Wira mengerucutkan bibirnya dan berkata, "Kalau begitu, persiapkan sesuai dengan rencana awal!" Banyak prajurit yang sudah tertidur! Kevin Gunawan berbaring di lantai. Dia terus berbolak-balik, tetapi tidak bisa tidur! Bangsa Agrel membunuh keluarganya. Kini, dia juga menjadi tawanan mereka. Lantaran takut mati, Kevin menikam atasannya dan mendekati bangsa Agrel. Kemudian, dia kembali ke Kota Pusat Pemerintahan untuk melakukan pengintaian. Awalnya, Kevin merasa cemas. Namun, setelah "pertemuan propaganda" diadakan, dia merasa sangat bersalah dengan leluhurnya dan ingin sekali mengakhiri hidupnya. Ketika sedang memikirkannya, sekelompok orang tiba-tiba menerobos masuk. Leher Kevin tiba-tiba ditodong dengan pisau panjang. Kemudian, orang itu berkata, "Tuan Wahyudi ingin bertemu denganmu. Ikut dengan kami dan jangan berteriak!"Orang-orang lainnya juga ditahan. Kevin pergi ke sebuah ruangan yang cukup jauh, lalu berlutut dan berkata, "Hor ... hormat kepada Tuan Wahyudi!""Bangunlah!" u
Semua hal sudah jauh berbeda saat Harsa datang ke Dusun Darmadi tiga tahun lalu. Suara tawa, suara orang berlatih silat, suara membaca, suara memasak, segala macam suara bercampur menjadi satu. Harsa tertegun dan mengeluh, "Pemandangan indah seperti ini, sayangnya akan segera hancur!"Kebanyakan penduduk dusun menyadari kedatangan Harsa. Mereka yang mengingatnya sontak pergi memanggil Wulan. Tak lama kemudian, suara seseorang yang terkejut dan gembira pun terdengar. "Kak, kenapa kamu ke sini?""Wulan!" ucap Harsa. Melihat kondisi adiknya yang kian membaik, Harsa pun tersenyum dan berkata, "Aku sudah pulang dari Kota Pusat Pemerintahan Jagabu. Kakak iparmu sudah rindu denganmu, jadi aku sekalian membawanya pulang!""Oh!" Wulan mengalihkan topik pembicaraan dengan berkata, "Kalau begitu, apa Kakak sudah bertemu dengan suamiku? Bagaimana keadaannya sekarang?""Sudah!" Harsa berkata sambil tersenyum, "Dia sudah menyelesaikan semua masalah garam dan menjual 3 bilah Pedang Treksha seharga le
Kemal, sang penasihat kiri, melangkah maju dan berkata, "Yang Mulia, tindakan Wira memiliki tujuan yang jelas, baik menginstruksikan prajurit pengirim pesan untuk menyampaikan informasi ataupun mengadakan 'pertemuan propaganda'."Kemal melanjutkan, "Semuanya bertujuan untuk membangkitkan semangat dan dukungan dari prajurit maupun rakyat. Mengenai pertempuran besar dalam setengah bulan mendatang, itu pasti strategi untuk mengalahkan musuh yang dibuatnya bersama Panglima Yudha!"Raja Bakir tampak mengernyit. Jelas, dia tidak percaya bahwa kedua orang itu memiliki cara untuk mengalahkan musuh!Heri Leonardo, sang menteri keadilan, berujar, "Yang Mulia, meskipun Yudha memahami strategi militer, pasukannya hanya pasukan kelas 2. Bagaimana mungkin mereka bisa melawan pasukan elite dari bangsa Agrel?""Apabila dia bertahan di dalam kota dan menunggu bala bantuan, itu bukan masalah. Sekarang, dia justru mengambil inisiatif untuk keluar dari kota dan menghadapi bangsa Agrel. Selain mencari mati
Fandi berbalik badan dan menatap dengan dingin seraya berkata, "Telulas, sejak kapan kamu menjadi antek istana lagi? Apa kamu lupa bagaimana cara mereka memperlakukan Panglima Dirga?""Kalaupun bangsa Agrel menyerang ibu kota kerajaan dan membunuh si raja sialan, itu bisa dianggap sebagai pembalasan dendam untuk Panglima Dirga. Aku akan sangat berterima kasih kepada mereka," lanjut Fandi.Telulas tampak menggertakkan giginya dan berkata, "Teluwolu, kamu kira aku mau menjadi antek istana? Istana menunjuk Panglima Yudha untuk memimpin pasukan. Kalau dia kalah, apakah istana akan melepaskannya? Apakah kita nggak merasa bersalah dengan Panglima Dirga?""Panglima Yudha masih hidup?" tanya Fandi yang tampak terkejut. Kemudian, dia bergegas berlari menuruni gunung.Telulas segera mengikutinya. Dia berkata, "Teluwolu, kamu mau pergi ke mana?"Fandi sama sekali tidak menoleh dan hanya berkata, "Tentu saja pergi ke Kota Pusat Pemerintahan Jagabu untuk membantu Panglima Yudha memenangkan pertempu
