Share

Bab 2743

Penulis: Arif
Jika bukan karena Wira belum memberikan perintah, Danu sudah langsung menebas Delon.

Delon berkata, "Wira, kalau hari ini kamu nggak memberiku sebuah penjelasan, jangan harap kamu bisa keluar dari sini. Aku dan Raja Kresna sudah berada di sini selama seminggu. Bukan hanya nggak membiarkan kami membawa adikku pulang, kamu bahkan nggak mengizinkanku menemuinya."

"Aku nggak tahu apa adikku masih hidup atau sudah mati. Kamu ini terlalu keterlaluan, kamu pikir orang-orang dari bangsa Agrel takut padamu?"

Orang-orang di utara terkenal sebagai prajurit yang gagah berani. Selain itu, orang-orang dari Kerajaan Agrel juga tidak memiliki kesan yang baik terhadap orang-orang dari sembilan provinsi.

Tidak peduli seberapa besar reputasi Wira, dia hanya seorang yang pandai memanipulasi hati orang lain di mata orang-orang dari Kerajaan Agrel ini. Kebaikan apa pun yang dilakukannya, mereka tidak merasakannya. Oleh karena itu, mereka berpikir mereka tidak perlu menghormatinya.

Delon juga berpikir demiki
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2744

    "Tadi kamu sudah bersikap nggak sopan pada tuanku, apa bisa selesai begitu saja?" kata Danu sambil meletakkan pedangnya hampir mengenai leher Delon.Delon menelan ludahnya. "Jadi, apa yang kamu inginkan?"Saat mengatakan itu, nada bicara Delon yang tadinya angkuh kini menjadi jauh lebih lembut. Sepertinya, manusia memang perlu diberi pelajaran keras agar bisa menjadi lebih patuh."Sangat mudah, minta maaf pada tuanku. Kalau nggak, meskipun aku bersedia melepaskanmu, saudara-saudaraku ini juga nggak akan membiarkanmu pergi," kata Danu.Para prajurit juga segera menyetujui perkataan Danu sambil mengangkat pedang mereka lagi. Aura mereka terasa sangat mengintimidasi. Bukan hanya Delon, siapa pun yang berada dalam posisinya juga pasti akan merasa ketakutan saat menghadapi aura itu.Meskipun Delon yakin Wira tidak berani membunuhnya, sekarang yang mengancamnya adalah Danu dan para perwira di sekitarnya. Jika mereka yang membunuhnya, dia juga tidak bisa melakukan apa pun. Jika nanti Senia me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2745

    "Wira nggak akan membunuhnya," jawab Kresna dengan percaya diri."Kenapa Raja bisa begitu yakin? Jenderal Danu dan yang lainnya juga sudah menghunuskan pedang mereka dan jarak mereka dengan Pangeran Delon hanya selangkah lagi. Kalau mereka ingin membunuhnya, mereka bisa langsung melakukannya," kata Gina dengan ekspresi bingung.Gina bertanya-tanya apakah tebakannya benar-benar salah dan orang-orang itu hanya ingin menakuti Delon saja. Namun, saat pelatihan di Pasukan Bayangan, dia juga pernah dilatih khusus untuk mendeteksi niat membunuh yang bisa ditentukan dari aura dan tatapan mata seseorang. Tadi Danu dan yang lainnya jelas menunjukkan niat membunuh, dia yakin dia tidak mungkin salah menilainya.Kresna menjelaskan, "Wira bukan orang yang bodoh, dia nggak mungkin membunuh Pangeran Delon. Tadi dia hanya ingin menakut-nakuti Pangeran Delon saja. Meskipun Pangeran Delon nggak mau mengalah dan meminta maaf, Wira juga akan memberinya kesempatan.""Kalau Wira benar-benar membunuh Pangeran

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2746

    "Selama bertahun-tahun ini, Senia diam-diam terus membina Dahlan, hanya saja nggak pernah membiarkan Dahlan tampil di publik saja. Kali ini Dahlan kebetulan keluar untuk menjalankan tugas, tapi malah ketemu dengan kita. Bisa dibilang, dia sial saja," gumam Wira. Jika bukan karena kebetulan ini, dia tidak akan memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan Dahlan.Sepertinya Senia memang telah menetapkan Dahlan sebagai pewaris. Meskipun kali ini Senia tidak langsung datang untuk mengurus masalah ini, Senia mengutus Kresna dan Delon. Orang lain mungkin tidak mengerti, tetapi Wira tahu jelas posisi Kresna karena dia pernah tinggal di Kerajaan Agrel untuk sementara waktu.Kresna adalah orang yang benar-benar memiliki kekuasaan, bahkan Senia pun harus segan padanya. Sekarang Senia malah mengutusnya datang ke sini, ini membuktikan betapa pentingnya posisi Dahlan bagi Senia.Danu langsung berkata, "Ternyata begitu. Kalau begitu, kita lebih nggak boleh melepaskan Dahlan pergi, 'kan? Cepat atau

