Share

Bab 2751

Author: Arif
"Aku menganggapmu sebagai saudara, jadi aku nggak akan menyembunyikannya darimu. Kamu pasti sudah tahu aku selalu berusaha menyusupkan anggota intelijenku ke wilayah tandus di utara, 'kan? Justru karena itu, aku kebetulan menemukan informasi tentang Pangeran," jawab Wira dengan segera, tetapi semuanya adalah fakta.

Hanya ketulusan yang bisa menyentuh hati seseorang, terutama saat berhadapan dengan orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi.

"Maksudmu, kematian putraku ada hubungannya dengan orang-orang di wilayah tandus utara?" tanya Kresna yang juga orang cerdas dan langsung mengerti maksud Wira.

Wira menganggukkan kepala. "Benar. Orang itu adalah ...."

Saat Wira hendak melanjutkan perkataannya, Kresna segera melambaikan tangannya. "Aku nggak ingin tahu ...."

"Kamu nggak ingin tahu kebenarannya?" tanya Wira yang tertegun sejenak. Namun, dia sudah mengerti maksud Kresna. Ini membuktikan Kresna juga sudah mendapatkan beberapa petunjuk, tetapi Kresna sengaja menyimpan kebenaran itu di da
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2752

    Keduanya sengaja berbicara dengan kode, tetapi mereka saling mengerti maksud di hati masing-masing.Setelah mengatakan itu, Wira meninggalkan kamar Kresna.Setelah hening sejenak, Kresna langsung berlutut di lantai dan menangis tersedu-sedu. Saat ini, dia merasa hatinya sangat sakit, seolah-olah luka yang baru saja sembuh kembali dilukai.Saat menatap giok di tangannya, Kresna bergumam, "Aku juga ingin membalaskan dendammu. Tapi sayangnya, kesempatan itu belum tiba. Sekarang bukan waktu yang tepat untuk bertindak. Aku nggak bisa mengorbankan seluruh keluarga hanya demi urusanmu.""Tapi, tenang saja, suatu hari nanti aku pasti akan membalas dendam kesumat ini. Aku akan membuat orang-orang yang sudah membunuhmu menerima balasannya."Saat mengatakan kalimat terakhir, Kresna mengangkat tinjunya dan menghantam lantai. Darah yang mengalir dari sela-sela jari menunjukkan betapa kuatnya pukulan itu.Gina yang bersembunyi di kegelapan keluar dan berdiri di belakang Kresna. Dia menepuk bahu Kres

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2753

    Pada malam harinya, suasana di kota Provinsi Yonggu damai. Wira sedang menikmati angin malam di atas tembok kota karena suasana hatinya cukup bagus. Dia baru saja menerima kabar bahwa Osmaro dan yang lainnya sudah membuat keputusan untuk melindungi para rakyat di Provinsi Lowala dan Provinsi Yonggu. Meskipun harus mengorbankan banyak hal, mereka tidak berniat untuk mundur.Ini juga sesuai dengan kehendak Wira. Namun, ada beberapa hal yang tidak bisa dikatakannya secara langsung karena akan memengaruhi kepentingan beberapa pihak dan mengancam keselamatan kedua provinsi ini. Dengan bantuan Osmaro, sekarang masalah besar ini pun terselesaikan. Oleh karena itu, dia merasa lebih lega."Raja Kresna sudah mengurung diri di kamarnya seharian ini. Apa yang sedang direncanakannya? Bukankah dia harusnya terus datang membujukmu untuk melepaskan mereka?" tanya Danu yang tiba-tiba berada di belakang Wira sambil menyilangkan kedua tangannya di dada dan tersenyum.Danu memang tidak mengerti dengan tak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2754

    Wira juga mengernyitkan alisnya. Suasana hatinya baru saja sedikit membaik karena satu masalah selesai, sekarang dia malah harus terganggu oleh masalah yang lainnya lagi. Benar-benar merepotkan. Sepertinya, langit juga berusaha melawannya.Saat baru saja sampai di bawah tembok kota, keduanya melihat orang-orang itu sudah masuk ke kota dan sedang menuju ke penginapan.Melihat Wira dan Danu, orang yang sedang mengendalikan kereta kuda segera turun dan memberi hormat pada Wira bersama dengan orang-orang di belakangnya. "Tuan."Wira menunjuk pada kereta di depannya dan bertanya, "Siapa yang ada di dalam?""Dia adalah Doly," jawab orang-orang itu.Begitu mendengar jawaban itu, Wira tertegun sejenak. "Doly? Kenapa dia bisa ada di sini?""Benar. Anak ini masih berani nggak keluar di depan kita, apa dia nggak mendengar suara kakakku?" kata Danu sambil mengernyitkan alisnya, lalu langsung naik ke kereta dan membuka tirainya.Namun, setelah melihat Doly yang berada di dalam kereta, Danu merasa k

