Naraya masih seperti orang linglung tidak banyak bicara sampai akhirnya pesawat mendarat sempurna.Begitu turun dari pesawat sudah ada mobil mewah yang belum pernah Naraya lihat selama hidupnya tinggal di Indonesia.Mobil itu dikemudikan supir, Alex duduk di sampingnya sedangkan Naraya dan Ghazanvar di kabin belakang.Pandangan Naraya terpaku keluar jendela yang menyajikan keindahan bangunan-bangunan tua khas kota Paris.Mata Naraya tidak berkedip karena tidak ingin ada satu pun yang terlewat dan luput dari pandangannya. Naraya tidak sadar kalau tangannya sedang digenggam Ghazanvar.Dan Naraya harus terperangah saat netranya menangkap bangunan ikonik kota ini.Menara Eiffel terpampang nyata di depan mata, jantung Naraya pun mulai menaikkan tempo debaran.“Kita sarapan dulu, mandi terus ganti baju ya.” “Hah?” Naraya kebingungan sebab Ghazanvar tiba-tiba turun setelah berkata demikian dan ternyata mobil sudah berhenti tanpa Naraya sadari.Pintu di samping Naraya dibuka oleh driver, di
“Besok pagi sebelum pulang kita belanja seserahan buat kamu dulu.” Ghazanvar berjalan mendekat sambil mengenakan kaosnya.Naraya bisa melihat otot di dada Ghazanvar, seketika tubuh Naraya memanas mengingat mereka tidur di kamar yang sama.Sepertinya bulan madu datang terlalu cepat.“Iya,” kata Naraya dari sofa tempatnya duduk.Dia terus menarik kerah gaun tidur yang terlalu seksi sebab mengekspose belahan dadanya.Alex yang membelikannya, sekretaris Ghazanvar itu juga membelikan Naraya pakaian dalam yang pas dengan ukurannya tapi selera pria itu buruk dalam memilih gaun tidur karena modelnya semi lingery.Buruk bagi Naraya tapi bagus Ghazanvar dan tolong ingatkan Ghazanvar untuk memberikan bonus besar kepada pria itu diakhir tahun nanti.Ghazanvar menjatuhkan bokongnya tepat di samping Naraya, pria itu tampak segar dan sudah pasti tampan.“Bang ….” Naraya melirih.“Ya?” Ghazanvar menga
Ghazanvar harus menahan dirinya lagi karena Naraya yang tengah terlelap dalam pelukan pria itu tidak sadar kalau dadanya terekspose karena kerah di bagian gaun tidurnya sobek akibat ulah Ghazanvar.Perlahan Ghazanvar merapihkan kerah gaun tidur Naraya agar menutupi dadanya yang padat dan sintal.Ghazanvar sudah banyak menikmati bagian menyembul di dada seorang perempuan tapi baru Naraya—yang dia rasakan secara sadar—bagian menyembul di dadanya yang terasa paling padat tapi kenyal dan tidak turun, mungkin karena masih perawan dan belum terjamah pria manapun.Ghazanvar bangga sekali menjadi yang pertama.Pria itu memberi jarak sedikit pada tubuh mereka sehingga dapat melihat wajah cantik Naraya yang sedang terlelap.Bibirnya mingkem malah ada sedikit senyum di sana.Sedang tidur saja Naraya cantik sekali, mungkin bidadari akan insecure bila disandingkan dengan Naraya.Ghazanvar akui kalau Naraya memang secantik itu, tapi apakah dia telah mencintai Naraya?Tangan Ghazanvar terulur menghe