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2747

    "Tuan, apa langkah kita selanjutnya?" tanya Danu. Sebagai saudara, dia tidak butuh pujian Wira yang berlebihan. Dia tahu selama tetap berada di sisi wira, kehidupannya memiliki arti dan nilai. Baik sebagai jenderal yang berani atau penguasa yang terampil, dia tetap berada di kubu Wira dan ini tidak akan pernah berubah selamanya.Wira menyipitkan mata dan tersenyum, lalu berkata dengan tenang, "Kita serahkan masalah sulit ini pada Raja Kresna dulu. Kita harus lihat sikap dan pendapatnya dulu baru kita merencanakan langkah selanjutnya. Oh ya. Kamu panggil Lucy kemari, aku ingin bertanya sesuatu padanya."Setelah merespons, Danu langsung pergi.Sepuluh menit kemudian, Lucy sudah tiba dan saat ini berdiri di depan Wira."Apa kamu sudah menyelidiki rencana Senia? Apa yang sebenarnya mereka lakukan secara rahasia?" tanya Wira langsung ke inti pembicaraannya.Selama beberapa hari ini, Lucy terus menyelidiki urusan terkait dengan Kerajaan Agrel. Masalah ini terus mengganggu hati Wira, sehingga

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2748

    Gelar raja ini memang bisa diwariskan, tetapi syarat utamanya adalah memiliki pewaris putra. Ini adalah standar dasar dalam mewariskan gelar raja. Namun, Kresna tidak memenuhi syarat itu.Mendengar informasi Lucy, Wira tentu saja terkejut. Kemungkinan hanya dua yaitu entah penyelidikannya saat itu salah atau informasi Lucy keliru, tetapi Wira lebih percaya dengan kemungkinan yang pertama. Saat itu, dia masih belum bekerja sama dengan Biantara. Meskipun dia memiliki organisasi intelijen sendiri, informasi yang didapatnya tidak seakurat sekarang.Sebaliknya, situasi Wira sekarang jauh berbeda. Jaringan mata-mata yang didirikannya sudah berkembang dengan sangat baik. Bahkan setelah Lucy yang mengambil alih, mereka tetap menjadi organisasi intelijen terbaik di dunia. Ini bukan hanya klaim dari Wira sepihak saja, tetapi fakta yang diakui seluruh dunia.Semua orang juga menganggap jaringan mata-mata adalah organisasi yang paling mengerikan. Bahkan Senua dan Kerajaan Beluana pun mencoba mendi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2749

    "Saksi mata?" tanya Wira sambil menatap Wira dengan bingung, jelas tidak mengerti istilah itu.Wira terbatuk-batuk saat teringat orang-orang di sana tidak tahu istilah yang dikatakannya. Dia segera berkata, "Maksudku, apa orang yang menulis surat ini melihat seluruh kejadiannya?"Isi surat itu terlalu detail sampai membuat orang sulit untuk tidak memercayainya kebenarannya dan menganggap semua itu hanya tipuan dari Wira. Terlebih lagi, surat itu penuh dengan noda darah dan sudah berubah warna, menunjukkan surat ini mungkin sudah dibuat puluhan tahun yang lalu.Lucy berkata, "Benar, orang ini memang menyaksikan seluruh kejadiannya karena dia adalah pelayan pribadi putra Raja Kresna. Dia mencatat semuanya dan bahkan meninggalkan barang milik putra Raja Kresna sebagai buktinya. Tapi, dia akhirnya nggak selamat juga dan mati bersama putra Raja Kresna."Wira melihat giok di tangannya dan menyadari giok itu memang berkualitas tinggi, jelas berasal dari keluarga terpandang. Jika giok ini bena