"Sayang!" teriak wanita berwajah pucat itu sambil meraih tangan si pria. Dia berkata, "Kamu akan pergi bertempur demi istana lagi? Kamu sudah melakukannya selama 10 tahun, tapi apa yang kamu peroleh?""Sekarang, persediaan makanan di rumah sudah habis. Kita bahkan harus menggali akar rumput untuk makan. Kalau kamu pergi lagi kali ini, setelah pulang nanti, kamu mungkin nggak akan bisa melihat kami lagi!" lanjut wanita itu.David membuka mulutnya dan terlihat kebingungan. Dia tidak tahu harus mengatakan apa. "Kak, jangan takut!" ucap si prajurit pengirim pesan.Prajurit pengirim pesan mengeluarkan sebuah tas dan berkata, "Tuan Wahyudi sudah memikirkan hal tersebut. Hidup kalian mungkin mengalami kesulitan, jadi kami akan memberikan masing-masing Pasukan Elang Hitam 1 juta gabak sebagai biaya hidup keluarga.""Tuan Wahyudi?" tanya pria itu seraya menerima tas tersebut dan melihat uang perak di dalamnya sekilas. Dia menyerahkannya kepada istrinya dengan berlinang air mata dan berkata, "Ja
Situasi seperti ini terjadi di berbagai tempat di Kota Pusat Pemerintahan Jagabu. Begitu prajurit pengirim pesan menyampaikan pesan bahwa veteran Pasukan Zirah Hitam dipanggil Panglima Yudha, selalu ada orang yang ikut pergi.Ada bandit yang melepaskan posisinya, ada pemilik toko yang meninggalkan tokonya, dan ada petugas patroli yang menyingkirkan pisaunya. Namun, ada lebih banyak lagi rakyat jelata yang membuang cangkulnya.Mereka melakukan ini bukan demi istana, tetapi demi memenuhi panggilan Panglima Yudha yang membutuhkan dukungan para veteran Pasukan Zirah Hitam. Para pria yang telah meninggalkan senjata mereka selama bertahun-tahun bergegas pergi ke Kota Pusat Pemerintahan Jagabu dari segala arah.Dalam perjalanan ini, tidak ada yang tahu berapa banyak dari mereka yang bisa kembali, tetapi tidak ada yang merasa gentar.....Di tenda besar bangsa Agrel, Raja Tanuwi tengah membaca surat-surat rahasia yang diletakkan di atas meja. Sebagian kecil dari surat rahasia ini berisi tentan
Papan kayu sejauh 1.000 meter meledak. Krak! Papan kayu sejauh 1.050 meter ditembus. Pluk! Pada papan kayu sejauh 1.100 meter, anak panah hanya membuat satu goresan sebelum jatuh ke tanah.Yudha, Fandi, dan Hasan pergi mengendarai kuda untuk melihat hasilnya. Kemudian, Wira menyimpulkan, "Melalui banyak uji coba, kurasa jangkauan efektif dari misil tiga busur paling jauh hanya 1.000 meter. Kalau lebih jauh dari itu, serangannya nggak cukup mematikan.""Ini saja sudah luar biasa!" ujar Yudha.Yudha, Fandi, dan Hasan mendecakkan lidah mereka. Jarak tembak sejauh ini benar-benar berbeda dengan busur besar yang hanya mencakup 300 meter."Ayo, kita pindahkan semua misil tiga busur ajaib ini ke tembok kota!" kata salah satu dari tiga orang itu.Wira lantas memperingatkan, "Personel yang ditugaskan untuk menjaganya harus dapat diandalkan, jangan sampai ada rahasia yang bocor. Kulihat cuacanya nggak bagus, hindari misil-misil ini dari cuaca ekstrem!"Belakangan ini, telah ditemukan mata-mata b
Ketika para veteran Pasukan Zirah Hitam ini berbicara tentang pengalaman mereka mengikuti Panglima Dirga dalam peperangan, mereka terdengar sangat bangga. Kemudian, salah satu dari mereka mengungkit tentang kematian Panglima Dirga. Mereka semua lantas mengutuk sang Raja, lalu minum dan menangis tanpa henti.Wira, Danu, Doddy, dan sekelompok pemuda mengawasi mereka dari luar pintu, lalu berlalu dari sana. Setelah kembali ke halaman belakang, Wira melambaikan tangannya sambil berkata, "Istirahatlah lebih awal, akan ada pertempuran besar besok!"Sekelompok orang itu pergi, tetapi Danu dan Doddy tetap tinggal. Doddy berkata, "Kak Wira, bisakah kamu membujuk ayahku untuk mengizinkanku ikut berperang?"Danu ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia menelan kata-katanya kembali. Dia juga ingin pergi ke medan perang, tetapi setelah ayahnya datang, mereka tidak diizinkan untuk pergi."Aku bisa membujuk Paman Hasan untuk hal lainnya, dia pasti akan mendengarkanku. Tapi, untuk hal yang satu ini, nggak
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m