Share

Bab 375

Auteur: Arif
Pagi harinya, di pengadilan daerah. Iqbal yang baru tidur saat tengah malam bangun. Selesai mandi, dia bahkan tidak sarapan.

Seorang petugas pengadilan berlari masuk dengan terburu-buru, "Pak Iqbal, inspektur istana mengutus orang untuk menyampaikan mereka sudah sampai di daerah yang berjarak 5 kilometer dari Kabupaten Uswal. Mereka datang untuk memeriksa keadaan rakyat dan memintamu mendampingi!"

"Inspektur istana!" seru Iqbal seraya mengernyit. Setelah terdiam beberapa saat, dia baru berkata, "Suruh Regan kemari!"

Inspektur istana adalah pejabat dari lembaga pengawas. Mereka tidak memiliki kuasa untuk mengadili, tetapi bisa melapor berdasarkan kabar yang beredar. Banyak kasus besar di pemerintahan yang dilaporkan oleh inspektur istana. Bahkan, pejabat tingkat ketiga bisa ditumbangkan.

Inspektur istana selalu menginspeksi secara diam-diam saat datang ke berbagai tempat. Tidak ada yang pernah seheboh ini!

Sekarang, inspektur istana malah menyampaikan agar Iqbal ikut mendampingi. Kalau
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé
Commentaires (3)
goodnovel comment avatar
Ipuk Loul
membosankan,jln cerita berbelit belit
goodnovel comment avatar
Ipuk Loul
cerita relaku bertele-teke,berbelat bekit jadi bosan bacabya
goodnovel comment avatar
Mustang Gowa
anjingg,,,, hanya wira yg cerdas lainnya tolol,,, ke sampah,,
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Related chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 376

    "Aku nggak punya waktu untuk berbicara omong kosong dengan kalian. Cepat beri tahu mereka resep rahasia yang diinginkan Keluarga Sutedja!" ucap Kepala petugas patroli, Lisun. Dia menutup hidung dan mulutnya, lalu melemparkan dua perhiasan ke tanah.Suryadi berseru, "Lestari!" Setelah mengambil perhiasan, sosoknya tampak gemetar dan wajahnya sangat pucat.Kemudian, Suryadi menerjang ke arah Lisun layaknya binatang buas dan berseru, "Dasar berengsek! Apa yang kamu lakukan pada putriku? Kalau terjadi sesuatu padanya, aku akan bertarung mati-matian denganmu!"Dari kedua perhiasan itu, salah satunya dibeli oleh Suryadi dan satunya lagi dibeli oleh Wira. Putrinya itu sangat menyukai kedua perhiasan tersebut dan mengenakannya setiap hari.Brak! Lisun mengangkat lututnya. Sosok Suryadi yang ditendang dengan keras pun tampak meringkuk. Dia menahan rambut Suryadi, lalu mengangkat kepalanya seraya berkata dengan suara tegas, "Putrimu sekarang dalam keadaan baik, tapi kalau kamu masih keras kepala

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 377

    "Lestari sudah diculik!" ucap Wira yang matanya memerah dan urat di kedua kepalan tangannya terlihat sangat jelas. Sorot matanya memancarkan niat membunuh, lalu dia berkata, "Ayo, kita pergi ke rumah Keluarga Sutedja. Semuanya, bawa Pedang Treksha!"Enam puluh orang yang memasuki kota dengan pedang bisa menimbulkan kepanikan dengan mudah. Itu sebabnya, semua pedang disimpan dalam kereta kuda. Sepuluh veteran Pasukan Zirah Hitam dan 50 veteran lainnya mengambil Pedang Treksha, lalu menggantungkannya di pinggang mereka dengan niat membunuh yang kuat!Wira telah berjuang mati-matian di perbatasan. Dia mengalahkan 100.000 pasukan bangsa Agrel dan mendapatkan prestasi besar! Dia telah melindungi jutaan orang dari bahaya, termasuk para keluarga kaya kabupaten di Kabupaten Uswal!Alhasil, para keluarga kaya kabupaten ini menyakiti orang-orang yang paling dekat dengan Wira dan hendak merampas resep rahasianya! Di momen ini, mereka benar-benar kesal. Amarah mereka membeludak dan ingin sekali me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 378