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2750

    Kata-kata Gina langsung mengungkapkan situasinya.Kresna akhirnya menghela napas lega. "Kalau begitu, kamu bersembunyi dulu. Aku akan membuka pintu untuk Wira.""Baik." Setelah merespons, Gina segera bersembunyi di balik pembatas ruangan.Saat membuka pintu, Kresna langsung tersenyum ramah dan segera berkata, "Tuan Wira, bukankah kamu bilang akan memberiku waktu untuk mempertimbangkannya? Kenapa tiba-tiba datang mencariku lagi?""Ada sesuatu yang ingin kutunjukkan padamu, jadi aku buru-buru datang ke sini. Kalau nggak, aku nggak akan datang mengganggumu," kata Wira sambil mengeluarkan giok itu dari sakunya dan langsung menyerahkannya pada Kresna.Begitu melihat giok itu, Kresna menyipitkan matanya dan segera meraihnya. Namun, keduanya tangannya gemetar saat menerima giok itu.Gina yang bersembunyi di balik pembatas ruangan juga memperhatikan situasi itu dan merasa sangat terkejut. Dia sudah mengikuti Kresna sejak kecil dan termasuk dibesarkan oleh Kresna. Bukan hanya Kresna yang sangat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2751

    "Aku menganggapmu sebagai saudara, jadi aku nggak akan menyembunyikannya darimu. Kamu pasti sudah tahu aku selalu berusaha menyusupkan anggota intelijenku ke wilayah tandus di utara, 'kan? Justru karena itu, aku kebetulan menemukan informasi tentang Pangeran," jawab Wira dengan segera, tetapi semuanya adalah fakta.Hanya ketulusan yang bisa menyentuh hati seseorang, terutama saat berhadapan dengan orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi."Maksudmu, kematian putraku ada hubungannya dengan orang-orang di wilayah tandus utara?" tanya Kresna yang juga orang cerdas dan langsung mengerti maksud Wira.Wira menganggukkan kepala. "Benar. Orang itu adalah ...."Saat Wira hendak melanjutkan perkataannya, Kresna segera melambaikan tangannya. "Aku nggak ingin tahu ....""Kamu nggak ingin tahu kebenarannya?" tanya Wira yang tertegun sejenak. Namun, dia sudah mengerti maksud Kresna. Ini membuktikan Kresna juga sudah mendapatkan beberapa petunjuk, tetapi Kresna sengaja menyimpan kebenaran itu di da

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3152

    Mendengar itu, Enji mengangguk pelan. Setelah beberapa saat, dia menatap mereka dan tertawa. "Sebelumnya aku memang nggak terpikirkan. Kalau berita ini benar, ini adalah kabar baik."Desa Riwut terletak cukup dekat dengan Pulau Hulu. Jadi, bagi Enji, jika Wira benar-benar membawa orang untuk merebut Pulau Hulu, segalanya akan jauh lebih mudah.Memikirkan hal ini, dia mengernyit dan bertanya, "Baiklah. Kalau begitu, jangan terburu-buru. Ini adalah urusan besar. Setidaknya biarkan kami menyelidikinya terlebih dahulu, 'kan?"Mendengar itu, Adjie tersenyum tipis. Setelah beberapa saat, dia mengangguk dan berujar, "Tentu saja bisa, tapi kita harus bergerak cepat. Kalau sampai melewatkan kesempatan ini, semua akan sia-sia.""Paham! Paham!" Adjie memberi hormat dengan mengepalkan tangan, lalu berbalik dan pergi.Setelah Adjie pergi, Enji dan Guntur berpandangan. Enji berkata, "Sebelumnya aku nggak terlalu memikirkan ini, tapi sekarang aku merasa ini memang peluang yang nyata. Yang paling pent

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3151

    Mendengar ucapan itu, keduanya sontak termangu. Adjie ini benar-benar berani, sampai berniat merebut Pulau Hulu pada saat seperti ini!Setelah beberapa saat, Enji dan Guntur berpandangan. Meskipun mereka ingin bergabung dengan Wira, kesetiaan mereka masih dipertanyakan.Alasan utama mereka ingin bergabung adalah karena melihat kemungkinan besar pasukan utara akan dihancurkan oleh Wira. Makanya, mereka ingin mengambil kesempatan untuk membelot.Namun, jika harus benar-benar berperang dan merebut Pulau Hulu sebagai hadiah untuk Wira, mereka masih ragu.Setelah berpikir beberapa saat, Enji mengernyit dan berkata, "Adjie, kami harus mempertimbangkan ini dengan matang. Ini bukan perkara kecil. Memang kami merasa ini kesempatan bagus, tapi kita nggak boleh gegabah."Mendengar itu, Adjie terdiam sejenak. Sesaat kemudian, dia tersenyum sambil mengejek, "Jangan-jangan kamu takut?"Mendengar dirinya diragukan, ekspresi Enji langsung berubah. Memang ada sedikit ketakutan dalam hatinya, tetapi dia