Naraya dan Ghazanvar serta Alex di drop di depan pintu utama area perbelanjaan.Tempatnya seperti sebuah kota kecil bukan gedung mall tapi di sana terdapat butik-butik dari merek ternama dunia.Ghazanvar yang biasa menggenggam tangan Naraya ketika sedang berjalan pun mencoba meraih tangan Naraya dan lagi-lagi segera dihempaskan oleh tunangannya yang sedang merajuk itu.Akhirnya Ghazanvar mengalah, membiarkan Naraya sampai puas merajuk.Tapi pria itu tetap di samping Naraya mengikuti Alex masuk ke sebuah butik branded ternama dunia yang terkenal dengan tasnya.“Kamu mau tas yang mana?” Ghazanvar bertanya pada Naraya yang bukannya memilih malah duduk di sofa berbentuk awan di tengah butik.“Terserah ….” Naraya menjawab malas-malasan, melipat tangan di dada sambil mengarahkan pandangannya ke mana pun asal tidak menatap Ghazanvar.“Oke,” kata Ghazanvar lantas meninggalkan Naraya.“Saya mau semua model tas yang dijual di toko ini,” kata Ghazanvar kepada salah satu pelayan toko yang memakai
“Tumben beberapa hari ini kamu bisa latihan, enggak ke rumah Nay?” Pertanyaan dari Radeva itu terlontar setelah mereka bertiga masuk ke dalam ruang ganti.Ketiganya baru saja melakukan latihan rutin menembak dan mengasah ilmu beladiri dengan tangan kosong. “Iya, tumben banget … biasanya balik gawe langsung ke rumah Nay.” Anasera menimpali sambil membuka sarung tangan, sebenarnya dia sedang bersarkasme.“Nay lagi ngambek, gara-gara gue ajakin petting.” *Petting adalah aktifitas seksual tanpa penetrasi.“Oh ya?” Radeva tersenyum lebar, tatap matanya seolah menagih Ghazanvar bercerita lebih banyak lagi.“Weekend kemarin itu aku ajak Nay ke Paris buat foto prewed … terus sengaja donk booking satu kamar aja biar bisa bobo bareng … si Alex sialan malah beliin gaun tidur semi lingery buat Nay … kita memang enggak bawa baju dari Jakarta, kebetulan memang ngedadak ngajakin Nay ke Paris, kalau diskusi dulu pasti dia enggak akan mau … ya terpancing lah hasrat aku yang sudah hampir satu bulan e
“Abaaaang! Udaaaah ….” Akhirnya Naraya turun dari dalam mobil setelah mengumpulkan keberaniannya.Dia memeluk Ghazanvar, mendorong tubuh pria itu menggunakan dadanya agar mundur dan berhenti menghajar Khafi yang telah babak belur.“Kamu selingkuh, Nay! Padahal weekend ini kita mau nikah! Aku pikir kamu perempuan terhormat tapi kamu—“Plak!Naraya menampar Ghazanvar tetap di pipi yang sudut bibirnya sobek akibat hantaman kepalan tangan Khafi.Napas gadis itu memburu sambil berlinang air mata.“Nay enggak selingkuh … kenapa sih Abang enggak tanya Nay dulu? Kenapa enggak denger penjelasan Nay dulu?” Naraya berujar serak disela isak tangis.Sementara itu Khafi yang babak belur dan tersungkur di aspal dibantu Anasera untuk berdiri.“Abang jahat! Nay benci Abang!” Naraya berseru lantang lantas membalikan badan hendak menghampiri Khafi namun Ghazanvar menarik tangannya.“Nay!” “Lepasin!” Naraya meronta dan bersamaan dengan itu mobil Poisi datang.Seorang Polisi turun menghampiri mereka.“Ik
Diskusi dengan pihak Kepolisian dan Khafi serta kedua orang tua Khafi berakhir dengan jalan damai.Papi Arkana meminta maaf kepada kedua orang tua Khafi dan berjanji akan memberikan sumbangan dengan nilai yang besar untuk Yayasan kampus Naraya.Tapi sebelumnya papi meminta Ghazanvar meminta maaf kepada Khafi yang langsung dituruti pria itu tapi tidak dari hati.Dengan berani, Ghazanvar juga meminta maaf kepada kedua orang tua Khafi agar urusan mereka di kantor Polisi segera selesai.Bagi Ghazanvar lebih mudah minta maaf dari pada minta ijin.Mami Zara meminta petugas medis datang ke kantor Polisi menggunakan mobil ambulance untuk membawa Khafi ke rumah sakit tapi Khafi menolak dan hanya bersedia diobati oleh petugas medis menggunakan obat-obatan yang tersedia di mobil ambulan saja.“Mas Khafi, Nay minta maaf ya.” Naraya menghampiri Khafi yang sedang diobati memar diwajahnya.“Enggak apa-apa, Nay.” Khafi mengatakannya dengan ekspresi masih kesal kepada Ghazanvar.Naraya berdiri menatap