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2755

    Semua orang tidak berani mengatakan apa-apa. Kali ini mereka memang sudah gagal menjalankan tugas dengan baik dan juga meremehkan Doly. Sebelum meninggalkan istana, Doly sudah terluka parah dan memaksakan tubuhnya yang sudah hancur untuk melarikan diri dari wilayah tandus di utara. Mereka terus memburu Doly selama itu, tetapi pada akhirnya mereka tetap gagal.Selain itu, semua orang yang dikirim untuk mengejar Doly juga sudah terbunuh.Senia berkata, "Aku nggak percaya Doly punya kemampuan sebesar ini, aku salut dengan kecerdasannya. Dia memang punya kemampuan, tapi masih kalah jauh kalau dibandingkan dengan kalian. Cepat katakan, apa ada orang yang diam-diam membantunya? Kalau benar seperti itu, aku harus menghabisi orang itu.""Semua orang yang ada di sini harus mengikuti perintahku, aku adalah satu-satunya penguasa Kerajaan Agrel."Senia yang mengenakan jubah tetap terlihat sangat berwibawa dan suaranya terdengar sangat berkuasa.Setelah saling memandang, salah satu pemimpin pengawa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2756

    "Kalau dia siuman, dia pasti bakal melawan kita. Yang dia tahu terlalu banyak. Ini nggak menguntungkan untuk kita."Ekspresi Panji tampak suram. Dia mengernyit sambil berkata, "Aku sudah pernah mengingatkan Yang Mulia dulu. Kita nggak boleh terlalu percaya pada Doly. Dia bukan anak kandungmu. Apalagi, dia nggak punya keluarga di sini. Kita nggak bisa mengancamnya.""Bagus kalau dia terus mengikuti kita. Tapi, kalau yang dia tahu terlalu banyak, kita harus mengendalikannya dan nggak boleh membiarkannya luput dari pengawasan kita. Tapi, Yang Mulia malah bertindak tanpa berpikir panjang. Sekarang kita dalam masalah."Jika orang lain yang menyalahkannya, Senia pasti akan langsung membunuh mereka. Namun, Panji adalah guru agung. Ini adalah pengecualian.Panji cerdas dan berbakat, juga punya kemampuan prediksi yang luar biasa. Senia telah menyaksikan semuanya dengan mata kepala sendiri. Tentu saja, dia tidak ingin putus hubungan dengan Panji."Sekarang bukan waktunya menyalahkanku. Kamu seha

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2757

    Karena Yang Mulia sudah menyetujuinya, tunggu saja kabar baik dariku. Aku akan segera memberimu jawaban dan hasil yang memuaskan." Panji tersenyum dingin, lalu berjalan keluar.Sejak awal, Panji memiliki kepercayaan diri akan hal ini. Raja Kresna tidak akan bisa membuat keputusan dalam hal ini. Dia yang memegang kendali. Selain itu, Raja Kresna tidak akan punya pilihan lain selain menurutinya!....Tiga hari kemudian.Selama tiga hari ini, Wira terus mengobati Doly. Bukannya dia ingin memanfaatkan Doly atau mengorek informasi, tetapi karena mereka berdua saling kenal. Dia tidak ingin melihat Doly berada dalam situasi seperti ini, apalagi mati di depannya.Pagi-pagi, Wira datang ke kamar Doly. Begitu membuka pintu, dia melihat Doly sedang duduk di depan meja. Meskipun masih terlihat lemas, dia sudah bisa beraktivitas seperti biasa. Hanya saja, wajahnya masih sangat pucat.Namun, harus diakui bahwa keadaan fisik Doly sangat bagus. Hanya dalam 3 hari, pemulihannya sudah mencapai tahap sep