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3150

    Setelah berpikir sejenak, mereka yakin Adjie memang berasal dari selatan. Sebagian besar pengungsi saat ini juga berasal dari selatan, jadi masuk akal jika dia mengetahui banyak hal.Menyadari hal ini, Enji melambaikan tangan dan bertanya, "Adjie, apa yang sebenarnya terjadi di selatan? Apa kamu tahu?"Adjie maju, memberi hormat dengan tangan terkatup, lalu menyahut, "Sebenarnya aku nggak tahu terlalu banyak. Aku cuma dengar Tuan Wira tampaknya muncul di selatan dan berencana untuk melakukan serangan balasan. Tapi, itu cuma desas-desus.""Apa? Tuan Wira benar-benar sudah datang?" Guntur terkejut, menoleh ke arah Enji. Jelas, mereka mengetahui sesuatu.Melihat reaksi mereka, Adjie sedikit terkejut. Perkembangan situasi ini tampaknya di luar dugaannya. Jangan-jangan ada sesuatu yang bahkan dia sendiri enggan untuk membicarakannya?Sesaat kemudian, Enji berkata dengan penuh semangat, "Bagus kalau itu benar! Semua orang tahu Tuan Wira adalah orang yang sangat setia dan berprinsip. Kalau ki

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3149

    Mendengar ini, Adjie berpura-pura bodoh dan bertanya dengan ekspresi terkejut, "Apa maksudmu? Sekarat gimana? Jangan bilang dia sudah mati?"Guntur menghela napas. Sepertinya menjelaskan semuanya sekarang akan terlalu panjang, jadi dia hanya menyahut dengan suara rendah, "Sepertinya kamu belum tahu, Zaki mengalami kekalahan besar beberapa waktu lalu dan sekarang mundur ke Pulau Hulu dalam kondisi sekarat. Kalau kita menyerangnya sekarang, bukankah ini akan menjadi kemenangan yang mudah?"Adjie berpura-pura terkejut, menatap Guntur dengan ekspresi penuh kebingungan. Setelah beberapa saat, seolah-olah menyadari sesuatu, dia berujar, "Kalau memang begitu, bisa jadi ini kesempatan bagus. Tapi, aku pernah dengar kalau Zaki sangat kuat."Tak disangka, Guntur malah tertawa dan menimpali, "Kenapa kalau kuat? Kak, kamu mungkin belum tahu, wilayah utara ini dulunya adalah daerah kekuasaan Bobby."Mendengar nama Bobby disebut, Adjie sebenarnya ingin mencari tahu lebih banyak tentang keadaannya sa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3148

    Melihat situasi ini, Adjie langsung berseru. Guntur pun termangu, tetapi dia langsung memahami maksud Adjie. Jelas, ini adalah cara untuk menunjukkan statusnya.Mau tak mau, Guntur memaksakan senyuman dan menyapa, "Hehe, Kak Adjie? Mau ke mana?"Adjie melambaikan tangan dan menoleh menatap Tora dan Bajra. Dengan nada tenang, dia berkata, "Kalian berdua pergi dulu, ini bukan urusan kalian. Guntur, temani aku jalan-jalan."Guntur tertegun sesaat. Sebenarnya, dia tidak terlalu ingin mengikuti Adjie. Kemarin, cara Adjie bersikap benar-benar membuatnya merasa tertekan. Namun, melihat wajah Adjie yang tegas, Guntur hanya bisa menghela napas dan mengikutinya keluar.Begitu mereka tiba di tempat yang lebih sepi, Adjie bertanya dengan pelan, "Jadi, aku dengar kamu punya hubungan yang cukup baik dengan Kunaf? Apa itu benar?"Guntur tertegun lagi. Reaksi pertamanya adalah mengira Adjie mendengar percakapan mereka kemarin.Namun, setelah beberapa saat, Adjie melanjutkan dengan suara ringan, "Saat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3147

