Wira juga mengernyitkan alisnya. Suasana hatinya baru saja sedikit membaik karena satu masalah selesai, sekarang dia malah harus terganggu oleh masalah yang lainnya lagi. Benar-benar merepotkan. Sepertinya, langit juga berusaha melawannya.Saat baru saja sampai di bawah tembok kota, keduanya melihat orang-orang itu sudah masuk ke kota dan sedang menuju ke penginapan.Melihat Wira dan Danu, orang yang sedang mengendalikan kereta kuda segera turun dan memberi hormat pada Wira bersama dengan orang-orang di belakangnya. "Tuan."Wira menunjuk pada kereta di depannya dan bertanya, "Siapa yang ada di dalam?""Dia adalah Doly," jawab orang-orang itu.Begitu mendengar jawaban itu, Wira tertegun sejenak. "Doly? Kenapa dia bisa ada di sini?""Benar. Anak ini masih berani nggak keluar di depan kita, apa dia nggak mendengar suara kakakku?" kata Danu sambil mengernyitkan alisnya, lalu langsung naik ke kereta dan membuka tirainya.Namun, setelah melihat Doly yang berada di dalam kereta, Danu merasa k
Semua orang tidak berani mengatakan apa-apa. Kali ini mereka memang sudah gagal menjalankan tugas dengan baik dan juga meremehkan Doly. Sebelum meninggalkan istana, Doly sudah terluka parah dan memaksakan tubuhnya yang sudah hancur untuk melarikan diri dari wilayah tandus di utara. Mereka terus memburu Doly selama itu, tetapi pada akhirnya mereka tetap gagal.Selain itu, semua orang yang dikirim untuk mengejar Doly juga sudah terbunuh.Senia berkata, "Aku nggak percaya Doly punya kemampuan sebesar ini, aku salut dengan kecerdasannya. Dia memang punya kemampuan, tapi masih kalah jauh kalau dibandingkan dengan kalian. Cepat katakan, apa ada orang yang diam-diam membantunya? Kalau benar seperti itu, aku harus menghabisi orang itu.""Semua orang yang ada di sini harus mengikuti perintahku, aku adalah satu-satunya penguasa Kerajaan Agrel."Senia yang mengenakan jubah tetap terlihat sangat berwibawa dan suaranya terdengar sangat berkuasa.Setelah saling memandang, salah satu pemimpin pengawa
"Kalau dia siuman, dia pasti bakal melawan kita. Yang dia tahu terlalu banyak. Ini nggak menguntungkan untuk kita."Ekspresi Panji tampak suram. Dia mengernyit sambil berkata, "Aku sudah pernah mengingatkan Yang Mulia dulu. Kita nggak boleh terlalu percaya pada Doly. Dia bukan anak kandungmu. Apalagi, dia nggak punya keluarga di sini. Kita nggak bisa mengancamnya.""Bagus kalau dia terus mengikuti kita. Tapi, kalau yang dia tahu terlalu banyak, kita harus mengendalikannya dan nggak boleh membiarkannya luput dari pengawasan kita. Tapi, Yang Mulia malah bertindak tanpa berpikir panjang. Sekarang kita dalam masalah."Jika orang lain yang menyalahkannya, Senia pasti akan langsung membunuh mereka. Namun, Panji adalah guru agung. Ini adalah pengecualian.Panji cerdas dan berbakat, juga punya kemampuan prediksi yang luar biasa. Senia telah menyaksikan semuanya dengan mata kepala sendiri. Tentu saja, dia tidak ingin putus hubungan dengan Panji."Sekarang bukan waktunya menyalahkanku. Kamu seha
Karena Yang Mulia sudah menyetujuinya, tunggu saja kabar baik dariku. Aku akan segera memberimu jawaban dan hasil yang memuaskan." Panji tersenyum dingin, lalu berjalan keluar.Sejak awal, Panji memiliki kepercayaan diri akan hal ini. Raja Kresna tidak akan bisa membuat keputusan dalam hal ini. Dia yang memegang kendali. Selain itu, Raja Kresna tidak akan punya pilihan lain selain menurutinya!....Tiga hari kemudian.Selama tiga hari ini, Wira terus mengobati Doly. Bukannya dia ingin memanfaatkan Doly atau mengorek informasi, tetapi karena mereka berdua saling kenal. Dia tidak ingin melihat Doly berada dalam situasi seperti ini, apalagi mati di depannya.Pagi-pagi, Wira datang ke kamar Doly. Begitu membuka pintu, dia melihat Doly sedang duduk di depan meja. Meskipun masih terlihat lemas, dia sudah bisa beraktivitas seperti biasa. Hanya saja, wajahnya masih sangat pucat.Namun, harus diakui bahwa keadaan fisik Doly sangat bagus. Hanya dalam 3 hari, pemulihannya sudah mencapai tahap sep