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2758

    "Karena aku tahu rahasia mereka. Tapi, aku nggak ingin jahat seperti mereka. Makanya, aku ingin menjaga jarak dengan mereka.""Sayangnya, nggak semudah itu untuk mundur. Aku pun nggak nyangka Ratu tega membunuhku tanpa memedulikan hubungan kami dulu."Doly menggertakkan giginya dengan geram. Demi Kerajaan Agrel dan Senia, dia hampir mengorbankan nyawanya berkali-kali. Hasilnya malah seperti ini. Siapa yang bisa menerima hal semacam ini?Wira pun mengembuskan napas dua kali. Dia bisa memahami situasi mereka. Bagaimanapun, tidak mudah untuk berada di sisi seorang penguasa. Pasti ada bahaya yang tersembunyi.Meskipun banyak orang yang memahami logika ini, justru tidak ada yang mampu menolak. Bagaimanapun, kekuasaan adalah godaan terbesar. Orang-orang tahu jalan ke depannya akan sulit, tetapi tetap memilih untuk mengambilnya dan terus maju.Ketika Doly hendak melanjutkan ucapannya, Wira memperhatikan perubahan ekspresinya. Dia memandang ke arah pintu, seperti yang dilakukan Doly.Terlihat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2759

    Kresna melirik Doly beberapa kali dengan tatapan mendalam. Sesaat kemudian, dia memutuskan untuk keluar. Namun, dia tidak pergi jauh dan masih berdiri di depan pintu.Sementara itu, Wira juga ragu-ragu sejenak sebelum pergi. Karena Kresna masih berdiri di depan, Doly tidak mungkin memberitahunya tentang rahasia itu. Lebih baik dia mencari kesempatan di lain hari.Setelah keduanya keluar, Doly pun menutup pintu dan melihat beberapa prajurit di luar. Dia tahu Wira mengutus orang-orang ini bukan untuk mengawasinya, melainkan untuk melindunginya.Seperti yang dikatakan Wira, dia menganggap Doly sebagai teman. Mungkin karena keberadaan Kresna, Wira menjadi mencemaskan keselamatan Doly.Di luar, Wira dan Kresna berjalan berdampingan. Ketika tiba di taman bunga, Wira bertanya, "Kamu seharusnya punya masalah yang nggak bisa diungkapkan ya?""Masalah? Masalah apa?" Kresna menggeleng sambil tersenyum. "Aku cuma menjalankan tugasku. Aku nggak mungkin membiarkan seseorang membocorkan rahasia negar

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3140

    Adjie menyipitkan matanya saat melihat nyala obor itu, lalu melangkah maju. "Siapa kalian?"Salah satu pria itu tiba-tiba mencabut goloknya dan meletakkannya di leher Adjie, lalu tersenyum sinis dan berkata, "Hehe. Kamu sedang bercanda ya? Pengungsi? Mana mungkin seorang pengungsi bisa berlari sampai ke sini. Kamu pikir aku bodoh ya? Semua pengungsi berada di selatan."Ternyata situasinya memang seperti dugaan Adjie. Dia langsung tersenyum sinis dan berkata, "Hehe. Siapa yang bilang semua pengungsi ada di selatan? Dasar bodoh!"Melihat Adjie masih berani membantahnya, ekspresi pria itu menjadi panik dan langsung mengayunkan goloknya.Namun, Adjie langsung menghindari serangan itu dan merebut golok dari tangan pria itu, lalu langsung mengarahkannya ke leher pria itu. "Hehe. Maaf, ternyata kemampuanmu hanya begitu saja. Kalau bukan karena aku sudah membunuh seseorang dan dikejar orang-orang itu, aku juga nggak sudi datang ke tempat ini."Mendengar perkataan itu, pria lainnya di samping y

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3139

    Adjie tertegun sejenak saat mendengar pertanyaan itu, lalu tersenyum dan berkata, "Hehe. Tuan, ini nggak perlu. Kalau aku membawa orang lain, justru akan lebih merepotkan. Lagi pula, kalau hanya aku sendirian saja, aku bisa bergerak dengan lebih fleksibel."Wira pun menganggukkan kepala. Setelah selesai mengatur semuanya, dia menepuk bahu Adjie dan berkata, "Baiklah, sekarang kamu pergi bersiap-siap dulu. Nanti baru temui aku lagi.""Baik," jawab Adjie, lalu segera keluar.Setelah Adjie pergi, Wira menatap peta di depannya dan menghela napas. Ini mungkin bisa berhasil jika semuanya berjalan sesuai rencananya, tetapi dia masih ragu apakah Adjie bisa merebut Desa Riwut ini. Meskipun dia tidak begitu paham dengan situasi di sana, kabarnya para perampok di sana sangat kejam. Dia juga tidak yakin apakah para perampok itu berani menghadapi pasukan utara.Saat Wira masih tenggelam dalam pemikirannya, waktu sudah berlalu sekitar setengah jam. Saat tirai tenda kembali terbuka, dia langsung terk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3138