Di kantor Polisi tadi Ghazanvar belum meminta maaf dengan benar kepada Naraya.Sebelum hari pernikahan yang hanya tinggal dua hari lagi, Naraya dan Ghazanvar memang harus banyak bicara untuk meyakinkan apakah pernikahan ini perlu dilanjutkan atau tidak.Naraya sendiri tidak meronta lagi, dia pasrah saat Ghazanvar membawanya ke kamar milik pria itu.Memangnya apa yang akan dilakukan Ghazanvar pada Naraya di rumah orang tuanya?Justru Naraya tenang karena mami papi pasti akan menjaganya.Langkah Ghazanvar yang berada di depan Naraya berhenti di sebuah pintu.Pria itu mendorongnya dan mereka di sambut oleh nyala lampu.Seekor kucing melompat ke kaki Naraya membuatnya terkejut.“Aaaarrghh … kuciiiing!” Naraya melompat-lompat sampai akhirnya tanpa sadar dia naik ke atas gendongan Ghazanvar seperti Baby Koala.Smirk di bibir Ghazanvar muncul, akhirnya dia bisa memeluk Naraya meski harus dengan cara menggendongnya.“Meeeeong …..” makhluk berbulu yang lucu itu bersuara.“Kamu takut kucing?” G
Satu topik pembicaraan yang sampai saat ini tidak pernah berani Ghazanvar dan Naraya bahas adalah tentang keterlibatan Ghazanvar dalam dunia hitam sebagai penerus sang papi.Naraya bisa mengijinkan Ghazanvar touring bersama teman-teman ghenk motornya tapi melakukan sesuatu yang berhubungan dengan dunia hitam—Naraya sulit sekali memberi ijin kepada Ghazanvar untuk pergi.“Sayang ….” Ghazanvar mengikuti Naraya ke kamar Zion karena dari Baby monitor terdengar suara Zion menangis.“Nan, Zion sama saya aja …,” kata Naraya alih-alih merespon panggilan suaminya yang telah menggunakan pakaian stelan jas lengkap padahal hari sudah larut malam.“Nanny keluar aja,” pinta Naraya agar Nanny tidak mendengar percakapan mereka. Nanny mengangguk tanpa membantah lalu keluar dari kamar Zion tidak lupa menutup pintu.“Sayang …,” panggil Ghazanvar lagi meminta perhatian Naraya.Naraya membuka kancing di dadanya untuk menyusui Zion, dia lantas duduk di single sofa khusus ibu menyusui yang bisa bera
Hari ini Gunadhya menggelar hajat besar untuk pernikahan Zyandru-anak bungsu dari om Kama dan tante Arshavina.Tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba kakak sepupu Ghazanvar yang baru saja pulang dari menyelesaikan pendidikan S2 di Amerika itu menikah dengan anak pesaing bisnis ayahnya.Menurut gosip yang beredar dari kalangan Gunadhya, calon mempelai pengantin wanita mendapat wasiat dari mendiang ayahnya untuk menikah dengan Zyandru.Dan yang membuat heran adalah om Kama dengan ayah dari calon mempelai wanita sering berseteru karena bersaing ketat dalam bisnis.Karena hal tersebut muncul dugaan kalau ada perjanjian menguntungkan yang dilakukan Zyandru dengan calon istrinya hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menikah.Jadi pagi sekali Naraya sudah didandani oleh Mua ternama langganan para artis dan ibu pejabat yang diundang datang ke rumah. Menurut informasi, Svarga dan Zaviya akan datang saat resepsi jadi Ghazanvar dan Naraya harus datang di akad nikah.Ghazanvar dan Sv
