Share

6. Selamat, Anda Resmi Menjadi Pembunuh

Makhluk tinggi itu datang ke arah Wira, benturan tubuh mereka terjadi dan membuat para mahasiswa lainnya ada yang menutup matanya.

Slap!

Brush!

Wira terdorong ke belakang dan tubuh monster kurus tinggi itu menimpa Wira, suaranyanya terdengar menyayat.

KUUUUKKKKK! (Sakit, sakit ....)

Bruk! Kepala monster itu tergeletak di samping kepala Wira dan membentur lantai dan tak lagi bergerak. Sementara, ujung pedang ternyata menembus tubuh monster itu hingga tembus ke atas. Wira kesulitan bergerak, saat serangan mereka bertemu. Wira melihat celah dengan kemampuan matanya yang tajam dan menusuk monster itu dengan cepat.

[Petualang, anda berhasil membunuh Monster Rak-Rak. Target misi untuk mendapatkan senjata, 2/3]

”Bantu singkirkan makhluk jelek ini, Bisma,” kata Wira kesulitan karena dia tertimpa makhluk tersebut dan terjepit dengan pedang yang masih dipegangnya.

Bisma segera mendekati Wira dan menggunakan kakinya untuk menendang tubuh monster itu. Sementara, Wira menarik pedangnya.

Bruk!

Monster itu terguling dan membentur dinding. Wira dipenuhi darah kuning dan dia bangkit.

”Bajuku dipenuhi darah monster itu, menyusahkan saja.”

”Wira, kamu hebat!” kata Reka memuji Wira dan mencoba menempel pada Wira, di dunia yang dipenuhi monster mendekati orang kuat akan membawa keselamatan untuknya.

Wira sudah paham, Reka yang selalu mengganggunya kini menempel padanya. Wira tidak peduli, dia memberikan pedang itu kembali pada Diki.

”Terima kasih, Diki. Ini pedangmu, ambillah kamu harus berjaga untuk dirimu sendiri.”

”Baik, Wira.”

Semua berdiskusi sekarang, mereka tidak bisa menunggu di dalam kelas. Bisa jadi, para mosnter akan datang lagi ke kelas dan jumlah mereka bisa semakin banyak.

”Aku tidak peduli, aku akan keluar dan mencari perlindungan. Aku tidak mau menunggu kematian di sini!” kata seseorang yang memakai kemeja biru.

”Aku tidak mau keluar, di luar sangat berbahaya. Kita tunggu bantuan datang!”

”Aku tidak mau mati, apa yang harus kita lakukan?” timpal wanita yang memegangi tasnya dengan cengkeraman kuat.

Tidak ada kesepakatan, semua hanya mencari keselamatan tapi bingung hendak keluar atau di dalam kelas.

”Diki, putuskan apa yang harus dilakukan. Kamu ketua angkatan bukan?” Wira melihat Diki dan memberikan kepercayaan sebagai ketua angkatan di kelas mereka. Setidaknya, selama ini Diki adalah pemimpin di kelas itu.

Diki memegangi pedangnya sendiri, ”Aku takut, Wira. Melihat monster yang mengerikan itu, aku kesulitan untuk bergerak. Bahkan, pedangku pun tak bisa kugerakkan.”

”Kamu harus bisa melawan ketakutanmu, Diki. Kamu adalah ksatria pedang, bukankah itu yang kamu impikan? Kamu telah mengambil jalan sebagai seorang ahli pedang, lalu kenapa sekarang kamu takut pada monster?”

”Kamu ... kamu benar, Wira.” Diki mengangguk dan menguatkan tekadnya, ”Aku akan berjuang dan melindungi teman-temanku.”

”Bagus!”

”Baiklah, saya punya usul.” Diki kini mencoba untuk berani dan melihat semua teman-temannya, ”Kita akan bertahan di kelas ini untuk beberapa saat, setidaknya sepuluh menit. Jika kondisi semakin bahaya, maka kita akan keluar bersama dan mencari perlindungan!”

Semua tak punya pilihan selain setuju, sepuluh menit untuk menunggu. Mereka berharap bahwa bantuan segera datang dan mengevakuasi mereka dari kondisi ini. Sementara, di luar masih terlihat ada beberapa monster bersayap dan aneh terbang di angkasa. Kondisi yang berubah dengan cepat ini telah membuat dunia benar-benar mencekam.