    Mendengar hal itu, Adjie menganggukkan kepala. Setelah semuanya sudah diputuskan, langkah selanjutnya akan lebih mudah. Namun, sekarang mereka tetap harus menyusun rencananya secara menyeluruh sebelum menjalankannya.Pada saat itu, Adjie yang masih menatap lokasi Desa Riwut pun berkata, "Sebelumnya aku nggak memperhatikan tempat ini. Tapi, setelah melihatnya lagi, tempat ini memang cukup strategis."Keduanya pun menganggukkan kepala karena lokasi Desa Riwut ini menang strategis. Jika mereka bisa menguasai tempat ini, berarti mereka sudah menguasai jalur utama musuh. Selain itu, jika musuh ingin menguasai kota-kota di sekitar, musuh mereka juga harus melewati Desa Riwut ini terlebih dahulu.Setelah berpikir sejenak, Adjie memberi hormat dan berkata, "Kalau ini perintah Tuan, aku akan mengikutinya. Tapi, kapan aku harus berangkat?"Wira langsung menjawab, "Malam ini adalah waktu terbaik dan menguntungkan kalian juga. Tapi, sebelum pergi, kamu harus mengubah identitasmu dulu."Adjie yang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3137

    Setelah berpikir sejenak, Adjie berkata dengan pelan, "Kalau begitu, aku rasa boleh mencobanya. Tempat ini punya celah yang begitu besar, jadi ini benar-benar peluang yang bagus."Wira menganggukkan kepala karena dia juga merasa strategi ini cukup bagus karena Pulau Hulu ini memiliki tiga celah yang terbuka. Jika bisa menguasai celah ini, mereka bisa menjebak musuh di dalamnya. Meskipun pasukan utara bisa memiliki kemampuan untuk bergerak cepat, mereka tetap akan kesulitan untuk melarikan diri.Setelah mengamati jalur di sekitar Pulau Hulu, Wira menggerakkan jarinya ke atas peta dan berkata sambil menunjuk pada sebuah lokasi di bagian selatan Pulau Hulu, "Kamu lihat tempat ini."Adjie tertegun sejenak. Setelah melihat lokasi yang ditunjukkan Wira, dia berkata dengan pelan, "Tempat ini adalah Desa Riwut, markas besar sekelompok perampok besar. Tapi, apa hubungannya tempat ini dengan pasukan utara?"Wira tersenyum. Desa Riwut ini memang tidak memiliki hubungan dengan pasukan utara. Namun

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3136

    Setelah memikirkannya, Wira berkata dengan pelan, "Soal urusan ini, nggak ada yang perlu dikatakan lagi. Kali ini kalian sudah menyelesaikan tugas dengan sangat baik, kamu ingin hadiah apa?"Mendengar pertanyaan itu, Latif segera berkata, "Semuanya terserah Tuan saja."Setelah berpikir, Wira perlahan-lahan berkata, "Kalau begitu, aku akan mengangkatmu sebagai letnan jenderal dari ketiga tim pasukan itu. Mulai sekarang, kamu akan selalu berada di sisiku. Bagaimana?"Begitu mendengar perkataan itu, Adjie merasa sangat gembira. Dia tahu masa depannya lebih prospektif jika mengikuti Wira daripada memimpin pasukan di medan perang. Lagi pula, jika saat ini mereka bisa menangani situasi ini dengan baik, pasti akan mendapatkan pencapaian yang besar. Menurutnya, berada di sisi Wira adalah pilihan terbaik.Tanpa ragu, Adjie langsung memberi hormat dan berkata, "Terima kasih, Tuan."Wira langsung tersenyum dan berkata, "Hehe. Baiklah. Kalau begitu, sekarang kamu bisa langsung membuktikan dirimu.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3135