Beberapa bulan kemudian Anasera melahirkan putri cantik bernama Alenna Keiza Gunadhya.Dan malam minggu ini Arnawarma mengundang keluarga kecil Ghazanvar serta Radeva dan Anggit dengan Latief untuk makan malam di rumahnya.Bayi kecil bernama Keiza itu mendapat banyak kado dari sahabat mommy dan daddynya.Sama dengan Ghazanvar, Arnawarma pun memperlakukan Anasera layaknya Ratu.Ada banyak asisten rumah tangga serta perawat yang mengurus Keiza dan Anasera jadi di saat lemah seperti ini Anasera hanya ongkang-ongkang kaki saja di rumah menikmati kenyamanan yang diberikan suaminya.“Ipeh berapa minggu lagi melahirkan?” cetus Ghazanvar bertanya.“Antara empat atau lima minggu lagi.” Radeva yang menjawab.“Kalian kok anteng-anteng aja jadi orang tua baru, kaya santai banget gitu … memangnya Zion sama Keiza enggak pernah bangun malem? Yang aku denger katanya kalau istri baru melahirkan si suami harus siap sedia membantu istri begadang karena menyusui.” Rad
Ghazanvar benar-benar memperlakukan Naraya seperti seorang ratu.Setelah dokter menyatakan kalau Naraya sudah diperbolehkan pulang, Ghazanvar langsung mencari Nanny untuk Zion dan suster untuk merawat Naraya.“Bang, Nay ingin ngurus Zion sendiri … Nay juga enggak butuh perawat,” bisik Naraya di telinga suaminya saat dia baru saja sampai di rumah dan bertemu dengan dua orang wanita yang usianya terpaut sekitar sepuluh tahunan lebih tua dari mereka.Ghazanvar tersenyum, memberikan seat car di mana Zion tengah terlelap kepada Nanny.“Nanti kalau dia nangis bawa ke kamar saya ya,” titah Ghazanvar kepada Nanny tanpa merespon ucapan istrinya.“Baik, Pak.” Nanny pergi membawa seat car menuju lantai dua di mana kamar Zion berada.“Air hangat untuk Ibu berendam sudah siap, saya juga tambahkan garam Himalaya agar ibu lebih rileks,” kata sang perawat.“Terimakasih ya Bu, nanti saya panggil kalau butuh sesuatu,” kata Ghazanvar menahan agar sang perawat tidak perlu ikut ke kamar mereka.Na
Dia tangkup pipi Naraya kemudian mengusapnya menggunakan ibu jari, setelah itu membungkuk melabuhkan kecupan penyemangat untuk sang istri.Naraya kembali mengejan bersama erangan cukup kuat karena dorong yang dia berikan juga mampu membuat bayi itu keluar sempurna.“Wah ibu hebat.” Dokter sampai takjub.Persalinan ini berjalan lancar tanpa kendala berarti hanya dengan tiga kali dorongan.Suara tangis bayi pecah terdengar hingga ke ruang tunggu.Detik berikutnya terdengar suara riuh di ruangan tunggu, mereka mungkin tahu yang dinanti sudah hadir ke dunia.“Selamat ya Pak, anaknya jagoan.” Dokter itu berujar kembali sembelum akhirnya memberikan bayi laki-laki itu kepada perawat untuk dibersihkan.“Terimakasih Dok,” ucap Ghazanvar lantas mengalihkan tatap pada istrinya.“Terimakasih Dok.” Mami Zara juga tak lupa mengucapkan Terimakasih, beliau sampai berlinang air mata.Mami Zara masih ingat saat di masa lalu dirinya divonis tidak bisa memiliki anak lagi, ternyata Tuhan Maha Bai
Sampai di rumah sakit, petugas medis melakukan pengecekan awal terhadap Naraya dan dinyatakan kalau istri dari Ghazanvar itu akan segera melahirkan.Saat ini rumah sakit dipenuhi oleh Gunadhya, kerabat dan tamu undangan gender reveal party.Karena berturut-turut mereka mengunjungi rumah sakit setelah menikmati hidangan yang disajikan di pesta itu.Mereka semua sempat panik saat Ghazanvar berlari sambil menggendong Naraya jadi MC langsung meng-handle acara dengan mempersilahkan para tamu menikmati sajian pesta.Beruntung hari ini adalah hari minggu di mana RS tidak menerima pasien untuk poli klinik, hanya IGD saja yang beroperasi.Dan kedatangan rombongan itu membuat suasana rumah sakit yang sepi menjadi ramai apalagi di ruang tunggu ruang bersalin.Kebetulan paman Rukmana diundang juga ke gender reveal party jadi sesuai dengan harapannya, beliau bisa menunggui Naraya melahirkan.Beserta istri dan ketiga anaknya, paman Rukmana duduk di kursi di sudut ruangan, beliau berdoa dalam