    Ketika bangsa Agrel menyusup, Wira telah melakukan banyak hal berjasa di wilayah utara. Setelah dia kembali, semua masyarakat Kabupaten Uswal memandangnya sebagai sosok yang luar biasa dan sangat menghormatinya.Meskipun tidak tahu apa yang telah dilakukan Wira, Regan tahu bahwa karakter Iqbal dapat dipercaya! Lantaran takut sesuatu akan terjadi dengan toko besi, Regan sudah mengutus anak buahnya untuk berjaga sepanjang waktu, tetapi hasilnya tidak sesuai harapan!Kini, Wira telah kembali. Dia bahkan membawa 60 pasukan, 60 ekor kuda perang, dan 60 bilah pedang! Berdasarkan keberanian Wira dalam membantai Desa Tiga Harimau, bagaimana mungkin dia akan melepaskan Keluarga Sutedja begitu saja karena telah menculik Nona Lestari?Hanya saja, Wira yang langsung menerobos ke rumah Keluarga Sutedja menandakan bahwa Keluarga Sutedja telah melakukan kesalahan besar!....Kabupaten Uswal, 16 kilometer di barat kota.Iqbal melihat Kaesang Bakara yang berpakaian resmi mendekatinya, lalu berkata, "Tu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 379

    Kini, paman Wira difitnah dan dipenjarakan, sementara adik sepupunya diculik di tengah malam! Berdasarkan karakter Wira, Iqbal tidak tahu apa yang akan dilakukan olehnya! Namun, dia tahu bahwa jika terlambat kembali, situasi di Kabupaten Uswal pasti akan kacau balau!....Meski tidak mengetahui posisi rumah Keluarga Sutedja, bukanlah hal yang sulit untuk menanyakan alamat di Kabupaten Uswal! Setelah meninggalkan toko besi selama 15 menit, Wira memimpin 60 pasukan berkuda ke depan rumah Keluarga Sutedja!Itu adalah sebuah lahan besar berukuran sepuluh hektare, dengan dua singa batu di depan pintu, serta tiga gerbang yang dijaga oleh dua pengawal. Di bagian atas, ada sebuah plakat hitam bertulisan emas "Rumah Keluarga Sutedja".Kerajaan Nuala menetapkan aturan bahwa hanya keluarga pejabat yang boleh menggunakan kata "kediaman" di plakat rumah mereka. Tak peduli seberapa kaya seorang pedagang, mereka akan dianggap berstatus rendah dan hanya boleh menggunakan kata "rumah"!Kedatangan 60 pa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 380

    "Cari mati!" Sorot mata Pasukan Zirah Hitam dan veteran lainnya penuh dengan niat membunuh. Di Kota Pusat Pemerintahan Jagabu, dari prefektur tingkat keempat hingga wakil prefektur tingkat kelima harus bersikap hormat ketika bertemu dengan Wira.Kini, beraninya seorang keluarga kaya kabupaten mengancam Wira hanya karena dia merupakan pejabat sipil tingkat kedelapan! Lantaran sudah memutuskan untuk mengikuti Wira, merasa sontak emosi atas kelakuan Husni yang tidak menghormati Wira!"Oh, ya?" tanya Wira sembari tersenyum. Kemudian, dia melanjutkan, "Aku akan dipenjara karena menerobos ke rumah Keluarga Sutedja, lalu bagaimana dengan menghajarmu hingga lumpuh?"Husni menggertakkan giginya dan memelotot seraya menjawab, "Memangnya kamu berani?" Tatapan Wira tampak sangat suram, lalu dia berkata, "Patahkan kedua kakinya!"Krak! Krak! Sebelum orang lain bertindak, Fandi dan Rudi yang berjarak paling dekat segera mematahkan kedua kakinya!"Aahhh ...." Jeritan melengking bergema di jalanan. Se

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 381

    Dilihat dari perlakuan Iqbal terhadap Wira, Wira pasti bukan orang biasa. Namun, apa yang hendak dilakukannya sekarang, yakni menjebak orang secara terang-terangan, sudah terlalu angkuh.Rudi mendengkus pelan dan berkata, "Huh, nggak semua orang punya kesempatan untuk menjadi orangnya Tuan Wahyudi. Nggak semua orang juga punya kesempatan bekerja bagi Tuan Wahyudi.""Tuan Wahyudi?" ujar Regan dengan mata berbinar. Setelah itu, dia buru-buru menangkupkan tinjunya tanda hormat dan berkata, "Jangan khawatir, Tuan. Saya akan kerjakan sekarang juga!"Sebelumnya, Regan bertugas melayani iring-iringan kereta para pejabat yang melakukan perjalanan ke selatan. Dia pernah mendengar cerita orang-orang tentang kondisi perang di utara.Panglima Yudha menunjuk seorang pria sebagai penasihat militer. Penasihat militer bernama Tuan Wahyudi itulah yang membuat strategi perang, menembak mati Raja Tanuwi, membakar 30.000 infanteri bangsa Agrel , dan menggunakan formasi kerbau api untuk menyerang markas b