    Mendengar perkataan itu, semua orang tertegun sejenak.Melihat tidak ada yang berbicara, Wira langsung mengalihkan pandangannya pada Nafis dan Hayam. Saat Agha berniat memimpin pasukan, dia langsung memberikan lima ribu pasukan. Sementara itu, dia merasa Adjie lebih cocok menjadi penasihat militer dan kurang berpengalaman dalam memimpin pasukan di medan perang. Namun, pada saat kritis, Adjie tetap bisa diandalkan.Setelah berpikir sejenak, Wira berkata sambil menatap Nafis dan Hayam, "Bagaimana dengan kalian berdua? Siapa yang bersedia memimpin pasukan?"Nafis dan Hayam langsung saling memandang.Setelah berpikir sejenak, Hayam tersenyum dan berkata, "Tuan, lebih baik aku tetap memimpin 500 pasukan. Kamu juga tahu aku lebih cocok dengan tugas seperti menyergap dan membunuh diam-diam ini. Kalau urusan bertempur, lebih baik orang lain yang menanganinya saja.""Menurutku, lima ribu pasukan yang tersisa ini lebih baik langsung serahkan pada Nafis saja. Tuan sendiri juga sudah lihat bagaima

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3134

    Saat ini, Wira tidak bersemangat untuk bersenang-senang dengan para prajurit lainnya. Dia khawatir bagaimana mereka harus menghadapinya jika pasukan utara kembali menyerang.Pada saat itu, Latif langsung masuk ke dalam tenda itu. Melihat Wira yang masih sibuk, dia maju dan berkata, "Tuan, kita sudah berhasil merekrut beberapa pengungsi untuk bergabung dengan pasukan kita. Sekarang jumlah pasukan di barak pusat sudah hampir mencapai 15 ribu orang."Wira merasa terkejut saat mendengar kabar jumlah pasukan sudah sebanyak itu. Menurutnya, lima sampai enam ribu pasukan saja sebenarnya sudah cukup. Namun, dia tidak menyangka jumlah pasukannya bisa meningkat menjadi puluhan ribu orang setelah merekrut para pengungsi itu.Memikirkan hal itu, Wira tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, urusan lain akan menjadi lebih mudah. Tapi, sekarang kita harus mencatat jumlah pasukan kita dengan detail dulu. Sebenarnya 15 ribu orang termasuk terlalu banyak, kita harus membagi mereka agar lebih mudah diatur.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3133

    Mendengar perkataan Trenggi, Wira merasa saran itu sangat masuk akal. Setelah berpikir sebentar, dia tiba-tiba teringat sesuatu dan berkata dengan pelan, "Kalau kita melakukan ini, sepertinya akan cukup merepotkan. Bagaimana kondisi para pengungsi itu sekarang?"Trenggi baru teringat sesuatu saat mendengar pertanyaan itu dan berkata, "Tempat tinggal untuk para pengungsi itu sudah mulai diatur, sepertinya mereka sangat dendam pada pasukan utara."Mendengar laporan itu, Wira menganggukkan kepala. Dia berpikir jika para pengungsi itu memang membenci pasukan utara, dia mungkin bisa langsung merekrut mereka menjadi pasukannya. Dengan begitu, semuanya akan menjadi lebih mudah.Namun, ada masalah lain yang lebih merepotkan, yaitu para pengungsi itu sulit untuk diatur. Jika ditangani dengan baik, hal ini justru akan menimbulkan kekacauan.Pada saat itu, Wira pun berkata dengan pelan, "Kalau begitu, aku serahkan tugas ini pada kalian. Pertama-tama, harus mengatur kembali para pengungsi ini dulu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3132

    Mendengar perkataan itu, semua orang tersenyum. Beberapa saat kemudian, orang-orang yang menyaksikan kejadian itu pun perlahan-lahan berkata, "Sebelumnya kita nggak yakin. Tapi, dilihat dari situasi sekarang, sepertinya semuanya berjalan dengan baik. Hanya saja, nggak disangka kita akan meraih kemenangan besar ini dengan begitu mudah."Kebanyakan orang yang mendengar perkataan itu juga ikut tersenyum.Setelah orang-orang itu selesai berbicara, Wira yang berada di samping pun tersenyum dan berkata, "Baiklah. Percepat laju pasukan, kita segera kembali ke gerbang kota."Setelah semua orang menganggukkan kepala, Wira segera memacu kudanya ke depan. Para jenderal di belakangnya juga segera mempercepat langkah mereka untuk mengikutinya. Saat tiba di gerbang kota dan melihat Trenggi bersama para pasukannya keluar dari kota untuk menyambut mereka, dia langsung maju dan berkata, "Aku nggak menyangka kalian begitu cepat menerima kabarnya."Mendengar perkataan itu, Trenggi tersenyum dan perlahan-

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status