Mereka hanya aman untuk satu menit, dan saat itu juga suara mendesis kembali terdengar mendekati pintu yang sudah terbuka di kelas mereka.

Para mahasiswa itu mundur ke belakang dan berkumpul, Diki dan Wira berada di depan semua orang. Dan, dua monster tinggi kembali muncul di pintu. Kali ini, dua monster dan tangan mereka terdapat percikan darah segera. Bahkan, salah satu dari mereka melemparkan mayat manusia dan melemparkannya ke kelas itu setelah menyedot energi mayat tersebut.

Bruk!

KIIIEEEEEEEKK! (Banyak makanan di sini, Raja pasti senang!)

[Hukuman Petualang masih ditetapkan, bunuh tiga monster untuk mendapatkan senjata anda]

[Target terpenuh, 2/3]

”Ayo bertarung lagi, Bisma!”

”Aku akan memberikan buff padamu, Wira.”

”Apa aku bisa ikut membantu?” tanya Diki.

”Kamu pasti bisa, Diki.”

Tiga orang maju dan sisanya semakin ke belakang, mereka sudah ketakutan dan gemetar melihat dua monster itu.

”Bagaimana kalau kupinjamkan pedangku lagi padamu, Wira. Aku gemetar sekarang.”

Wira mendesah, tapi masih lebih baik menggunakan senjata itu. Wira menerima pedang Diki dan memegangnya kembali. Pelatihan yang sudah dilakukannya untuk belajar menguatkan kekuatannya bersama paman Gani kini ternyata sangat dibutuhkan. Wira tidak mengerti, tapi rasanya memang paman Gani mempersiapkan dirinya untuk menghadapi situasi seperti ini.

Apakah paman Gani tahu kalau dunia akan berubah seperti ini?

KIEEEEEEEKKK!

Satu monster tinggi, monster Rak Rak melompat dan tangannya memangjang seperti sebelumnya.

[Anda mendapatkan buff, kekuatan anda meningkat]

Wira tahu energinya merupakan energi support dari kemampuan Bisma.

Wosh!

Mata Wira mengkilat dan dia memutar tubuhnya sambil menebas lengan kanan monster Rak Rak dengan cepat. Wira tak menyangka, dia bisa begitu cepat sekarang dan mampu melewati monster itu. Wira semakin yakin dengan kemampuannya.

Monster itu kesakitan dan tangan kirinya segera menyerang Wira, Wira mundur dengan cepat sehingga lengan tajam monster itu tak bisa menggapai lehernya.

Srak!

Brush! BUG!

Wira masih bisa mengangkat kaki kanannya dan menendang keras dagu monster Rak Rak sehingga monster itu terdorong ke belakang dan membentur barisan kursi dan meja yang masih tersisa.

Brak! Bam!

Satu monster Rak Rak yang tersisa terlihat marah dan menerjang ke arah Wira yang masih belum siap.

”Awas Wira!” teriak Diki khawatir.

Wira kehilangan keseimbangan karena baru saja menendang monster satunya. Dan, tangan monster satunya hampir mencapai Wira. Wira sulit untuk menghindarinya dan hanya bisa memasang lengannya untuk menahan serangan monster itu.

Slap!

KIEEEEEKKKK! (Apa ini, mataku sakit!) teriak monster itu.

Sebuah energi menyambar mata monster itu sehingga dia menutupi matanya dan serangannya pada Wira batal. Di belakang Wira, Bisma menggunakan energi untuk melemparkan sebuah tali energi dan menyambar mata monster itu. Wira juga melihat hal itu, Bisma menolongnya dan bagaimana Diki mampu melakukan hal itu?

Kesempatan!

Wira mengangkat pedang dan segera maju setelah satu kakinya memberikan pijakan dan mendorong tubuhnya untuk maju.

Slash!

KIIEEEEEEEKKKK!

Tangan dan kepala monster Rak Rak itu terpisah dari tubuhnya. Gerakan Wira sangat cepat dan mampu merobohkan satu monster Rak Rak.

Bruk!

[Hukuman untuk anda yang melanggar peraturan dihapus, anda telah memenuhi misi atas hukuman anda]

[Anda bisa mengeluarkan senjata pembunuh anda]

[Target terpenuhi, membunuh monster di awal kehancuran dunia. 3/3]

[Selamat, anda mencapai tahap baru. Anda resmi menjadi seorang Pembunuh]

Apa ini?

Aku adalah seorang pembunuh? Wira tak percaya melihat status petualang miliknya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status