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 382

    "Kupikir aku nggak akan pernah melihatmu lagi di kehidupan ini. Kak Wira, apa kamu tahu aku sangat merindukanmu akhir-akhir ini? Kenapa kamu baru kembali sekarang?" ujar Lestari."Ayah sudah dibawa mereka ke penjara. Orang Keluarga Sutedja selalu datang mengancamku setiap hari, para preman ini menggedor pintuku setiap malam. Aku sangat takut dan hampir menyerah. Aku terus bertanya-tanya, kapan kamu akan pulang? Sekarang, kamu sudah pulang, tapi aku nggak sedang bermimpi, 'kan? Huhuhu!" keluh Lestari bertubi-tubi.Rasa tertekan, kesedihan, dan tersiksa yang sudah lama ditanggung Lestari akhirnya bisa dilampiaskannya saat ini. Di dunia ini, dia hanya punya dua kerabat, yakni ayah dan kakak sepupunya. Meskipun Lestari sering mengomel pada Wira, dia selalu menyayangi kakak sepupunya itu."Maaf, aku pulang terlambat. Ini semua salahku, seharusnya aku kembali lebih awal!" ujar Wira.Wira menyampirkan jubah ke tubuh Lestari, lalu menyeka air mata yang terus mengalir di wajah sepupunya yang ma

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 383

    Terdapat ukiran perunggu monster dalam legenda pada pintu ruang penjara yang tertutup rapat. Ukiran monster itu tampak bengis dan mengintimidasi.Di sel penjara terakhir, Lisun, Hendra, dan perajin gula mengepung Suryadi yang sekujur tubuhnya penuh memar."Kamu nggak akan bisa keluar sebelum menyerahkan resep rahasia gula kristal!" Hendra berkata dengan ekspresi jengkel, "Putrimu sama keras kepalanya denganmu. Anak buahku sudah menyiksanya dengan bermacam cara, tapi dia tetap nggak mau buka mulut! Kuakui, orang Keluarga Saling memang berani!"Suryadi mendongak, air mata mengalir tanpa henti di wajahnya. Saat ini, dia merasa lega tetapi juga sedih saat memikirkan betapa putrinya telah banyak menderita.Hendra tersenyum tipis, lalu berkata, "Tapi, aku menyuruh empat preman tinggal di sana. Mereka akan terus menginterogasi putrimu dengan cara apa pun.""Bajingan, kalau terjadi sesuatu pada Lestari, aku akan menghabisimu!" ancam Suryadi naik pitam. Dia benar-benar ingin membunuh orang di d

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3196

    Mendengar perkataan itu, Darsa menganggukkan kepala. Melihat Joko hendak pergi, dia baru teringat sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Oh ya. Setelah selesai mengatur semuanya, datang lagi ke sini. Aku harus merencanakan beberapa hal lagi untuk langkah selanjutnya.""Baik!" jawab Joko.Setelah Joko pergi, Darsa mengernyitkan alis. Pada saat itu, dia melihat Zaki masuk dari luar. Dia langsung tertegun sejenak saat melihat Zaki, lalu bertanya, "Bagaimana? Pikiranmu sudah jernih?"Mendengar pertanyaan Darsa, Zaki menganggukkan kepala dan langsung berkata sambil memberi hormat, "Tuan Darsa, maaf, sebelumnya aku memang terlalu gegabah. Tapi, kali ini ada begitu banyak saudara kita yang tewas, aku benar-benar merasa nggak rela."Darsa tersenyum, lalu berkata, "Hehe. Ini bukan masalah, kita akan membalasnya lain kali. Kali ini mereka memang menang, tapi menang dan kalah adalah hal yang biasa dalam dunia peperangan. Kalau kamu putus asa dan hanya memikirkan soal balas dendam karena kekalahan k