"Karena aku tahu rahasia mereka. Tapi, aku nggak ingin jahat seperti mereka. Makanya, aku ingin menjaga jarak dengan mereka.""Sayangnya, nggak semudah itu untuk mundur. Aku pun nggak nyangka Ratu tega membunuhku tanpa memedulikan hubungan kami dulu."Doly menggertakkan giginya dengan geram. Demi Kerajaan Agrel dan Senia, dia hampir mengorbankan nyawanya berkali-kali. Hasilnya malah seperti ini. Siapa yang bisa menerima hal semacam ini?Wira pun mengembuskan napas dua kali. Dia bisa memahami situasi mereka. Bagaimanapun, tidak mudah untuk berada di sisi seorang penguasa. Pasti ada bahaya yang tersembunyi.Meskipun banyak orang yang memahami logika ini, justru tidak ada yang mampu menolak. Bagaimanapun, kekuasaan adalah godaan terbesar. Orang-orang tahu jalan ke depannya akan sulit, tetapi tetap memilih untuk mengambilnya dan terus maju.Ketika Doly hendak melanjutkan ucapannya, Wira memperhatikan perubahan ekspresinya. Dia memandang ke arah pintu, seperti yang dilakukan Doly.Terlihat
Kresna melirik Doly beberapa kali dengan tatapan mendalam. Sesaat kemudian, dia memutuskan untuk keluar. Namun, dia tidak pergi jauh dan masih berdiri di depan pintu.Sementara itu, Wira juga ragu-ragu sejenak sebelum pergi. Karena Kresna masih berdiri di depan, Doly tidak mungkin memberitahunya tentang rahasia itu. Lebih baik dia mencari kesempatan di lain hari.Setelah keduanya keluar, Doly pun menutup pintu dan melihat beberapa prajurit di luar. Dia tahu Wira mengutus orang-orang ini bukan untuk mengawasinya, melainkan untuk melindunginya.Seperti yang dikatakan Wira, dia menganggap Doly sebagai teman. Mungkin karena keberadaan Kresna, Wira menjadi mencemaskan keselamatan Doly.Di luar, Wira dan Kresna berjalan berdampingan. Ketika tiba di taman bunga, Wira bertanya, "Kamu seharusnya punya masalah yang nggak bisa diungkapkan ya?""Masalah? Masalah apa?" Kresna menggeleng sambil tersenyum. "Aku cuma menjalankan tugasku. Aku nggak mungkin membiarkan seseorang membocorkan rahasia negar
Karena Wira sudah angkat bicara, mana mungkin Kresna menolaknya. Kresna menyunggingkan senyuman, lalu menoleh dan menyetujuinya. "Oke. Semua masalah dimulai dari Desa Damaro. Kudengar penduduk yang selamat, Nayara, sudah diatur tempat tinggalmu olehmu, 'kan? Karena kedua belah pihak ada di sini, gimana kalau kita duduk bersama dan mencari solusi terbaik?"Segala hal pada akhirnya harus diatasi. Semua hanya masalah waktu.Semalam, Senia telah mengirim surat kepada Kresna untuk menyuruhnya diam-diam membunuh Doly. Tidak peduli dengan cara apa pun, pokoknya Doly harus mati. Namun, jika Kresna gagal, keluarganya yang akan sengsara.Pada kedatangannya ke Kota Yonggu kali ini, Kresna telah membuat persiapan matang. Dia percaya pada kepribadian Wira, tetapi tetap membawa Pasukan Bayangan untuk menjamin keselamatannya.Kresna juga yakin Senia tidak akan mengambil tindakan terhadap keluarganya, apalagi mempersulitnya. Bagaimanapun, jika hubungan mereka retak, Senia tidak akan mendapat keuntunga
"Lancang sekali! Tuan Wira ada di sini! Kamu nggak berhak berbicara di sini!" bentak Danu kepada Delon.Delon pun ketakutan hingga tidak berani melontarkan sepatah kata pun. Dia buru-buru menghampiri Kresna.Namun, Kresna sama sekali tidak peduli. Delon terlalu bodoh. Bagaimana bisa dia berteriak-teriak di wilayah Wira? Dia kira tempat ini adalah Kerajaan Agrel?Beberapa saat kemudian, Dahlan dibawa kemari oleh pengawal. Ada dua pengawal yang mengikutinya. Meskipun diborgol, semua orang bisa melihat bahwa dia hanya dikurung dan tidak disiksa.Begitu masuk, Dahlan langsung menatap semua orang yang ada di depannya. Ketika melihat Kresna dan Delon, dia pun termangu. Keluarganya akhirnya datang."Dahlan! Aku sudah menunggumu selama setengah bulan! Kita akhirnya ketemu! Untung saja kamu nggak kenapa-napa. Aku lega sekali!"Delon bergegas menghampiri dan meraih tangan Dahlan sambil menangis. Dahlan pun hanya mengiakan dengan tidak acuh. Lagi pula, hubungannya dengan Delon tidak terlalu baik.
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m