka. Setelah para monster itu
Brush!Semburan hijau dihindari Wira dengan kecepatan tinggi, Wira melewati satu Pororo dan menggunakan Matic untuk menebasnya menjadi beberapa bagian. Ada lidah panjang yang terpotong saat mencoba menyerang Wira.[Pengalaman didapatkan, kemampuan meningkat dengan penyerapan otomatis]SLURP!Saat Wira tengah lengah, lidah panjang hampir saja menyentuh punggungnya.Slash!”Jangan melamun, Wira!”Bisma dengan cepat menggunakan tali energi yang digunakan memotong lidah salah satu Pororo. Wira tersenyum dan memutar tubuhna, melewati Pororo itu dan membelah kepalanya dengan daggernya.Slash!Harry dan Lylia juga bertarung dengan baik, mereka mengalahkan beberapa Pororo dengan kemampuan mereka. Kemampuan yang sudah mereka miliki ditambah peningkatan pengalaman dan level yang meningkat dengan membunuh Pororo. Kemampuan mereka terus naik dan menjadi lebih kuat.Brush! Brush!Elemental api dan angin milik Lylia juga terlihat sangat kuat, pengembangan dari sistem dan kemampuan sihirnya sudah ku
Splash!Wira melihat pangeran Harry dan Lylia menghilang dalam tutorial memilih kemampuan, jadi ternyata mereka kini dapat memilih kemampuan mereka sebagai Petualang. Meskipun, mereka bukan berasal dari dimensi ini.Ini menandakan, informasi dari Dekker terbukti. Penyatuan dimensi dan perang akhir, armageddon. Apakah hal itu akan segera terjadi?”Mereka mendapatkan kesempatan untuk menjadi Petualang,” kata Bisma di sebelah Wira.Wira hanya mengangguk.”Wira ... jika manusia memiliki kesempatan kedua dan mereka semua mendapatkan kemampuan Petualang. Apakah mungkin para monster dan makhluk kuat akan datang ke bumi?” Bisma menatap Wira penasaran.”Aku juga menduga hal yang sama denganmu, Bisma. Musuh yang lebih kuat, akan berdatangan ke bumi.””Jadi ... kita akan melawan musuh yang lebih kuat? Ya ... kita hanya perlu bertarung, dan aku akan selalu bersamamu, Wira.”Wira tersenyum, ”Namun ... ada sesuatu yang harus kita perhatikan, Bisma.”Bisma menatap Wira penasaran, Wira masih melihat
Kapten Nagita memutuskan ikut pulang bersama Kapten Tio, bergabung dengan pasukan lainnya yang berada di camp pengungsian. Bersama lebih aman tentunya, sambil merencanakan strategi dan pertahanan bersama militer di seluruh kota dengan saling komunikasi.Mereka pulang menyusuri gang, dengan mudah mereka melewati beberapa monster. Hal itu karena, kemampuan Kapten Nagita saat memilih kemampuan kemarin adalah kemampuan kamuflase atau menghilang. Nagita tidak berpikir jauh, sebagai seorang pelindung dan tentara. Dia berharap bisa menyembunyikan diri dan menyelamatkan orang lain ketika dalam bahaya. Dia berjalan sambil menyembunyikan keberadaan lima orang yang menolongnya dan mereka terus berjalan melewati para monster.Srak! Srak!Sayangnya, Nagita harus menggelengkan kepalanya. Hal itu karena, setiap melewati monster, tak ada monster yang bisa melewati mereka. Hal itu digunakan Wira sebagai kesempatan meningkatkan stat dan kemampuan semua tim. Wira dengan kemampuan cepatnya, membunuh semu
Ruangan berantakan dan beberapa barang penelitian terceceran jatuh. Sepertinya, ada serangan monster di ruang riset penelitian itu. Kapten Tio tahu tahu siapa wanita yang tersisa di ruangan tersebut. Itu adalah Nagita, tentara khusus yang ditugaskan untuk meneliti riset dan juga seorang Kapten. Dia diberikan tugas khusus sehingga diminta dalam tim khusus.Mereka duduk di ruangan yang berantakan di ruangan riset tersebut.”Jadi, selama ini kamu bertugas di sini, Kapten Nagita?” tanya Tio karena mereka sudah dua tahun lebih tidak bertemu sejak Nagita ditugaskan secara khusus.”Benar, kapten Tio. Aku ditugaskan khusus karena adanya pergerakan abnormal dan mulainya ada portal aneh di beberapa tempat.”Jadi begitu, Wira mendengarkan kisah dari kapten Nagita. Sebenarnya, militer sudah lama memeriksa adanya aktivitas aneh, tapi itu hanya masih dalam dugaan. Beberapa kali tampak portal energi yang muncul, tapi beberapa menit kemudian menghilang. Hal itu terjadi sudah sejak tiga tahun yang lal