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3195

    Setelah pasukan utara kembali ke kemah, Darsa tidak bisa menahan amarahnya saat melihat ekspresi Zaki dan berkat, "Zaki, sebagai jenderal garis depan, kenapa kamu begitu gegabah? Musuh pasti sudah menyiapkan jebakan di depan makanya mereka mundur, tapi kamu malah masih ingin membawa pasukan untuk mengejar mereka."Mendengar perkataan itu, wajah Zaki langsung memerah. Setelah terdiam sejenak, dia baru berkata, "Kali ini memang aku yang salah perhitungan. Tapi, musuh kita benar-benar licik. Kalau kita terus membiarkan mereka begitu, kita akan terus dipermainkan mereka."Ekspresi Darsa langsung terlihat kecewa dan berkata dengan marah, "Tipu muslihat adalah hal yang biasa dalam perang dan ini sudah menjadi aturan sejak dulu. Apa yang kamu pikirkan? Aku beri tahu kamu, aku akan melupakan kesalahanmu kali ini kalau kamu bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik."Darsa mendengus, lalu menoleh pada Joko dan berkata dengan pelan, "Bawa orang-orangmu untuk menghitung jumlah korban dan pasukan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3194

    Pengirim pesan itu segera memberi hormat, lalu langsung berjalan keluar.Setelah pengirim pesan itu pergi, Darsa baru menghela napas. Saat ini, semuanya sudah direncanakan, tetapi tergantung pada takdir apakah ini akan berhasil atau tidak. Jika 10 ribu pasukan ini masih tidak bisa membawa kembali Joko dan Zaki, situasinya akan makin merepotkan.Saat itu, Wira yang berada di medan perang tiba-tiba menoleh dan melihat musuh sudah mengerahkan tambahan 10 ribu pasukan pun terkejut karena hal ini di luar perkiraannya. Dia tidak menyangka musuh masih memiliki pasukan sebanyak ini dan sebelumnya mereka juga sudah menunjukkan kekuatan yang luar biasa. Mengapa mereka tidak langsung mengerahkan seluruh pasukan?Sebelumnya, Wira dan pasukannya sudah berhasil menghancurkan semangat bertarung pasukan utara. Namun, begitu melihat musuh mendapat pasukan tambahan lagi sekarang, mereka langsung terkejut. Mereka tidak menduga musuh mereka ternyata begitu hebat.Tepat pada saat itu, salah seorang yang te

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3193

    Begitu kedua belah pihak bertabrakan, suara benturannya langsung bergema dan kekuatan yang dahsyat membuat keduanya terlempar dari kuda mereka.Joko bisa begitu dipercaya Darsa karena ternyata kekuatannya memang luar biasa. Dia mendengus, dan segera memutar tubuhnya sambil mengayunkan senjatanya, lalu mendarat di tanah. Serangannya seharusnya sudah sangat cepat, tetapi dia tidak menyangka Arhan malah lebih cepat. Saat kakinya menyentuh tanah, Arhan sudah kembali menyerangnya.Keduanya bertarung dengan sangat sengit, membuat suasana medan perang menjadi makin kacau.Namun, pertarungan antara kedua orang itu malah membuat pasukan utara makin terdesak. Menurut mereka, kekuatan musuh mereka ini benar-benar luar biasa. Bahkan ada salah seorang prajurit yang berkata, "Kenapa pasukan musuh begitu kuat? Ini benar-benar merepotkan."Banyak prajurit lainnya yang menganggukkan kepala juga. Menurut mereka, kemampuan pasukan musuh kali ini benar-benar sangat hebat dan di luar perkiraan mereka. Bahk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3192

    Hayam menganggukkan kepala setelah mendengar Adjie berkata seperti itu, lalu segera berbalik dan memimpin pasukannya mendekati Wira.Saat melihat Agha juga memimpin pasukan untuk datang mengepung, Darsa yang berada di dalam tenda langsung terkejut. Dia selalu mengira bala bantuan dari pihak musuh hanya pasukan kavaleri yang bersembunyi di kegelapan, tetapi ternyata masih ada begitu banyak infanteri.Ekspresi Darsa langsung menjadi muram saat teringat dengan banjir yang tiba-tiba terjadi sebelumnya. Setelah tertegun sesaat, dia akhirnya menyadari semua itu adalah bagian dari jebakan yang sudah direncanakan musuh. Dia langsung berteriak dengan lantang, "Joko, bantu Zaki untuk mundur, sekarang bukan saatnya untuk menyerang."Ekspresi Joko berubah, lalu menganggukkan kepala dan berkata, "Baik, kita akan segera menerobos keluar."Namun, saat melihat pasukan musuh, seseorang yang berada di samping Joko berkata, "Sialan. Kita benar-benar nggak menyangka hal ini, tapi kekuatan mereka memang lu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3191