“Jadi … Papi sebenarnya udah tahu lama ya kalau Abang juga masuk dunia hitam?” Ghazanvar membuat topik pembicaraan.Ayah dan anak itu duduk bersebelahan di kursi sebuah restoran mewah dengan tema semi outdoor.Restoran tersebut sengaja Ghazanvar booking untuk acara Gender Reveal Party, memberitahu keluarga jenis kelamin bayi yang dikandung Naraya.Belum banyak keluarga dan tamu yang datang jadi mereka berdua memiliki waktu untuk mengobrol.Naraya sendiri sedang didandani di sebuah ruangan khusus yang disediakan pihak restoran.Reaksi papi Arkana atas pertanyaan Ghazanvar barusan hanya tersenyum kemudian membenarkan posisi duduk, kedua tangan pria yang masih tampan di usia paruh baya itu terlipat di depan dada dan tatapannya lurus ke venue acara gender reveal party ini dengan Backdrop yang dihiasi bunga hidup dan balon warna-warni.“Papi pernah menemukan jejak Gunadhya di suatu kekacauan yang kalian tinggalkan, tapi saat itu Papi enggak tahu percis siapa
“Eh … tetangga, mau ke mana nih bawa koper.” Ghazanvar berteriak dari balkon kamarnya.Radeva yang tengah menarik koper untuk dimasukan ke dalam mobil dengan logo tour and travel ternama lantas mengacungkan jari tengah sambil memperlihatkan tampang kesal.Ghazanvar tergelak sampai memegang perutnya.Dia lantas menoleh ke halaman rumah Arnawarma dan pemandangan yang sama pria itu dapati di sana.“Nawa! Mau ke mana?” Ghazanvar sedang menggoda sang adik.Arnawarma mendelik, raut wajahnya tampak tidak bersahabat.Bagaimana Radeva dan Arnawarma tidak kesal, mereka berdua telah dikerjai habis-habisan oleh Ghazanvar karena ternyata Ghazanvar tidak menyogok apapun agar Naraya berhenti merajuk dalam kasus batagor kemarin.Sementara Radeva dan Arnawarma sampai harus mengeluarkan materi dalam jumlah besar atas saran Ghazanvar yang penuh dusta itu demi untuk membuat sang istri berhenti merajuk.Beberapa hari kemudian terbongkar kalau Ghazanvar telah berhasil mengerjai mereka, pria itu han
“Sayang—““Sayang—““Sayang tadi—“Tiga pria itu semua kompak ingin memberikan penjelasan tapi tidak tahu harus memberikan alasan apa.Mereka juga bertanya-tanya kenapa tiga wanita itu bisa bersama dan mengetahui keberadaan mereka.Ketiga wanita yang tengah hamil itu lantas membalikan badan keluar dari sana.“Nay!” seru Ghazanvar kemudian menyusul.“Kamu bayar dulu,” kata Radeva kepada Arnawarma kemudian menarik langkah cepat meninggalkan Arnawarma.Terpaksa Arnawarma harus membayar dulu makanan serta minuman mereka sekaligus batagor yang mereka pesan.Ghazanvar dan Radeva tidak lupa membawa bungkusan batagor tapi lupa membayarnya.Dua pria lainnya sudah tidak ada di parkiran saat Arnawarma selesai.Dia lantas melajukan kendaraan roda duanya dengan kecepatan tinggi pulang ke rumah.Sedangkan tiga wanita hamil yang sekarang sedang marah besar itu datang menggunakan mobil ke sini dan pulang juga menggunakan mobil yang sama.