BRUSH!Serangan Wira mencapai kepala ular raksasa itu, serangan itu masuk dan memecah kepala ular raksasa milik Dekker.Wira menembus ular, tapi masih ada penghalang yang muncul. Wira menusuk penghalang itu, serangannya ditahan tapi Wira tak mau berhenti dan terus menggunakan energinya.”Kamu tak akan bisa menembus pertahanan kuatku Manusia!””Kamu terlalu percaya diri, Dekker. Kamu pikir kamu dewa! Kamu hanyalah makhluk yang penuh dengan halu!” Wira mening kemampuan sihirnya, dia terus membakar dirinya dan penghalang itu harus bisa dihancurkan.Dekker meledakkan kemampuan dirinya, dia meningkatkan kemampuannya. Namun, dia tahu bahwa kekuatannya ditahan sebanyak beberapa lapis di dimensi ini. Energi Dekker meluap dan mendorong penghalang untuk membalikkan serangan Wira.Wira terdorong dengan energi tersebut, tapi dia terus bertahan sambil menusukkan daggernya ke dalam penghalang. Dia tak akan menyerah! Energi menembus pertahanan Wira, dia merasakan kekuatan besar milik Dekker. Mata Wi
Apa yang dimaksud Dekker dengan dunia terakhir?”Aku mencium baumu, manusia. Apakah di Bumi tempatmu berada, kehancuran baru dimulai dan monster berdatangan?”Wira mendelikkan matanya.”Ha ... ha ... ha ... sepertinya memang benar. Ragnarok yang dijanjikan, perang akhir yang diramalkan akan terjadi. Aku sudah lama terkurung di sini. Perlu kamu ketahui, Manusia! Bumi lainnya sudah hancur lebih dulu dan tinggal puing semata. Bumimu adalah bumi terakhir, dan kehancuran semesta akan berada pada puncaknya! Akhirnya, Dewa akan berjaya dan menjadi pengatur segalanya! Ha ... ha ... ha ...!”Pangeran Harry tahu bahasa Dekker, ”Siapa anda sebenarnya?””Aku tidak paham urusan di banyak dunia dan dimensi, aku terkurung untuk menjaga tempat ini. Rajaku memerintahkanku dan menunggu hingga perang akhir dunia terjadi. Perlu kalian ketahui, jika kalian penasaran dengan para Dewa. Merekalah yang membuat skenario kehancuran alam semesta agar membentuk ulang dunia yang baru! Ha ... Ha ... Ha ...!””Henti
Tempat yang dipenuhi salju.Wira memimpin, tempat dan seluruh suhu berubah total. Ada beberapa pohon cemara tinggi yang ditutupi salju di antara daun-daunnya. Wira sudah pernah memasuki dungeon, dan inilah yang terjadi. Mereka dipindahkan ke tempat lain, dimensi yang berbeda. Berbeda dengan Kapten Tio yang baru kali ini memasuki Dungeon.”Apakah ini masih di bumi, di rumah Walikota?” Tio memegangi kepalanya sambil melihat ke kanan dan ke kiri. Ini tidak masuk akal baginya.”Inilah dungeon, Kapten Tio. Kita harus mengalahkan pemilik dungeon ini agar bisa keluar dari dungeon ini.” Bisma menjelaskan pada Kapten Tio sambil berjalan mengikuti Wira.[Sang Pelayan Dewa, Dekker. Bersembunyi di balik gelapnya bayangan, sang penjaga rahasia dari awal mula kehancuran bumi]Wira melangkah maju, tapi setelah beberapa langkah dalam kabut tipis yang muncul di antara salju. Bayangan sekelompok makhluk muncul dan akhirnya mereka tampak dengan jelas, pasukan dengan kendaraan kuda dan memakai tombak mun
Camp pengungsian kokoh dan aman, beberapa monster terlihat di lorong tempat. Camp itu dilindungi dengan kekuatan sihir dan juga kuatnya bangunan. Beberapa monster goblin tidak bisa masuk dan hanya lewat begitu saja.Suara panggilan alarm dari Kantor Walikota, letaknya tidak jauh dari Camp Pengungsian. Ada panggilan darurat.[Dungeon Dewa muncul, Anda sedang diburu, Petualang Kemampuan Ganda]Apa ini!Notifikasi khusus! Dungeon yang menunggu dirinya!Ada misteri yang aneh.”Aku ikut, Kapten Tio.”Saat Kapten Tio sedang berdiskusi dengan rekan-rekan tentara lainnya, mereka hendak pergi atau tidak ke tempat panggilan bahaya itu. Wira mendekati Tio dan meminta untuk ikut.”Wira, kami sedang berdiskusi apakah kami akan pergi ke sana atau tidak. Mereka memutuskan untuk tidak pergi. Bisa jadi itu hanya jebakan dari para monster, ketika kami kesana kami hanya akan jadi tumbal.”Jadi begitu, para tentara sudah memutuskan tidak akan pergi ke lokasi panggilan bahaya. Dunia serba kacau, siapa pun
Wira memberitahu kepada Anton, salah satu tentara yang belum punya skill. Dia diminta bersabar karena dua hari lagi kemungkinan akan ada kesempatan kedua bagi manusia yang belum memiliki skill. Anton sangat senang mendengar hal itu dan tidak akan menyia-nyiakan kesempatan tersebut.”Kamu tahu dari mana Wira?” tanya Bisma penasaran.”Dari notifikasi Petualang. Memangnya, kamu tidak dapat?” Wira balik bertanya.”Tidak ada.”Wira sedikit kaget, tapi dia tahu sekarang. Setiap orang memiliki notifikasi yang berbeda, ada rahasia lainnya yang belum diketahui Wira.”Terima kasih informasinya Petualang baik, saya akan mempersiapkan diri mengambil kesempatan selanjutnya. Aku akan mengambil kemampuan yang baik untuk melindungi orang lain.” Anton bersemangat.”Tunggu Wira,” suara Bisma membuat Wira penasaran, ”Notifikasi, aku baru dapat notifikasi tentang dua hari lagi bahwa akan ada kesempatan kedua bagi manusia yang belum memiliki kemampuan.”Wira kaget, ”Baru keluar notifikasinya?””Benar Wira