    Adegan ini benar-benar sama dengan situasi saat pasukan utara disergap sebelumnya, bahkan Zaki sendiri pun tidak menyangka hal ini akan menjadi seperti ini. Setelah terdiam beberapa saat, dia langsung berteriak agar semuanya mundur. Namun, para prajurit di bagian belakang tidak bisa mendengar suaranya, sehingga para kavaleri pun bertabrakan.Melihat adegan itu, Darsa yang merupakan komandan pasukan utara juga tercengang. Dia tidak menyangka para kavaleri yang tiba-tiba muncul ini begitu ganas, pasukan utara jelas tidak bisa menandingi kekuatan mereka. Dia langsung berteriak dengan lantang, "Joko, cepat pergi bantu Zaki, jangan biarkan dia jatuh ke tangan musuh."Joko yang terus mengamati situasi di medan perang pun langsung menyadari ada yang tidak beres dan segera maju ke depan.Melihat pasukan utara dikepung pasukan besar, Wira tersenyum dan langsung berteriak, "Semuanya, cepat serang mereka sekarang juga dan pastikan untuk menghabisi mereka semuanya."Semua orang merasa sangat berse

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3190

    Begitu para pemanah menghentikan serangan mereka, banyak orang yang terkejut. Beberapa saat kemudian, seseorang berkata, "Jenderal, waktunya sudah hampir tiba."Mendengar ini, Zaki mengangguk dan berseru dengan penuh antusiasme, "Kavaleri, serbu!"Gelombang besar pasukan berkuda langsung melesat ke depan, menyerbu dengan kekuatan penuh. Melihat ini, Wira tetap tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Di sisinya, Nafis dan Arhan tampak agak heran. Menurut mereka, jika kavaleri musuh sudah mulai menyerang, ini adalah waktu terbaik untuk menumpas mereka.Namun, ketika melihat Wira tetap tenang dan tidak segera menurunkan perintah, keduanya sempat tertegun.Beberapa saat kemudian, seolah-olah telah memperhitungkan sesuatu, Wira tersenyum tipis dan berkata dengan suara pelan, "Kalian berdua jangan terburu-buru. Tunggu sebentar lagi. Biarkan mereka mencapai puncak semangat mereka terlebih dahulu."Awalnya, Nafis dan Arhan masih kebingungan. Namun, mereka segera memahami maksud Wira. Tidak heran W

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3189

    Tak jauh dari Pulau Hulu, Wira bersama pasukannya menunggu dengan sabar. Saat ini, seorang mata-mata yang dikirim sebelumnya berlari kembali dan melaporkan dengan hormat, "Tuan, pasukan utara sedang berkumpul. Sepertinya kali ini mereka akan melakukan serangan kavaleri."Mendengar laporan itu, wajah Wira langsung berseri-seri. Dia mengangguk paham. Akhirnya kavaleri pasukan utara mulai bergerak. Jika mereka sudah mengambil langkah ini, sisanya akan lebih mudah ditangani.Segera, dia melambaikan tangannya dan berseru, "Kavaleri, bersiap!"Di barisan belakang, Arhan dan Nafis langsung mengepalkan tangan mereka sebagai tanda hormat dan merespons dengan lantang.Meskipun Wira membawa pasukan dalam jumlah besar, kavaleri yang dimilikinya sebenarnya tidak terlalu banyak. Selain 3.000 kavaleri dari Pasukan Harimau, dia hanya memiliki 5.000 kavaleri di bawah komando Nafis, sementara sebagian besar adalah pasukan infanteri.Itu sebabnya, Wira begitu menantikan pertempuran ini.Setelah beberapa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3188

    Bahkan, ada yang begitu bersemangat hingga berkata, "Kita sendiri pun nggak nyangka kekuatan kita kali ini akan begitu luar biasa. Kalau kita bisa menyelesaikan ini, yang lainnya pun pasti bisa kita atasi juga."Mendengar itu, para prajurit pasukan utara mengangguk setuju. Setelah berhasil menumpas musuh, wajah para bandit yang masih bertahan di garis depan pun berubah drastis, menjadi pucat.Beberapa dari mereka pun mulai bersuara, "Ini benar-benar di luar dugaan! Ternyata pasukan utara sekuat ini!"Ada yang tetap tenang, tetapi ada yang sangat bersemangat. Mereka merasa bahwa kemenangan sudah pasti di tangan pasukan utara.Melihat situasi ini, para prajurit tersenyum. Setelah menyelesaikan gelombang serangan ini, mereka mengangguk puas. Seseorang bahkan berkata dengan penuh semangat, "Ternyata para bandit ini nggak sekuat yang kita kira. Mereka bisa dilenyapkan secepat ini? Lemah sekali!"Di sisi pasukan utara, sorak-sorai kemenangan bergema. Menurut mereka, kekuatan mereka kali ini

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status