    Mendengar kata-kata Enji, Guntur tersenyum tipis. Setelah beberapa saat, dia berkata, "Boleh dicoba. Tapi, saat ini yang paling penting adalah memastikan agar dia nggak tahu rencana ini. Selebihnya, kita bisa merencanakan dengan matang."Enji mengangguk serius. Setelah memastikan semuanya, dia berujar, "Baiklah. Kalau begitu, besok aku akan mengurus hal ini. Kamu rahasiakan dulu, besok kita buat keputusan akhir.""Baik!" Guntur tersenyum mendengarnya. Menurutnya, jika semua berjalan sesuai rencana, ini adalah kesempatan bagus. Yang harus dipastikan pertama adalah kekuatan mereka saat ini. Begitu waktunya tiba besok, dia bisa langsung menyingkirkan Adjie.Di luar, Adjie yang mendengar percakapan itu ikut tersenyum. Setelah beberapa saat, melihat Guntur hendak keluar, dia segera berdiri dan pergi lebih dulu.....Keesokan harinya, Adjie sudah lebih dulu tiba di aula utama Desa Riwut. Dalam perjalanannya, banyak orang menyapanya dengan ramah. Jelas, mereka benar-benar menganggap Adjie seb

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3146

    Mendengar hal itu, Guntur tertegun sejenak, agak bingung dengan perkataan Enji. Beberapa saat kemudian, Enji berkata, "Hehe, tak disangka kita mendapatkan harta kali ini. Bukankah saudara yang kamu sebut sebelumnya juga bekerja di pasukan utara?"Guntur tersenyum tipis mendengar itu. Setelah beberapa saat, dia perlahan menyahut, "Jangan dibahas lagi. Aku sudah lama nggak bisa menghubunginya. Entah apa yang terjadi. Terakhir kali pasukan utara berencana menuju perbatasan kota, tapi mereka dijebak. Sekarang mereka semua mundur ke daerah Pulau Hulu."Enji mengangguk. Dalam hatinya, dia mulai menebak identitas Adjie. Setelah beberapa saat, seolah-olah terpikirkan sesuatu, dia berkata pelan, "Apa kamu memperhatikannya? Kemampuan Adjie cukup luar biasa. Aku sampai merasa dia mungkin pernah menjadi tentara."Enji mengangguk lagi, merasa semakin yakin. Tidak berselang lama, Guntur yang berdiri di samping tiba-tiba juga mengangguk seperti teringat sesuatu.Dia mendongak menatap Enji dan berkata

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3145

    Melihat pemandangan itu, Enji tersenyum dan berkata, "Sebelumnya aku masih nggak yakin. Tapi, dilihat dari situasi sekarang, kamu memang bisa diandalkan. Semuanya, cepat beri hormat pada Kak Adjie kalian ini"Adjie juga terkejut saat mendengar perkataan itu. Dia benar-benar tidak menyangka orang-orang ini begitu sopan sampai memberi hormat padanya.Melihat ekspresi Adjie yang terlihat canggung, Enji tertawa dan berkata, "Hehe. Kamu nggak perlu gugup, ini memang tradisi di tempat kita. Lagi pula, ini juga penting untukmu."Mendengar perkataan itu, semua orang menganggukkan kepala. Bagi mereka, ini memang hal yang wajar dan harus dilakukan.Guntur juga segera bangkit dan berkata, "Semuanya, jangan basa-basi lagi. Cepat maju dan bersujud pada Kak Adjie."Mengingat adegan sebelumnya di mana Adjie membunuh orang dengan begitu tegas, Guntur benar-benar merasa trauma. Dia merasa dirinya sudah cukup kejam, ternyata Adjie malah lebih kejam lagi.Beberapa saat kemudian, Adjie akhirnya berkata, "

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3144

    Mendengar perkataan itu, semua orang tertegun sejenak. Mereka benar-benar tidak tahu masalah apa yang dimaksud Enji.Pada saat itu, Guntur yang duduk di bawah berkata, "Bos, langsung katakan saja."Melihat Guntur berkata seperti itu, Enji tersenyum. Dia menunjuk ke arah Adjie dan berkata sambil tersenyum, "Semuanya, mulai sekarang Adjie ini akan menjadi wakil pertama kita. Jadi, kalau kelak kalian bertemu dengannya, jangan lupa memberi hormat."Begitu mendengar perkataan itu, semua orang yang duduk di bawah langsung mulai berdiskusi. Mereka benar-benar tidak menyangka Adjie akan menjadi wakil pertama.Namun, dua anak buah yang sebelumnya membawa Adjie ke sini, saling memandang dengan ekspresi gembira. Menurut mereka, kesempatan mereka akhirnya datang juga. Saat ini, mereka berada di posisi terbawah di Desa Riwut ini. Oleh karena itu, mereka merasa sangat senang karena merasa mulai sekarang kehidupan mereka akan menjadi lebih baik.Pada saat itu, salah seorang di antara kerumunan tiba-t

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status